Anda di halaman 1dari 21

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

KAJIAN PENYAKIT ENDEMIK

DOSEN PEMBIMBING :

TORI RIHIANTORO,SKP.M.Kep

DI SUSUN OLEH :

SASTRA WIJAYA (1914401083)

TK. 2 DIII REGULER 2

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

PRODI DIII KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


TOPIK: KAJIAN PENYAKIT ENDEMIK

Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan

Pada akhir pembelajaran pokok bahasan ini mahasiswa mampu :


1. Menjelaskan definisi dari penyakit-penyakit endemis: Flu burung, SARS, MERS-CoV &
Covid-19.
2. Menjelaskan epidemiologi/prevalensi penyakit-penyakit endemis: Flu burung, SARS,
MERS-CoV & Covid-19. di Indonesia dan dunia.
3. Menjelaskan penyebab terjadinya penyakit-penyakit endemis: Flu burung, SARS, MERS-
CoV & Covid-19.
4. Menjelaskan tanda, gejala dan hasil pemeriksaan penunjang pada penyakit-penyakit
endemis: Flu burung, SARS, MERS-CoV & Covid-19.
5. Menjelaskan rantai penyebaran/penularan penyakit-penyakit endemis: Flu burung, SARS,
MERS-CoV & Covid-19.
6. Menjelaskan pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit endemis: Flu burung,
SARS, MERS-CoV & Covid-19.

Perintah

Isilah kolom / kotak di bawah ini dengan jawaban yang benar sesuai dengan tugas atau
pertanyaannya!

1. Jelaskan definisi dan penyebab dari penyakit-penyakit endemis: Flu burung, SARS, MERS-
CoV & Covid-19.

Penyakit Definisi Penyebab

Flu Burung Flu burung


Flu burung adalah penyakit infeksi yang disebabkan disebabkan oleh
oleh virus influenza tipe A yang ditularkan oleh infeksi virus
unggas ke manusia. Ada banyak jenis virus flu influenza tipe A yang
burung, tetapi hanya beberapa yang dapat berasal dari burung
meyebabkan infeksi pada manusia

SARS SARS disebabkan


Severe acute respiratory sydrome atau SARS adalah oleh salah satu jenis
infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh coronavirus yang
SARS-associated coronavirus (SARS-CoV). Gejala dikenal dengan
awalnya mirip dengan influenza, namun dapat SARS-associatd
memburuk dengan cepat coronavirus (SARS-
CoV)

MERS-Cov MERS-CoV
Penyakit Middle East Respiratory Syndrome disebabkan oleh
Coronavirus (MERS-CoV) adalah penyakit saluran coronavirus, yaitu
pernafasan yang disebabkan oleh coronavirus. kelompok virus yang
Penyakit ini menular dari unta ke manusia, serta dari menyebabkan batuk
manusia ke manusia pilek dan infeksi
saluran pernapasan
(ISPA). Selain
menginfeksi
manusia, MERS-
CoV juga dapat
menginfeksi hewan,
khususnya unta.

Covid-19 COVID-19
COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh disebabkan oleh
virus. Severe acute respiratory syndrome coronavirus SARS-CoV-2, yaitu
2 (SARS-CoV-2). COVID-19 dapat menyebabkan virus jenis baru dari
gangguan pernafasan, mulai dari gejala yang ringan coronavirus
seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti (kelompok virus
pneumonia yang menginfeksi
sistem pernafasan)
2. Jelaskan penyebab berkembangnya penyakit-penyakit endemis: Flu burung, SARS, MERS-
CoV & Covid-19 di dunia dan di Indonesia!

1.flu burung : flu burung disebabkanoleh infeksi virus influenza tipe A yang berasal dari
burung. Sebagian besar jenis virus flu burung hanya dapat menyerang dan menular pada
ungags, baik ungags liar maupun ungags peternakan, seperti ayam, bebek, angsa, dan burung.
Namun, ada beberapa jenis virus flu burung yang bisa menginfeksi manusia, yaitu H5N1,
H5N6, H5N8, dan H7N9. Virus flu burung dapat menginfeksi manusia jika terjadi kontak
langsung dengan ungggas, yang terinfeksi virus ini. Beberapa kondisi yang dapat
meningkatkan risiko terinfeksi virus flu burung adalah :
- meyentuh ungags yang terinfeksi, baik yang msih hidup ataupun sudah mati.
- menyentuh kotoran, air liur, dan lender, dari ungags yang terinfeksi
- menghirup percika cairan saluran pernafasan (droplet) yang mengandung virus
- mengonsumsi daging atau telur unggas terinfeksin yang mentah dan matang

2.SARS : SARS disebabkan oleh salah satu jenis coronavirus yang dikenal dengan SARS-
associated coronavirus (SARS-CoV). Coronavirus merupakan kelompok virus yang bisa
menginfeksi saluran pernafasan. Saat terinfeksi virus ini, biasanya akan terjadi gangguan
pernafasan mulai dari ringan sampai berat. Para ahli menduga bahwa virus peyebab SARS
berasal dari kalelawar dan luwak. Virus baru ini menular dari hewan ke manusia dan dari
manusia ke manusia.
Virus SARS dapat menginfeksi manusia melalui berbagai cara antara lain :
-tidak sengaja menghirup percikan cairan ludah penderita SARS yang batuk atau bersin
-menyentuh mulut, mata, hidung, dengan tangan yang sudah terpapar percika ludah penderita
SARS
-Berbagai penggunaan alat makan dan minuman dengan penderita SARS
Seseorang juga dapat tertular SARS ketika menyentuh barang yang terkontaminasi oleh tinja
penderita SARS. Penularan ini terjadi bila penderita tidak mencuci tangan dengan bersih
setelah buang air besar.
3.Penyebab MERS : adalah betacoronavirus yang baru ditemukan. Coronavirus adalah virus
terbesar dari semua jenis virus RNA. Kemungkinan mekanisme transmisi spesifik penyakit ini
adalah antara manusia dan hewan sumber yang belum diketahui dan dapat terjadi penularan
dari manusia ke manusia.

4.COVID-19 : Coronavirus (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui
menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-
CoV). Novel coronavirus (Covid 19) adalah virus jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara
hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS-CoV ditransmisikan dari
kucing luwak (civet cats) ke manusia dan MERS-CoV dari unta ke manusia. Beberapa
coronavirus yang dikenal beredar pada hewan namun belum terbukti menginfeksi manusia.

Manifestasi klinis biasanya muncul dalam 2 hari hingga 14 hari setelah paparan. Tanda dan
gejala umum infeksi coronavirus antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti
demam, batuk dan sesak napas. Pada kasus yang berat dapat menyebabkan pneumonia,
sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Pada 31 Desember
2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui
etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, Cina
mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai jenis baru
coronavirus (Covid-19). Penambahan jumlah kasus Covid-19 berlangsung cukup cepat dan
sudah terjadi penyebaran ke luar wilayah Wuhan dan negara lain. Penyebaran virus corona
semakin meluas ke berbagai negara di seluruh dunia.

Seiring dengan itu, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh dari virus yang awalnya
menyebar di Wuhan, China, tersebut juga semakin banyak. Melansir dari peta
penyebaran Covid-19, Coronavirus COVID-19 Global Cases by John Hopkins CSSE,
hingga Rabu (11/3/2020) pagi, jumlah pasien yang sembuh tercatat sebanyak 64.406 orang.
Sementara itu, jumlah kasus virus corona di seluruh dunia telah mencapai 118.596 kasus
dengan korban meninggal sebanyak 4.262 orang.

Di Indonesia sendiri, data terbaru pada Rabu (11/3/2020), pasien yang dinyatakan positif
terinfeksi virus corona Covid-19 di Indonesia menjadi berjumlah 34 orang. Salah satu
pasien positif virus corona di Indonesia juga dikabarkan meninggal dunia pada Rabu
(11/3/2020). Pasien meninggal merupakan seorang perempuan warga negara asing (WNA)
berusia 53 tahun. Ia adalah pasien pada kasus 25. Menurut Juru Bicara pemerintah untuk
penanganan virus corona, Achmad Yurianto, pasien tersebut masuk ke rumah sakit dalam
keadaan sakit berat. Ia diketahui memiliki riwayat penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan
paru obstruksi menahun. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan sebagian besar
adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen
menunjukkan infiltrate1pneumonia luas di kedua paru-paru. Menurut hasil penyelidikan
epidemiologi awal, sebagian besar kasus di Wuhan memiliki riwayat bekerja, menangani,
atau pengunjung yang sering berkunjung ke Pasar Grosir Makanan Laut Huanan. Sampai
saat ini, penyebab penularan masih belum diketahui secara pasti.
3. Sebutkan tanda dan gejala dari masing-masing penyakit-penyakit endemis: Flu burung,
SARS, MERS-CoV & Covid-19!

Penyakit Tanda dan gejala

Flu Burung  Demam


 Batuk
 Sakit tenggorokan
 Nyeri otot
 Sakit kepala
 Kelelahan
 Hidung berair atau tersumbat
 Sesak napas

SARS

 Demam
 Batuk
 Sesak napas
 Nafsu makan menurun
 Tubuh mudah lelah
 Menggigil
 Sakit kepala
 Nyeri otot
 Diare
 Mual
 Muntah

 Batuk
 Pilek
 Sakit tenggorokan
 Demam
MERS-Cov  Menggigil
 Nyeri otot
 Sesak napas

Covid-19

 Demam (suhu tubuh di atas 38°C)


 Batuk kering
 Sesak napas
 Mudah lelah
 Nyeri otot
 Nyeri dada
 Sakit tenggorokan
 Sakit kepala
 Mual atau muntah
 Diare
 Pilek atau hidung tersumbat
 Menggigil
 Bersin-bersin
 Hilangnya kemampuan mengecap rasa atau mencium bau

4. Jelaskan rantai penyebaran/penularan penyakit-penyakit endemis: Flu burung, SARS,


MERS-CoV & Covid-19!

Flu burung dapat menular ketika seseorang melakukan kontak langsung dengan unggas yang
memiliki virus penyebab flu burung. Ketahui cara penularan virus penyebaran flu burung
kepada manusia, yaitu:

1. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan unggas yang terpapar virus
penyebab flu burung. Hindari unggas yang memiliki potensi terpapar flu burung, baik
unggas yang masih hidup atau sudah mati.
2. Penularan flu burung dapat terjadi karena kontak cairan dari unggas yang terpapar virus
flu burung dengan seseorang yang sehat.
3. Ketika memiliki unggas yang dicurigai terpapar virus flu burung,  hindari kotoran dan
kandang unggas tersebut. Debu dari kandang unggas yang terpapar dan terhirup dapat
menjadi pemicu seseorang tertular virus penyebab flu burung.
4. Perhatikan tingkat kematangan yang optimal ketika mengonsumsi daging unggas.
Konsumsi daging unggas atau telur dengan tingkat kematangan yang kurang optimal
dapat meningkatkan risiko penularan.
5. Penularan virus flu burung dapat terjadi ketika seseorang mandi atau berenang dengan
air yang sudah terpapar virus flu burung.
SARS : SARS disebabkan oleh coronavirus yang berkaitan dengan SARS (SARS-
CoV) , yang dapat menginfeksi hewan dan manusia. SARS pertama kali dilaporkan di
Asia pada bulan Februari 2003 dan menular ke manusia di lebih 24 negara di Asia,
Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Eropa sebelum wabah tersebut terbendung.
SARS sekarang tidak diketahui menular di antara manusia; namun demikian, penyakit
ini masih dapat menular pada pejamu hewan dan penyakit ini dapat muncul kembali
pada manusia. Penularan SARS dari manusia ke manusia umumnya terjadi melalui
droplet atau kontak, walaupun penularan melalui aerosol pernapasan infeksius dengan
berbagai ukuran dapat terjadi dalam jarak dekat .

kondisi lingkungan (misalnya, polutan udara, kepadatan anggota keluarga),


kelembaban, kebersihan, musim, temperatur) ketersediaan dan efektivitas pelayanan
kesehatan dan langkah pencegahan infeksi untuk mencegah penyebaran (misalnya,
vaksin, akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan, kapasitas ruang isolasi) faktor
pejamu, seperti usia, kebiasaan merokok, kemampuan pejamu menularkan infeksi,
status kekebalan, status gizi, infeksi sebelumnya atau infeksi serentak yang disebabkan
oleh patogen lain, kondisi kesehatan umum; dan n karakteristik patogen, seperti cara
penularan, daya tular, faktor virulensi (misalnya, gen penyandi toksin), dan jumlah atau
dosis mikroba (ukuran inokulum).

MARS-CoV : Virus ini dapat menular antar manusia secara terbatas, dan tidak terdapat
transmisi penularan antar manusia secara luas dan bekelanjutan. Mekanisme penularan belum
diketahui. » Kemungkinan penularannya dapat melalui :

• Langsung : melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batuk atau bersin.

• Tidak Langsung: melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.

COVID-19 : COVID-19 disebabkan oleh SARS-CoV2 yaitu virus jenis baru dari corona virus
(kelompok virus yang menginfeksi saluran pernafasan). Infeksi virus bisa menyebabkan
pernafasan ringan sampai sedang. Seperti flu, infeksi sistem pernafasan, dan paru-paru

Covid-19 awalnya ditularkan dari hewan ke manusia, setelah itu diketahui bahawa infeksi ini
juga bisa menularkan dari manusia ke manusia. Penularannya :

1.tidak sengaja menghirup percikan ludah pada pasien covid

2.memegang mulut, hidung, atau mata tanpa terlebih dahulu mencuci tangan

3.kontak jarak dekat (kurang dari 2m dengan penderita covid tanpa mengunakan masker

CDC dan WHO menyatakan covid-19 juga menular melalui partikel zat di udara meski
demikian, cara penularan ini hanya dalam prosedur medis seperti intubasi hisap lender dan
pemberian obat hirup melalui nebulizer

5. Jelaskan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit-penyakit endemis: Flu burung,


SARS, MERS-CoV & Covid-19!

Pencegahan Flu Burung


 Menjaga kebersihan tangan.
 Menyemprot (strerilisasi) area peterakan atau pasar unggas.
 Menjaga kebersihan kandang apabila memelihara unggas.
 Memastikan untuk mengonsumsi daging atau telur unggas yang telah dimasak
dengan baik.
 Tidak mengonsumsi unggas liar hasil buruan karena tidak tahu penyakit apa saja
yang mungkin ada di tubuh mereka.
 Membeli daging unggas yang sudah dipotong di swalayan atau pasar tradisional
yang kebersihannya baik.
 Selalu gunakan masker (penutup mulut dan hidung) ketika kita berada di tempat-
tempat umum.
 Rutin mengikuti vaksinasi flu tiap tahun. Jika perlu, sertakan juga vaksinasi
pneumokokus untuk menjaga diri dari komplikasi flu burung apabila sewaktu-
waktu kita terjangkit kondisi tersebut.

Penanggulangan Flu Burung


Ketika seseorang mengidap flu burung, biasanya mereka akan dirawat di ruang
isolasi. Tujuannya jelas, untuk meminimalisir terjadinya penularan. Selain itu,
mereka juga dianjurkan untuk minum banyak cairan, mengonsumsi makanan sehat,
istirahat, dan minum obat pereda rasa sakit, dokter juga biasanya akan meresepkan
obat-obatan antivirus dan antinyeri agar penyakit tidak berkembang makin parah.
Pemberian obat antivirus juga bertujuan mencegah terjadinya komplikasi dan
membuat peluang hidup pasien tetap besar.
Andaikan flu burung sudah menimbulkan komplikasi, maka penanganannya akan
disesuaikan dengan komplikasi yang timbul, contohnya pneumonia. Pasien yang
mengalami kondisi ini biasanya harus dibantu dengan ventilator di rumah sakit
untuk membantu mengurangi kesulitan bernapas. Selain itu, pemberian obat-obatan
antibiotik harus terus dilakukan sampai pneumonia sembuh. 

SARS : cara terbaik untuk mencegah pencegahan penyakit sars hindari berpergian ke
Negara-negara yang menajdi wabah penyakit sars selain itu, hindari melakukan kontak
langsung secara intensif dengan orang-orang yang ter infeksi

Meski begitu hal yang paling penting untuk mencegah penyakit akibat virus adalah dengan
cara menjaga pola hidup agar tetap sehat biasakan mencuci tangan sebelum makan dan
setelah beraktivitas, cara mencegah sars lainnya adalah dengan menggunakan masker
untuk mencegah penularan melalui udara

MERS-CoV : Sampai saat ini, belum ada metode maupun vaksin untuk mengobati dan
mencegah MERS CoV. Bagi pasien dengan gejala ringan, dokter akan meresepkan obat
untuk meredakan demam dan nyeri. Dokter juga akan menyarankan pasien beristirahat di
rumah dan sebisa mungkin menghindari kontak dengan orang lain untuk mencegah
penyebaran virus.

Bagi pasien yang mengalami gejala berat, diperlukan penanganan intensif di rumah sakit.
Pasien akan diberikan oksigen, antibiotik, dan infus. Bila perlu, dokter akan memonitor
fungsi organ tubuh secara intensif dan memasangkan alat bantu napas.

Meski belum ada vaksin untuk mencegah MERS CoV, risiko tertular virus ini dapat
dikurangi dengan melakukan beberapa langkah berikut:

 Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun, terutama sebelum makan atau sebelum
menyentuh wajah. Bila tidak ada sabun, gunakan hand sanitizer
 Menutup hidung dan mulut dengan tisu ketika bersin atau batuk, lalu buang tisu tadi
ke tempat sampah
 Membersihkan dan mensterilkan benda yang sering disentuh banyak orang, seperti
pegangan pintu
 Menghindari kontak dengan seseorang yang sedang sakit, termasuk berbagi pakai
alat makan
 Menghindari kontak dengan unta yang sedang sakit, dan jangan pula memakan
daging serta meminum susunya

COVID-19 :

1. Mencuci tangan dengan air sabun atau alkohol


Salah satu cara mencegah penyakit COVID-19 adalah mencuci tangan. Mencuci tangan
merupakah salah satu kebiasaan sehat yang terlihat sederhana, tetapi ampuh mengurangi
risiko penularan infeksi virus. 

Hal ini dikarenakan tangan manusia dipenuhi dengan berbagai macam bakteri dan virus,
terutama ketika berada di tempat yang ramai. Patogen yang tersebar dapat menempel di
tangan dan lebih berisiko menularkan infeksi virus, seperti SARS-CoV-2.

Selain itu, manusia juga lebih rentan tertular penyakit yang berasal dari sentuhan tangan
pada barang atau percikan cairan orang yang terkena virus. Terlebih lagi, Anda mungkin
tanpa sadar sering menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicuci. 

Padahal, ketiga indera tersebut dapat menjadi ‘gerbang utama’ dari virus dan bakteri masuk
ke dalam tubuh. Maka itu, Anda disarankan untuk mencuci tangan dengan air mengalir dan
sabun ketika tangan dalam keadaan kotor. 

Apabila terlihat bersin, dianjurkan untuk mencucinya dengan antiseptik dan lakukan 6
langkah cuci tangan selama 20-30 detik sebagai cara mencegah COVID-19. 

2. Mengurangi kontak dengan orang sakit

Selain mencuci tangan, cara lainnya untuk mencegah COVID-19 adalah mengurangi
hingga mencegah kontak dengan orang sakit, seperti batuk, demam, dan bersin. 

Metode ini sangat direkomendasikan mengingat penularan COVID-19 terjadi melalui


percikan cairan pasien yang batuk dan bersin. 

Selain itu, ketika Anda merasa tidak enak badan, cobalah untuk berdiam diri di rumah dan
gunakan masker ketika sakit. Dengan begitu, Anda tidak menularkan infeksi virus kepada
orang lain dan tidak tertular penyakit saat tubuh dalam keadaan tidak sehat. 

3. Melakukan etika batuk dan pakai masker saat sakit


Banyak orang yang mengira bahwa penggunaan masker meskipun dalam keadaan sehat
merupakan cara efektif mencegah COVID-19. Faktanya, tidak demikian. Pemakaian
masker lebih efektif dilakukan pada orang sakit dan tenaga kesehatan yang sering
berkontak dengan pasien yang terinfeksi. Selain itu, penggunaan masker akan lebih manjur
ketika digabungkan dengan kebiasaan mencuci tangan sesering mungkin. 

Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan masker, seperti:

Mencuci tangan sebelum memakai masker.


Menutupi mulut dan hidung agar tidak ada celah antara wajah dengan masker.
Menghindari menyentuh masker saat menggunakannya.
Mengganti masker dengan yang baru ketika terasa lembap.
Melepas masker dari belakang tanpa menyentuh bagian depan.
Membuangnya di tempat sampah tertutup dan segera cuci tangan.
Tidak mengusap mata, hidung, mulut, dan wajah dengan tangan yang kotor.

Selain itu, Anda juga tidak dianjurkan untuk mengusap mata, hidung, mulut, dan wajah
dengan tangan yang kotor. Kebiasaan tersebut dapat memudahkan virus masuk ke dalam
mukosa tubuh, sehingga alangkah baiknya sering mencuci tangan. 

Apabila masker tidak tersedia saat sakit, Anda dapat mengikuti etika batuk dengan benar,
yaitu menutupi mulut ketika batuk atau bersin dengan tisu atau menggunakan lengan
tangan. 

Ingat, etika batuk dan penggunaan masker saat sakit menjadi salah satu kunci penting
dalam cara mencegah COVID-19. 

4. Memasak daging dan telur hingga matang

Tahukah Anda bahwa cara Anda memasak telur dan daging ternyata perlu diperhatikan
untuk mencegah penyakit COVID-19?
COVID-19 merupakan penyakit zoonoti, yaitu coronavirus menggunakan hewan sebagai
vektor dan menjangkit manusia ketika daging hewan tidak dimasak dengan matang. Maka
itu, Anda perlu memperhatikan kematangan daging dan telur agar tidak terinfeksi virus
SARS-CoV-2. 

Selain itu, menjaga kebersihan ketika berkunjung ke pasar hewan dan mencegah kontak
dengan hewan liar tanpa pengaman pun sangat dianjurkan. Hal ini dikarenakan sampai saat
ini para ahli belum mengetahui dengan pasti bagaimana penularan virus tersebut, sehingga
disarankan untuk tetap berhati-hati. 

5. Menjaga daya tahan tubuh

Sebenarnya, hal yang perlu diperhatikan sebagai salah satu cara mencegah COVID-19
adalah menjaga daya tahan tubuh. Apabila sistem kekebalan tubuh rendah, terutama saat
sakit, virus lebih mudah menyerang tubuh, entah itu virus flu maupun SARS-CoV-
2. Menjaga daya tahan tubuh cukup sederhana dan muda, seperti:

Rutin berolahraga.
Makan makanan yang bergizi.
Memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral, seperti vitamin C dan D.

Akan tetapi, ada banyak kebiasaan masyarakat Indonesia yang membuat tubuh kekurangan
vitamin dan mineral. Kebiasaan yang paling banyak ditemukan misalnya, banyak orang
yang malas beraktivitas di luar ruangan. 

Kebiasaan tersebut membuat tubuh jadi jarang terkena sinar matahari yang
merupakan sumber utama vitamin D. Kekurangan vitamin D ternyata membuat respon
imunitas untuk menyerang virus dan bakteri pun menurun. 

Maka itu, tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi virus dan penyakit. Tidak hanya
berisiko terhadap COVID-19, tetapi sistem kekebalan yang rendah juga menyebabkan
gejala semakin parah. 

Oleh karena itu, menjaga daya tahan tubuh sangat penting sebagai cara mencegah COVID-
19, baik memenuhi asupan nutrisi dan berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi selama
30 menit. 

6. Jelaskan pengobatan pada penyakit-penyakit endemis: Flu burung, SARS, MERS-CoV &
Covid-19!

FLU BURUNG : Flu burung dapat ditangani dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

 Istirahat cukup, untuk meningkatkan daya tahan tubuh


 Minum air putih yang banyak, untuk mencegah dehidrasi
 Meminum obat flu yang dapat dibeli bebas di apotek

Penanganan H1N1 umumnya tidak memerlukan pengobatan khusus, kecuali muncul


komplikasi akibat flu. Dua obat antivirus yang direkomendasikan untuk mengatasi flu jenis
ini adalah oseltamivir (Tamiflu) dan zanamivir (Relenza). Namun, risiko resistensi virus
terhadap obat tersebut semakin meningkat, sehingga hanya boleh diberikan kepada orang
dengan risiko tinggi.

Penderita golongan dewasa muda dan tidak ada kelainan pada daya tahan tubuhnya tidak
memerlukan obat tersebut, karena virus dapat sembuh dengan sendirinya oleh sistem
kekebalan tubuh.

Untuk mengurangi gejala, dapat juga mengonsumsi obat penurun demam, obat batuk/pilek,
dan obat antinyeri.

SARS: Pengobatan SARS bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah penularan
SARS ke orang lain. Sampai saat ini, penelitian untuk menemukan vaksin SARS masih
terus dilakukan.

Penderita SARS harus dirawat di rumah sakit dan diisolasi dari pasien lain. Selama dirawat
di rumah sakit, pasien akan diberikan obat-obatan berupa:

 Obat untuk meredakan gejala, seperti obat analgetik-antipiretik, obat batuk, dan


obat untuk meredakan sesak napas
 Obat antivirus untuk menghambat perkembangan virus, seperti lopinavir, ritonavir,
atau remdesivir
 Obat antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri yang terjadi saat penderita SARS
mengalami pneumonia
 Obat kortikosteroid dosis tinggi untuk mengurangi pembengkakan di paru-paru

Selain diberikan obat-obatan, pasien juga akan diberikan oksigen tambahan melalui kanula


(selang) hidung, masker oksigen, atau tabung endotrakeal (ETT).

MERS-CoV :

Sampai saat ini, belum ada metode maupun vaksin untuk mengobati dan mencegah MERS
CoV. Bagi pasien dengan gejala ringan, dokter akan meresepkan obat untuk meredakan
demam dan nyeri. Dokter juga akan menyarankan pasien beristirahat di rumah dan sebisa
mungkin menghindari kontak dengan orang lain untuk mencegah penyebaran virus.

Bagi pasien yang mengalami gejala berat, diperlukan penanganan intensif di rumah sakit.
Pasien akan diberikan oksigen, antibiotik, dan infus. Bila perlu, dokter akan memonitor
fungsi organ tubuh secara intensif dan memasangkan alat bantu napas.

COVID-19 : Sampai saat ini, belum ada obat untuk mengatasi penyakit COVID-19. Jika
Anda di diagnosis COVID-19 tetapi tidak mengalami gejala atau hanya mengalami gejala
ringan, Anda bisa melakukan perawatan mandiri di rumah, yaitu:

 Lakukan isolasi mandiri selama 2 minggu dengan tidak keluar rumah dan menjaga
jarak dengan orang dalam satu rumah.
 Ukur suhu tubuh 2 kali sehari, pagi dan malam hari.
 Cuci tangan dengan sabun, air mengalir, atau hand sanitizer.
 Banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh.
 Istirahat yang cukup untuk mempercepat proses penyembuhan.
 Konsumsi obat pereda batuk, demam, dan nyeri, setelah berkonsultasi dengan
dokter.
 Perhatikan gejala yang Anda alami dan segera hubungi dokter jika gejala
memburuk.

Penelitian menunjukkan bahwa pasien COVID-19 dengan gejala ringan dapat sembuh
dalam 2 minggu. Namun, sebelum Anda mengakhiri isolasi mandiri dan kembali
beraktivitas, tetap lakukan konsultasi dengan dokter.

Jika Anda didiagnosis COVID-19 dan mengalami gejala berat, dokter akan merujuk Anda
untuk menjalani perawatan dan karantina di rumah sakit rujukan. Metode yang dapat
dilakukan dokter antara lain:

 Memberikan obat untuk mengurangi keluhan dan gejala


 Memasang ventilator atau alat bantu napas
 Memberikan infus cairan agar tetap terhidrasi
 Memberikan obat pengencer darah dan pencegah penggumpalan darah

Penelitian untuk mencari metode pengobatan yang efektif dalam mengatasi penyakit
COVID-19 masih terus dilakukan. Beberapa jenis obat yang diteliti untuk mengatasi
COVID-19 adalah remdesivir, lopinavir-ritonavir, dan favipiravir.

Di antara obat-obatan tersebut, remdesivir dinilai paling efektif dalam mengatasi COVID-


19 pada beberapa pasien. Meski demikian, penelitian tentang efektivitas remdesivir masih
terus berlanjut.

Anda mungkin juga menyukai