Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG......................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................... 1
C. TUJUAN............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 5
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 tertulis bahwa pendidikan anak usia dini
adalah suatu upaya yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan yang lebih lanjut. Lebih lanjut diatur mengenai pembagian jenis program
PAUD sesuai jalur pendidikannya yakni formal, non formal dan informal.
Pendidikan anak usia dini dari jalur non formal menjadi program unggulan dalam
menyiapkan generasi emas dari anak-anak. Layanan PAUD nonformal meliputi tempat
penitipan anak, kelompok bermain dan layanan lain yang terbentuk dalam satuan PAUD
sejenis atau SPS.
SPS dapat dilaksanakan secara terintregasi dengan berbagai program layanan anak
usia dini yang ada di masyarakat. Untuk itu dibutuhkan panduan atau pedoman tentang
penyelenggaraan SPS yang berguna untuk pihak-pihak yang akan menyelenggarakan SPS
serta pihak lain yang terkait.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Satuan PAUD Sejenis (SPS)?
2. Bagaimana prinsip dasar penyelenggaraan SPS?
3. Apa saja komponen penyelenggaraan SPS?
4. Bagaimana jaringan kemitraan SPS?
5. Bagaimana proses kegiatan dalam SPS?
6. Bagaimana evaluasi dan program pembinaan SPS?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Satuan PAUD Sejenis (SPS)
2. Memahami prinsip dasar penyelenggaraan SPS
3. Memahami komponen penyelenggaraan SPS
PEMBAHASAN
Satuan PAUD Sejenis adalah bentuk-bentuk Satuan PAUD selain Taman Kanak-
Kanak, Kelompok Bermain, dan Taman Penitipan Anak yang penyelenggaraannya dapat
diintegrasikan dengan berbagai program layanan anak usia dini yang telah ada di
masyarakat seperti Posyandu, Bina Keluarga Balita, Taman Pendidikan Al-Qur'an,
Pelayanan Anak Kristen, Bina Iman Anak, atau layanan terkait lainnya.
Dikelola dengan prinsip “dari, oleh, dan untuk” masyarakat. SPS dibentuk atas dasar
kesepakatan, kemauan, kemampuan, kesediaan, kebutuhan, dan kepedulian masyarakat,
para pendidik dan tenaga kependidikan PAUD untuk memfasilitasi satuan layanan PAUD
yang sederajat karena banyaknya jumlah pendidikan bagi anak usia dini yang belum
terlayani oleh program PAUD seperti TK, RA, Kelompok Bermain, maupun bentuk
layanan sejenis lainnya.
2. Prinsip Kesederhanaan
a) Kesederhanaan program
Alat permainan edukatif (APE) dikemas secara sederhana dalam bentuk paket
APE, yang dinamakan Keranjang APE. Setiap kelompok dilengkapi satu Keranjang
APE. APE ini sebagian dapat dibeli dan sebagian lain dapat dikembangkan oleh
c) Kesederhanaan pengelolaan
d) Kesederhanaan tempat
e) Kesederhanaan pakaian
Peserta didik program SPS tidak diwajibkan berseragam, tetapi harus bersih,
sopan, dan layak pakai.
a) Mudah
Dengan prinsip kesederhanaan menjadikan Program SPS mudah dilaksanakan.
b) Murah
Dengan prinsip pengelolaan dari, oleh, dan untuk masyarakat membuat Program
SPS terjangkau biayanya. Semua biaya dibahas bersama sesuai dengan
keperluannya yang selanjutnya dicarikan sumber dananya atau dibebankan kepada
orangtua, baik secara merata maupun sistem subsidi silang.
c) Bermutu
Mutu Program SPS dicapai melalui: (1) keterpaduan dengan layanan pembinaan
orang tuanya melalui Bina Keluarga Balita (BKB) dan layanan kesehatan dan gizi
melalui Posyandu; serta (2) keterpaduan pemberian rangsangan pendidikan antara
yang dilakukan di Program SPS (center base) dan yang dilakukan di rumah masing-
masing (home base). Dengan demikian anak menerima layanan secara utuh dan
terpadu yang mencakup aspek kesehatan, gizi, Pengasuhan, dan pendidikan.
4. Pengelola
a. Susunan pengelola sekurang-
kurangnya terdiri dari: ketua, sekretaris, dan bendahara. Pengelola juga boleh
merangkap sebagai pendidik/kader
b. Disamping pengelola, diperlukan
unsur pembina yang dapat bersumber dari: Kepala Desa/Lurah, Ketua PKK Desa,
tokoh agama, tokoh masyarakat, donatur tetap, dan wakil orangtua.
c. Kriteria dan tugas pengelola
program SPS (Satuan PAUD Sejenis) sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan
program SPS yang telah dikeluarkan oleh Direktorat PAUD
1) Lulusan SMA dan atau sederajat
2) Memiliki keterampilan tentang dasar-dasar manajemen
3) Memiliki wawasan tentang pendidikan anak usia dini
4) Memiliki pengalaman dalam mengelola suatu lembaga
5) Sehat jasmani dan rohani
5. Program Pembelajaran
a. Kurikulum
Acuan yang digunakan untuk merencanakan, melaksanakan dan menilai
pembelajaran adalah Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan yang
diformulasikan dalam Permendiknas Nomor 58 pada tahun 2009.
Kurikulum ini dapat direalisasikan dalam bentuk perangkat pembelajaran yang
diperlukan, yaitu :
1) Rencana pembelajaran satu tahun yang disusun berdasarkan
kurikulum/Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan dalam Permen Nomor
58 tahun 2009, yang dikembangkan oleh lembaga yang memuat minimal 5
lingkup pengembangan anak (pengembangan nilai-nilai moral dan agama,
sosial-emosi, motorik, kognitif, dan bahasa), indikator perkembangan,
tema/sub tema, waktu serta metode pembelajaran yang digunakan
2) Kalender pendidikan
b. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dilakukan dengan berpedoman pada kurikulum yang
telah disusun sehingga seluruh perilaku dan kemampuan dasar yang ada pada anak
dapat dikembangkan dengan sebaik-baiknya. Pendekatan pembelajaran pada anak
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Pembelajaran berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak yaitu:
a) Anak belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi serta
merasakan aman dan tentram secara psikologis.
b) Siklus belajar anak selalu berulang.
c) Anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan anak-anak
lainnya.
d) Minat dan keingintahuan anak akan memotivasi belajarnya.
e) Perkembangan dan belajar anak harus memperhatikan perbedaan individu.
2) Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya
pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik
perkembangan fisik maupun psikis (agama dan moral, intelektual, bahasa,
motorik,dan sosio emosional). Dengan demikian berbagai jenis kegiatan
pembelajaran hendaknya dilakukan melalui analisis kebutuhan yang
disesuaikan dengan berbagai aspek perkembangan dan kemampuan pada
masing-masing anak.
3) Bermain Seraya Belajar atau Belajar Seraya Bermain
Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
pada anak. Upaya-upaya pendidikan yang diberikan oleh pendidik hendaknya
dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dengan menggunakan strategi,
metode, materi/bahan dan media yang menarik serta mudah diikuti oleh anak.
6) Lingkungan Kondusif
Lingkungan pembelajaran harus diciptakan sedemikian menarik dan
menyenangkan sehingga anak selalu betah. Lingkungan fisik hendaknya
memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam bermain. Pendidik
harus peka terhadap karakteristik budaya masing-masing anak.
6. Media Pembelajaran
Menggunakan media pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan potensi,
karakteristik (ciri khas) dan budaya setempat serta menumbuhkan nilai-nilai karakter
yang dapat menciptakan anak sehat, cerdas, ceria dan berakhlak mulia.
Kemitraan adalah kerjasama yang terjalin dalam rangka menjaring atau merekrut,
mengumpulkan instansi, organisasi atau perorangan yang berpotensi untuk melaksanakan
suatu kegiatan/program yang berada dalam lingkungan diri guna mencapai tujuan
program kegiatannya.
Tempat Magang
Tokoh Masyarakat Fasilitator dan Penyuluh Kegiatan
Nara Sumber
Tenaga pendidik
Konsultan Kegiatan
Penyediaan Sarana dan Prasarana
Pendukung Kegiatan
Penyediaan Modal
Motivator
Saat anak mulai datang, Kader yang menyambut kedatangan anak dan orangtua.
Anak bersama orangtua/pengasuhnya dipersilahkan duduk di tempat yang telah
disiapkan. Jika penataan alat main belum selesai, orangtua dapat diajak untuk
membantu.
Sambutlah setiap anak dengan senyuman dan sapaan yang ramah. Usahakan
selalu melakukan kontak fisik dengan anak untuk menjalin keakraban misalnya
dengan cara mengelus kepala, memegang pipi, atau cara lainnya. Sambil
menunggu waktu sesuai jadwal, biarkan anak-anak bermain bebas dengan anak
lainnya. Untuk itu perlu disediakan alat main yang bisa digunakan bersamasama.
c. Kegiatan Main
1) Kegiatan main kelompok ini belum memerlukan jadwal
rinci, melainkan dilakukan secara alami oleh anak bersama orangtuanya.
2) Anak usia 3-30 bulan kemampuan bermainnya masih
dominan pada tahap sensorimotor, yaitu melalui interaksi dengan bendabenda
disekitarnya yang dapat merangsang gerakan tubuh dan anggota badan serta
panca inderanya.
3) Para orangtua memilihkan APE yang tersedia atau
membiarkan anaknya mengambil sendiri bagi yang sudah mengerti.
4) Kegiatan dapat dilakukan dengan main bersama anak
lainnya, main berdampingan, atau main sendiri-sendiri.
5) Kegiatan juga dapat dilakukan dengan melatih berceloteh,
merangkak, berjalan, berlari, membedakan warna, mengenal nama-nama
benda, atau kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan dan usia masing-
masing anak.
6) Semua aktivitas yang dilakukan agar anak melakukan
kegiatan
secara aktif sehingga akan merangsang bekerjanya otak anak.
f. Waktu Bermain
1) Beri anak waktu yang cukup untuk bermain, agar gagasan main tuntas
dilakukan. Waktu yang diperlukan anak untuk menyelesaikan gagasannya
sekitar 40-60 menit.
2) Saat anak asyik bermain, kader berkeliling untuk memantau kegiatan
anak.
3) Beri contoh cara main pada anak yang belum bisa menggunakan
bahan/alat.
4) Beri dukungan berupa pernyataan positif atau pujian pada pekerjaan yang
dilakukan anak.
5) Pancing gagasan anak dengan pertanyaan terbuka untuk memperluas cara
main anak.
6) Beri bantuan pada anak yang rnembutuhkan.
7) Dorong anak untuk mencoba dengan cara lain, sehingga anak memiliki
pengalaman main yang kaya (densitas).
8) Catat kegiatan yang dilakukan anak (jenis main dan tahapan
perkembangan yang dicapai).
9) Kumpulkan basil keija anak, dengan mencatat nama dan tanggalnya di
lerrrbar kerja anak.
10) Bila waktu tinggal 5 rnenit, beritahu anak-anak untuk bersiapsiap
menyudahi kegiatan mainnya.
g. Waktu Beres-beres
1) Ajak anak membereskan mainan dengan menempatkan alat main pada
tempatnya.
2) Saat beres-beres dapat dilakukan sambil bernyanyi lagu beres-beres atau
lagu lainnya.
3) Bila anak belum terbiasa untuk membereskan, kader bias membuat
permainan yang menarik agar anak ikut membereskan.
4) Kader menyiapkan tempat untuk setiap jenis alat, sehingga anak dapat
mengelompokkan alat main sesuai dengan tempatnya.
5) Setelah selesai beres-beres, persilahkan anak untuk membersilb an diri,
Caranya melalui:
1) Mengamati/observasi.
2) Mencatat tingkah laku khusus yang ditunjukkan anak dalam buku anekdot
(anecdotal record).
3) Mengumpulkan hasil kerja anak (portofolio).
d. Tindak Lanjut
Hasil evaluasi digunakan untuk perbaikan dan pengayaan anak didik. Selain hal
tersebut orang tua/pengasuh dan penentu kebijakan dapat merancang perbaikan
metode mengasuh anak sesuai kebutuhan.
2. Pembinaan
a. Petugas Pembina
Petugas Pembina untuk Program SPS adalah dari unsur UPTD Dinas
Pendidikan Kecamatan dan lembaga penyelenggara SPS yang bersangkutan.
b. Lingkup Pembinaan
Kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh petugas Dinas Pendidikan terbatas
pada lingkup pembinaan program SPS. Pembinaan program BKB dilakukan oleh
petugas BKKBN, sedangkan pembinaan program Posyandu oleh Dinas Kesehatan.
3. Pelaporan
a. Pelaporan Perkembangan Anak
Laporan perkembangan anak disampaikan kepada orangtua masing-masing
dengan menggunakan Buku Laporan Perkembangan. Penyampaian laporan kepada
orang tua anak dapat dilakukan sewaktu-waktu jika diperlukan. Laporan berkala
disampaikan setiap tiga bulan (tengah semester) atau enam bulan sekali
(semesteran).
b. Pelaporan Program
Laporan program disusun oleh pengelola dengan diketahui oleh lembaga
penyelenggara. Laporan disampaikan kepada UPTD Dinas Pendidikan
Kecamatan. Penyampaian laporan program dilakukan setiap akhir tahun
pembelajaran (tahunan).
Satuan PAUD Sejenis adalah bentuk-bentuk Satuan PAUD selain Taman Kanak-
Kanak, Kelompok Bermain, dan Taman Penitipan Anak yang penyelenggaraannya dapat
diintegrasikan dengan berbagai program layanan anak usia dini yang telah ada di masyarakat.
SPS memiliki prinsip dasar diantaranya berbasis masyarakat yakni “oleh, untuk, dari”
masyarakat. Prinsip kesederhanaan program, mainan, pengelolaan, tempat dan pakaian. Serta
prinsip mudah dan murah dalam penyelenggaraannya dan bermutu hasilnya.
Lembaga atau masyarakat yang melaksanakan program SPS dapat menjalin kerjasama
dengan berbagai unsur lembaga pemerintah, lembaga swasta/ormas/organisasi agama dan
tokok masyarakat, Pemerintah Desa/Kelurahan/Kecamatan.
Salah satu layanan satuan PAUD sejenis adalah Pos PAUD yang terintegrasi dengan
Posyandu. Kegiatan dalam Pos PAUD meliputi pengasuhan bersama untuk anak usia 0-30
bulan dan bermain bersama untuk usia 31-72 tahun keatas.
Kegiatan evaluasi yang dilakukan dalam penyelenggaraan SPS mencakup dua hal
yakni evaluasi terhadap program dan evaluasi terhadap perkembangan anak. Hasil evaluasi
akan digunakan untuk pembinaan.