Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

HALUSINASI

DISUSUN OLEH

SHEIREN MATILDA MAMUKO


17061031

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE

2020
1. Definisi
Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori dari suatu obyek tanpa adanya rangsangan dari luar,
gangguan persepsi sensori ini meliputi seluruh pancaindra. Halusinasi merupakan salah satu gejala
gangguan jiwa yang pasien mengalami perubahan sensori persepsi, serta merasakan sensasi palsu
berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan, atau penciuman. Pasien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada.
Pasien gangguan jiwa mengalami perubahan dalam hal orientasi realitas. Salah satu manifestasi
yang muncul adalah halusinasi yang membuat pasien tidak dapat menjalankan pemenuhan dalam
kehidupan sehari-hari.

2. Rentang Respon

adaptif maladaptif

Pikiran logis.• Persepsi • Gangguan proses


akurat.• Emosi konsisten • Kadang proses pikir tidak berpikir/waham.•
dengan pengalaman.• terganggu.• Ilusi. • Emosi Halusinasi.• Kesukaran
Perilaku cocok.• tidak stabil.• Perilaku tidak proses emosi.• Perilaku
Hubungan sosial biasa.• Menarik diri. tidak terorganisasi.•
harmonis. Isolasi sosial.

3. TANDA DAN GEJALA


- Bicara, senyum, tertawa sendiri
- Melihat dan merasa sesuatu yang tidak nyata
- Ketakuan
- Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan
- Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata
- Tidak dapat memusatkan perhatian (konsentrasi)
- Pembicaraan kadang tidak masuk akal
- Sikap curiga dan bermusuhan
- Menarik diri dan menghindar dari orang lain
- Sulit membuat keputusan
- Mudah tersinggung,jengkel marah
- Muka marah kadang pucat
- Ekspresi wajah tegang
- TD meningkat
- Nafas terengah-engah
- Nadi cepat
- Banyak keringat
4. Pohon masalah

Halusinasi penglihatan

Menarik diri

Harga diri rendah

5. Klasifikasi Data

Jenis Halusinasi Data Objektif Data Subjektif

• •
Bicara atau tertawa sendiri. Mendengar suara-suara atau kegaduhan.
Halusinasi dengar/suara
• Marah-marah tanpa sebab. • Mendengar suara yang mengajak bercakap-
• Mengarahkan telinga ke arah cakap.
tertentu. • Mendengar suara menyuruh melakukan
• Menutup telinga. sesuatu yang berbahaya.
• •
Halusinasi penglihatan m enunjuk-nunjuk ke arah tertentu. Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris,
• Ketakutan pada sesuatu yang tidak bentuk kartun, melihat hantu, atau monster.
jelas.
• •
Halusinasi penciuman Mencium seperti sedang membaui M m embaui bau-bauan seperti bau darah, urine,
bau-bauan tertentu. feses, dan kadang-kadang bau itu
• Menutup hidung. menyenangkan.
Halusinasi pengecapan • •
Sering meludah Merasakan rasa seperti darah, urine, atau
• Muntah feses.

Halusinasi perabaan • Menggaruk-garuk permukaan kulit. • Mengatakan ada serangga di permukaan kulit.
• Merasa seperti tersengat listrik.
6. Strategi Pelaksanaan

Strategi komunikasi tindakan keperawatan


1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
fase ini di mulai saat bertemu pertama kali dengan klien. Saat pertama kali bertemu
dengan klien fase ini di gunakan perawat untuk berkenalan dengan klien dan
merupakan langkah awal dalm membinah hubungan saling percaya.
b. Validasi
pada tahap ini perawat menanyakan apa yang dirasakan klien saat ini, dan
menanyakan kembali pembahasan topic yang di inginkan klien.
c. Kontrak
1) Topik
kontrak topic sesuai yang di inginkan klien.
2) Tempat
Kontrak tempat sesuai dengan yang di inginkan klien.
3) Waktu
Kontrak waktu sesuai kesepakatan dengan klien
2. Fase kerja
Tahap ini merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik. Tahap ini
perawat bersama klien menghadapi masalah yg di alami pasien. Tahap ini berkaitan
dengan pelaksanaan rencana asuhan yang telah di terapkan. Teknik komunikasi
yang sering di gunakan antara lain mengeksplorasi, mendengarkan dengan aktif,
refleksi, sebagai presepsi, memfokuskan dan menyimpulkan.
3. Fase terminasi
fase ini merupakan akhir dari kegiatan perawat dank lien yang di bagi menjadi 2
bagian :
1. terminasi sementara : masi ada pertemuan lanjutan
7. ASUHAN KEPERAWATAN

Studi khaus:

Seorang laki-laki berusia 30 tahun masuk rumah sakit jiwa dengan alasan merusak barang-
barang dan memukul adiknya. Keluarga mengatakan sudah 2 bulan sejak gagal menikah klien
tidak mau keluar rumah, tampak mondar-mandir dikamarnya, bibir komat-kamir dan sering
marah-marah tanpa sebab. Klien lebih sering menyendiri di kamar karena malu bertemu
dengan orang lain. Calon istriklien meninggalkannya 2 minggu menjelang pernikahan dan itu
membuat klien sangat terpukul. Saat dilakuka pengkajian klien tidak kooperatif dalam
berinteraksi dengan perawat karena tidak fokus pada perawat dan hanya terpaku melihat
tempat tidurnya sambil sesekali berbisik. Kilen selalu mengatakan tidak mau bertemu
perempuan yang sudah jahat padanya.

A. Klasifikasi data

Data subjektiv Data objektif

- Keluarga mengatakan sudah 2 bulan sejak


gagal menikah klien tidak mau keluar rumah, - klien tidak kooperatif
tampak mondar-mandir dikamarnya, bibir - klien tampak tidak fokus pada perawat pada
komat-kamir dan sering marah-marah tanpa saat pengkajian
sebab. - klien tampak selalu melihat tempat tidunya
- keluarga klien mengatakan klien sering sambil sesekali berbisik.
merusak barang-barang dan memukul
adiknya

- Kilen selalu mengatakan tidak mau


bertemu perempuan yang sudah jahat
padanya.

.
B. Pohon masalah

Halusinasi penglihatan

Menarik diri

Harga diri rendah

C. Intervensi

Tgl No Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan


. Keperawata Kriteria Hasil Intervensi rasiona
D n l
X
Selasa Perubahan - Klien dapat
, 14 1 sensori menyebutka 1. Melatih pasien
-09- persepsi n manfaat mengontrol
2020 halusinasi berhubungan halusinasi
penglihatan dengan TUM:
b//d isolasi orang lain - Untuk
social membantu
menarik diri pasien agar
mampu
mengontrol
halusinasi,
2. Bina hubungan
saling percaya
TUK :
- Klien dapat
mampu
berhubungan
dengan orang
lain tanpa
merasa
rendah diri

D. Implementasi dan Evaluasi

Hari/tangga Diagnosa ja Implementasi tindakan evaluasi


l keperawata m keperawatan
n
Selasa 15- Perubahan 1. Melatih pasien Tanggal 15-09-2020
09-2020 sensori mengontrol Jam 14.00 Wita
persepsi halusinasi
halusinasi TUM: S:
penglihatan - Untuk - Klien mengataka
b//d isolasi membantu sudah dapat
social pasien agar mengontrol
menarik mampu amarahnya
diri mengontrol
halusinasi, O:
2. membina - Klien tampak
hubungan sudah merasa
saling percaya baikkan dan
TUK : dapat
Klien dapat mampu mengontrol
berhubungan amarahnya
dengan orang lain - Klien sudah bisa
tanpa merasa membina
rendah diri hubungan
dengan orang
lain

A:
- masalah teratasi

P:
- Intervensi
dihentikan
Referensi

Tim pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.Deinisi dan
indikator Diagnostik. Jakarta Selatan : Dewan Pengurus PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. jakarta selatan : Dewan Pengurus PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia . jakarta
selatan : Dewan Pengurus PPNI

Yusuf, PK, Nihayati. 2015. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta selatan : Selemba Medika

Anda mungkin juga menyukai