Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN KEPERAWATAN

“ANALISIS SWOT”

Disusun Oleh :

Nama : Ni Kadek Nuriyanti

NIM : 201901149

Dosen : Ns. Sukrang, M.kep

Program Studi Ners

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

Tahun 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
pertolongan dan pimpinannya sehingga Makalah manajemen keperawatan yang
berjudul “analisis swot”, dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Kami dalam penulisan makalah ini menyadari masih banyak kekurangan


dalam menyusun makalah ini dan kami menerima dengan baik semua saran dan
kritikan demi perbaikan penulisan makalah ini.

Kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan dibidang


pendidikan khususnya di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya
Nusantara Palu.

Palu, 05 oktober 2020

penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................1

DAFTAR ISI...........................................................................................................2

BAB I.......................................................................................................................3

A. Latar Belakang……………………………………………………………….4

B.Rumusan masalah…………………………………………………………….5

C. Tujuan………………………………………………………………………..5

BAB II…………………………………………………………………………….6

A. Pengertian Analisis SWOT………………………………………………….6

B. Faktor-Faktor Analisis SWOT………………………………………………7

C. Manfaat Analisis SWOT……………………………………………………10

D. Hubungan antara Strength, Weaknesses, Opportunities dalam Analisis


SWOT…………………………………………………………………………10

E. Contoh Analisis SWOT…………………………………………………….13

BAB III…………………………………………………………………………..20

A. Kesimpulan…………………………………………………………………20

B. Saran……………………………………………………………………….21
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...22

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) telah
menjadi salah satu alat yang berguna dalam dunia industri. Namun demikian
tidak menutup kemungkinan untuk digunakan sebagai aplikasi alat Bantu
pembuatan keputusan dalam pengenalan program-program baru di lembaga
pendidikan kejuruan.
Proses penggunaan manajemen analisa SWOT menghendaki adanya suatu
survei internal tentang strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan)
program, serta survei eksternal atas opportunities (ancaman) dan threats
(peluang/kesempatan). Pengujian eksternal dan internal yang terstruktur
adalah sesuatu yang unik dalam dunia perencanaan dan pengembangan
kurikulum lembaga pendidikan.
Lingkungan eksternal mempunyai dampak yang sangat berarti pada
sebuah lembaga pendidikan. Selama dekade terakhir abad ke duapuluh,
lembaga-lembaga ekonomi, masyarakat, struktur politik, dan bahkan gaya
hidup perorangan dihadapkan pada perubahan-perubahan baru. Perubahan dari
masyarakat industri ke masyarakat informasi dan dari ekonomi yang
berorientasi manufaktur ke arah orientasi jasa, telah menimbulkan dampak
yang signifikan terhadap permintaan atas program baru.
Para administrator atau pengelola sekolah kejuruan harus berperan sebagai
penggagas atau inovator dalam merancang masa depan lembaga yang mereka
kelola. Strategi-strategi baru yang inovatif harus dikembangkan untuk
memastikan bahwa lembaga pendidikan akan melaksanakan tanggung jawab
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mendatang khusunya pada abad 21
dan setelahnya. Untuk melakukan hal ini, antara lain dibutuhkan sebuah
pengujian mengenai bukan saja lingkungan lembaga pendidikan itu sendiri
tetapi juga lingkungan eksternalnya (Brodhead, 1991).

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Analisis SWOT ?
2. Apa manfaat Analisis SWOT ?
3. Bagaimana contoh analisis SWOT ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud analisis SWOT
2. Untuk mengetahui manfaat analisis SWOT
3. Untuk Mengetahui contoh analisis SWOT

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Analisis SWOT


Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu
spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT
(strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).
Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis
atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang
mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Analisa SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah
berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian
menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah
bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage)
dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan
(weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang
(opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu
menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats)
menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Menurut Daniel Start dan Ingie Hovland  analisis SWOT adalah instrumen
perencanaaan strategis yang klasik dengan menggunakan kerangka kerja
kekuatan dan kelemahan serta kesempatan ekternal dan ancaman. Instrumen
ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk
melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa
yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.
Metode SWOT pertama kali digunakan oleh Albert Humphrey yang
melakukan penelitian di Stamford University pada tahun 1960-1970 dengan

6
analisa perusahaan yang bersumber dalam Fortune500. Meskipun demikian,
jika ditarik lebih ke belakang analisa ini telah ada sejak tahun 1920-an sebagai
bagian dari Harvard Policy Model yang dikembangkan di Harvard Business
School. Namun, pada saat pertama kali digunakan terdapat beberapa 
kelemahan utama di antaranya analisa yang dibuat masih bersifat deskriptif
serta belum bahkan tidak menghubungkan dengan strategi-strategi yang
mungkin bisa dikembangkan dari analisis kekuatan-kelemahan yang telah
dilakukan.
Hasil analisis biasanya adalah arahan/rekomendasi untuk mempertahankan
kekuatan dan menambah keuntungan  dari peluang yang ada, sambil
mengurangi kekurangan dan menghindari ancaman. Jika digunakan dengan
benar, analisis SWOT akan membantu kita untuk melihat sisi-sisi yang
terlupakan atau tidak terlihat selama ini.
Analisis ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena
bisa jadi dua orang yang menganalisis sebuah organisasi akan memandang
berbeda keempat bagian tersebut. Hal ini wajar terjadi, karena analisis SWOT
adalah sebuah analisis yang akan memberikan output berupa arahan dan tidak
memberikan solusi “ajaib” dalam sebuah permasalahan.

B. Faktor-faktor Analisis SWOT


Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
1. Strengths (kekuatan)
Faktor-faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah
kompetensi khusus atau keunggulan-keunggulan lain yang berakibat pada
nilai plus atau keunggulan komparatif lembaga pendidikan tersebut. Hal
ini bisa dilihat jika sebuah lembaga pendidikan harus memiliki skill atau
keterampilan yang bisa disalurkan bagi perserta didik, lulusan terbaik atau
hasil andalan, maupun kelebihan-kelebihan lain yang dapat membuat
sekolah tersebut unggul dari pesaing-pesaingnya serta dapat
memuaskan steakholders maupun pelanggan (peserta didik, orang tua,
masyarakat dan bangsa).

7
Sebagai contoh dari bidang keunggulan, antara lain kekuatan pada
sumber keuangan, citra yang positif, keunggulan kedudukan di masyrakat,
loyalitas pengguna dan kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan.
Sedangkan keunggulan lembaga pendidikan di era otonomi pendidikan
atara lain yaitu sumber daya manusia yang secara kuantitatif besar, hanya
saja perlu pembenahan dari kualitas. Selain itu antusiasme pelaksanaan
pendidikan yang sangat tinggi, didukung dengan sarana prasarana
pendidikan yang cukup memadai. Hal lain dari faktor keunggulan lembaga
pendidikan adalah kebutuhan masyarakat terhadap yang bersifat transende
ntal sangat tinggi, dan itu sangat mungkin diharapkan dari proses
pendidikan lembaga pendidikan yang agamis.
Bagi sebuah lembaga pendidikan untuk mengenali kekuatan dasar
lembaga tersebut sebagai langkah awal atau tonggak menuju pendidikan
yang berbasis kualitas tinggi merupakan hal yang sangat penting.
Mengenali kekuatan dan terus melakukan refleksi adalah sebuah langkah
besar untuk menuju kemajuan bagi lembaga pendidikan.

2. Weakness (kelemahan)
Kelemahan adalah hal yang wajar dalam segala sesuatu tetapi yang
terpenting adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam lembaga
pendidikan bisa meminimalisasi kelemahan-kelemahan tersebut atau
bahkan kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan yang tidak dimiliki
oleh lembaga pendidikan lain. Kelemahan ini dapat berupa kelemahan
dalam sarana dan prasarana, kualitas atau kemampuan tenaga pendidik,
lemahnya kepercayaan masyarakat, tidak sesuainya antara hasil lulusan
dengan kebutuhan masyarakat atau dunia usaha dan industri dan lain-lain
Oleh karena itu, ada beberapa faktor kelemahan yang harus segera
dibenahi oleh para pengelola pendidikan, antara lain yaitu:
a. Lemahnya SDM dalam lembaga pendidikan
b. Sarana dan prasarana yang masih sebatas pada sarana wajib saja

8
c. Lembaga pendidikan swasta yang pada umumya kurang bisa
menangkap peluang, sehingga mereka hanya puas dengan keadaan
yang dihadapi sekarang ini.
d. Output pada lembaga pendidikan yang belum sepenuhnya bersaing
dengan output lembaga pendidikan yang lain dan sebagainya.

3. Opportunities (peluang)
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang
menguntungkan bahkan menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan.
Situasi lingkungan tersebut misalnya:
a. Kecenderungan penting yang terjadi dikalangan peserta didik.
b. Identifikasi suatu layanan pendidikan yang belum mendapat perhatian.
c. Perubahan dalam keadaan persaingan.
d. Hubungan dengan pengguna atau pelanggan dan sebagainya.
Peluang pengembangan dalam lembaga pendidikan dapat
dilakukan antara lain  yaitu:
a. Di era yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti ini
diperlukan peran serta pendidikan agama  yang lebih dominan.
b. Pada kehidupan masyarakat kota dan modern yang cenderung
konsumtif dan hedonis, membutuhkan petunjuk jiwa, sehingga kajian-
kajian agama berdimensi sufistik kian menjamur. Ini menjadi salah
satu peluang bagi pengembangan lembaga pendidikan  ke depan.
c. Secara historis dan realitas, mayoritas penduduk Indonesia adalah
muslim, bahkan merupakan komunitas muslim terbesar di seluruh
dunia. Ini adalah peluang yang sangat strategi bagi pentingnya
manajemen pengembangan lembaga pendidikan.

4. Threats (ancaman)
Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman
meliputi faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah
lembaga pendidikan. Jika sebuah ancaman tidak ditanggulangi maka akan

9
menjadi sebuah penghalang atau penghambat bagi maju dan peranannya
sebuah lembaga pendidikan itu sendiri.
Contoh ancaman tersebut adalah minat peserta didik baru yang
menurun, motivasi belajar peserta didik yang rendah, kurangnya
kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut dan lain-
lain.

C. Manfaat Analisis SWOT


Secara umum, analisis SWOT dipakai untuk :
1. Menganalisis kondisi diri dan lingkungan pribadi
2. Menganalisis kondisi internal lembaga dan lingkungan eksternal lembaga
3. Menganalisis kondisi internal perusahaan dan lingkungan eksternal
perusahaan
4. Mengetahui sejauh mana diri kita di dalam lingkungan kita
5. Mengetahui posisi sebuah lembaga diantara lembaga-lembaga lain
6. Mengetahui kemampuan sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya
dihadapkan dengan para pesaingnya.

D. Hubungan antara Strength,Weaknesses,Opportunities, dan Treaths 
dalam Analisis SWOT
Menurut Said, 2013 menggambarkan hubungan antara Strength,
Weaknesses, Opportunities, dan Treaths dalam analisis SWOT adalah sebagai
berikut :
1. Kekuatan dan Kelemahan
Kekuatan adalah faktor internal yang ada di dalam institusi yang
bisa digunakan untuk menggerakkan institusi ke depan. Suatu kekuatan
(strenghth) atau distinctive competence hanya akan menjadi competitive
advantage bagi suatu institusi apabila kekuatan tersebut terkait dengan
lingkungan sekitarnya, misalnya apakah kekuatan itu dibutuhkan atau bisa
mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada institusi lain
juga terdapat kekuatan yang memiliki core competence yang sama, maka

10
kekuatan harus diukur dari bagaimana kekuatan relatif suatu institusi
tersebut dibandingkan dengan institusi yang lain. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak semua kekuatan yang dimiliki institusi harus
dipaksa untuk dikembangkan karena ada kalanya kekuatan itu tidak terlalu
penting jika dilihat dari lingkungan yang lebih luas.
Hal-hal yang menjadi opposite dari kekuatan adalah kelemahan.
Sehingga sama dengan kekuatan, tidak semua kelemahan dari institusi
harus dipaksa untuk diperbaiki terutama untuk hal-hal yang
tidak berpengaruh pada lingkungan sekitar.

2. Peluang dan Ancaman.


Peluang adalah faktor yang didapatkan dengan membandingkan
analisis internal yang dilakukan di suatu institusi (strenghth danweakness)
dengan analisis internal dari kompetitor lain. Sebagaimana kekuatan,
peluang juga harus diranking berdasarkan success probbility, sehingga
tidak semua peluang harus dicapai dalam target dan strategi institusi.
Peluang dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan yaitu:
a. Low, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan peluang
pencapaiannya juga kecil.
b. Moderate, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namun
peluang pencapaian kecil atau sebaliknya. 
c. Best, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta peluang
tercapaianya besar.
Sedangkan, ancaman adalah segala sesuatu yang terjadi
akibat trend perkembangan (persaingan) dan tidak bisa dihindari.
Ancaman juga bisa dilihat dari tingkat keparahan pengaruhnya
(seriousness) dan kemungkinan terjadinya (probability of occurance).

11
Sehingga ancaman tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Ancaman utama (Major Threats) adalah ancaman yang kemungkinan


terjadinya tinggi dan dampaknya besar. Untuk ancaman utama ini,
diperlukan beberapa planning yang harus dilakukan institusi untuk
mengantisipasi.
b. Ancaman tidak utama (Minor Threats) adalah ancaman yang
dampaknya kecil dan kemungkinan terjadinya kecil.
c. Ancaman moderate (Moderate Threats) berupa kombinasi tingkat
keparahan yang tinggi namun kemungkinan terjadinya rendah dan
sebaliknya.
Dari hal tersebut dapat disimpulkan beberapa kategori situasi institusi
dilihat dari keterkaitan antara peluang dan ancamannya, yaitu sebagai
berikut:
a. Suatu institusi dikatakan unggul jika memiliki major opportunity yang
besar dan major threats yang kecil.
b. Suatu institusi dikatakan spekulatif jika memiliki high
opportunity dan threats pada saat yang sama.
c. Suatu institusi dikatakan mature jika memiliki low opportunitydan low
threat.
d. Suatu institusi dikatakan in trouble jika memiliki low
opportinity dan high threats.
Tidak ada satu cara terbaik untuk melakukan analisis SWOT. Yang
paling utama adalah membawa berbagai macam pandangan/perspektif
bersama-sama sehingga akan terlihat keterkaitan baru dan implikasi dari
hubungan tersebut.

12
E. Contoh Analisis SWOT

Tabel Komponen A : Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

Kekuatan 1. Memiliki visi, misi, dan tujuan yang tegas dan


realistis
2. Terakreditasi oleh BAN-PT.
Kelemahan 1. Masih kurang selarasnya implementasi antara visi,
misi, dan tujuan Akbid X 
2. Visi, misi, tujuan, dan sasaran Akbid X belum
tersosialisasi dengan baik, terutama bagi mereka yang
baru masuk ke system
Peluang 1. Meningkatnya permintaan dari pengguna lulusan
Ancaman 1. Perkembangan ilmu dan kebutuhan pengguna lulusan
yang cepat membutuhkan penyesuaian visi, misi,
tujuan dan sasaran

Tabel Komponen B: Kepengurusan, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan dan


Penjaminan Mutu

Kekuatan 1. Adanya struktur organisasi dan pendeskripsian tugas


dan tanggung jawab secara jelas
2. Tersedianya pedoman kerja bagi para pengurus
3. Adanya implementasi umpan balik dari mahasiswa
atas pelaksanaan PBM
4. Adanya implementasi umpan balik pengguna lulusan
terhadap kinerja lulusan
Kelemahan 1. Pengaturan kerja jabatan fungsional dan struktural
belum dilaksanakan secara efektif
2. Pelaksanaan program kegiatan belum efektif dan
efisien
3. Hasil evaluasi program kegiatan belum

13
ditindaklanjuti secara professional
4. Jadwal yang sering tidak sesuai dengan kalender
akademik.
Peluang 1. Kepercayaan  masyarakat terhadap lembaga
2. Adanya kerjasama dengan
berbagai stakeholders dan organisasi masyarakat
lainnya
3. Adanya komitmen dosen dan mahasiswa dalam
peningkatan kualitas
4. Interaksi dosen dan mahasiswa yang saling
mendukung
Ancaman 1. Biaya operasional besar
2. Tuntutan mahasiswa terhadap layanan yang cepat
dan efisien
3. Daya saing dan mutu lulusan yang tinggi dan
berbasis hasil penilaian akreditasi (BAN-PT)
4. Tuntutan semakin besar terhadap kualitas
pengelolaan program

Tabel Komponen C : Mahasiswa dan lulusan


Kekuatan 1. Program Studi yang ada di Akbid X banyak diminati
lulusan SLTA dan SMK Kebutuhan daerah
akan tenaga kesehatan semakin tinggi
Kelemahan 1. Kurangnya minat mahasiswa untuk mengembangkan
diri
2. Kurang aktifnya mahasiswa dalam kegiatan ekstra
dan intra kurikuler
3. Kurangnya kemampuan bahasa ingris
4. Kurangnya keinginan mahasiswa untuk
memanfaatkan fasilitas yang ada
Peluang 1. Banyaknya permintaan lulusan tenaga kesehatan dari
berbagai lembaga terkait

14
2. Berbagai pelatihan untuk
meningkatkan softskill mahasiswa
3. Dengan kompetisi yang ketat dalam proses seleksi
dan kualitas akademik yang baik calon mahasiswa
semasa di SLTA sederajat, ada peluang bagi Akbid X
untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas
4. Lulusan dapat dimanfaatkan dalam memberikan
informasi lowongan pekerjaan Akreditasi memberi
nilai tambah bagi lulusan Akbid X untuk bersaing di
bursa tenaga kerja
Ancaman 1. Munculnya lembaga pendidikan yang menjamin
lapangan kerja
2. Dalam waktu beberapa tahun ke depan kompetisi
memperoleh pekerjaan di daerah semakin ketat
seiring meningkatnya jumlah lulusan

Tabel Komponen D : SDM


Kekuatan 1. Komitmen yang tinggi dari dosen dalam pelaksanaan
Tridharma
2. Sistem rekruitmen dan seleksi dosen dan tenaga
pendukung yang jelas dan terstruktur
Kelemahan 1. Rasio dosen dengan mahasiswa belum sesuai
2. Kualifikasi pendidikan dosen tetap dan tenaga
penunjang belum memenuhi tuntutan pasar
3. Implementasi umpan balik terhadap kurikulum dari
masyarakat pengguna lulusan belum dilaksanakan
secara optimal
Peluang 1. Akbid X berkomitmen untuk mengembangkan
kurikulum pada program studi  melalui penyediaan
sarana, prasarana dan pengingkatan kualitas SDM
Ancaman 1. Perkembangan ilmu dan bidang kesehatan yang

15
sangat cepat
2. Tuntutan masyarakat dan pengguna lulusan terhadap
relevansi kurikulum dengan dunia kerja

Tabel untuk Komponen E: Kurikulum, Pembelajaran dan Suasana Akademik


Kekuatan 1. Kurikulum yang secara berkala disesuaikan dengan
kebutuhan di lapangan kerja
2. Adanya regulasi dalam proses pengerjaan tugas akhir
untuk mempercepat kelulusan
3. Kurikulum dirancang untuk mengembangkan potensi
kemampuan mahasiswa
4. Penggunaan fasilitas multimedia pada proses belajar
mengajar
Kelemahan 1. Suasana akademik dan lingkungan yang masih belum
kondusif
2. Peralatan laboratorium yang masih kurang memadai
3. GBPP dan SAP belum lengkap untuk seluruh mata
kuliah
4. Ketidak sesuaian antara silabus dengan mata kuliah
yang disampaikan.
5. Banyak mata kuliah piliha yang kurang tepat untuk
diadakan
6. Instrumen monitoring aktivitas staf dan mahasiswa
masih lemah
7. Mekanisme umpan balik dari mahasiswa dalam
pelaksanaan pengajaran masih lemah
8. Kurangnya fasilitas laboratorium dapat mengurangi
penguasaan dan pemahaman mahasiswa
Peluang 1. Adanya kebijakan DIKTI mengenai otonomi progam
studi
2. Untuk revisi kurikulum dapat menjalin kerjasama
dengan institusi yang lebih mapan dan dengan

16
institusi pemerintah maupun swasta sebagai
pengguna lulusan sekaligus menjaring umpan balik
3. Kerjasama dengan institusi swasta dan pemerintah,
dapat dimanfaatkan sebagai tempat magang atau
praktek untuk menambah pemahaman dan wawasan
mahasiswa
Ancaman 1. Perkembangan teknologi yang cepat menyebabkan
kompetensi lulusan yang dibutuhkan di lapangan
kerja berubah
2. Kebutuhan pasar yang cepat berubah mengharuskan
perubahan kurikulum mengikuti perubahan pasar
3. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
cepat menyebabkan proses pedidikan harus terus
menyesuaikan diri agar up-to-date

Tabel Komponen F: Pembiayaan, Sarana, Prasarana dan Sistem Informasi

Kekuatan 1. Adanya dana hibah untuk pengembangan kegiatan dan


fasilitas laboratorium
2. Mahasiswa memiliki opsi koleksi bahan ajar di
perpustakaan, juga e-journal terakreditasi nasional dan
internasional
3. Tersedianya hibah kompetisi untuk penelitian dan
pengabdian masyarakat
Kelemahan 1. Koleksi buku untuk mata kuliah masih minim
2. Kurangnya peralatan laboratorium yang menunjang
penelitian dosen
3. Belum optimalnya aplikasi hasil penelitian ke
masyarakat
4. Kuantitas kegiatan pengabdian masyarakat oleh dosen
masih rendah
5. Keterlibatan mahasiswa dalam penelitian dosen masih

17
rendah
6. Keikutsertaan mahasiswa dalam ajang lomba karya
ilmiah /PKM masih rendah
7. Belum semua dosen mempublikasikan hasil
penelitiannya pada tingkat internasional
8. Kurangnya buku/jurnal terbaru bidang kesehatan di
perpustakaan
Peluang 1. Kesempatan mendapatkan dana penelitian dan
pengabdian baik dari DIKTI maupun lembaga lain cukup
tinggi
2. Kebutuhan masyarakat akan aplikasi teknologi dari
ilmu kesehatan sangat tinggi
3. Banyak komponen masyarakat yang memerlukan
sosialisasi/bimbingan terkait bidang keilmuan dan profesi
kesehatan yanng ada di Akbid X
4. Adanya permintaan dari berbagai instansi terhadap ahli
bidangkesehatan
5. Pesatnya perkembangan teknologi di
bidang kesehatan sebagai pendorong terciptanya
penelitian inovatif
Ancaman 1. Banyaknya program studi di universitas lain
2. Tingkat kepedulian dan penghargaan masyarakat
terhadap hasil-hasil penelitian masih rendah
3. Persaingan untuk mendapatkan dana
penelitian/pengabdian semakin tinggi

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu
spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT
(strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).
Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
1. Strengths (kekuatan)
Faktor-faktor kekuatan dalam lembaga pendidikan adalah
kompetensi khusus atau keunggulan-keunggulan lain yang berakibat

19
pada nilai plus atau keunggulan komparatif lembaga pendidikan
tersebut.
2. Weakness (kelemahan)
Kelemahan adalah hal yang wajar dalam segala sesuatu tetapi yang
terpenting adalah bagaimana sebagai penentu kebijakan dalam
lembaga pendidikan bisa meminimalisasi kelemahan-kelemahan
tersebut atau bahkan kelemahan tersebut menjadi satu sisi kelebihan
yang tidak dimiliki oleh lembaga pendidikan lain.
3. Opportunities (peluang)
Peluang adalah suatu kondisi lingkungan eksternal yang
menguntungkan bahkan menjadi formulasi dalam lembaga pendidikan.
4. Threats (ancaman)
Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman
meliputi faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi
sebuah lembaga pendidikan. Jika sebuah ancaman tidak ditanggulangi
maka akan menjadi sebuah penghalang atau penghambat bagi maju
dan peranannya sebuah lembaga pendidikan itu sendiri.
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini para pembaca baik para mahasiswa
keperawatan, perawat maupun tenaga kesehatan lainya dapat memberikan
penatalaksanaan perencanaan strategi dengan baik dan benar sehingga
makalah penulis dapat bermanfaat.

20
DAFTAR PUSTAKA

David Fred R 2006, Manajemen strategi. Buku 1, edisi kesepuluh. Jakarta :


Salemba empat

Giriffin, ricky W. 2004 Manajemen, jilid 1, Edisi ketujuh. Jakarta : Erlangga

https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT

http://www.pengertianku.net/2015/03/pengertian-analisis-swot-dan-
manfaatnya.html

http://sienconsultant.ucoz.com/publ/balanced_scorecard/1-1-0-6

https://id.wikipedia.org/wiki/Kartu_skor_berimbang

21

Anda mungkin juga menyukai