Anda di halaman 1dari 23

TUTORIAL NAVIGASI 1

Pendahuluan
Sebagai orang yang mengaku dekat dengan alam, pengetahuan peta dan kompas serta
cara penggunaannya mutlak dan harus dimiliki. Perjalanan ke tempat-tempat yang jauh
dan tidak dikenal akan lebih mudah. Pengetahuan bernavigasi darat ini juga berguna bila
suatu saat tenaga kita diperlukan untuk usaha-usaha pencarian dan penyelamatan korban
kecelakaan atau tersesat di gunung dan hutan, dan juga untuk keperluan olahraga antara
lain lomba orienteering. Navigasi darat adalah suatu cara seseorang untuk menentukan
posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya atau di peta, dan oleh sebab itulah
pengetahuan tentang kompas dan peta serta teknik penggunaannya haruslah dimiliki dan
dipahami.

Peta
Secara umum, peta adalah penggambaran dua dimensi(pada bidang datar) keseluruhan
atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan perbandingan/skala
tertentu. Peta sendiri, kemudian berkembang sesuai dengan kebutuhan dan
penggunaannya.Untuk keperluan navigasi darat umumnya digunakan peta topografi.

Peta Topografi

Berasal dari bahasa yunani, topos yang


berarti tempat dan graphi yang berarti
menggambar. Peta topografi memetakan
tempat-tempat dipermukaan bumi yang
berketinggian sama dari permukaan laut
menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan
satu garis kontur mewakili satu ketinggian.
Walaupun peta topografi memetakan tiap
interval ketinggian tertentu, namun
disertakan pula berbagai keterangan pula
yang akan membantu untuk mengetahui
secara lebih jauh mengenai daerah
permukaan bumi yang terpetakan tersebut, keterangan-keterangan itu disebut legenda
peta.

Legenda peta antara lain berisi tentang :

a. Judul Peta
Judul peta ada dibagian tengah atas. judul peta menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh
peta yang bersangkutan, sehingga lokasi yang berbeda akan mempunyai judul yang
berbeda pula

b. Nomor Peta

Nomor peta biasanya dicantumkan diselah kanan atas peta. Selain sebagai nomor
regisrtasi dari badan pembuat, nomor peta juga berguna sebagai petunjuk jika kita
memerlukan peta daerah lain disekitar suatu daerah yang terpetakan. Biasanya di bagian
bawah disertakan pula lembar derajat yang mencantumkan nomor-nomor peta yang ada
disekeliling peta tersebut.

c. Koordinat Peta

Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan dengan
menggunakan sistem sumbu, yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus.
Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua, yaitu :

1. Koordinat Geografis

Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus
terhadap katulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan) yang sejajar
dengan katulistiwa. Koodinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat, menit, dan
detik.

2. Koordinat Grid

Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap
suatu titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan nol terdapat disebelah barat
Jakarta (60 derajat LU, 68 derajat BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari selatan ke
utara, sedangkan garis horizontal diberi nomor urut dari barat ke timur.

Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 6 angka, 8 angka dan 10 angka. Untuk
daerah yang luas dipakai penomoran 6 angka, untuk daerah yang lebih sempit digunakan
penomoran 8 angka dan 10 angka (biasanya 10 angka dihasilkan oleh GPS).

d. Kontur

Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama dari
permukaan laut, sifat-sifat garis kontur adalah :

1. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu.

2. Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis


kontur yang lebih tinggi.
3. Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang.

4. Interval kontur biasanya 1/2000 kali skala peta.

5. Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang curam/terjal,
sebaliknya yang renggang menandakan permukaan bumi yang landai.

6. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "U" menandakan punggungan gunung.

7. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "V" terbalik menandakan suatu
lembah/jurang.

e. Skala Peta

Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada


peta dengan jarak horizontal di lapangan. Ada dua
macam cara penulisan skala, yaitu :

1. Skala angka, contoh : 1:25.000 berarti 1 cm jarak


dipeta = 25.000 cm (250 m) jarak horizontal di
medan sebenarnya.

2. Skala garis, contoh: berarti tiap bagian sepanjang


blok garis mewakili 1 km jarak horizontal.

f. Legenda Peta

Legenda peta biasanya disertakan pada


bagian bawah peta. Legenda ini
memuat simbol-simbol yang dipakai
pada peta tersebut, yang penting
diketahui : triangulasi, jalan setapak,
jalan raya, sungai, pemukiman, ladang,
sawah, hutan dan lainnya. Di Indonesia,
peta yang umumnya digunakan adalah
peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, kemudian peta dari Jawatan Topologi,
atau yang sering disebut peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan
rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960. Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan
interval kontur (jarak antar kontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal
(Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala
1:50.000 atau 1:25.000 (dengan interval kontur 12,5m). Peta keluaran Bakosurtanal
biasanya berwarna.

g. Tahun Peta

Peta topografi juga memuat keterangan tentang tahun pembuatan peta tersebut, semakin
baru tahun pembuatannya, maka data yang disajikan semakin akurat.

h. Arah Peta

Yang perlu diperhatikan adalah arah Utara Peta. Cara paling mudah adalah dengan
memperhatikan arah huruf-huruf tulisan yang ada pada peta. Arah atas tulisan adalah
Arah Utara Peta.Pada bagian bawah peta biasanya juga terdapat petunjuk arah utara
yaitu :

1. Utara sebenarnya/True North : yaitu utara yang mengarah pada kutub utara bumi.

2. Utara Magnetis/Magnetic North : yaitu utara yang ditunjuk oleh jarum magnetis
kompas, dan letaknya tidak tepat di kutub utara bumi.

3. Utara Peta/Map North : yaitu arah utara yang terdapat pada peta.

Kutub utara magnetis bumi letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara bumi. Karena
pengaruh rotasi bumi, letak kutub magnetis bumi bergeser dari tahun ke tahun. Oleh
karena itu, untuk keperluan yang menuntut ketelitian perlu dipertimbambangkan adanya
iktilaf(deklinasi) peta, iktilaf magnetis, iktilaf peta magnetis, dan variasi magnetis.

1. Deklinasi Peta:adalah beda sudut antara sebenarnya dengan utara peta. Ini terjadi
karena perataan jarak paralel garis bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang
digambarkan pada peta.

2. Deklinasi Magnetis: Selisih beda sudut utara sebenarnya dengan utara magnetis

3. Deklinasi Peta magnetis:Selisih besarnya sudut utara peta dengan utara magnetis
bumi.

4. variasi Magnetis:perubahan/pergeseran letak kutub magnetis bumi pertahun.


Mengetahui Ketinggian Suatu Tempat

Kadangkala kita dihadapkan pada kondisi dimana kita


harus dapat menentukan ketinggian suatu tempat,akan
tetapi kita tidak mempunyai alat untuk menentukan
ketinggian(altimeter), hal itu dapat diatasi dengan cara :

-Lihat terlebih dahulu interval peta, lalu hitung


ketinggian tempat yang ingin kita ketahui, memang ada
rumusan umum interval kontur= 1/2000 skala peta.
tetapim rumus ini tidak selalu benar, beberapa peta
topografi keluaran Direktorat Geologi Bandung aslinya
berskala 1:50.000 (interval kontur 25 m), tetapi kemudian diperbesar menjadi berskala
1:25.000 dengan interval kontur tetap 25 meter.

Pada suatu kondisi tertentu yang mendesak, misalnya SAR gunung hutan, sering kali peta
diperbanyak dengan cara di foto kopi. Untuk itu, interval kontur peta tersebut harus tetap
ditulis. Peta keluaran Bakosurtanal (1:50.000) membuat kontur tebal untuk setiap
kelipatan 250 meter, atau setiap selang 10 kontur. Seri peta keluaran AMS (skala
1:50.000) membuat garis kontur tebal untuk setiap kelipatan 100 meter. peta keluaran
Direktorat Geologi Bandung tidak seragam ketentuan ketebalan garis konturnya. Dengan
demikian tidak ada ketentuan khusus dan seragam untuk penentuan garis kontur tebal.

Bila ketinggian kontur tidak dicantumkan, maka kita harus menghitung ketinggian suatu
tempat dengan cara :

1. Cari 2 titik berdekatan yang harganya tercantum

2. Hitung selisih ketinggian antara kedua titik tersebut. Hitung berapa kontur yang
terdapat antara keduanya (jangan menghitung kontur yang sama harganya bila kedua titik
terpisah oleh lembah).

3. Dengan mengetahui selisih ketinggian kedua titik tersebut dan mengetahui juga jumlah
kontur yang didapat, dapat dihitung berapa interval konturnya (harus merupakan bilangan
bulat).

4. Lihat kontur terdekat dengan salah satu titik ketinggian (bila kontur terdekat itu berada
diatas titik, maka harga kontur itu lebih besar dari titik ketinggian. bila kontur terletak
dibagian bawah, harganya lebih kecil). Hitung harga kontuir terdekat itu yang harus
merupakan kelipatan dari harga interval kontur yang telah diketahui dari no 3. lakukan
perhitungan diatas beberapa kali sampai yakin harga yang didapat untuk setiap kontur
benar. Cantumkan harga beberapa kontur pada peta anda agar mudah mengingatnya.

Titik Triangulasi
Selain dari garis kontur, Kita dapat dapat mengetahui tinggi suatu tempat dengan bantuan
titk ketinggian. Titik ketinggian ini biasanya titik Triangulasi, yaitu suatu titikatau benda
berupa pilar/tonggak yang menyatakn tinggi mutlak suatu tempat dari permukaan laut.
Titik triangulasi digunakan oleh jawatan-jawatan topografi untuk menentukan suatu
ketinggian tempat dalam pengukuran ilmu pasti pada waktu pembuatan peta. Macam titik
triangulasi :

- Primer : P.14/3120 &nbspKuarter : Q.20/1350

- Sekunder : S.75/1750 &nbspTersier : T.16/975

Mengenal Tanda Medan

Di samping tanda medan yang terdapat pada legenda. Peta topografi biasa menggunakan
bentuk-bentuk atau bentang alam yang menyolok dilapangan dan mudah dikenali di peta,
yang kita sebut tanda medan. Beberapa tanda medan dapat anda "baca" dari peta
sebelum anda berangkat ke lokasi, tetapi kemudian harus ada cari dilokasi, tanda-tanda
medan itu antara lain :

- puncak gunung atau bukit, punggungan gunung, lembah antara dua puncak, dan bentuk-
bentuk tonjolan lain yang menyolok.

- lembah yang curam, sungai, pertemuan anak sungai, kelokan sungai, tebing-tebing di
tepi sungai.

- belokan jalan, jembatan (perpotongan sungai dengan jalan), ujung desa, simpang jalan.

- bila berada di pantai, muara sungai akan menjadi tanda medan yang sangat jelas , begitu
juga tanjung yang menjorok ke laut, teluk-teluk yang menyolok, pulau-pulau kecil, delta
dan sebagainya

- di daerah daratan atau rawa-rawa biasanya sukar mendapatkan tonjolan permukaan


bumi atau bukit-bukit yang dapat dipakai sebagai tanda medan. Permukaan kelokan-
kelokan sungai, cabang-cabang sungai, muara sungai kecil.

- dalam penyusuran di sungai, kelokan tajam, cabang sungai, tebing-tebing, delta dan
sebagainya dapat dijadikan sebagai tanda medan.

Pengertian tanda medan ini mutlak untuk dikuasai. Akan selalu digunakan pada uraian
selanjutnya tentang teknik peta kompas.

Kompas
1. Guna Kompas

Kompas adalah alat penunjuk arah yang digunakan untuk mengetahui arah utara
magnetis. Karena sifat kemagnetannya, jarum kompas akan menunjuk arah utara-selatan
(jika tidak dipengaruhi oleh adanya gaya-gaya magnet lainnya selain magnet bumi).
Tetapi perlu diingat bahwa arah yang ditunjuk oleh jarum kompas tersebut adalah arah
utara magnet bumi, jadi bukan arah utara sebenarnya.

Secara fisik, kompas terdiri atas : a) Badan, yaitu tempat komponen-komponen kompas
lainnya berada; b) Jarum, selalu mengarah ke utara-selatan bagaimanapun posisinya; c)
Skala penunjuk, menunjukkan derajat sistem mata angin.

2. Jenis-Jenis Kompas, dalam suatu perjalanan banyak macam kompas yang dapat
dipakai, pada umumnya dipakai dua jenis kompas, yaitu kompas bidik (misalnya
kompas prisma) dan kompas orienteering (misalnya kompas silva). Kompas bidik
mudah untuk membidik, tetapi dalam pembacaan di peta perlu dilengkapi dengan busur
derajat dan penggaris. Kompas silva kurang akurat jika dipakai untuk membidik, tetapi
banyak membantu dalam pembacaan dan perhitungan di peta. Kompas yang baik pada
ujungnya dilapisi fosfor agar dapat terlihat dalam keadaan gelap.

3. Pemakaian Kompas,kompas dipakai dengan posisi horizontal sesuai dengan arah


garis medan magnet bumi. Dalam memakai kompas, perlu dijauhkan dari pengaruh
benda-benda yang mengandung logam, seperti pisau, golok, karabiner, jam tangan dan
lainnya. Kehadiran benda-benda tersebut akan mempengaruhi jarum kompas sehingga
ketepatannya akan berkurang.

Altimeter

altimeter merupakan alat pengukur ketinggian yang bisa


membantu dalam menentukan posisi. Pada medan yang
bergunung tinggi, resection dengan menggunakan kompas
sering tidak banyak membantu, disini altimeter lebih
bermanfaat. Dengan menyusuri punggungan-punggungan yang
mudah dikenali di peta, altimeter akan lebih berperan dalam
perjalanan, yang harus diperhatikan dalam pemakaian altimeter
:

- setiap altimeter yang dipakai harus dikalibrasi. Periksa


ketelitian altimeter di titik-titik ketinggian yang pasti.

- Altimeter sangat peka terhadap guncangan, perubahan cuaca, dan perubahan temperatur.
Teknik Peta Kompas

1. Orientasi peta

Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan


peta dengan medan sebenarnya (secara praktis
menyamakan utara peta dengan utara magnetis).
Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu
mengenal tanda-tanda medan yang ada dilokasi.
Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada
penduduk setempat nama-nama gunung, bikit,
sungai, atau tanda-tanda medan lainnya, atau
dengan mengamati kondisi bentang alam yang
terlihat dan mencocokkan dengan gambar
kontur yang ada dipeta, untuk keperluan
praktis, utara magnetis dianggap sejajar dengan
utara sebenarnya, tanpa memperlitungkan
adanya deklinasi. Langkah-langkah orientasi peta :

a) Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok; b)
Letakkan peta pada bidang datar; c) Letakkan kompas diatas peta dan sejajarkan antara
arah utara peta dengan utara magnetis/utara kompas, dengan demikian letak peta akan
sesuai dengan bentang alam yang dihadapi. d) Cari tanda-tanda medan yang paling
menonjol disekeliling dan temukan tanda medan tersebut dipeta, lakukan untuk beberapa
tanda medan. e) Ingat tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya
maupun dipeta, ingat-ingat tanda medan yang khas dari setiap tanda medan.

2. Azimuth dan Back Azimuth

Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik/sasaran yang
kita tuju,azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam. Ada
tiga macam azimuth yaitu : a) Azimuth Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk
antara utara sebenarnya dengan titik sasaran; b) Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang
dibentuk antara utara kompas dengan titik sasaran; c) Azimuth Peta,yaitu besar sudut
yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran.

back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth. Cara


menghitungnya : bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi
180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi
180 derajat, bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat atau
360 derajat.

3. Resection
Resection adalah menentukan kedudukan/ posisi di peta dengan menggunakan dua atau
lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang alam yang
terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda medan harus selalu
dibidik, jika kita berada di tepi sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu
punggungan, maka hanya perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik. Langkah-langkah
resection :

a) Lakukan orientasi peta; b) Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di
peta, minimal dua buah; c) Dengan penggaris buat salib sumbu pada pusat tanda-tanda
medan itu; d)Bidik dengan kompas tanda-tanda medan itu dari posisi kita,sudut bidikan
dari kompas itu disebut azimuth; e) pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta, dan
hitung sudut pelurusnya; f) perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus
tersebut adalah posisi kita di peta

4. Intersection

Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di pet dengan
menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan. Intersection
digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu benda yang terlihat
dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada intersection, kita sudah yakin pada posisi
kita di peta. Langkah-langkah melakukan intersection : a) lakukan orientasi medan, dan
pastikan posisi kita; b)bidik obyek yang kita amati; c) pindahkan sudut yang kita dapat
dipeta; d) bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut di peta, lakukan langkah b
dan c; e) perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek
yang dimaksud.

5. Koreksi sudut

Pada pembahasan utara telah dijelaskan bahwa utara sebenarnya dan utara kompas
berlainan. Hal ini sebetulnya tidaklah begitu menjadi masalah penting jika selisih
sudutnya sangat kecil, akan tetapi pada beberapa tempat, selisih sudut/deklinasi sangat
besar sehingga perlu dilakukan perhitungan koreksi sudut yang didapat dari
kompas(azimuth)yaitu :

A. Dari kompas (K) dipindahkan ke peta (P): P= K +/- (DM +/- VM)

B. Dari peta( P) dipindahkan ke kompas (K): K= P +/- (DM +/- VM)

Keterangan:

Tanda +/- diluar kurung untuk DM (deklinasi magnetis/iktilaf magnetis)

= dari K ke P: DM ke timur tanda (+), DM ke barat tanda (-) = dari P ke K: DM ke timur


tanda (-), DM ke barat tanda (+)

Tanda +/- di dalam kurung untuk VM (variasi magnetis)


=tanda (+) untuk increase/naik; tanda (-) untuk decrease/turun.

Contoh Perhitungan:

Diketahui sudut kompas/azimuth 120 derajat, pada legenda peta tahun 1942 tersebut: DM
1 derajat 30 menit ketimur, VM 2 menit increase, lalu berapa sudut yang akan kita
pindahkan ke peta?

P= K=+/- (DM +/- VM) ingat! kompas ke peta, DM ke timur VM increase

besar VM sekarang (2002)= (2002-1942)x 2 menit

= 120 menit= 2 derajat (1 derajat=60 menit)

sudut P= 120 derajat + (1 menit 30 detik + 2 derajat)

= 123 derajat 30 menit, jadi sudut yang dibuat di peta adalah 123 1/2 derajat.

6. Analisa Perjalanan

Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan kira-kira medan apa
yang akan kita lalui, dengan mempelajari peta yang akan dipakai. Yang perlu di analisa
adalah jarak, waktu dan tanda medan.

a. Jarak

Jarak diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta, yang perlu diperhatikan
adalah jarak yang sebenarnya yang kita tempuh bukanlah jarak horizontal. Kita dapat
memperkirakan jarak (dan kondisi medan) lintasan yang akan ditempuh dengan
memproyeksikan lintasan, kemudian mengalihkannya dengan skala untuk memperoleh
jarak sebenarnya.

b. Waktu

Bila kita dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus memperkirakan
berapa lama waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Tanda medan juga
bisa untuk menganalisa perjalanan dan menjadi pedoman dalam menempuh perjalanan.

c. Medan Tidak Sesuai Peta

Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa peta yang kita pegang salah. Memang
banyak sungai-sungai kecil yang tidak tergambarkan di peta, karena sungai tersebut
kering ketika musim kemarau. Ada kampung yang sudah berubah, jalan setapak yang
hilang, dan banyak perubahan-perubahan lain yang mungkin terjadi.
Bila anda menjumpai ketidaksesuaian antara peta dengan kondisi lapangan, baca kembali
peta dengan lebih teliti, lihat tahun keluaran peta, karena semakin lama peta tersebut
maka banyak sekali perubahan yang terdapat pada peta tersebut. Jangan hanya terpaku
pada satu gejala yang tidak ada di peta sehingga hal-hal yang yang dapat dianalisa akan
terlupakan. Kalau terlalu banyak hal yang tidak sesuai, kemungkinan besar anda yang
salah (mengikuti punggungan yang salah, mengikuti sungai yang salah, atau salah dalam
melakukan resection). Peta 1:50.000 atau 1:25.000 umumnya cukup teliti.

NAVIGASI SUNGAI

1. Pendahuluan

Dalam perjalanan menyusuri sungai, baik berjalan kaki atau dengan perahu, kita dituntut
untuk menguasai navigasi sungai seperti halnya navigasi darat dalam perjalanan gunung
hutan. Secara praktis ilmu navigasi sungai telah lama dikenal oleh orang dayak di
pedalaman kalimantan. Sebab sungai merupakan satu-satunya sarana angkutan bagi
mereka. Dan dalam penentuan kedudukannya di sungai, mereka menggunakan tanda-
tanda alam yang berupa riam, belokan sungai, penyempitan/pelebaran sungai, muara dan
lainnya.

2. Pengertian Navigasi Sungai

Navigasi sungai adalah teknik untuk menentukan kedudukan secara tepat dalam
perjalanan penyusuran sungai. Perbedaan yang mendasar antara navigasi sungai dan
navigasi darat terletak pada acuan dasar untuk menentukan kedudukan. Pada navigasi
darat, yang diambil sebagai acuan dasar adalah bentuk permukaan fisik bumi yang
digambarkan oleh garis kontur, sedang pada navigasi sungai acuan dasarnya adalah
bentuk dari tepi kiri dan kanan sungai, yaitu belokan-belokan sungai yang tergambar di
peta.

3. Perlengkapan Navigasi sungai

a. Peta

Ada dua macam peta yang


digunakan yaitu:

1. Peta situasi sungai, peta


ini tidak mempunyai garis
kontur, yang tergambar
adalah sungai dan desa
yang ada di sepanjang
daerah aliran sungai. Skala
peta yang dipakai
sebaiknya 1:50.000 atau 1:25.000, yang cukup jelas menggambarkan kondisi fisik sungai.
Peta ini umumnya dibuat oleh perorangan yang pernah tinggal atau melakukan survey
dan pemetaan disepanjang sungai tersebut.

2. Peta topografi, mempunyai kelebihan jika dibandingkan dengan peta situasi karena
dapat membantu membaca kondisi alam di sekitar sungai seperti berupa rawa, tebing,
bukit maupun pegunungan.

b. Kompas

Digunakan untuk menentukan sudut belokan-belokan sungai, kompas bidik dan kompas
orienteering dengan keakuratan yang baik dapat digunakan untuk keperluan ini.

c. Alat Tulis

Berupa kertas tulis, busur derajat, penggaris dan alat tulis. Dipakai untuk menentukan
posisi, setelah terlebih dahulu membidik sudut kompas dari sungai dan melakukan
penaksiran jarak.

d. Altimeter

Altimeter bukan merupakan peralatan yang paling utama untuk menentukan posisi, tetapi
lebih tepat untuk mengetahui gradien sungai, yaitu beda tinggi antara dua titik di sungai
dalam jarak 1 km (contoh gradien sungai 9 m/km, yaitu beda tinggi 9 m antara dua titik
yang berjarak 1 km). Karena perbedaan tinggi pada penurunan sungai relatif kecil untuk
tiap km panjang sungai, maka sebaiknya digunakan altimeter yang cukup teliti, misalnya
dengan kemampuan membaca perbedaan tinggi sampai 10 meter (sebagai gambaran,
untuk sungai yang berarus deras dan banyak air terjunnya, perbedaan sungai rata-rata
untuk tiap kilometer hanya sekitar 40 meter).

4. Menentukan Kedudukan Pada Peta

Dilakukan dengan cara bergerak menyusuri sungai sambil memperhatikan perubahan


arah belokan sungai, dibantu dengan tanda-tanda alam tertentu yang terdapat disepanjang
sungai. Ada dua cara yang dapat dipakai untuk menentukan kedudukan:

a. Dengan Bantuan Tanda-Tanda alam

Misalnya kita sedang melakukan penyusuran sungai dari titik A ke titik B, kemudian pada
suatu tempat dijumpai sebuah muara anak sungai di sebelah kiri, untuk menentukan
kedudukan pada saat ini adalah: Lakukan orientasi peta, kemudian amati sekitar medan
dengan teliti, ukur sudut kompas (azimuth) dari lintasan sungai pada belokan di depan
dan di belakang dengan menggunakan kompas, ingat tanda alam sebelumnya yang
terdapat di belakang ( misalnya di belakang kita terdapat sebuah delta) dan lihat juga
tanda alam di depan (misalnya belokan sungai ke arah kiri), kemudian gambar situasi
sungai yang telah di dapat, kemudian cari padanannya pada peta (perlu diketahui bahwa
delta yang terdapat pada sungai adalah delta yang cukup besar, tidak tertutup pada saat
banjir, dan di tumbuhi pepohonan, jika tidak memenuhi persyaratan tersebut tidak akan
digambarkan pada peta.) apabila masih kurang jelas, maka perlu dilakukan penyusuran
sampai pada tanda alam berikutnya yang dapat lebih memperjelas kedudukan kita.

b. Membuat Peta Sendiri

Teknik pelaksanaannya yaitu dengan penaksiran jarak dan pengukuran sudut kompas
(azimuth). Sebelum melakukan cara ini, sebaiknya mata kita di latih dahulu untuk
menaksir jarak, misalnya untuk jarak 50 meter atau 100 meter. Cara termudah adalah
dengan berlatih di jalan raya dengan bantuan sepeda motor atau mobil yang penunjuk
jaraknya masih berlaku dengan baik, dapat juga dengan bantuan tiang listrik (setiap 50
meter), patok kecil di sepanjang jalan raya (100 meter). Jika mata sudah terlatih, dapat
dipraktekkan pada jalan dalam kota yang banyak belokannya. Untuk sungai di daerah
hulu yang sempit dan banyak tikungannya, maka di pakai patokan jarak setiap 50 meter
dengan sisa ukuran terkecil adalah 10 meter. Sedangkan untuk sungai di daerah tengah
dan hilir yang relatifr lebih lebar dan lurus (kecuali pada daerah meander), atau jari-jari
belokan besar (sudut belokannya relatif kecil untuk jarak 100 meter), maka dipakai
patokan jarak setiap kelipatan 100 meter dengan sisa ukuran terkecil 25 meter.

Jadi kita membuat sungai menjadi sebuah batang yang terdiri dari banyak ruas panjang
dan pendek, yang berbelok-belok sesuai dengan sudutnya. Langkah-langkah yang harus
diperhatikan dalam pembuatan sungai adalah : sediakan peralatan yang diperlukan, buat
tabel pada kertas yang terdiri dari dua kolom, kolom pertama untuk derajat (azimuth)dan
kolom kedua untuk jarak (meter). Jika ingin lebih teliti dapat ditambahkan dua kolom
lagi, yaitu untuk lebar sungai dan keterangan yang diperlukan (misalnya jika ada
penyempitan, batu besar di tengah sungai, tebing terjal di kiri dan kanan sungai dan
lainnya), bidik kompas pada awal pergerakan, dan taksir jaraknya dengan mata yang
sudah terlatih, isikan hasil bidikan pada kolom 1 dan 2, jika menggunakan perahu
sebaiknya dilakukan dari tengah sungai, hitung jaraknya sambil bergerak maju setiap 50
dan 100 meter. Setelah sampai pada batas yang telah ditentukan dari ruas sungai, lakukan
pembidikan dan taksirkan jaraknya kembali, ulangi sampai melampaui 3 belokan sungai,
kemudian buat gambar sungai tersebut berdasarkan hasil catatan yang ada pada tabel,
skala dapat di misalkan 1 cm untuk 100 meter atau lebih kecil lagi, kemudian cari
padanan atau bentuk yang mirip dari gambar sungai yang kita buat dengan peta sungai
yang kita bawa, dengan demikian kedudukan kita di peta dapat ditentukan yaitu pada titik
terakhir yang kita buat, jika belum di dapat juga ulangi sampai beberapa belokan lagi.

NAVIGASI RAWA

Navigasi rawa adalah teknik berjalan dan menentukan posisi dengan tepat di medan rawa.
Navigasi rawa merupakan navigasi pada daerah dataran sehingga prinsipnya sama dengan
navigasi gurun pasir. Tidak ada tanda ekstrim (bukit atau lembah) yang dapat dijadikan
patokan. Jika pada rawa daerahnya datar dan kadang di penuhi aliran sungai yang dapat
berubah akibat banjir, maka pada gurun pasir pun daerahnya selalu berubah-ubah akibat
tiupan angin. Seperti pada navigasi darat (gunung hutan), maka langkah pertama yang
paling penting sebelum memulai perjalanan adalah mengetahui letak titik
pemberangkatan di peta. Tanda-tanda medan yang dapat dijadikan sebagai patokan adalah
sungai, lokasi desa terdekat, garis pantai (jika dekat dengan pantai), jadi perlu
diperhitungkan kecermatan orientasi medan yang teliti.

Langkah-langkah yang
harus dilakukan dalam
navigasi rawa adalah:

1) tentukan titik
pemberangkatan kita di
peta;

2) bidik arah perjalanan


yang diambil, catat sudut
kompasnya;

3) ukur dan catat jarak


tempuh perjalanan dengan
sudut kompas tersebut,
lakukan terus untuk setiap bagian perjalanan sampai menemukan tanda yang dapat
dijadikan patokan, misalnya sungai, jika belum dijumpai, lakukan terus sambil mencari
tempat beristirahat. Cara mengukur jarak: a) Dengan penaksiran jarak (jika sudah mahir),
seperti navigasi man to man atau pemakaian back azimuth pada navigasi gunung hutan,
pemegang kompas berjalan di belakang dan rekan lainnya berjalan menurut sudut
kompas. Batas jarak pengukuran untuk satu segmen tergantung dari mata dan telinga,
artinya sampai batas pengelihatan jika medannya tertutp atau sampai batas pendengaran
jika medannya terbuka, jadi panjang suatu segmen relatif, tergantung medan yang
dihadapi; b) Dengan menggunakan pita ukur atau tali, caranya sama seperti di atas, tetapi
didapat hasil yang lebih teliti; c) Dengan alat bantu ukur yang di pasang pada pinggang
pemegang kompas, yaitu pemegang kompas berjalan paling belakang, rekan yang di
depan membuka jalur sesuai arah sudut kompas, ikat ujung benang pada titik awal pada
saat membelok atau merubah arah, lihat angka yang tertera pada alat pengukur tersebut.
Putuskan benang dan ikat kembali ujung yang baru pada titik belok; d) Dengan alat
pengukur langkah yang dipasang pada pinggang bagian depan. Catat jumlah langkah
untuk setiap arah sudut kompas. Ambil patokan 10 langkah sama dengan beberapa meter,
atau kelipatan yang habis dibagi dengan 10;

4. Plot hasil pengukuran tersebut pada peta, pergunakan skala peta yang sesuai dengan
skala peta yang dimiliki, jika pengukuran jarak dan sudut kompas teliti maka akan
didapat hasil yang akurat.

5. Pemeriksaan posisi akhir dengan orientasi medan. Jika tersesat, minimal kita
mempunyai catatan perjalanan untuk kembali ke tempat semula.
6. Jika sudut kompas dan jarak tempuh sudah ditentukan, maka plot di peta arah lintasan
kita. Lakukan perjalanan dengan sudut kompas tersebut dan pergunakan cara melambung
jika medannya tidak memungkinkan untuk dilalui, dengan tidak melupakan poin 2 dan 3.

Catatan: cara berjalan di rawa

a. Bawa tongkat dan tali. Tongkat untuk mengukur kedalaman lumpur rawa, dan tali
untuk membantu menarik teman yang terbenam.

b. Berjalan secara beriringan. Usahakan bejalan berdekatan dengan tanaman yang ada,
injak bekas tumbuhan semak, rumput, atau akar tumbuhan yang ada kaarena tanahnya
relatif lebih keras.

c. Tebas ranting pohon, dan letakkan secara melintang pada jalur yang akan diinjak,
gunanya untuk menahan lajunya turunnya badan kita ke dalam rawa, prinsipnya sama
seperti orang berjalan di atas salju yang lunak dengan menggunakan sepatu ski, semakin
luas permukaan yang diinjak, maka semakin ringan beban yang ditanggung oleh salju.

d. Waspadalah terhadap binatang yang banyak terdapat di sekitar tanaman yang tumbuh
di daerah rawa, umunya mereka berbisa.

NAVIGASI PANTAI

Navigasi pantai adalah teknik berjalan dan menentukan posisi dengan tepat di daerah
pantai. Navigasi pantai jauh lebih mudah jika dibandingkan dengan navigasi rawa dan
sungai, sebab sebuah garis posisi sudah diketahui, yaitu sebuah garis tepi pantai, jadi
hanya dibutuhkan sebuah tanda lagi untuk melakukan resection. Tanda-tanda medan yang
dapat dijadikan patokan adalah: - sudut arah dari garis pantai; - tanjung atau teluk; -
muara sungai;- pulau atau karang yang terdapat disekitar pantai; - bukit yang terdapat
didaerah pantai; - kampung nelayan

Jika sudah terlatih navigasi gunung hutan, maka navigasi di daerah pantai tidak menjadi
masalah, karena pada navigasi pantai lebih ditekankan pembacaan peta. Tanpa bantuan
kompaspun sebenarnya kita dapat berjalan di tepi pantai, kompas dibutuhkan jika harus
melakukan perjalanan potong kompas, menghindari rintangan yang berupa tebing terjal
yang tidak mungkin untuk dilewati.

Langkah-lagkah yang harus dilakukan dalam navigasi pantai:

1) Plot posisi kita dengan cara resection.

2) Berjalan mengikuti garis pantai selama masih memungkinkan.

3) Catat waktu perjalanan untuk waktu yang berbeda atau tiap menjumpai tanda yang
mudah dikenal. Ini dilakukan untuk mempermudah kita jika kehilangan posisi. Periksa
posisi kita di peta setiap menjumpai tanda-tanda medan yang mudah
dikenal, misalnya tanjung dan muara sungai.

4) Jika menemui rintangan yang berupa tebing karang yang tidak


mungkin dilewati, lakukan resection untuk menentukan posisi
terakhir sebelum tebing tersebut. Setelah itu rencanakan perjalanan
melambung dengan bantuan kompas sampai melewati rintangan.
Pada tebing karang, umumnya perjalanan harus melewati tanjakan
dan turunan yang terjal.

Apakah Orienteering itu?


Orienteering adalah olah raga yang mana seorang orienteer (pelaku orienteering)
menggunakan peta dan kompas dengan tepat dan akurat untuk menemukan titik
dipermukaan bumi. Hal ini menjadi suatu kenikmatan jika dilakukan di hutan atau
sebagai olahraga yang dilombakan.

Standar jalur orienteering terdiri dari start, rangkaian dari titik kontrol yang ditandai
dengan lingkaran, dihubungkan oleh garis dan angka agar didatangi oleh peserta,dan
finish. Lingkaran pada titik kontrol terletak ditengah tempat yang akan ditemukan;atau
disebut juga deskripsi kontrol (kadangkala disebut petunjuk). Diatas tanah, bendera
kontrol menandakan lokasi dimana orienteer harus mendatangi lokasi tersebut.

Untuk membuktikan telah datang,seorang orienteer menggunakan "punches"/alat


pelubang kertas atau stempel yang tergantung dekat bendera untuk menandai kartu
kontrol yang dibawanya.Tanda pelubang tidak sama pada tiap titik kontrol untuk
membedakan titik kontrol satu dengan lain.

Jalur antara "control" tidak selalu spesifik, dan ini keseluruhannya tergantung kepada
orienteer,pemilihan rute yang tepat dan kemampuan navigasi adalah esensi utama dari
orienteering.

Banyak kegiatan orienteering menggunakan titik start yang sama dengan finish untuk
memastikan bahwa tiap orienteer mempunyai kesempatan untuk memilih rute mereka
sendiri, dengan batasan waktu yang telah ditentukan.

Peta
Meskipun mungkin untuk melakukan orienteering dengan sembarang peta, tetapi akan
lebih mudah lagi jika menggunakan peta yang khusus untuk orienteering. Selain petanya
akurat dan detil, peta tersebut disiapkan dengan skala manusia, daerah-daerah dan
perkembangan wilayah dipetakan sehingga apa yang nampak di peta adalah hasil dari
pembangunan manusia, dan perluasan wilayah berlangsung dengan cepat.

Peta orienteering berkembang dengan cepat kurang lebih 50 tahun yang lalu. PAda tahun
1940an, kegiatan orienteering di Skandinavia menggunakan peta 1 : 100.000 (1 cm : 1
Km),menggunakan peta terbitan pemerintah, kadang hitam putih dan tanpa garis kontur
untuk menampilkan bentuk dari daratan. Dewasa ini, banyak kegiatan orienteering
dilaksanakan dengan peta 5 warna yang memakai interval kontur 5 meter dan memakai
skala 1 : 10.000 (1 : 100 meter).

Banyak ciri-ciri peta orienteering yang berhubungan dengan peta untuk mendaki gunung
dan peta yang digunakan umumnya yang dibuat oleh pemerintah. Bagaimanapun, satu
gambaran dari peta orienteering yang spesifik adalah : garis utara peta. Pada contoh
terlihat disini, garis tersebut digambarkan dengan warna biru (pada beberapa peta
berwarna hitam). GAris utara peta adalah garis lurus/sejajar yang membujur dari selatan
magnetiske utara magnetis, dan membentang sepanjang 500 meter pada peta. Mengapa
garis utara pada peta orienteering tidak sama dengan utara sebenarnya? sebab sudut
antara utara magnetis dan utara sebenarnya (deklinasi) sangatlah besar pada beberapa
tempat di dunia, dan alasan orienteer menggunakan kompas untuk menentukan arah
nmeraka sendiri (kearah utara magnetis, bukan utara sebenarnya, ini menjadi standar
untuk garis patokan pada peta sehingga mudah untuk menggunakan kompas orienteering
untuk menentukan sudut kompas.

Beberapa aturan umum untuk simbol peta orienteeting dibuat agar sistem mudah
dimengerti.

Simbol Peta Orienteering:


Simbol hitam digunakan untuk bentukan batuan (sebagai contoh batu besar,
tebing, tanah berbatu) dan untuk tampilan garis seperti jalan,jalan setapak, gang
sama seperti bangunan bangunan buatan manusia (sebagai contoh, reruntuhan dan
gedung-gedung)
Simbol coklat digunakan untuk bentukan tanah seperti garis kontur, retakan
tanah, bukit kecil.
Biru digunakan untuk bentukan air: danau, kolam,sungai, jeram,rawa-rawa.
Kuning untuk menampilkan vegetasi - khususnya untuk tanah terbuka tanpa
hutan. Kepadatan dari warna kuning menunjukkan : warna kuning terang untuk
padang rumput, kuning pucat untuk padang rumput dengan rumput yang tinggi.
Hijau digunakan untuk menunjukkan vegetasi yang menghambat pergerakan
dari seorang orienteer. Daerah yang berwarna paling hijau, disebut &quotfight",
yang hampir tidak mungkin untuk dilalui.
Putih di peta orienteering menunjukkan hutan dengan sedikit atau tanpa tanaman
dibawah pohon - hutan yang dapat dilaluio oleh orienteer dengan mudah.
Ungu (atau merah) digunakan untuk menandai jalur
orienteering di peta. Kondisi yang spesifik untuk
kegiatan orienteering (seperti tempat untuk outbound
dimana tanaman pertanian tumbuh) juga didesain
dengan warna merah.

Sekilas Tentang Orienteering

Orienteering berarti peta, hutan dan petualangan. tidak menjadi masalah apakah itu orang
muda ataupun tua. anda dapat berlari dengan cepat, berlari dengan pelan ataupun
berjalan. Anda dapat memulainya sesuai dengan keinginan dan memilih rute anda sendiri
antara marker/tanda merah atau putih. Jika anda ingin sesuaitu yang menyenangkan,
udara segar, menjelajahi wilayah pedesaan - orienteering dapat menjadi olahraga yang
cocok bagi anda!

apakah orienteering? Orienteering adalah olahraga dimana pesaing nenentukan arahnya


sendiri antara titik kontrol atau khususnya yang tergambar di peta. Ada berbagai macam
orienteering, yang paling umum adalah orienteering dengan berjalan kaki. Untuk kegiatan
ini, jalur membentang sepanjang kurang lebih 2 km untuk pemula dan anak-anak sampai
12 km untuk orienteer dewasa yang sudah berpengalaman. Pada beberapa kegiatan
orienteering ada beberapa jalur untuk pemula dan untuk yang sudah ahli. Banyak
Kegiatan orienteering di mulai pada kegiatan yang diberi kode warna (C4).

Mengapa Melakukan Orienteering? Orienteering mengambil lokasi di berbagai tempat di


alam terbuka, dari taman kota sampai pedesaan hutan dan moorlands. Anda dapat
menikmati pemandangan pedesaan, yang kadangkala belum pernah anda kunjungi, hal ini
mudah, jalan yang tidak melelahkan menjadi tetap bugar.

d Orienteering adalah olah raga yang sempurna untuk pelajar. Karena mempunyai jalur
yang menantang untuk segala usia dan kemampuan, dan dapat digunakan sebagai elemen
di kurikulum nasional untuk IPA, Geografi dan Mathematika. Orienteering adalah sebuah
aktivitas yang dapat dilakukan di halaman sekolah sama baiknya dengan di daerah
pedesaan.

Pemilihan Jalur pada Orienteering


Navigasi pada orienteering dapat dibagi dalam dua faktor:

memilih satu dari beberapa rute yang mungkin untuk mencapat kontrol point
menemukan jalan anda sendiri sepanjang rute
Sekali anda belajar beberapa teknik dasar orienteering dan teknik navigasi, anda akan
selalu dapat menemukan kontrol - jika peta yang diberikan akurat. Oleh karena itu,
banyak perbedaan waktu individual dapat terjadi karena pemilihan rute. Ini memang
benar adanya ketika kecepatan melewati wilayah bervariasi secara dramatis di tempat
yang berbeda-beda, yang mana dapat terjadi oleh banyak alasan:
jalan setapak di hutan lebih cepat dilewati
vegetasi dipeta yang berwarna hijau dapat memperlambat perjalanan
jalan menanjak dan kemudian menurun mungkin lebih lambat dibandingkan
jalan mendatar
jalur lebih cepat yang potensial mungkin tanpa bantuan navigasi, ketika rute
yang lebih panjang/pendek menyediakan pendekatan navigasi yang mudah ke titik
kontrol.
Faktor lain adalah tiap-tiap individu mungkin mempunyai kekuatan yang berbeda-beda;
seorang mungkin berlari sangat cepat di jalan setapak, tetapi lambat secara drastis ketika
masuk hutan; yang lain mungkin tidak mempunyai kecepatan yang baik, tetapi tangguh
ketika jalan menanjak; yang lain lagi mungkin tidak punya kepercayaan diri dalam
kemampuannya membaca kompas, tetapi mungkin sangat baik dalam hal membaca
kontur. Jalur terbaik untuk pemula mungkin bukan jalur terbaik unruk para orienteer yang
ahli.
Pilihan rute yang diberikan pada lomba diantara titik-titik kontrol mungkin mempunyai
banyak solusi pilihan jalur yang terbaik. Tetapi, solusi jalur yang terbaik mungkin tidak
menguntungkan ketika seorang orienteer tidak merencanakannya secara cermat.
Sebagai contoh, peta diatas dimana didalamnya terdapat pilihan jalur/rute dan variasi-
variasinya yang diberikan kepada orienteer papan atas pada Kejuaraan Nasional swedia
beberapa tahun yang lalu. Tiap jalur orienteer ditampilkan oleh satu garis merah, dan
tempat dimana beberapa individu memakai jalur yang sama, nomor berwarna merah
ditampilkan berapa banyak orienteer mengikuti beberapa bagian dari jalur. Beberapa
tempat tidak bisa dilewati karena tanaman pertanian sedang tumbuh dan ditandai dengan
silang merah.
Meskipun ini mungkin contoh yang ekstrem, hal ini menunjukkan variasi dari jalur (dan
kombinasi subset dari jalur) yang dapat terjadi pada single leg.

Tipe-Tipe Kompas
Kompas yang baik mempunyai cairan yang terdapat di
dalamnya; cairan tersebut mengatur gerakan dari jarum,
sehingga anda dapat menggunakan kompas dengan baik
walaupun memegangnya kurang dengan sempurna. Jangan
membeli kompas yang murah tetapi tanpa cairan yang terdapat
di dalamnya. Jarum kompas diwarnai dalam dua warna. Jika
kompas digenggam secara benar (mendatar), ujung warna
merah mengarah ke utara, dan putih mengarah ke selatan. An
interesting detail is that there are northern- and southern-
hemisphere compasses. This has to do with the fact that the
magnetic field lines, to which a compass needle aligns, point
into the earth at the north and south magnetic poles. Ketika
anda menggunakan kompas utara hemispher di, katakanlah,
austeralia, arah selatan dari magnet mengarah kebawah oleh
medan magnet, dan juga lebih berat dibanding arah utara - hasil
di jarum yang dapat ditangkap dan ditarik pada dasar kompas
ketika kompas diletakkan secara horizontal. When you use a
northern hemisphere compass in, say, Australia, the south end
of the magnet is pulled downwards by the magnetic field, and
is also heavier than the north end - resulting in a needle that
catches and drags on the bottom of the compass housing when
the compass is held horizontal.
A good compass will last a long time. However, some things can go wrong with a
compass: the plastic components can break, or the housing can develop a leak. Over time,
the fluid within the housing may turn an opaque blue-green. And, very rarely, the
magnetization of the compass needle may reverse, so that the south end now points to
north.

Ada Dua Tipe Kompas Orienteering :

baseplate atau kompas protractor

Kompas tipe ini ditemukan oleh Kjellstrom bersaudara semasa perang dunia II dan terdiri
atas sebuah rectangular baseplate, yang ditandai dengan panah warna merah sepanjang
axis, dan lingkaran kompas ditandai derajat (hampir di seluruh dunia untuk lingkaran
penuh adalahy 360 derajat , tetapi sebagian belahan eropa menggunakan 400 derajat).
Tanda dibagian dasar rumah kompas adalah sebuah
panah dan sebuah garis paralel di dalam panah tsb.
tampilan tambahan mungkin termasuk lanyard untuk
memasang kompas di pinggang, garis skala untuk
ukuran jarak peta sepanjang satu atau lebih ujung dari
baseplate, sebuah cermin untuk membaca peta secara
detail, dan lubang berbentuk lingkaran dan segitiga
untuk menandai jalur orienteering diatas peta.

Kompas Jempol / Ibujari


Di pertengahan tahun 1980 an, sebuah organisasi orienteering top dari Swedia membuat
terobosan untuk mengganti kompas baseplate dengan mempertajam baseplate dan
membuat lubang untuk memasang kompas tsb di jempol. Kompas ini lalu dipasang di
jempol tangan kiri, diletakkan di atas kompas yang juga dipegang dengang tangan kiri
pula. Keuntungan dari sisitem ini adalah peta dan kompas selalu di baca dalam satu unit,
peta menjadi lebih mudah di baca dan cepat, ditambah satu tangan bebas bergerak;
kekurangan adalah sudut yang sangat akurat sesuai dengan sudut kompas sangat sulit
diambil. Kesukaan seseorang biasanya menentukan pemakaian tipe kompas yang akan
dipakai; kejuaraan dunia memperbolehkan penggunaan kedua tipe kompas tersebuat.

Menggunakan tipe kompas yang lain, ada dua skill dasar yang dibutuhkan seorang
orienteer :

Membaca Peta
Mengambil Sudut

Menggunakan kompas untuk membaca peta


Ini adalah teknik yang sederhana, dan ini mungkin kegunaan kompas yang paling penting
:
Pegang kompas secara horizontal.
Letakkan kompas mendatar di atas peta.
putar peta sampai "garis utara" dari peta sejajar/satu garis lurus dengan jarum
kompas.
Arah peta sekarang sudah sama dengan medan yang sebenarnya. Ini membuat lebih
mudah dibaca, seperti membaca tulisan akan lebih mudah dari atas ke bawah.

Mengambil sudut
Setiap arah dapat dinyatakan sebagai sebuah sudut dengan acuan arah utara. di dalam
kemiliteran atau kepramukaan, ini dinamakan sebuah "azimuth", dan sudut-sudutnya
dinyatakan oleh angka dengan satuan derajat. Orienteer mempunyai cara yang mudah,
hanya mengatur sudut pada kompas mereka dan menjaga jarum tetap dan tidak berubah,
yang mana akan membawa mereka ke arah yang di tuju. Cara mudah mengatur arah pada
kompas orienteering adalah :
letakkan kompas di atas peta sehingga jarum kompas mengarah ke atas sesuai
dengan jalan yang ingin anda tuju
putar rumah kompas sehingga jarum kompas paralel dengan arah utara yang
terdapat di peta (pastikan titik panah utara dan bukan selatan)
take the compass off the map and hold it in front of you so that the direction of
travel arrow points directly ahead of you
rotate your body until the compass needle is aligned with the arrow on the base
of the compass housing
pick out a prominent object ahead of you along the direction of travel, go to it,
and repeat the process (this way you can detour around obstructions but still stay
on your bearing)
Bagaimana anda tahu telah menemukan titik
kontrol?

Bendera titik kontrol ditandai dengan lingkaran di peta. Bendera titik kontrol
ini biasanya buatan pabrik digantung pada sebuah kotak segitiga seperti layang-layang
dengan kerangka dari kawat. Tiap tiga segi empat bagian sisi-sisinya terbagi menjadi dua
warna, segitiga bagian atas berwarna putih dan segi tiga bagian bawah berwarna oranye.
Di Amerika Utara, bendera biasanya digantung pada cabang pohon atau kayu dekat titik
kontrol, sedangkan di Eropa bendera biasanya digantung di tiang kayu atau taing logam
yang ditancapkan kedalam tanah.

Ditempelkan atau diletakkan dekat bendera kontrol satu atau lebih dan sebuah kartu
dengan " kode kontrol&quot. Tiap bendera ditandai dengan kode kontrol yang unik dan
tidak ada yang sama, biasanya terdiri atas kombinasi dua huruf (angka boleh digunakan,
tetapi aturan internasional menyatakan bahwa angka 1-40 tidak diperbolehkan untuk kode
kontrol). Kode-kode ini biasanya terdaftar pada petunjuk yang menjelaskan kontrol pada
tiap jalur, dan banyak orienteer menulis kode kontrol di kotak koresponden pada kartu
kontrol, untuk memastikan bahwa mereka tidak melobangi kontrol yang salah atau pada
kotak yang salah dari kartu pelobang. .

Bagaimana anda membuktikan jika telah mengunjungi


titik kontrol?

Pelobang diletakkan atau digantung dekat bendera kontrol. Pelobang untuk orienteering
adalah alat dari pastik berwarna merah terang dengan nomor dari gigi logam yang tajam.
Orienteer menggunakan pelobang ini dengan menekan gigi logam yang mempunyai tanda
tertentu pada kartu kontrol, di kotak koresponden pada titik kontrol yang sedang
dikunjungi. Ketika titik kontrol telah dikunjungi oleh beberapa peserta, ketika titik
kontrol digunakan oleh beberapa jalur yang berbeda, beberapa alat pelobang, semua
menggunakan dengan tanda yang sama.

Pada garis finish, orienteer memberikan kartu kepada panitia, yang kemudian mengecek
apakah pelobangan kartu kontrol sesuai dengan nomor kontrol tersebut.
kartu Kontrol
Kartu kontrol dapat terdiri dari banyak bentuk,
tetapi yang paling penting didalamnya terdapat
kotak nomor untuk dilobangi. Untuk hampir semua
lomba orienteering, start dimulai secara per individu
atau berkelompok, sehingga tidak ada dua orang
atau kelompok pada titik start pada waktu yang
sama. Tujuannya adalah agar tiap individu
melakukan navigasinya sendiri; mengikuti peserta
yang lain dilarang dalam peraturan.

Kejuaraan orienteering dunia dan beberapa


kejuaraan nasional berdasarkan pada satu race. akan
tetapi, pada kejuaraan orienteering Amerika Utara
biasanya menggunakan dua jalur yang terpisah yang
dilaksanakan selama dua hari (kadang dengan peta
yang terpisah pula) total point tertinggi dan waktu
tercepat selama dua hari akan menentukan
pemenang, dan kejuaraan dunia yang terbesar,
Sweden's O-Ringen, adalah lomba yang dilaksanakan selama 5 hari dengan pemenang
ditentukan oleh total waktu tercepat. Banyak lomba termasuk variasi jalur dari tingkat
pemula (navigasinya mudah, sekitar 3 km) sampai kategori tertinggi (sukar, sekitar 10
km). Kejuaraan yang lebih besar juga akan mempunyai kelas yang berbeda untuk pria
dan wanita, dan juga untuk kelompok umur yang berbeda.

Standar lomba orienteering adalah point-to-point race (lomba dengan mencari kontrol
dari titik satu ke titik lainnya); kontrol diberi angka di peta dan saling berhubungan agar
peserta mendatanginya. Untuk mencapai tiap kontrol, orienteer melobangi/membubuhkan
stempel pada kotak nomor yang tersedia pada kartu kontrol. Hal ini untuk memudahkan
panitia untuk mengecek bahwa titik kontrol tersebut benar-benar telah dikunjungi.
Kadangkala seorang orienteer melakukan kesalahan dengan melobangi atau menyetempel
pada kotak yang salah pada kartu; jika hal ini terjadi, prosedur yang benar adalah
melobangi atau menyetempel pada kotak yang benar, dan atau melobangi atau
menyetempel pada kartu yang tidak biasa secara normal digunakan (sebagai contoh, # 20
seharusnya digunakan untuk # 12, sehingga # 12 disetempel dan # 20 disetempel pada
kotak cadangan) sampai pemeriksaan dilakukan anda dapat menjelaskan pada panitia
penyelenggara tentang kesalahan tersebut.

Kartu kontrol ini digunakan di Amerika Utara. Jika ini dilakukan di swedia, maka
lombanya harus berskala besar dan aturannya lebih ketat, orienteer didiskualifikasi jika -
sebab dua atau tanda stempel/lobang, misalnya #2 and #8, tidak dimasukkan pada kartu
kontrol.

Anda mungkin juga menyukai