A. Pengertian Sejarah
Secara etimologi, kata sejarah berasal dari bahasa Arab syajarah (syajaratun), artinya
pohon. Di Indonesia sejarah dapat berarti silsilah, asal usul, riwayat, dan jika di buat skema
menyerupai pohon lengkap dengan cabang , ranting, dan daun. Di dalam kata sejarah
tersimpan makna pertumbuhan atau silsilah.
Pada masa sekarang ini, untuk kepentingan tertentu kita memerlukan keterangan riwayat
hidup. Kata riwayat kurang lebih berarti laporan atau cerita tentang kejadian. Sedangkan kata
hikayat (yang dekat dengan kata sejarah), artinya cerita tentang kehidupan, yaitu yang
menjadikan manusia sebagai objeknya, disebut juga biografi (bio = hidup, graven = menulis).
Jadi, cerita yang berkisar mengenai kehidupan penulis yang ditulis oleh diri sendiri atau
pelakunya sendiri disebut autobiografi.
Dalam bahasa Arab kata “kisah” yang umunya menunjuk pada masa lampau, justru lebih
mengandung cerita yang benar-benar terjadi pada masa lampau, yakni sejarah. Di dalam
bahasa-bahasa nusantara ada beberapa kata yang kurang lebih mengandung arti sejarah ialah
“babad”, yang berasal dari bahasa Jawa “tambo” bahasa Minangkabau “tutui teteek”, bahasa
Roti “pustaka” atau “cerita”. Barangkali kata babad ada hubungannya dengan kata “babad”
bahasa Jawa dalam arti “memangkas”. Hasil pembabadan ialah suasana terang, dengan
demikian babad dalam arti sejarah bertugas untuk menerangkan suatu keadaan.
Untuk lebih memahami secara lebih mendalam, maka mari kita simak pengertian sejarah di
Negara lain. Perkataan sejarah dalam bahasa Belanda ialah geschiedenis (dari kata geschieden
= terjadi). Sedangkan dalam bahasa Inggris sejarah disebut history, (berasal dari bahasa Yunani
“historia”I yang berarti apa yang diketahui dari hasil penyelidikan atau ilmu. Sejarah berarti
peristiwa yang terjadi dalam masyarakat manusia di masa lampau.
Beberapa definisi sejarah dikemukakan oleh para ahli, antara lain sebagai berikut.
1. Roeslan Abdulgani
Sejarah ialah ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan
perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-
kejadiannya; dengan maksud untuk menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya, untuk
dijadikan pembendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan masa
sekarang serta arah progress masa depan.
2. Moh. Yamin, SH
Sejarah ialah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan beberapa
peristiwa yang dapat dibuktikan dengan kenyataan.
3. Thomas Carlyle
Sejarah adalah peristiwa masa lampau yang mempelajari biografi orang-orang terkenal.
Mereka, adalah penyelamat pada zamannya. Mereka merupakan orang-orang besar yang
pernah dicatat sebagai peletak dasar sejarah.
4. Herodotus
Ahli sejarah pertama dunia berkebangsaan Yunani, yang mendapat julukan “The Father
of History atau Bapak Sejarah”. Menurut Herodotus sejarah tidak berkembang kearah
depan dengan tujuan yang pasti, melainkan begerak seperti garis lingkaran yang tinggi
rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia.
5. Ibnu Khaldun
Sejarah adalah catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia,
tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa tokoh di atas tidaklah sama
dalam hal isi, taraf dan tujuannya. Namun, dapat diambil beberapa unsur pokoknya, yakni
adanya peristiwa, kisah, dan ilmu sejarah. Dalam hal ini, R. Moh. Ali menyimpulkan definisi
sejarah sebagai berikut.
1. Sejarah yaitu ilmu yang menyelidiki perkembangan peristiwa dan kejadian-kejadian di
masa lampau.
2. Sejarah yaitu kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan manusia,
yakni menyangkut perubahan yang nyata di dalam kehidupan manusia.
3. Sejarah yaitu cerita yang tersusun secara sistematis (teratur dan rapi).
Selain sejarah sebagai peristiwa dan sebagai kisah, sejarah juga sebagai ilmu. Untuk
memahami sejarah sebagai ilmu, perlu kiranya mengetahui apa ilmu itu dan apa
kriterianya? Ada beberapa jalan untuk mencari pengetahuan, antara lain sebagai berikut.
a. Dengan jalan mendengarkan cerita orang lain.
b. Dengan jalan keterangan/penelitian.
c. Dengan jalan pengalaman sendiri.
Dari uraian diatas mengenai ciri-ciri ilmu, bagaimanakah dengan sejarah? Jelaslah
bahwa sejarah juga termasuk ilmu tersendiri, karena memiliki persyaratan sebagai ilmu,
yakni:
a. Memiliki tujuan
b. Memiliki metode
c. Pemikiran yang rasional
d. Penyusunan yang sistematis
e. Kebenaran bersifat objektif
f. Sejarah sebagai seni
Apabila seseorang menulis (sejarah sebagai kisah), berdasarkan jejak-jejak masa
lampau yang berupa sumber-sumber yang telah diseleksi secara ilmiah, maka sumber
itu merupakan sumber lepas dan belum dianggap sejarah. Hasil penelitian terhadap
sumber-sumber itu barulah menjadi bahan-bahan dalam penyusunan penulisan sejarah
sebagai kisah. Bahan-bahan lepas, daftar atau deretan angka-angka tahun serta
catatan-catatan peristiwa itu semuanya baru merupakan kronik, dan bukan sejarah.
Semuanya baru bisa dikatakan sejarah setelah dirangkai, disusun oleh seorang
sejarawan atau peminat sejarah dengan menggunakan metode sejarah. Dengan
demikian jelas bahwa, meskipun seseorang menulis suatu kisah/sejarah berdasarkan
sumber-sumber yang sama belum tentu hasilnya akan sama. Perbedaan itu bukan
dalam data, ataupun sumbernya, tetapi penafsirannya dan penyimpulannya. Sebab
latar belakang penulis juga ikut mewarnainya, seperti pendidikan, falsafah hidupnya,
dan pengalaman, begitu penuturannya.
Jadi meskipun sejarah disusun berdasarkan bahan-bahan secara ilmiah, tetapi
penyajiannya menyangkut soal keindahan bahasa, dan seni penulisan; maka kita
cenderung untuk menyimpulkan bahwa sejarah termasuk juga sebagai karya seni,
tetapi yang benar-benar seni juga tidak, sebab proses penelitiannya dilakukan secara
ilmiah.
Dengan demikian jelaslah bahwa dalam proses penelitiannya sumber sejarah
bersifat ilmiah, tetapi dalam taraf penulisannya sejarah bersifat seni.
b. Tujuan periodisasi
1) Melakukan penyederhanaan.
2) Memudahkan klasifikasi dalam ilmu sejarah.
3) Mengetahui peristiwa sejarah secara kronologis.
4) Memudahkan pengertian
5) Untuk memenuhi persyaratan sistematika ilmu pengetahuan.
2. Kronologi
Ilmu sejarah meneliti dan mengkaji peristiwa kehidupan manusia masa lamapu, jadi
menyangkut konsep waktu. Adapun konsep waktu dalam sejarah berdimensi tiga, yakni
masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang (the past, the present, anf the
future). Itulah pemenggalan waktu atas dasar kesadaran manusia. Jika batas-batas waktu
dalam tiga dimensi dahulu, sekarang dan yang akan datang dihilangkan, maka sang waktu
benar-benar tidak berpangkal dan tidak berujung. Begitulan penentuan waktu, sangat
penting sekali sebagai batas tinjauan kerangka gerak sejarah. Dalam ilmu sejarah, dimensi
waktu merupakan unsur penting.
Walau perlu dibuat batasan awal dan akhir yang disebut kurun waktu atau babakan
waktu (periode/periodisasi) secara berurutan (succession), yaitu prinsip kronologi dalam
sejarah, menurut Alexander D. Xenopol, peristiwa berulang dipelajari oleh Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), sedangkan peristiwa berurutan merupakan obyek studi sejarah
sebagai ilmu. Dengan demikian, peristiwa berurutan merupakan obyek studi sejarah
sebagai ilmu, karena sejarah menitikberatkan urutan (succession, chronology) sebagai
pokok penelitian. Urutan yang dimaksud adalah pertumbuhan dan perkembangan dalam
esensi pengertian perubahan baik evolusi maupun revolusi.
D. Kegunaan Sejarah
Banyak tokoh yang mengemukakan pendapatnya mengenai kegunaan sejarah, antara lain
C.P. Hill (1956) yang menyatakan bahwa mempelajari sejarah banyak kegunaannya bagi
peserta didik, antara lain;
1. Secara unik dapat memuaskan rasa ingin tahu orang lain, tentang kehidupan para
tokoh/pahlawan, perbuatan, dan cita-citanya dan juga dapat membangkitkan kekaguman
tentang kehidupan manusia zaman sekarang.
2. Melalui pengajaran sejarah dapat dibandingkan kehidupan zaman sekarang dengan masa
lampau.
3. Melalui pengajaran sejarah dapat diwariskan kebudayaan umat manusia.
4. Lewat pengajaran sejarah di sekolah-sekolah dapat membantu mengembangkan cinta
tanah air di kalangan para siswa.