BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di dalam pasal 9 Jo.2 , juga telah di nyatakan bahwa , tujuan pokok UU yang di maksud
adalag SSB : “ meningkatkan derajat kesehatan ibu ,bayi dan anak sampai usia 6 bulan ,menjaga
dan mencegah jangan sampai ketiga subjek ini tergolong dalam “vulnerable group (golongan
terrancam bahaya )”
Di dalam pasal 3 telah di nyatakan pula bahwa ,Pertumbuhan anak yang sempurna dalam
lingkungan yang sehat adalah penting untuk mencapai generasi sehat dan bangsa yang kuat .
BKIA adalah Balai Kesehatan Ibu dan Anak merupakan wadah untuk usaha – usaha KIA.BKIA
berada di bawah koordinasi Dinas KIA Departemen kesehatan.
B. TUJUAN
C. Manfaat
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN KIA
Program pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu prioritas utama
pembangunan kesehatan dan menjadi masalah nasional karena sangat menentukan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) pada generasi mendatang. Program ini bertanggung jawab
terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal. Salah satu
tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu. Sasaran
Deklarasi Millennium PBB yang ditandatangani pada September 2000 menyetujui agar semua
Negara, diantaranya adalah : Meningkatkan kesehatan ibu dengan target untuk 2015 :
Mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.
Hasil survei menunjukkan bahwa AKI di Indonesia telah turun menjadi 307 per 100.000
kelahiran hidup antara 1998–2001, hal itu perlu ditafsirkan secara hati-hati mengingat
keterbatasan metode penghitungan yang digunakan. Dari lima juta kelahiran yang terjadi di
Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau
persalinan. Dengan kecenderungan seperti ini, pencapaian target MDG untuk menurunkan AKI
akan sulit bisa terwujud kecuali apabila dilakukan upaya yang lebih intensif untuk mempercepat
laju penurunannya.
Menurut WHO (2005), angka kematian ibu di dunia sekitar 470/100.000 kelahiran hidup atau
setengah juta wanita meminggal setiap tahunnya disebabkan karena kehamilan. Sebagian besar
kematian ibu terjadi di negara berkembang Asia dan Afrika dengan 480/100.000 kelahiran hidup
dibandingkan dengan negara maju (27/100.000). Sebagian besar juga terjadi di negara
berpendapatan menengah ke bawah.
Angka kematian ibu (AKI) melahirkan yang terjadi pada saat kehamilan maupun
persalinan, 42 hari pasca persalinan di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan AKI
di negara ASEAN lainnya, di Negara kita AKI masih menduduki urutan tertinggi di negara
ASEAN. Departemen Kesehatan mengklaim pada tahun 2003 sebesar 307 per 100.000
kelahiran hidup, hal ini berarti bahwa lebih dari 18.000 ibu meninggal per tahun atau dua ibu
meninggal tiap jam oleh sebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Besaran
ini merupakan tingkatan yang tinggi setelah Laos, Kamboja dan Miyanmar, permasalahan
itu merupakan permasalahan yang amat besar yang berdampak pada kualitas SDM di
Indonesia. AKI di Indonesia masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara
anggota ASEAN. Risiko kematian ibu karena melahirkan di Indonesia adalah 1 dari 65,
dibandingkan dengan 1 dari 1.100 di Thailand. Berdasarkan kesepekatan internasional, tingkat
kematian maternal (maternal Mortality Rate) didefinisikan sebagai jumlah kematian maternal
selama 1 tahun dalam 100.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat
kesehatan perempuan. Dari hasil survei yang dilakukan AKI telah menunjukkan penurunan dari
waktu ke waktu, namun demikian upaya untuk mewujudkan target tujuan pembangunan
millenium masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus.
B. ANALISIS SWOT
1. Strenghts (kekuatan)
Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada
saat ini. Strenght ini bersifat internal dari organisasi atau sebuah program.
2. Weaknesses (Kelemahan)
Adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya
yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi tidak dimiliki oleh organisasi. Kelemahan itu terkadang
lebih mudah dilihat daripada sebuah kekuatan, namun ada beberapa hal yang menjadikan
kelemahan itu tidak diberikan solusi yang tepat dikarenakan tidak dimaksimalkan kekuatan yang
sudah ada.
3. Opportunity (kesempatan)
Adalah faktor positif yang muncul dari lingkungan dan memberikan kesempatan bagi
organisasi atau program kita untuk memanfaatkannya. Opportunity tidak hanya berupa kebijakan
atau peluang dalam hal mendapatkan modal berupa uang, akan tetapi bisa juga berupa respon
masyarakat atau isu yang sedang diangkat.
4. Threat (ancaman)
Adalah faktor negative dari lingkungan yang memberikan hambatan bagi berkembangnya
atau berjalannya sebuah organisasi dan program. Ancaman ini adalah hal yang terkadang selalu
terlewat dikarenakan banyak yang ingin mencoba untuk kontroversi atau out of stream (melawan
arus) namun pada kenyataannya organisasi tersebut lebih banyak layu sebelum berkembang.
2. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan ( surbival) ibun bayi baru lahir melalui
a. Penekanan
a) Bersifat ritual, pelayanan rutin, berdasarkan bukti ilmiah, intervensi terarah
pada tujuan
b) Kunjungan yang sering
a. Penekanan
a) Bersifat ritual,pelayanan rutin, berdasarkan bukti ilmiah, intervensi terarah pada
tujuan
b) Kunjungan yang sering
c) Tidak memberikan perhatian khusus pada kebutuhan klien
d) Pada umumnya ibu dengan risiko tinggi,menjalani persalinan tampa komplikasi
e) Penggunaan secara tidak efisien sumber daya yang terbatas
f) Pelayanan antenatal terfokus
a. Membicarakan masalah kesehatan yang sering terjadi dan berpengaruh pada ibu serta
BBL
b. Disesuaikan uuntuk populasi / daerah tertentu
c. Sesuai dengan usia kehamilan
d. Berdasarkan pemikiran rasional yang kuat
e. Individual, tervokus pada pelayanan pada ibu berdasarkan :
a) Kebutuhan dan kecemasaan spesifik
b) Keadaan
c) Riwaya, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
d) Sumber daya yang tersedia
1. K1
Diisi dengan jumlah ibu hamil yang kontak dengan petugas pertama kalidan diberi buku KIA
2. K2
a. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat
kali, dengan distribusi pemberian pelayanan yang di anjurkan adalah satu kali dalam
triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga umur
kehamilan
b. Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah pelayanan yang mencakup minimal :
a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
b) Ukur tekanan darah
c) Skrining status imunisasi tetanus ( danpemberian tetanus toksoid )
d) Ukur tinggi fundus uteri
e) Pemberian tablet besi (90 tablet selama hamil )
f) Temu wicara ( pemberian komunikasi interpersonal dan konseling )
g) Test labortorium sederhana ( hb, protein urine ) dan atau berdasarkan indikasi
(HbsAG, Sifilis , HIV,Malaria,TBC )
3. TT 1 (Pertama )
Ibu hamil yang mendapat kan suntikan tetanus toksoidpertama kali dari hasil penelusuran /
riwayat mendpatkan iminisasi TT.
4. TT 2 ( Kedua )
Pemberian tetanus toksoid yang diberikan kedua kali dengan interval pemberian dengan TT
yang pertama berjarak minimal 1 bulan
Pemberian TT dengan dosis ke 5 yang diberikan dengan interval suntikan ke empat minimal 1
tahun.
6. Fe 1
Pemberian tablet besi sebanyak 30 tablet dan diberikan dengan intervaldengan suntikantrimester
pertama.
Penapisan deteksi adanya risiko yang dapat berakibat buruk pada kehamilan, persalinan ,dan saat
nifas yang ditemukan oleh tenaga kesehatanpada periode waktu yang ada dalam satu wilayah
9. Masyarakat
Penapisan deteksi adanya risiko yang dapat berakibat buruk pada kehamilan, persalinan ,dan saat
nifas yang ditemukan oleh pada masyarakat ( kader, dukun, masyarakat ) pada periode waktu
yan
Jumlah kasus kedaruratan / penyakit / factor resiko yang dilakukan rujukan dipelayanan lanjut
pad peride waktu yang ada dalam satuan wilayah teertentu.
a) Rujukan resiko tinggi maternal terdiri dari ibu hamil bersalin dan nifas )
b) Rujukan resiko tinggi neonatal.neonatus adalah bayi umur 1-28 hari yaitu rujukan pada bayi
karena penyakit atau kelainan yang dapat menyebabkankesakitan,kecacatan,dan
kematian.neonatus dengan komplikasi : asfiksia, ikterik, hipotermi, tetanus
neonatorum,infeksi/sepsis,trauma lahir,BBLR, Sindrom gangguan pernafasaan, kelainan
congenital.
BAB III
ANALISIS SWOT
1. Strengths (kekuatan)
2. Weakness (kelemahan)
a. Pada ruang KIA tidak adanya tempat untuk menyimpan tabung tes urine
b. Tempat penyimpanan vaksin kurang tertata rapih
c. Masih ada ibu yang belum termotifasi tentang pentingnya imunisasi pada anak
d. Banyaknya kegiatan posyandu dan puskesmas tidak terlaksana jika tidak ada tenaga
kesehatan.
3. Opportunities (peluang)
a. Pemerintah daerah telah melatih banyak bidan, dan mengirim mereka ke
seluruh daearah pedesaan
b. Adanya pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam peningkatan kesehatan ibu.
c. Tersedianya fasilitas media massa yang dapat dipergunakan untuk memperoleh
informasi tentang kesehatan.
d. Adanya keterlibatan kader dalam kegiatan posyandu.
e. Masyarakat yang tidak mampu akan dibantu melalui sistem JPKM yang disubsidi oleh
pemerinta, dan JAMPERSAL untuk ibu melahirkan.
f. Pemerintah telah menyukseskan program kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan
dan memperluas sarana dan prasarana kesehatan
g. Adanya peraturan dari pemerintah yang menganjurkan persalinan ditolong oleh bidan
bukan oleh dukun.
h. Adanya kebijakan Jamkesmas.
4. Threats (ancaman)
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu prioritas utama
pembangunan kesehatan dan menjadi masalah nasional karena sangat menentukan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) pada generasi mendatang. Program ini bertanggung jawab
terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal.
Analisis SWOT adalah suatu bentuk analisis situasi dengan mengidentifikasikan berbagai
faktor secara sistematis terhadap kekuatan-kekuatan (Strenghts) dan kelemahan-kelemahan
(Weaknesses). Suatu organisasi dan kesempatan-kesempatan (Opportunities) serta ancaman-
ancaman (Threats) dari lingkungan untuk merumuskan strategi organisasi.
B. Saran
Dr. Dainur. 1995. Catatan Kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat Kegiatan KIA di Puskesmas dan
Permasalahannya. Jakarta : EGC.