KEPERAWATAN KOMUNITAS
DETERMINANT OF HEALTH, LEVEL OF PREVENTION,
DAN DEMOGRAPHY
Oleh :
Tutor 4
Nanda Andriana 220110090014
Anisa Nevia Apriyani 220110090023
Sinta Wijayanti 220110090024
Erita Yunistisia Rosdani 220110090039
Vinda Dwi Oktoviyanda 220110090064
Gina Mandasari 220110090071
Khoirunnisa Ahmad 220110090075
Elly R K 220110090078
Hinin Wasilah 220110090081
Sandra Putri 220110090090
Tiktik Tasyrikah 220110090097
Yolanda Viora S 220110090109
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2011
Kasus 1
DETERMINANT OF HEALTH, LEVEL OF PREVENTION, DEMOGRAPHY
Masyarakat di RW 14 Kel. Y terdiri dari 525 jiwa penduduk yang terdiri dari dari 250
orang laki laki dan 275 orang perempuan. Berdasarkan jumlah penduduk tersebut 58 %
(303) orang termasuk pada usia produktif ( 15 – 49 ) tahun, bayi dan balita 15 %, usia 6-
14 tahun 12 %, dan usia lansia 15 %. Crude Birth Rate (CBR) 1,7 %, Crude Death Rate
(CDR) 1,3% pada pertengahan tahun berjalan. 48 % termasuk pada kategori keluarga
miskin. Tingkat pendidikan penduduk usia produktif : 14 % tidak sekolah sama sekali,
50 % tamat SD, 22% tamat SMP, 10 % tamat SMA, dan sisanya tamt perguruan tinggi.
Mata pencaharian penduduk sebagian buruh tani 50%, wiraswasta 20%, PNS 10%, tidak
bekerja 20 %. Usia harapan penduduk 68 tahun. Sebagian penduduk (90%) memiliki
rumah semi permanen, dan 9 % rumah tidak permanen. 57 % menggunakan air sungai
sebagai sumber air bersih dan juga untuk mandi cuci kakus.
STEP 2
1. Adakah upaya lain dari petugas kesehatan? (Gina)
2. Cara menghitung CBR dan CDR? (Nanda)
3. Tujun pendataan dan tindak lanjut setelah pendataan? (Putri)
4. Pemicu penyakit karena kebiasaan kerja, gaya hidup, atau apa? (Nevia)
5. Dampak positif dan negatif penggunaan air sungai? (Putri)
6. Efek signifikan dari pengobatan itu apa? Sudah terasa belum? (Khoirunisa)
7. Pendidikan seperti apa yang akan diberikan kepada masyarakat? (Erita)
8. Tindakan pemerintah untuk menanggulangi kasus tersebut? (Yolanda)
9. Pencegahan ISPA dan Diare? (Sinta)
10. Perbedaan struktur dan keadaan rumah permanen dan semi permanen? (Yolanda)
11. Penyuluhan apa yang harus diberikan untuk mencegah penyebaran hipertensi kepada
generasi selanjutnya? (Tiktik)
12. Status gizi masyarakat seperti apa?(Hinin)
13. Gaya hidup yang harus diajarkan kepada klien menengah kebawah? (Elly)
14. Sistem pengelolaan sampah yang baik seperti apa? (Elly)
15. Lapangan pekerjaan apa yang dapat diciptakan untuk mencegah kemiskinan? (Elly)
16. Tindakan untuk menyadarkan tentang pentingnya kesehatan? (Hinin)
17. Tahap-tahap untuk memperbaharui kondisi masyarakat seperti ini apa saja? Berapa lama
waktu yang dibutuhkan? (Gina)
18. Tahap-tahap terjadinya masalah? (Elly)
STEP 3
1. (Vinda), Hipertensi: senam jantung sehat; Reumatik: olahraga secara teratur, sedikit-
sedikit.
(Tiktik), Hipertensi (banyak faktor): penyuluhan mengenai status makanan sehat,
aktivitas, dll.
(Erita), penerapan dan penyuluhan PHBS.
(Yolanda), pendekatan ke anak-anak mengenai PHBS.
2. (Vinda), CBR=(Jumlah yang lahir:jumlah penduduk)x100%, CDR=(jumlah
kematian:jumlah penduduk)x100%
3. Tujuan: untuk melihat perkembangan masyarakat dari berbagai aspek (ekonomi,
pendidikan, kesehatan).
Tindak lanjut: untuk mencari solusi masalah dan pencegahan.
4. (Nanda, Sinta), Pemicu ISPA: sanitasi lingkungan tidak bersih; Pemicu Diare: sumber air
kurang baik, makanan kurang sehat; Rematik: lingkungan yang buruk; Hipertensi: Pola
hidup
5. (Nanda), dampak positif: pengairan sawah, sumber penghasilan(ikan), sumber listrik.
(sinta), dampak negatif: penyebaran penyakit.
6. Bila dilakukan secara rutin akan menurunkan persentasi penyakit, mencegah banjir, dan
menurunkan jumlah kuman.
7. (Elly, Gina, Hinin, Vinda), pembuatan jalan dari batu kerikil, olahraga, jalan, posisi
angkat barang saat bekerja.
8. (Putri), Program GAKIN diefektifkan, Prosedur GAKIN harus mudah dan benar,
Membuat air bersih.
(Hinin), Anggaran kesehatan ditingkatkan.
9. (Khoirunisa), pengelolaan tempat pembuangan sampah
(Yolanda), penyuluhan mengenai penggunaan air sungai y6ang benar, membangun toilet
bersama, membangun rumah dengan memperhatikan ventilasi.
(Putri), Antar rumah harus ada jarak, pembuatan sumur.
10. (Erita), Rumah permanen: rumah sendiri; Rumah semi permanen: rumah sewa.
(Khoirunisa), Rumah permanen: terbuat dari bata, lebih kokoh dan aman; rumah semi
permanen: terbuat dari bilik atau kayu.
11. (Gina), pola makan, aktivitas, dan Olahraga.
12. (Yolanda), menengah kebawah tinggi garam Hipertensi.
13. (Nevia), cara memasak, sanitasi air, ganti sprei teratur, olahraga, perawatan rumah.
14. (Khoirunisa), data perubahn kesehatan (grafik peningkatan dan penurunan penderita
penyakit)
(Tiktik), peningkatan pengetahuan tentang pentingnya KB.
(Nanda), Angka status pendidikan.
(Elly), Jumlah kepala keluarga dalam satu rumah.
15. (Putri), dikubur, dibakar.
16. (Gina), dipisahkan antara samapah organik dan nonorganikuntuk menciptakan lapangan
pekerjaan.
(Khoirunisa), sampah organik ditimbun, sampah nonorganik diolah.
(Yolanda), pemberian pelatihan tentang pengolahan sampah.
(Nanda), sampah organik dikubur dengan beberapa meter kedalaman, dan dijadikan
pupuk.
17. (erita), penyuluhan PHBS, penyuluhan makanan sehat, penyuluhan tentang pentingnya
tong sampah.
18. (Nanda), pencegahan primer, sekunder dan tersier.
(Vinda), pencegahan primer:pencegahan paling prioritas, lakukan pendekatan tentang
pentingnya kesehatan; pencegahan sekunder: pengobatan penyakit; pencegahan tersier:
pencegahan yang belum terjadi.
(Elly), pencegahan primer: pencegahan yang dilakukan sebelum terjadinya suatu
penyakit; pencegahan sekunder: dilakukan setelah terjadi penyakit tetapi belum parah;
pencegahn tersier: dilakukan setelah terjadi penyakit dan sudah parah.
19. (Hinin), ekonomi yang rendah pendidikan kurang gaya hidup tidak sehat
penyakit semakin berkembang.
STEP 4 dan STEP 5
1. Konsep keperawatan komunitas.
2. Pencarian komposisi penduduk berdasarkan usia.
3. Pencarian komposisi penduduk berdasrakan pendidikan.
4. Pencarian komposisi penduduk berdasarkan pekerjaan.
5. Pencarian komposisi oenduduk berdasarkan penyakit.
6. Kepadatan penduduk.
7. Perhitungan pertambahan penduduk.
8. Dta statistik vital.
9. Morbiditas dan Mortalitas.
10. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan.
11. Tindakan pencegahan (level of prevention).
12. Asuhan keperawatan komunitas.
STEP 7 ( REPORTING)
tambahan
5. Pekerjaan
6. Pendidikan
7. Budaya
(Sinta)
8. Koping ( Baik / Buruk)
9. Perkembangan
(Nevia)
10. Perilaku : konsumsi narkoba, pengelolaan sampah, jarak sampah ke lokasi tempat
tinggal (Putri)
11. Contoh genetik : penyakit yang ditularkan
12. Contoh gaya hidup ; olahraga, konsumsi buah buahan bersih / tidak, obat obatan,
zat pengawet
(Nanda , Elly)
2. Level Of Prevention
1. Primer belum terkena (pendidikan kesehatan)
2. Sekunder untuk diagnose dini
3. Tersier untuk yang sudah terkena
( Khoirunnisa)
Tambahan
1. Primordial ( mencegah orang yang sehat supaya tidak sakit )
2. Primer ( beresiko) Contoh Tindakan Pendidikan kesehatan
3. Sekunder ( sudah terkena tapi agar tidak komplikasi) tindakan adekuat
( Sinta)
4. Tersier ( sudah terkena dan komplikasi )
( Vinda)
3. DEMOGRAPHY
Bisa dilihat melalui :
1. Kaji usia
2. Jenis kelamin
3. Pekerjaan
4. Pendidikan
5. Bahasa
6. Agama
7. Status perkawinan
( Nevia)
Tambahan :
selain itu dapat ditentukan berdasarkan
- Komposisi Penduduk
0-14 tahun usia belum produktif
15-64 tahun usia produktif
- Tempat tinggal : permanen, semipermanen, tidak permanen
- Kesehatan : menular, tida menular
- Agama
( Gina)
Demography
Ilmu yang mempelajari kepadatan penduduk
Berdasarkan :
1. Fertilisasi
2. Kelahiran
3. Kematian
4. Kesakitan :
angka insiden jumlah kasus baru, prevalensi, angka serangan
5. Migrasi
(Putri)
Tambahan
-kepadatan penduduk
-rumah
-air
-status kesehatan
( Khoirunnisa)
Pertambahan penduduk
Alami, migrasi, total ( Nanda )
Angka kematian ibu dan anak neonates, post neonates, sebelum kehamilan,
setelah melahirkan ( Vinda)
4. Pengkajian
1. Inti
a. Data inti ( Luas daerah, iklim, kebiasaan daerah tersebut)
b. Vital statistic (CBR, CDR, Morbiditas, mortalitas)
c. Data penyakit (ISPA, Diare)
d. Keadaan sosial
e. Pendidikan
f. Kesehatan
2. Data Lingkungan
a. Rumah (sanitasi, bentuk Bangunan, atap, lantai, dll)
b. Pelayanan kesehatan
c. Agama
d. Pemerintahan
e. Sosial
f. Transportasi
g. Komunikasi
h. Hiburan
i. Letak daerah
j. Komposisi penduduk
k. Tingkat pendidikan
3. Penapisan Masalah
Sumber, penilaian perawat
Merupakan faktor yang sulit untuk diintervensi karena bersifat bawaan dari orang
tua. Penyakit atau kelainan-kelainan tertentu seperti diabetes militus, buta warna, albino,
atau yang lainnya, bisa diturunkan dari orang tua ke anak-anaknya atau dari generasi ke
generasi.
Lebih terkait dengan kinerja pemerintah yang sedang berkuasa. Kesungguhan dan
keseriusan pemerintah dalam mengelola pelayanan kesehatan menjadi penentu
suksesnya faktor ini. Kader desa, puskesmas dan posyandu menjadi ujung tombak dalam
peningkatan status kesehatan masyarakat.
Pembangunan tidak dapat terlepas dari upaya dan fasilitas pelayanan kesehatan
karena salah satu tujuan adalah untuk memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat
disamping memperbaiki dan kalau memungkinkan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Apabila dilihat dari rasio kesehatan masyarakat terhadap penduduk sebenarnya sudah
mencukupi, namun karena keterbatasan alat dan letak geografis yang terkadang menjadi
kendala dalam memberi pelayanan.
Kendala lain terletak pada manajerial atau pun pengelola unit-unit pelayanan
kesehatan itu sendiri karena pada dasarnya merupakan suatu unit fungsional sehingga
secara kelembagaan kurang dapat berjalan. Apabila didalam era desentralisasi seperti
sekarang ini dimana kewenangan itu ada di Kabupaten. Tuntutan terhadap kemampuan
Dinas Kesehatan Kabupaten dan KB dalam membina lebih tepatnya mengelola dan
mengatur kelembagaan serta mengatur rumah tangga kesehatan sendiri perlu adanya
tanggung jawab yang lebih besar dan nyata.
3) Faktor lingkungan
Faktor ini menempati urutan ke-3 dalam indikator kunci status kesehatan
masyarakat. Ketinggian, kelembaban, curah hujan, kondisi sawah maupun tumbuhan
memainkan peranan disini. Tetapi bagaimanapun juga, kondisi lingkungan dapat
dimodifikasi dan dapat diperkirakan dampak atau akses buruknya sehingga dapat
dicarikan solusi ataupun kondisi yang paling optimal bagi kesehatan manusia.
Permasalahan yang utama yang berkaitan dengan lingkungan ini adalah keterbatasan
sarana air bersih terutama untuk masyarakat perdesaan yang masih banyak
menggunakan sarana non air bersih. Sarana air bersih yang memenuhi persyaratan
kesehatan dan fasilitas pembuangan air limbah yang dimiliki masyarakat ternyata masih
sangat kecil. Belum lagi upaya-upaya penyehatan tempat-tempat umum, tempat
penyediaan dan pengelolaan makanan minuman, Pengelolaan sampah dan TP Pestisida.
Kesemuanya itu sejak dini agar dapat diantisipasi sehingga dapat menurunkan angka
kesakitan penyakit yang berbasis lingkungan. Sudah saatnya pembangunan berwawasan
kesehatan dijadikan pedoman dalam mengambil kebijakan pembangunan
4) Faktor Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas
pada manusia itu sendiri. Perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut,
baik dapat diamati secara langsung atau tidak langsung (Notoatmodjo, 1997).
Tanggung jawab pembangunan kesehatan tidak serta merta menjadi beban
Pemerintah akan tetapi merupakan usaha bersama antara Pemerintah dan Masyarakat
termasuk sektor swasta. Karena biar bagaimanapun fungsi pemerintah tidak akan
berjalan apabila tidak di dukung oleh peran serta dan partisipasi aktif masyarakat dan
keterlibatan sektor swasta. Disini akan terlihat tingkat kemandirian dan kemampuan
masyarakat dalam upaya menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan.
Faktor prilaku cukup memberikan andil dalam keberhasilan pembangunan kesehatan
sebagai misalnya Prilaku Hidup Bersih dan Sehat. Meskipun sudah banyak dilakukan
penyuluhan kesehatan melalui berbagai media namun masih juga belum optimal
hasilnya. Kajian–kajian terhadap prilaku diantaranya dilakukan melalui Pola Hidup
Bersih dan Sehat.
B. Level of Prevention
Tingkat Pencegahan Dalam Keperawatan Komunitas
Menurut Leavel dan Clark, tingkat pencegahan dalam keperawatan komunitas dapat
dilakukan pada tahap sebelum terjadinya penyakit (tahap prepatogenesis) dan pada tahap
terjadinya penyakit (tahap patogenesis).
Sumber :
Pengantar Keperawatan Komunitas Oleh Wahit Iqbal Mubarak
http://id.shvoong.com/business-management/2135656-konsep-dasar-
demografi/#ixzz1NejZ3SRU
3. Komposisi Penduduk
b. Angka Kelahiran
Jumlah kelahiran adalah banyaknya kelahiran hidup yang terjadi pada waktu tertentu
di wilayah tertentu. Angka ini dimanfaatkan untuk memperkirakan jumlah kebutuhan
fasilitas kesehatan yang akan dibutuhkan oleh ibu hamil maupun bayi-bayi yang lahir
tersebut.
c. Angka Kelahiran Kasar
Angka kelahiran kasar (Crude Birth Rate/CBR) adalah angka yang menunjukkan
banyaknya kelahiran pada tahun tertentu per 1000 penduduk pada pertengahan tahun
pertama.
>> Cara Menghitung
Angka kelahiran kasar (CBR) dihitung dengan membagi jumlah kelahiran pada tahun
tertentu (B) dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama (P).
CBR = B x 1000
P
Dengan perhitungan:
CBR = Angka kelahiran kasar
B = Jumlah kelahiran
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun, P= (P 0+P1), Po= jumlah penduduk awal
tahun, dan P1= Jumlah penduduk pada akhir tahun 2
>> Keterbatasan
Perhitungan ini sederhana, mudah dihitung tetapi kasar. Perhitungan ini disebut kasar
karena yang menjadi pembagi adalah seluruh penduduk baik laki-laki maupun
perempuan seluruh usia termasuk yang bukan perempuan usia reproduksi (usia 15-49
tahun).
2. Statistik Kematian
a. Angka Kematian Bayi (IMR)
Angka kematian bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu
tahun per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Kematian bayi adalah kematian
yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.
Secara garis besar, berdasarkan penyebabnya, kematian bayi dibagi menjadi dua, yaitu:
Endogen (neonatal)
Adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan
umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang
diperoleh dari orangtuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.
Eksogen (post-neonatal)
Adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu
tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan
luar.
Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate) adalah angka yang menunjukkan berapa
besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000 penduduk. Angka
ini disebut kasar sebab belum memperhitungkan umur penduduk. Penduduk tua mempunyai
risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk yang masih muda.
CDR = D x 1000
P
Dimana:
CDR = Angka kematian kasar
D = Jumlah kematian
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun, P= (P 0+P1), Po= jumlah penduduk awal
tahun, dan P1= Jumlah penduduk pada akhir tahun 2
3. Statistik Kesakitan
Angka kesakitan penduduk didapat dari hasil pengumpulan data dari sarana
pelayanan kesehatan (Facility Based Data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan
pelaporan.
Sumber :
http://www.berandakami.files.wordpress.com/2008/11/statistik_kesehatan.pdf. pada tgl
27 mei 2011 pkl 20.00 wib
http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/410/410/ pd tgl 27 mei 2011 pkl
21.00 wib
6. Pengkajian Kasus
Pengkajian
1. Data Inti
a. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh dan studi dokumentasi sejarah komunitas.
Uraikan termasuk data umum mengenai lokasi daera binaan,luas wilayah, iklim, type
komunitas (masyarakat rural/urban). Keadaa demografi, struktur politik, distribusi
kekuatan komunitas, dan pada perubahan komunitas.
Lokasi daerah binaan: RW 14, Kelurahan Y.
Masyarakat sudah sepakat untuk mengadakan kegiatan jumat bersih.
b. Data demografi
Total penduduk: 525 jiwa.
- Data komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin
2. 6-14 tahun 63 12
4. Lansia 79 15
1. Miskin 252 48
Jumlah 525
1. Tidak sekolah 74 14
2. SD 262 50
3. SMP 115 22
4. SMA 53 10
5. Perguruan tinggi 21 4
2. Wiraswasta 105 20
3. PNS 53 10
c. Vital statistik
- CBR (Angka Kelahiran Kasar) : 1,7 %
Jumlah kelahiran hidup
×1000
perkiraan jumlah penduduk pertengahantahun
Pengkajian selanjutnya:
a. Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
b. Tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, respirasi rate, suhu tubuh.
c. Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir)
1. ISPA 105 20
2. Diare 79 15
3. Hipertensi 53 10
4. Kelumpuhan 10 2
2. Tidak permanen 47 9
3. Permanen 5 1
Penggunaan air
2. Lain-lain 226 43
4.Membuan
g sampah
pada
tempatnya
dan
pisahkan
sampah
kering dan
basah
5.Pembasmi
an agen
bakteri
6.Perbaikan
gizi dan
nutrisi
4.berikan
kenang-
kenangan
alat
posyandu
lansia
Daftar Pustaka
Budiarto, Eko. 2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Penerbit
Buku Kedokteran EGC ; Jakarta
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2. Penerbit
Buku Kedokteran EGC ; Jakarta
http://www.berandakami.files.wordpress.com/2008/11/statistik_kesehatan.pdf.
pada tgl 27 mei 2011 pkl 20.00 wib
http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/410/410/
pd tgl 27 mei 2011 pkl 21.00 wib
http://ibuazkha.blogspot.com/2011/04/metode-analisis-jumlah-penduduk.html