Anda di halaman 1dari 10

32

POTENSI AIR DAN METODE PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR


DI DAERAH ALIRAN SUNGAI SOWAN PERANCAK KABUPATEN
JEMBRANA

I Gusti Agung Putu Eryani1)


1) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Warmadewa

ABSTRAK

Daerah Aliran Sungai (DAS) Sowan berada di Kabupaten Jembrana Provinsi


Bali, saat ini lahan di daerah das sudah banyak yang beralih fungsi, terutama lahan-
lahan pertanian yang berada di muara sungai Sowan, Kabupaten Jembrana. saat ini
sudah banyak berubah dari lahan pertanian menjadi bangunan perumahan dan yang
mendukung kegiatan pariwisata. Permasalahan yang terjadi setelah adanya
perubahan alih fungsi lahan adalah banyaknya sedimen yang mengendap di hilir
sungai akibat adanya erosi di DAS dan air permukaan banyak yang terbuang ke
muara sungai dengan kurangnya resapan air akibat lahan pertanian berubah menjadi
daerah pemukiman. Pengelolaan air permukaan yang dibuang kehilir sungai ini
belum maksimal dilaksanakan dan dilestarikan untuk mendukung kebutuhan air baku
di Provinsi Bali. Bagaimanakah potensi sumber daya air di sungai Badung dan di
sungai Sowan di Bali dengan adanya perubahan fungsi lahan di muara sungai dan
bagaimanakah metode pengelolaan sumber daya air yang masuk ke muara sungai
sehingga sumber daya air menjadi lestari dan rencana penataan daerah hilir sungai
serta manajemen/tata air di daerah hilir sungai Sowan Perancak Kabupaten
Jembrana.
Metode penelitian yang akan digunakan adalah fenomenologi. Hal ini sesuai
dengan prinsip pelestarian objek studi yang banyak berkaitan dengan sistem
pengelolaan sumber daya air dan perencanaan penataan daerah hilir sungai serta
pengelolaan tata air. Hasil yang diperoleh berupa potensi air dan pengelolaan
sumber daya air sungai pasca perubahan fungsi lahan disekitar muara sungai,
berdasarkan data primer dan sekunder.
Potensi sumber daya air di DAS Sowan sebesar 194,17 juta m 3, total
ketersediaan untuk RKI sebesar 0,17 m3/detik, industri perhotelan sebesar 0,0014
m3/detik dan yang terbuang ke laut melalui muara sungai sebesar 5,42 m 3/detik.

Kata kunci: potensi air, muara sungai, daerah aliran sungai.

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 1, Juni 2014 ISSN: 2303-2693


33

1 PENDAHULUAN daerah hulu sampai ke hilir sungai.


Provinsi Bali yang merupakan Potensi air di sungai saat musim hujan
daerah tujuan pariwisata, memerlukan sangat berlimpah, air sungai mengalir
banyak fasilitas pendukung untuk menuju laut melalui muara sungai,
melengkapi sarana dan prasarana sangat banyak terbuang sia-sia,
penunjang pariwisata seperti hotel, sedangkan saat musim kemarau
restauran dan villa serta perumahan. beberapa daerah di Provinsi Bali sudah
Lahan yang berada di kawasan muara mulai mengalami krisis air.
sungai di Bali saat ini sudah banyak Pengelolaan sumber daya air
yang beralih fungsi, terutama lahan- permukaan yang dibuang kehilir sungai
lahan pertanian yang berada di muara saat ini belum maksimal dimanfaatkan
sungai Sowan, Kabupaten Jembrana. dan dilestarikan untuk kebutuhan air
saat ini sudah banyak berubah dari lahan baku di Provinsi Bali. Untuk itu maka
pertanian menjadi bangunan yang metode pelestarian sumber daya air ini
mendukung kegiatan pariwisata. perlu direncanakan secara baik dan
Perubahan lahan di daerah aliran penataan kawasan di muara sungai serta
sungai (DAS)saat ini sangat berdampak manajemen air seharusnya sudah mulai
pada banyaknya pengikisan/erosi di diterapkan untuk daerah muara sungai
daerah hulu sampai ke hilir sungai. Sowan di Kabupaten Jembrana.
Potensi air di sungai saat musim hujan Berdasarkan kondisi lahan di daerah
sangat berlimpah, air sungai mengalir Muara Sungai dan potensi sumber daya
menuju laut melalui muara sungai, air di muara sungai Sowan. Berdasarkan
sangat banyak terbuang sia-sia, latar belakang masalah maka dapat
sedangkan saat musim kemarau dirumuskan permasalahan sebagai
beberapa daerah di Provinsi Bali. berikut : Bagaimanakah potensi air
sumber daya air di DAS sungai Sowan
Provinsi Bali yang merupakan
dan Bagaimanakah tata kelola
daerah tujuan pariwisata, memerlukan
air/manajemen air untuk DAS Sowan.
banyak fasilitas pendukung untuk
melengkapi sarana dan prasarana
penunjang pariwisata seperti hotel, 2 TINJAUAN PUSTAKA
restauran dan villa serta perumahan.
2.1 Air dan Sumber Air
Lahan yang berada di kawasan muara
sungai di Bali saat ini sudah banyak Air adalah semua air yang terdapat
yang beralih fungsi, terutama lahan- pada, di atas, ayaupun di bawah
lahan pertanian yang berada di muara permukaan tanah, termasuk dalam
sungai Sowan, Kabupaten Jembrana. pengertian ini air permukaan, air tanah,
saat ini sudah banyak berubah dari lahan air hujan dan air laut yang berada di
pertanian menjadi bangunan yang darat. Sumber air adalah tempat atau
mendukung kegiatan pariwisata. wadah air alami dan/atau buatan yang
terdapat pada, di atas, ataupun di bawah
Perubahan lahan di daerah aliran permukaan tanah. Daya air adalah
sungai (DAS) saat ini sangat berdampak potensi yang terkandung dalam air
pada banyaknya pengikisan/erosi di dan/atau pada sumber air yang dapat

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 1, Juni 2014 ISSN: 2303-2693


34

memberikan manfaat ataupun kerugian air adalah pemanfaatan sumberdaya air


bagi kehidupan dan penghidupan dan prasarananya sebagai media dan
manusia serta lingkungannya. atau materi. Pengembangan sumberdaya
Sumberdaya air adalah air, sumber air, air adalah upaya peningkatan
dan daya air yang terkandung kemanfaatan fungsi sumberdaya air
didalamnya. tanpa merusak keseimbangan
Konservasi sumberdaya air adalah lingkungan.
upaya memelihara keberadaan,
keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi 2.2 Penggunaan Lahan
sumberdaya air agar senantiasa tersedia Luas lahan pemukiman di Daerah
dalam kuantitas dan kualitas yang Aliran Sungai Badung terus bertambah
memadai untuk memenuhi kebutuhan dengan kecepatan perubahan yang
mahluk hidup baik pada waktu sekarang mencapai 46,45 ha/tahun, sedangkan
maupun pada generasi yang akan sawah irigasi terus mengalami
datang. penyusustan dengan laju 38,91 ha/tahun.
Pendayagunaan sumberdaya air Kondisi ini terjadi dari tahun 1992
adalah upaya penatagunaan, penyediaan, sampai tahun 2008, (Abd. Rahman As-
penggunaan, pengembangan, dan syakur dan I.Wayan Sandi Andyana,
pengusahaan sumberdayaair secara 2011). Daerah Aliran Sungai Badung
optimal, berhasilguna dan berdayaguna. (Tukad Badung) memiliki peran dan
Pengendalian dan penanggulangan daya fungsi yang sangat strategis bagi kota
rusak air adalah upaya untuk mencegah Denpasar dan Kabupaten Badung di
dan menanggulangi terjadinya Provinsi Bali. Manusia sebagai salah
kerusakan lingkungan yang disebabkan satu komponen ekosistem memiliki
oleh daya rusak air yang dapat berupa pengaruh yang cukup besar dalam
banjir, lahar dingin, ombak, gelombang mengubah ekosistem Daerah Aliran
pasang, dan lain-lain. Sungai (DAS) seperti mengubah bentuk
pengunaan lahan. Perubahan
Pengelolaan adalah upaya
penggunaan lahan akan mempengaruhi
merencanakan, melaksanakan,
komponen lainnya di dalam DAS dan
memantau, dan mengevaluasi
dapat menimbulkan perubahan dari
penyelenggaraan konservasi,
keadaan alami sehingga terjadi
pendayagunaan sumberdaya air, dan
gangguan keseimbangan atau gangguan
pengendalian daya rusak air.
ekologis yang menunjukkan terjadinya
Penatagunaan sumberdaya air adalah
degradasi DAS.
upaya untuk menentukan zona
pemanfaatan sumber air dan peruntukan
2.3 Muara Sungai
air pada sumber air.
Muara sungai adalah bagian hilir
Penyediaan sumber daya air adalah dari sungai yang berhubungan dengan
upaya pemenuhan kebutuhan akan air laut (Bambang Triatmojo,1999), Mulut
dan daya air untuk memenuhi berbagai sungai adalah bagian paling hilir dari
keperluan dengan kualitas dan kuantitas muara sungai yang langsung bertemu
yang sesuai. Penggunaan sumberdaya dengan laut. Muara Sungai berfungsi

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 1, Juni 2014 ISSN: 2303-2693


35

sebgai pengeluaran atau pembuangan pada tanah vulkanik sebesar 6-12


debit sungai, terutama pada waktu banjir t/ha/tahun dan pada tanah kapur sebesar
ke laut. Karena letaknya yang berada di 20-60 t/ha/tahun. Sementara itu, laju
ujung hilir,maka debit aliran di muara pembentukan tanah sangat lambat (30-
adalah lebih besar dibanding pada 725 tahun/mm tanah) dan ekstensifikasi
tampang sungai di bagian hulu. Selain pertanian sangat mahal. Hal ini
itu muara sungai juga harus melewati ditambah lagi dengan intensifikasi
debit yang ditimbulkan oleh pasang pertanian yang sudah mencapai taraf
surut air laut. levelling of apabila tidak tidak
Permasalahan yang sering dijumpai ditemukan teknologi baru yang dapat
di daerah muara sungai adalah meningkatkan produktifitas pertanian.
banyaknya endapat sedimen di muara
sungai sehingga tampang aliran kecil, 2.5 Sumber Daya Air
yang dapat menganggu pembuangan Persoalan ketersediaan air dan
debit sungai ke laut. Ketidak lancaran distribusinya selalu menjadi
pembuangan tersebut dapat permasalahan umum. Ketersediaan air
mengakibatkan banjir di daerah sebelah dimusim kemarau menjadi sangat
hulu muara. terbatas, sementara pada musim
penghujan banjir terjadi di mana-mana.
2.4 Sumber Daya Lahan Penurunan Tinggi Muka Air (TMA) di
Persoalan utama dalam pengelolaan beberapa danau dan waduk mengalami
sumber daya lahan (SDL) adalah penurunan akaibat konsumsi dan
penurunan luas lahan pertanian sebagai penggunaan lahan terus meningkat. Di
akibat konversi ke non-pertanian. Pulau Jawa, Jumlah air tersedia
Peningkatan konversi lahan pertanian mencapai 142,3 milyar m3/tahun dan
menjadi lahan non-pertanian akan kebutuhan air mencapai 77,8 milyarr
mengancam lahan hutan, karena m3/tahun (Kananto etal.,1998). Angka
pertanian akan mermbah kawasan hutan tersebut merupakan jumlah total dalam
untuk dibuka menjadi lahan pertanian. setahun sementara pada bulan-bulan
Hal tersebut disinyalir dari hasil kering jelas penggunaan dan konsumsi
pertanian Abbas (1997), Mulyana lebih tinggi dari pasokannya.
(1998), dan Cahyono(2001). The World Pengembangan teknologi
Bank (1990) memperkirakan 40.000 pengelolaan DAS untuk sumber daya air
ha/tahun lahan pertanian dikonversi ditujukan pada teknologi yang dapat
menjadi lahan non-pertanian di meningkatkan efisiensi penggunaan air
Indonesia. Dalam Satuan DAS, konversi (terutama irigasi) dan konsumsi air.
tersebut sebagian besar terjadi di hilir Selain itu perlu didukung dengan
DAS. pengembangan kelembagaan tradisional
Ditinjau dari aspek kualitas, terjadi seperti Subak di Bali.
penurunan kualitas lahan sebagai akibat Dalam penelitian ini yang akan
erosi yang semakin meningkat. The diteliti adalah perubahan fungsi lahan
Word Bank (1990) mencatat bahwa rata- dari lahan pertanian berubah menjadi
rata erosi lahan pertanian Pulau Jawa bangunan perumahan, ruko ,hotel dan

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 1, Juni 2014 ISSN: 2303-2693


36

restouran di hilir sungai sampai ke sistem pengelolaan sumber daya air.


muara sungai yang mengakibatkan Proses penelitian terdiri atas dua
terjadinya peningkatan kebutuhan akan tahapan. Hasil yang diperoleh berupa
air di musim kemarau dan dimusim karakteristik sungai, morfologi muara
hujan, air banyak yang terbuang ke laut sungai pasca perubahan fungsi lahan
secara berlebihan karena lahan penyerap disekitar muara sungai, berdasarkan data
air hujan berkurang, sehinga metode sekunder (laporan Departemen PU
pelestarian sumber daya air yang masuk Provinsi Bali) dan penelitian di lapangan
dan tersedia di muara harus dikelola (data primer), Penelitian ini
dengan baik agar dapat dimanfaatkan menggunakan perangkat lunak sebagai
secara maksimal, sebagai sumber air alat analisis. Bahan penelitian sebagian
baku untuk kehidupan sehari--hari besar berupa data primer yang dicari
masyarakat Bali. Penelitian ini menjadi langsung di lokasi penelitian dan
penting/urgen mengingat akhir-akhir ini dilengkapi dengan data sekunder yang
masyarakat di Bali pada saat musim relevan dari data 5 tahun terakhir.
kemarau mulai kekurangan sumber daya
air untuk air baku dan di musim hujan 3.1 LokasiPenelitian
terjadi banjir/roob dan instrusi air laut di Penelitian ini mengambil objek di
lingkungan muara sungai Badung, dan Muara Sungai Sowan yang berlokasi di
muara sungai Sowan, Provinsi Bali yang Pantai Perancak, Kabupaten Jembrana,
mana penanganannya belum semua merupakan salah satu muara sungai
dapat diatasi secara tuntas. yang ada di Bali, dan dipergunakan
Penelitian mengenai pelestarian sebagai pelabuhan nelayan yang cukup
sumber daya air di daerah muara sungai ramai,
dengan adanya perubahan fungsi lahan
terutama di muara Sungai Badung dan
Muara Sungai Sowan diharapkan dapat
melahirkan konsep pengelolaan sumber
daya air, serta karakteristik DAS,
morfologi muara sungai dan debit air
serta kualitas air yang masuk ke muara
sungai ,sehingga konsep ini masih
memiliki fungsi dalam pengelolaan air
di muara sungai yang dapat manfaatkan
sebagai sumber air baku di Provinsi Bali
dan akhirnya sumber air di Bali. Gambar 1. Lokasi muara sungai
Sowan di Jembrana
3 METODOLOGI
Metode penelitian yang akan 3.2 Bahan dan Alat
digunakan adalah fenomenologi. Hal ini Penelitian kualitatif yang deskriptif
sesuai dengan prinsip pelestarian objek mengutamakan peranan manusia sebagai
studi yang banyak berkaitan dengan alat penelitian (human instrument) dan

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 1, Juni 2014 ISSN: 2303-2693


37

menggunakan perangkat lunak, 3.4 Metode Analisis Data


pengambilan data sebagian besar Data yang diperoleh dari lapangan
dilakukan oleh peneliti, hanya pada dan berdasarkan laporan yang diperoleh
kasus tertentu (pengukuran di muara) akan dianalisis untuk mendapatkan
dibantu oleh tenaga ukur. Tujuan perubahan lahan, debit air dan kualitas
melakukan pengukuran adalah untuk air serta metode pengelolaan sumber
validasi dan bukan untuk kuantifikasi. daya air di daerah hilir sungai/muara
Untuk mengumpulkan data di sungai Sowan.
lapangan digunakan alat quesioner yang
berisi pertanyaan bebas/terbuka selain 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
pertanyaan normatif. Beberapa alat yang
termasuk perangkat keras adalah, rol Potensi sumber daya air di DAS
meter, peta topografi, peta Ishoyet Bali, Sowan sebesar 194,17 juta m3, total
kertas melimeter, pulpen, penggaris, ketersediaan untuk RKI sebesar 0,17
pensil, karet penghapus, perekam suara m3/detik, industri perhotelan sebesar
(casette) dan kamera foto. 0,0014 m3/detik dan yang terbuang ke
laut melalui muara sungai sebesar 5,42
Bahan atau materi penelitian ini m3/detik. Muara sungai Sowan di pantai
berupa data primer yang dicari langsung Perancak memiliki lebar mulut muara
di lokasi penelitian. Selain itu, juga berdasarkan hasil pengukuran pada peta
dilengkapi dengan data sekunder yang google earth adalah 0,85 km. Kondisi
relevan dari jurnal terbaru atau buku kualitas air untuk lingkungan muara
laporan dari PU yang telah memiliki sungai Sowan di daerah pantai Perancak
data dasar kedua muara tersebut. Bahan diperoleh data kualitas air menurut
yang dipakai dalam penelitian ini adalah Status Lingkungan Provinsi Bali, tahun
peta, gambar, foto dan kondisi 2012 diperoleh besarnya kadar BOD
lingkungan fisik di muara secara 10,61 mg/l dan kadar COD sebesar
empirik. Bahan-bahan penelitian ini 16,47 mg.
terutama berkaitan dengan cara
pengelolaan sumber air di muara (debit Kondisi lahan di daerah Muara
air, dan sedimen) dan kondisi lahan fisik Sungai Sowan di Perancak Jembrana
saat ini. DAS Sowan dengan luas 205,818 km2.
Curah hujan di wilayah DAS ini sekitar
3.3 Metode Pengumpulan Data 1.900 mm per tahun dengan kondisi
aliran sungai tidak sepanjang tahun atau
Data yang dikumpulkan pada
semi permanen. Karakteirstik morfologi
penelitian ini adalah data primer dan
muara sungai Sowan (Perancak dan
data sekunder yang terdiri dari: kondisi
sekitarnya) dipengaruhi oleh pasang
lingkungan di hilir sungai/muara sungai
surut air laut. Kemiringan sungai di
saat ini terkait dengan perubahan lahan,
daerah muara sangat landai dengan
debit air, kualitas air, dan jenis sedimen.
tingkat pengendapan sedimen di muara
Sedangkan data sukender diperoleh
relatif tinggi. Pada musim penghujan
berdasarkan laporan BPS, PU, BLH.
daerah ini sering terjadi banjir.Untuk
tata air di DAS Sowan sampai di daerah

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 1, Juni 2014 ISSN: 2303-2693


38

muara sungai yang berada di pantai kubik per detik (m3/dt). Luas DAS
Perancak di proses dengan software sungai Sowan 205,818 Km2, dengan
RIBASIM dengan input data peta DAS, curah hujan di wilayah DAS ini sekitar
daerah irigasi, data hidrologi, maka 1.900 mm per tahun.
setelah diproses diperoleh sistem tata air Pengelolaan sumber daya air di DAS
seperti gambar 2. Keterangan lingkaran dan muara sungai, dihubungkan dengan
menjelaskan penempatan reservoir di kelestarian sumber daya air, yaitu:
daerah muara sungai Sowan untuk Kuantitatif: memperbesar suplai air ke
menampung air di saat musim hujan dan dalam tanah sehingga menambah
dimanfaatkan saat musim kemarau. tampungan air tanah dan meningkatkan
suplai air tanah ke alur sungai yang
berdampak mengurangi fluktuasi debit
limpasan;
Kualitatif: mengurangi kandungan
material tersuspensi aliran sungai
(suspended load). Sebagai akibat
bertambah besarnya air hujan yang
masuk ke dalam tanah sehingga
pengikisan permukaan berkurang;
Dampak lain dari pengelolaan DAS
yang baik adalah peningkatan
produktivitas lahan karena peningkatan
resapan air hujan ke dalam tanah akan
menambah kadar lengas tanah (soil
moisture) yang selain akan
memperbesar ketersediaan air juga
meningkatkan proses disintegrasi dan
dekomposisi regolith dan batuan induk
Gambar 2. Peta tata air di DAS yang berakibat meningkatnya unsur
Sowan dan muara sungai di pantai mineral dan unsur hara tanah yang
Perancak dibutuhkan dalam proses pertumbuhan
tanaman.
Dalam hidrologi dikemukakan, debit Ditinjau dari pengelolaan kondisi
air sungai adalah, tinggi permukaan air fisik DAS terdapat 3 jenis pengelolaan,
sungai yang terukur oleh alat ukur yaitu: Secara teknis, yaitu pengelolaan
pemukaan air sungai. Pengukurannya dengan teknik-teknik konservasi lahan
dilakukan tiap hari, atau dengan dengan normalisasi sungai dan membuat
pengertian yang lain debit atau aliran konstruksi jetty di muara sungai, secara
sungai adalah laju aliran air (dalam vegetatif, yaitu dengan penghutanan
bentuk volume air) yang melewati suatu kembali lahan, secara kimiawi, yaitu
penampang melintang sungai per satuan dengan pemanfaatan zat-zat kimia untuk
waktu. Dalam sistem satuan SI besarnya meningkatkan kualitas lahan. Pada
debit dinyatakan dalam satuan meter

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 1, Juni 2014 ISSN: 2303-2693


39

prinsipnya kebijakan pengelolaan daerah wilayah DAS ini sekitar 1.900 mm


aliran sungai (DAS) merupakan hal per tahun. Potensi sumber daya air
yang sangat penting dalam rangka di DAS Sowan sebesar 194,17 juta
mengurangi dan menghadapi m3 .
permasalahan sumberdaya air baik dari
3. Kegiatan pengelolaan DAS juga
segi kualitas dan kuantitasnya.
dihubungkan dengan kelestarian
Kebijakan ini oleh karenanya
sumber daya air, yaitu:
merupakan bagian terintegrasi dari
Kuantitatif: memperbesar suplai
kebijakan lingkungan yang didasarkan
air ke dalam tanah sehingga
pada data akademis maupun teknis.
menambah tampungan air tanah
Beragamnya kondisi lingkungan dan meningkatkan suplai air
pada beberapa daerah di sekitar muara tanah ke alur sungai yang
sungai serta perkembangan ekonomi dan berdampak
sosial, menjadikan tantangan bagi mengurangi fluktuasi debit
perkembangan daerah. Sehingga limpasan;
menuntut juga keberagaman spesifik
Kualitatif: mengurangi
analisa serta solusinya. Keberagaman ini
kandungan material tersuspensi
harus diperhitungkan dalam
aliran sungai (suspended load).
perencanaan dan pengambilan
Sebagai akibat bertambah besarnya
keputusan untuk memastikan bahwa
air hujan yang masuk ke dalam
perlindungan dan penggunaan DAS
tanah sehingga pengikisan
secara berkelanjutan ada dalam suatu
permukaan berkurang; Dampak lain
rangkaian kerangka kerja (framework).
dari pengelolaan DAS yang baik
adalah peningkatan produktivitas
5 SIMPULAN DAN SARAN lahan karena peningkatan resapan
5.1 Simpulan air hujan ke dalam tanah akan
menambah kadar lengas tanah (soil
1. Kondisi kualitas air di Muara moisture) yang selain akan
sungai Sowan Kabupaten memperbesar ketersediaan air juga
Jembrana meningkatkan proses disintegrasi
Kondisi kualitas air untuk dan dekomposisi regolith dan batuan
lingkungan muara sungai Sowan di induk yang berakibat meningkatnya
daerah pantai Perancak diperoleh unsur mineral dan unsur hara tanah
data kualitas air menurut Status yang dibutuhkan dalam proses
Lingkungan Provinsi Bali, tahun pertumbuhan tanaman.
2012 diperoleh besarnya kadar BOD
10,61 mg/l dan kadar COD sebesar 4. Ditinjau dari pengelolaan kondisi
16,47 mg/l. fisik DAS terdapat 3 jenis
pengelolaan, yaitu: Secara teknis,
2. Potensi air/debit di muara sungai yaitu pengelolaan dengan teknik-
Sowan teknik konservasi lahan, secara
Luas DAS sungai Sowan vegetatif, yaitu dengan
205,818 Km2, dengan curah hujan di penghutanan kembali lahan,

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 1, Juni 2014 ISSN: 2303-2693


40

secara kimiawi, yaitu dengan Bapedal, 2000, Pengelolaan Lingkungan


pemanfaatan zat-zat kimia untuk Pesisir dan Lautan, Denpasar,Bali.
meningkatkan kualitas lahan.
Badan Pusat Statistik, 2011, Lahan
Pada prinsipnya kebijakan
menurut penggunaan di Jembrana
pengelolaan daerah aliran sungai
(DAS) merupakan hal yang 2011.
sangat penting dalam rangka Jurnal Litbang Pertanian, 2003, Daerah
mengurangi dan menghadapi Aliran Sungai bagian hulu, Bogor.
permasalahan sumberdaya air
baik dari segi kualitas dan Ditjen RRL (Direktorat Jendral
kuantitasnya. Reboisasi dan Rehabilitasi lahan),
1999, Luas lahan kritis di Indonesia
5.2 Saran dan statistic dalam angka,
Departemen Kehutanan,Jakarta.
1. Meningkatkan kesadaran
masyarakat agar peduli dan Cahyono,S.A. 2002, Konservasi tanah
bertanggung jawab terhadap dalam konteks Kebijakan, Info
lingkungan hendaknya terus di DAS13:14-26, Pusat Penelitian dan
sosialisasi, sebagai contoh Balai Penelitian dan pengembangan
dengan cara tidak membuang Teknologi DAS,IBB,Solo.
sampah di sungai karena sampah
DHV Consultants, 1990, Laporan akhir
yang dibuang sembarangan di
Pengalaman Pengelolaan Daerah
sungai akan menyebabkan aliran
Aliran Sungai, Proyek Kali Konto,
air disungai terhambat. Selain itu Departemen Kehutanan.
dapat memicu terjadinya banjir
dimusim penghujan. Eryani, Sinarta, 2011, Karakteristik
2. Untuk memelihara lebar mulut morfologi muara sungai Sowan di
muara sungai dari penutupan Pantai Perancak Kabupaten
sedimen, hendaknya perlu Jembrana, penelitian kelompok,
dijadwalkan secara berkala agar LP2M Unwar, Denpasar.
dapat melaksanakan pengerukan Pedoman Konstruksi dan Bangunan,
sedimentasi di mulut muara 2004, Perbaikan muara sungai
sungai sehingga tidak terjadi dengan jeti, Departemen
banjir roob. Permukiman dan Prasarana
Wilayah.
6 DAFTAR PUSTAKA Hatmoko,W. dan Radhika, 2010,
Abd.Rahman As-syakur, Sandi Panduan mengenai DSS-RIBASIM.
Adnyana, I Wayan, 2011, Delf Hydraulics.
Perubahan Penggunaan Lahan dan
Daya Dukung Lingkungan, PPLH Ismail. 2009. Kesetimbangan air Sub
Universitas Udayana, Denpasar. DAS Karangmumus. di Kota
Samarinda. Jurnal Makara Sains
Bambang Triatmojo, 1999, Teknik Vol. 13 No 2. November 2009. 151-
Pantai, Beta Offset,Yogyakarta. 156. Diakses tanggal 7 Maret 2013.

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 1, Juni 2014 ISSN: 2303-2693


41

Indra. K. S. 2001, Analisa Ketersediaan 01 Tahun 2010 Tentang Tata


dan Kebutuhan Air pada DAS Laksana Pengendalian Pencemaran
Sampean. http://jurnal: pengairan Air. Kementerian Negara
ub.ac.id/indexs php/jtp/article/ Lingkungan Hidup.
dowload/118/118, Diakses tanggal 2
Mock, F.J.,1973, Land capability
Januari 2013.
appraisal and water availability
Kartodihardjo, H. 1999. Analisis appraisal, Indonesia UDDP/FAO,
Kelembagaan Pengelolaan Daerah Bogor.
Aliran Sungai: Konsep, Paradox,
Mulyanto, H.R. 2007. Sungai, Fungsi
dan Masalah, serta Upaya
dan Sifat-Sifatnya. Graha Ilmu.
Peningkatan Kinerja. Makalah
Yogyakarta.
Lokakarya Nasional Kebijaksanaan
Pengelolaan DAS. Sekretariat Tim Mudana, M. 2012. Studi Inventarisasi
Pengendali Bantuan Penghijauan sumber air untuk suplai sistem
dan Reboisasi Pusat. Bogor, 18 Penyediaan air Baku Bali,
Februari 1999. p3m.pnb.ac.id/dokument/jurnal/133
6/lanang.pd. Diakses tanggal 27
Kahirun. 2000. Kajian karakteristik
Maret 2013.
hidrologi DAS Roraya Sulawesi
Tenggara dan Perencanaan Nuryanto, 2002, Analisis debit aliran
Penggunaan Lahan Usahatani. pada sungai alluvial. Thesis, Pasca
Thesis. IPB. Bogor. Sarjana, Universitas Diponogoro,
Semarang. Diakses tanggal 5 Mei
Kartodihardjo, H., K. Murtilaksono.
2013.
2000. Kajian Institusi Pengelolaan
DAS dan Konservasi Tanah. K3SB Odum, E. P. 1996. Dasar–Dasar
Bogor. Ekologi. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Kementerian Negara Lingkungan
Hidup. 2003. Keputusan Menteri Peavy, H.S. Rowe Tchobanoglous.
Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 1986. Environmental Engineering.
2003 tentang Penetapan Status Mutu Mc. Graw Hill-Book Company.
Air. Kementerian Negara New York.
Lingkungan Hidup.
Kartodihardjo, H., K. Murtilaksono.
2004. Institusi Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai: Konsep dan
Pengantar Analisis Kebijakan.
Fakultas Kehutanan Institur
Pertanian Bogor.
Kementerian Negara Lingkungan
Hidup. 2010. Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor

PADURAKSA, Volume 3 Nomor 1, Juni 2014 ISSN: 2303-2693

Anda mungkin juga menyukai