Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Tinnitus

Tinnitus adalah bunyi atau dengungan pada telinga. Kondisi ini sebetulnya bukan
penyakit, melainkan gejala dari penyakit tertentu. Contohnya cedera telinga, masalah
pada sistem sirkulasi tubuh, atau kehilangan kemampuan mendengar seiring
bertambahnya usia. Tinnitus merupakan kondisi yang bisa dialami semua orang dari
segala usia, tapi umumnya dialami ole lansia berusia di atas 65 tahun.

Faktor Risiko Tinnitus


Terdapat faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang lebih mudah mengalami
kodnisi ini, antara lain:

 Berumur lebih dari 60 tahun.


 Sering mendengar suara yang terlalu keras, seperti tentara, musisi, pekerja di
pabrik atau konstruksi.
 Laki-laki.
 Merokok.
 Tidak pandai mengelola stres.
 Sering mengonsumsi minuman beralkohol atau berkafein

Baca juga:3 Jenis Gangguan Telinga yang Perlu Diketahui

Penyebab Tinnitus
Tinnitus dapat disebabkan oleh berbagai penyakit. Penyebabnya juga terkadang
sulit diketahui dengan pasti. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang bisa
menyebabkan seseorang alami tinnitus, antara lain:

 Kerusakan pada telinga bagian dalam. Ini merupakan penyebab dari


sebagian besar tinnitus. Pada kondisi normal, bunyi yang masuk ke telinga
akan dikirim ke otak oleh saraf-saraf pendengaran setelah sebelumnya
melewati struktur yang mengandung sel-sel sensitif bunyi. Struktur ini disebut
sebagai koklea. Namun, jika terjadi kerusakan pada koklea, proses
pengiriman sinyal akan terputus dan otak akan terus mencari sinyal-sinyal
dari koklea yang tersisa sehingga menyebabkan bunyi tinnitus.
 Kehilangan pendengaran karena lanjut usia. Kepekaan saraf pendengaran
akan berkurang seiring bertambahnya usia sehingga kualitas pendengaran
kita akan menurun.
 Pajanan suara atau bunyi yang nyaring, contohnya mendengar musik yang
terlalu nyaring melalui earphone, pekerja pabrik yang menangani mesin-
mesin berat, atau mendengar bunyi ledakan yang keras.
 Penumpukan kotoran dalam telinga. Ini akan menghalangi pendengaran dan
bisa memicu iritasi pada gendang telinga.
 Infeksi pada telinga tengah.
 Pertumbuhan tulang telinga yang abnormal.
 Penyakit Meniere.
 Cedera kepala atau leher.
 Efek samping obat-obatan tertentu.
 Hipertiroidisme.
 Pecahnya gendang telinga.
 Neuroma akustik.
 Gangguan kardiovaskular, misalnya hipertensi atau aterosklerosis.

Gejala Tinnitus

Tinnitus ditandai dengan munculnya bunyi-bunyi tertentu pada telinga, seperti bunyi
berdenging, berdesis, atau bahkan siulan. Bunyi ini bisa terdengar pada salah satu
atau kedua telinga pengidap.

Sebagian besar bunyi tinnitus juga hanya akan dapat didengar oleh pengidapnya.
Namun, ada juga tinnitus yang terkadang bisa terdengar oleh dokter yang memeriksa
kondisi telinga pengidap. Tinnitus umumnya bukan termasuk kondisi yang serius
dan bisa membaik dengan sendirinya. Meski demikian, tidak ada salahnya untuk
tetap waspada dan memeriksakan kondisi telinga ke dokter, terutama jika:

 Bunyi tersebut dapat mengganggu ketenangan atau aktivitas sehari-hari,


misalnya menjadi sulit istirahat yang memicu depresi.
 Tinnitus umumnya muncul setelah terjadi infeksi pada saluran pernapasan
atas, contohnya flu, dan tidak kunjung membaik dalam kurun waktu tujuh hari.
 Tinnitus yang dialami disertai dengan pusing atau kehilangan pendengaran.
 Tinnitus timbul secara tiba-tiba atau tanpa sebab yang jelas.

Baca juga:4 Kebiasaan Buruk Penyebab Tinnitus

Diagnosis Tinnitus
Saat pengidap mengalami telinga berdengung, maka dokter spesialis THT akan meminta
pengidapnya untuk mendeskripsikan jenis bunyi yang ia dengar, dan melakukan pemeriksaan
fisik pada telinga pengidap. Tidak hanya itu, pemeriksaan menggunakan tes audiometri juga
akan dilakukan. Bahkan jika diperkukan, dokter akan melakukan pemindaian dengan CT scan
atau MRI jika diduga terdapat kerusakan atau kelainan pada organ dalam telinga.
 

Pengobatan Tinnitus 

Tiap pengidap tinnitus membutuhkan pengobatan yang berbeda-beda.


Penentuannya tergantung pada faktor penyebab di balik tinnitus. Contohnya dokter
akan mengganti obat yang kamu gunakan jika tinnitus yang dialami merupakan efek
samping dari obat-obatan. Jika penumpukan kotoran telinga terbukti menjadi
pemicunya, dokter akan menganjurkan metode pembersihan telinga atau
memberikan obat tetes telinga untuk mengatasinya.

Namun, jika penyebab tinnitus tidak bisa dideteksi, penanganan yang dilakukan tentu
berbeda. Pengobatan yang diberikan memiliki tujuan untuk menekan bunyi tinnitus
semaksimal mungkin sehingga tidak mengganggu aktivitas. Langkah ini biasanya
meliputi:

 Penggunaan alat bantu dengar.


 Prosedur operasi.
 Terapi suara, misalnya menggunakan bunyi-bunyi lain (seperti suara radio
atau rekaman bunyi hujan) untuk menutupi bunyi tinnitus yang dialami.
 Tinnitus retraining therapy (TRT). Dalam terapi ini, pengidap tinnitus akan
dilatih untuk membiasakan diri dengan bunyi tinnitus yang ia alami.

Di samping terapi dan langkah medis, ada juga beberapa cara yang bisa diterapkan
di rumah untuk mengendalikan tinnitus. Misalnya, mendengarkan musik yang
menenangkan dan melakukan relaksasi.

Pencegahan Tinnitus

Cara terbaik untuk mencegah penyakit tinnitus adalah dengan menghentikan


kebiasaan yang dapat berdampak buruk pada telinga, seperti mendengar musik
keras di earphone dalam jangka waktu lama. Hindari tidur sambil mendengarkan
musik, karena telinga juga butuh istirahat.

Anda mungkin juga menyukai