A. KompetensiInti
KI-3 (Pengetahuan) : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Teknik Kendaraan Ringan
Otomotif. Pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan
internasional
KI-4 (Keterampilan) : Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai
dengan bidang kerja Teknik Kendaraan Ringan Otomotif.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas
yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui langkah pembelajaran model Discovery Learning dengan pendekatan
saintifik peserta didik menerapkan sketsa gambar benda 2D sesuai aturan proyeksi
orthogonal, mengajukan pertanyaan, mengajukan jawaban sementara, mengumpulkan
data, menganalisa data, menyusun simpulan untuk dapat mencapai kompetensi
pengetahuan (memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi),
D. Materi Pembelajaran
Materi Faktual Sketsa gambar benda 2D
dapat diamati dengan indera Proyeksi Ortogonal
atau alat Gambar teknik
Teknik menggambar
Standar ISO
G. SumberBelajar
Hand Out
Internet
H. Kegiatan Pembelajaran
Sintaks Langkah Saintifik
Tahap Kegiatan
Model M M M M M PPK Waktu
pemebelajaran Pembelajaran
Pembelajaran 1 2 3 4 5
Pendahuluan Melakukan Religiositas
pembukaan dengan
salam pembuka dan
berdoa untuk
memulai
pembelajaran
Memeriksa Disiplin
kehadiran peserta
didik sebagai sikap
disiplin
Menyiapkan fisik dan
psikis peserta didik
dalam mengawali
kegiatan
pembelajaran.
Memberikan Rasa ingin
gambaran tentang tahu
manfaat mempelajari
pelajaran yang akan
dipelajari.
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
pada pertemuan
yang berlangsung
Mengaitkan materi Literasi
pembelajaran yang
akan dilakukan
dengan pengalaman
peserta didik dengan
Materi sebelumnya,
Guru menyampaikan
tatacara sistem
penilaian dalam
belajar.
Guru menampilkan
tayangan tentang
Sketsa gambar
benda 2D
Stimulus Siswa mengamati
dan memahami
tayangan tentang
Sketsa gambar
benda 2D
Guru menanyakan
maksud dari
tayangan tentang
Sketsa gambar
Inti Identifikasi masal benda 2D
ah Siswa secara
berkelompok
mendiskusikan
tentang Sketsa
gambar benda 2D
Guru meminta siswa
mengali informasi
tentang Sketsa
Pengumpulan gambar benda 2D
data Siswa menggali
informasi tentang
tentang Sketsa
gambar benda 2D
Pembuktian Guru memberikan
beberapa pertanyaan
yang berkenaan
tentang Sketsa
gambar benda 2D
Siswa menjawab dan
mendiskusikan
pertanyaan yang
diberikan guru
secara berkelompok.
Siswa menyajikan
dalam bentuk hasil
diskusi kelompok
tentang Sketsa
gambar benda 2D
Menarik
kesimpulan Siswa lain
memberikan
tanggapan terhadap
presentasi kelompok
mengenai Sketsa
gambar benda 2D
Siswa menerima
tanggapan dari siswa
lain dan guru
Siswa menyimpulkan
materi tentang
Sketsa gambar
benda 2D
Guru menyimpulkan
pelajaran yang
sudah dibahas
Guru melaksanakan
penilaian
pengetahuan melalui
tes tertulis.
Guru memberikan Tanggung
tugas untuk jawab
Penutup pertemuan
selanjutnya.
Siswa melakukan Disiplin
pembersihan
peralatan, media dan
ruangan.
Guru mengarahkan Religiositas
siswa untuk berdo’a
sebelum selesai
pembelajaran.
I. Penilaian Pembelajaran
Penilaian Skala Sikap
Teknik penilaian : Observasi : sikap religiius dan sikap sosial
Bentuk penilaian : lembar pengamatan
Instrumen penilaian : jurnal (terlampir)
Pengetahuan
Jenis/Teknik tes : tertulis, lisan,dan Penugasan
Bentuk tes : uraian
Instrumen Penilaian : (terlampir)
Keterampilan
Teknik/Bentuk Penilaian :
Praktik/Performence
Fortofolio
Instrumen Penilaian : (terlampir)
Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), maka guru bisa
memberikan soal tambahan misalnya.
CONTOH PROGRAM REMIDI
Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
Pengayaan
Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :
1. Membaca buku-buku tentang materi yang relevan.
2. Mencari informasi secara online tentang materi
3. Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang materi
4. Mengamati langsung tentang materi yang ada di lingkungan sekitar.
Pandeglang, 13 Juli 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Berikut ini akan dibicarakan tentang Gambar Proyeksi Ortogonal secara terinci. Gambar
proyeksi ortogonal yang lazim digunakan ada dua cara yaitu cara Eropa dan cara Amerika.
Pada cara Eropa mempergunakan tiga bidang proyeksi saling berpotongan tegak lurus satu
sama yang lain, di mana benda yang diproyeksikan berada di antara ketiga bidang tersebut.
Sedangkan cara Amerika mempergunakan enam bidang proyeksi yaitu benda dipandang dari
enam sisi. Berikut yang dibahas hanya gambar proyeksi cara Eropa.
Perpotongan di antara tiga bidang proyeksi cara Eropa akan membentuk sebuah ruangan yang
disebut dengan ruang nyata. Bidang-bidang proyeksi tersebut adalah :
1. Bidang mendatar, disebut Bidang Proyeksi 1 (benda dilihat dari arah atas)
2. Bidang tegak, disebut Bidang Proyeksi 2 (benda dilihat dari arah depan)
3. Bidang samping, disebut Bidang Proyeksi 3 (benda dilihat dari arah samping)
Selanjutnya, dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa perpotongan tiga bidang proyeksi
tersebut membentuk tiga buah sumbu, masing-masing adalah :
1. Sumbu o-x, sebagai perpotongan bidang P1 dan P2.
2. Sumbu o-y, sebagai perpotongan bidang P1 dan P3.
3. Sumbu o-z, sebagai perpotongan bidang P2 dan P3
Susunan bidang-bidang proyeksi seperti di atas yang membentuk ruang nyata disebut dengan
bidang gambar proyeksi stereometri. Dalam gambar stereometri ini, di samping menampilkan
gambar proyeksi 1, 2, dan 3 juga menampilkan gambar ruang objeknya. Dari bentuk gambar
stereometri akan disederhanakan menjadi bentuk gambar proyeksinya saja.
Perhatikan bentuk gambar berikut.
Penjelasan gambar
Untuk mendapatkan bidang-bidang proyeksi yang datar, dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Sumbu o-x dan o-z dianggap sebagai engsel, sedangkan sumbu o-y dianggap dapat
dibagi menjadi dua bilah.
2. Bidang P1 diputar ke bawah hingga datar dengan bidang P2.
3. Bidang P3 diputar ke samping hingga datar dengan P3 (perhatikan Gambar. B).
Setelah memahami bagaimana terbentuknya bidang-bidang proyeksi dan sumbu-sumbu
proyeksi, sekarang kita mulai membuat gambar proyeksi itu sendiri. Kita akan mempelajarinya
secara bertahap, dimulai dari proyeksi sebuah titik, kemudian garis, bidang, baru selanjutnya
memproyeksikan suatu benda (benda geometris tiga dimensi).
Penjelasan gambar
1) Titik A1 adalah proyeksi titik A pada bidang P1 dengan koordinat (x,y) dengan nilai (3,1).
Tarik garis proyeksi dari nilai x tegak lurus sumbu o-x dengan jarak nilai y dan sebaliknya.
2) Titik A2 adalah proyeksi titik A pada bidang P2 dengan koordinat (x,z) dengan nilai (3,2).
Tarik garis proyeksi dari nilai x tegak lurus sumbu o-x dengan jarak nilai z dan sebaliknya.
3) Titik A3 adalah proyeksi titik A pada bidang P3 dengan koordinat (y,z) dengan nilai (1,2).
Tarik garis proyeksi dari nilai y tegak lurus sumbu o-y dengan jarak nilai z dan sebaliknya.
4) Titik A pada gambar stereometri adalah benda yang sebenarnya dengan koordinat (x,y,z)
dengan nilai (3,1,2). Titik A didapat dengan menarik garis proyeksi dari titik A1, A2 dan A3 tegak
lurus dengan bidang-bidang proyeksinya.
Latihan Soal :
1. Diketahui titik B yang terletak pada koordinat (4,3,5). Cari dan buat gambar stereometri serta
gambar proyeksinya!
2. Diketahui titik C dengan koordinat (4, 6, 0). Cari dan buat gambar stereometri serta gambar
proyeksinya!
B. Gambar Proyeksi Sebuah Garis
Menggambar proyeksi sebuah garis dapat diartikan menggambar proyeksi dua buah titik.
Namun dalam membuat gambar proyeksinya harus kita pandang sebagai sebuah garis yang
utuh, hal itu menyebabkan terdapatnya beberapa kemungkinan hasil gambar proyeksi sebyah
garis, antara lain :
Proyeksi dari sebuah garis lurus akan berupa garis lurus juga, tetapi bila garis tersebut
tegak lurus dengan bidang proyeksinya maka hasil proyeksinya berupa sebuah titik.
Proyeksi dari sebuah garis yang sejajar dengan bidang priyeksinya maka hasil
proyeksinya akan sama panjang dengan garis tersebut, dan bila sebuah garis yang tidak
sejajar dan tidak tegak lurus dengan bidang proyeksinya maka hasil proyeksinya lebih
pendek dari garis tersebut.
Perhatikan dan pelajari gambar-gambar berikut.
Latihan Soal :
1. Diketahui garis BC dengan koordinat titik B (1,2,3,). Garis BC panjangnya 5 cm dan sejajar
dengan sumbu o-y Cari dan buat gambar stereometri serta gambar proyeksinya!
2. Diketahui garis CD dengan koordinat titik C (2,2,1). Garis CD = 6 cm yang semula sejajar
dengan sumbu o-z, kemudian diputar kekanan hingga membentuk sudut 450 dengan sumbu o-x
Cari dan buat gambar stereometri serta gambar proyeksinya!
Ketentuan garis :
Garis tepi : 0,8 mm tinta hitam
Garis sumbu : 0,6 mm tinta hitam
Garis gambar proyeksi : 0,8 mm tinta hitam
Garis konstruksi : 0,1 mm tinta merah
3. Diketahui bentuk bangun di bawah ini, dengan ketentuan sebagai berikut :
Titik A terletak pada koordinat (1,2,1), garis AB sejajar dengan sumbu o-x dan bidang alas
bangun (bidang ABCD) sejajar dengan bidang P1. Buatlah gambar proyeksinya dan diarsir rapi
dengan pensil tipis!
Ketentuan garis :
Garis tepi : 0,8 mm tinta hitam
Garis sumbu : 0,6 mm tinta hitam
Garis gambar proyeksi : 0,8 mm tinta hitam
Garis konstruksi : 0,1 mm tinta merah
Referensi
http://sumberilmu.info/2008/07/21/112/
Lampiran Instrumen Penilaian
Sikap
Sikap sosial Jumlah
spiritual
No Nama Siswa Skor
Mensyukuri Jujur Kerja sama Harga diri
1-4 1-4 1-4 1-4
1 Zulkifli
2 Sugih Handoyo
3 Nanang Haryono
4 Wiwid
5 Said
a. Sikap Spiritual
b. Sikap Sosial
1. Sikap jujur
Indikator sikap sosial “jujur”
• Tidak berbohong
• Mengembalikan kepada yang berhak bila menemukan sesuatu
• Tidak nyontek, tidak plagiarism
• Terus terang.
Nama Sekolah :
Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (C2)
Mata Pelajaran : Gambar Teknik Otomotif
Kelas / Semester : X/I
Bahan/
Kompetensi Level
KD Kelas Konten/ Materi Indikator Soal No Soal
Dasar Kognitif
Semester
3.6 Menerapkan X/1 Menganalisis C1 Peserta didik diminta 1
Sketsa gambar sketsa gambar menganalisis
benda 2D benda 2D secara sketsa gambar
sesuai aturan sesuai aturan benda 2D secara
proyeksi pictorial. proyeksi orthogonal sesuai aturan
proyeksi orthogonal
Mengidentifikasi C2 Peserta didik diminta 2 dst
sketsa gambar mengidentifikasi
benda 2D secara sketsa gambar
sesuai aturan benda 2D secara
proyeksi orthogonal sesuai aturan
proyeksi orthogonal
Soal Uraian :
1. Uraikan definisi proyeksi sesuai standar ISO..? ( C3 )
2. Ricikan Jenis jenis proyeksi sesuai standar ISO..? ( C4 )
3. Uraikan cara-cara menggambar proyeksi pictorial sesuai standar ISO..? ( C3 )
4. Sebutkan macam macam proyeksi piktoria! sesuai standar ISO ….? ( C3 )
5. Uraikan cara menggambar proyeksi Ortogona! sesuai standar ISO..? ( C3)
NO
KUNCI JAWABAN SKOR
SOAL
1. Proyeksi piktorial adalah cara penyajian suatu gambar tiga dimensi terhadap
bidang dua dimensi, untuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada
sebuah bidang dua dimensi, dapat dilakukandengan beberapa macam cara
proyeksi sesuai dengan aturan menggambar
SKOR MAKSIMUM 20
2. Proyeksi dikelompokkan atas 2 klasifikasi yaitu proyeksi piktorial dan proyeksi
ortogonal.
1) Proyeksi Piktorial
Proyeksi piktorial adalah cara menampilkan gambar benda yang mendekati
bentuk dan ukuran sebenarnya secara tiga dimensi, dengan pandangan
tunggal. Gambar piktorial disebut juga gambar ilustrasi, tetapi tidak semua
gambar ilustrasi termasuk gambar piktorial.
Proyeksi Aksonometri
Proyeksi aksonometri merupakan salah satu jenis proyeksi piktorial.
Proyeksi ini merupakan proyeksi gambar dimana bidang-bidang atau tepi
benda dimiringkan terhadap bidang proyeksi, maka tiga muka dari benda
tersebut akan terlihat serentak dan memberikan gambaran bentuk benda
seperti sebenarnya.
Proyeksi Isometri
Proyeksi isometri menyajikan benda dengan tepat, karena panjang
garis pada sumbu-sumbunya menggambarkan panjang sebenarnya.
Cara menggambarnya sangat sederhana karena tidak ada ukuran-
ukuran benda yang mengalami skala perpendekan. Gambar
menampilkan kedudukan sumbu-sumbu isometri, yang dapat dipilih
sesuai dengan tujuan dan hasil yang akan memberikan kesan
gambar paling jelas.
Proyeksi Dimetri
Proyeksi dimetri merupakan penyempurnaan dari gambar isometri,
dimana garis-garis yang tumpang-tindih yang terdapat pada gambar
isometri, pada gambar dimetri tidak kelihatan lagi.
Proyeksi Trimetri
Proyeksi trimetri merupakan proyeksi yang berpatokan kepada
besarnya sudut antara sumbu-sumbu (x,y,z) dan panjang garis
sumbusumbu tersebut.
Proyeksi Miring (Oblique)
Proyeksi miring merupakan proyeksi gambar dimana garis-garis proyeksi
tidak tegak lurus bidang proyeksi, tetapi membentuk sudut sembarang
(miring). Permukaan depan dari benda pada proyeksi ditempatkan
dengan bidang kerja proyeksi sehingga bentuk permukaan depan
tergambar seperti sebenarnya. Jika kedalaman benda sama dengan
panjang sebenarnya disebut proyeksi miring cavalier, sedangkan untuk
panjang kedalaman yang diperpendek disebut dengan proyeksi miring
cabinet.
Proyeksi Perspektif
Proyeksi perspektif merupakan proyeksi piktorial yang terbaik kesan
visualnya, tetapi cara penggambarannya sangat sulit dan rumit, apalagi
untuk menggambar bagian-bagian yang rumit dan kecil. Pada proyeksi
perspektif garis-garis pandangan (garis proyeksi) di pusatkan pada satu
atau beberapa titik. Titik tersebut dianggap sebagai mata pengamat.
Bayangan yang terbentuk pada bidang proyeksi disebut dengan gambar
perspektif.
2) Proyeksi Ortogonal
Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya
mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Proyektor adalah
garis-garis yang memproyeksikan benda terhadap bidang proyeksi.
Proyeksi Eropa
Proyeksi Eropa termasuk kedalam jenis proyeksi ortogonal, disebut juga
proyeksi sudut pertama atau proyeksi kwadran I. Proyeksi Eropa
merupakan proyeksi yang letaknya terbalik dengan arah pandangnya.
Proyeksi Amerika
Proyeksi Amerika disebut juga proyeksi sudut ketiga atau proyeksi
kwadran III, , perbedaan istilah ini tergantung dari masing-masing
pengarang yang menjadi refernsi. Proyekasi Amerika merupakan
proyeksi yang letak bidangnya sama dengan arah pandangannya.
SKOR MAKSIMUM 20
3. Proyeksi Piktorial
Untuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada sebuah bidang dua
dimensi, dapat dilakukan dengan beberapa macam cara proyeksi sesuai
dengan aturan menggambar. Beberapa macam cara proyeksi antara lain :
Proyeksi piktorial isometri
Untuk mengetahui apakah suatu gambar diproyeksikan dengan cara isometri
atau untuk memproyeksikan gambar tiga dimensi pada bidang dengan
proyeksi isometri, maka perlu diketahui ciri-ciri dan syarat-syarat untuk
menampilkan suatau gambar dengan proyeksi isometri. Adapun ciri dan syarat
proyeksi tersebut sebagai berikut :
1. Ciri pada sumbu
– Sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 30° terhadap garis mendatar.
– Sudut antara sumbu satu dengan sumbu lainnya 120°.
2. Ciri pada ukurannya
Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang benda
yang digambarnya.
Contoh :
Contoh :
3. Proyeksi miring
Pada proyeksi miring, sumbu x berhimpit dengan garis horisontal/mendatar
dan sumbu y mempunyai sudut 45° dengan garis mendatar. Skala pada
proyeksi miring sama dengan skala pada proyeksi dimetri, yaitu skala pada
sumbu x = 1 : 1, dan pada sumbu y = 1 : 2, sedangkan pada sumbu z = 1 :
1.
Contoh:
SKOR MAKSIMUM 20
4. Proyeksi Piktorial
Proyeksi piktorial adalah cara menampilkan gambar benda yang mendekati
bentuk dan ukuran sebenarnya secara tiga dimensi, dengan pandangan
tunggal. Gambar piktorial disebut juga gambar ilustrasi, tetapi tidak semua
gambar ilustrasi termasuk gambar piktorial.
Proyeksi Aksonometri
Proyeksi aksonometri merupakan salah satu jenis proyeksi piktorial.
Proyeksi ini merupakan proyeksi gambar dimana bidang-bidang atau tepi
benda dimiringkan terhadap bidang proyeksi, maka tiga muka dari benda
tersebut akan terlihat serentak dan memberikan gambaran bentuk benda
seperti sebenarnya.
Proyeksi Isometri
Proyeksi isometri menyajikan benda dengan tepat, karena panjang
garis pada sumbu-sumbunya menggambarkan panjang sebenarnya.
Cara menggambarnya sangat sederhana karena tidak ada ukuran-
ukuran benda yang mengalami skala perpendekan. Gambar
menampilkan kedudukan sumbu-sumbu isometri, yang dapat dipilih
sesuai dengan tujuan dan hasil yang akan memberikan kesan
gambar paling jelas.
Proyeksi Dimetri
Proyeksi dimetri merupakan penyempurnaan dari gambar isometri,
dimana garis-garis yang tumpang-tindih yang terdapat pada gambar
isometri, pada gambar dimetri tidak kelihatan lagi.
Proyeksi Trimetri
Proyeksi trimetri merupakan proyeksi yang berpatokan kepada
besarnya sudut antara sumbu-sumbu (x,y,z) dan panjang garis
sumbusumbu tersebut.
Proyeksi Miring (Oblique)
Proyeksi miring merupakan proyeksi gambar dimana garis-garis proyeksi
tidak tegak lurus bidang proyeksi, tetapi membentuk sudut sembarang
(miring). Permukaan depan dari benda pada proyeksi ditempatkan
dengan bidang kerja proyeksi sehingga bentuk permukaan depan
tergambar seperti sebenarnya. Jika kedalaman benda sama dengan
panjang sebenarnya disebut proyeksi miring cavalier, sedangkan untuk
panjang kedalaman yang diperpendek disebut dengan proyeksi miring
cabinet.
Proyeksi Perspektif
Proyeksi perspektif merupakan proyeksi piktorial yang terbaik kesan
visualnya, tetapi cara penggambarannya sangat sulit dan rumit, apalagi
untuk menggambar bagian-bagian yang rumit dan kecil. Pada proyeksi
perspektif garis-garis pandangan (garis proyeksi) di pusatkan pada satu
atau beberapa titik. Titik tersebut dianggap sebagai mata pengamat.
Bayangan yang terbentuk pada bidang proyeksi disebut dengan gambar
perspektif.
SKOR MAKSIMUM 20
5. Proyeksi Ortogonal
Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya
mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Garis-garis yang
memproyeksikan benda terhadap bidang proyeksi disebut proyektor. Selain
proyektor tegak lurus terhadap bidang proyeksinya juga proyektor-proyektor
tersebut sejajar satu sama lain. Contoh-contoh proyeksi ortogonal dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 10.2.
Proyeksi ortogonal dari sebuah titik
3. Proyeksi Pandangan
Proyeksi Eropa dan Amerika
Proyeksi Eropa dan Amerika merupakan proyeksi yang digunakan
untuk memproyeksikan pandangan dari sebuah gambar tiga dimensi
terhadap bidang dua dimensi.
Proyeksi Eropa
Proyeksi Eropa disebut juga proyeksi sudut pertama, juga ada yang
menyebutkan proyeksi kuadran I, perbedaan sebutan ini tergantung
dari masing pengarang buku yang menjadi refrensi. Dapat dikatakan
bahwa Proyeksi Eropa ini merupakan proyeksi yang letak bidangnya
terbalik dengan arah pandangannya (lihat gambar 2.3).
Keterangan :
P.A = Pandangan Atas
P.Ki = Pandangan Kiri
P.Ka= Pandangan Kanan
P.Ba = Pandangan Bawah
P.Be = Pandangan Belakang
SKOR MAKSIMUM 20
TOTAL SKOR MAKSIMUM 100
Bahan/
No Kompetensi Level
Kelas Konten/ Materi Indikator Soal No Soal
KD Dasar Kognitif
Semester
3.6. Menerapkan X/1 Menganalisis C1 Peserta didik diminta 1
Sketsa gambar sketsa gambar menganalisis
Bahan/
No Kompetensi Level
Kelas Konten/ Materi Indikator Soal No Soal
KD Dasar Kognitif
Semester
benda 2D benda 2D secara sketsa gambar
sesuai aturan sesuai aturan benda 2D secara
proyeksi pictorial. proyeksi orthogonal sesuai aturan
proyeksi orthogonal
Mengidentifikasi C2 Peserta didik diminta 2 dst
sketsa gambar mengidentifikasi
benda 2D secara sketsa gambar
sesuai aturan benda 2D secara
proyeksi orthogonal sesuai aturan
proyeksi orthogonal
1. Cara penggambaran suatu benda, titik, garis, bidang, benda ataupun pandangan suatu
benda terhadap suatu bidang gambar yang dilihat dari satu/lebih sisi pandang merupakan
definisi dari....
a. Sketsa
b. Potongan
c. Ortogonal
d. Perspektif
e. Proyeksi
4. Berikut ini yang bukan termasuk Proyeksi Piktorial adalah Proyeksi ....
a. Eropa
b. Isometri
c. Miring
d. Trimetri
e. Dimetri
5. Ciri skala ukuran 1:1:1baik sumbu dan sudut x, y dan z adalah Proyeksi ....
a. Eropa
b. Isometri
c. Miring
d. Trimetri
e. Dimetri
6. Perbandingan skala dua sisi dan dua sudut dengan garis horizontal sama, sedangkan sisi
vertikalnya digambarkan dengan skala 1 : 2 disebut Proyeksi ....
a. Eropa
b. Isometri
c. Miring
d. Trimetri
e. Dimetri
7. Sumbu X berhimpit dengan garis horisontal/ mendatar dan sumbu y mempunyai sudut 45°
dengan garis mendatar disebut Proyeksi ....
a. Eropa
b. Isometri
c. Miring
d. Trimetri
e. Dimetri
9. Dalam gambar perspektif garis-garis sejajar pada benda bertemu di satu sisi dalam
ruang, yang dinamakan...
a. proyeksi
b. bayangan
c. bidang proyeksi
d. titik hilang
e. titik sudut
10. Perhatikan gambar berikut untuk menjawab pertanyaan nomor 10-12
X
Gambar diatas merupakan Proyeksi Ortogonal...
a. dalam sebuah titik
b. dalam sebuah bidang
c. dalam sebuah garis
d. dalam sebuah bayangan
e. dalam sebuah benda
Bentuk No
Kompetensi Dasar IPK Materi Indikator Soal
Soal Soal
4.6 Menyajikan 4.6.1 Membuat Sketsa gambar Siswa diminta Tes
sketsa sketsa benda 2D membuat Praktek
gambar gambar sketsa gambar
benda 2D benda 2D benda 2D
sesuai sesuai aturan sesuai aturan
aturan proyeksi proyeksi
proyeksi orthogonal orthogonal
orthogonal
Komponen/Sub Komponen
No Indikator Skor
Penilaian
1 Persiapan Kerja
a. Penggunaan alat dan bahan Penggunaan alat dan bahan sesuai prosedur 91 - 100
Penggunaan alat dan bahan kurang sesuai prosedur 80 - 90
Penggunaan alat dan bahan tidak sesuai prosedur 70 - 79
b. Ketersediaan alat dan bahan Ketersediaan alat dan bahan lengkap 91 - 100
Ketersediaan alat dan bahan cukup lengkap 80 - 90
Ketersediaan alat dan bahan kurang lengkap 70 - 79
2 Proses dan Hasil Kerja
a. Memahami Menerapkan Menerapkan Sketsa gambar benda 2D sesuai aturan
91 - 100
Sketsa gambar benda 2D proyeksi pictorial. tinggi
sesuai aturan proyeksi pictorial. Menerapkan Sketsa gambar benda 2D sesuai aturan
80 - 90
proyeksi pictorial. cukup
Menerapkan Sketsa gambar benda 2D sesuai aturan
70 - 79
proyeksi pictorial. kurang
b. Kemampuan menyajikan Kemampuan menyajikan Sketsa gambar benda 2D
91 - 100
Sketsa gambar benda 2D sesuai aturan proyeksi pictorial tinggi
sesuai aturan proyeksi pictorial Kemampuan menyajikan Sketsa gambar benda 2D
80 - 90
sesuai aturan proyeksi pictorial cukup
Kemampuan menyajikan Sketsa gambar benda 2D
70 - 79
sesuai aturan proyeksi pictorial kurang
c. Kemampuan mendapatkan Kemampuan mendapatkan informasi lengkap 91 - 100
informasi Kemampuan mendapatkan informasi cukup lengkap 80 - 90
Kemampuan mendapatkan informasi kurang lengkap 70 - 79
d. Kemampuan dalam bekerja Kemampuan dalam bekerja tepat 91 - 100
Kemampuan dalam bekerja cukup tepat 80 - 90
Kemampuan dalam bekerja kurang tepat 70 - 79
e. Laporan Hasil Laporan disusun rapih 91 - 100
Hasil Laporan disusun cukup rapih 80 - 90
Hasil Laporan disusun kurang rapih 70 - 79
3 Sikap kerja
a. Keterampilan dalam bekerja Bekerja dengan terampil 91 -100
Bekerja dengan cukup terampil 80 - 90
Bekerja dengan kurang terampil 70 - 79
b. Kedisiplinan dalam bekerja Bekerja dengan disiplin 91 - 100
Bekerja dengan cukup disiplin 80 - 90
Bekerja dengan kurang disiplin 70 - 79
c. Tanggung jawab dalam bekerja Bertanggung jawab 91 - 100
Cukup bertanggung jawab 80 - 90
Kurang bertanggung jawab 70 - 79
d. Konsentrasi dalam bekerja Bekerja dengan konsentrasi 91 - 100
Bekerja dengan cukup konsentrasi 80 - 90
Bekerja dengan kurang konsentrasi 70 - 79
4 Waktu
Penyelesaian pekerjaan Selesai sebelum waktu berakhir 91 - 100
Selesai tepat waktu 80 - 90
Selesai setelah waktu berakhir 70 - 79
Skor Perolehan
Skor Maksimal
NK
Keterangan:
Skor Perolehan merupakan penjumlahan skor per komponen penilaian
Skor Maksimal merupakan skor maksimal per komponen penilaian
Bobot diisi dengan persentase setiap komponen. Besarnya persentase dari setiap
komponen ditetapkan secara proposional sesuai karakteristik kompetensi keahlian. Total
bobot untuk komponen penilaian adalah 100
NK = Nilai Komponen merupakan perkalian dari skor perolehan dengan bobot dibagi skor
maksimal
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran