Disusun oleh :
YURIKA RAHMADANI
1930701028
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ''Konsep dasar adaptasi fisiologis
BBL" keberhasilan dalam pembuatan makalah ini juga tidak lepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak , untuk itu kami ucapkan terima kasih .
Kami berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat berguna bagi orang yang
membacanya . kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini belum sempurna , untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun serta semoga makalah ini
tercatat menjadi motivator bagi penulis untuk penulisan makalah yang lebih baik dan bermanfaat
.
Bulungan, 1 juli
2020
Penulis
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bayi baru lahir atau neonatus adalah bayi yang berumur 0-28 hari (Bobak,2005).Perubahan
fisiologi pada bayi baru lahir merupakan suatu proses adaptasidengan lingkungan luar atau
dikenal dengan kehidupan ekstrauteri. Sebelumnya bayi cukup hanya beradaptasi dengan
kehidupan intrauteri. (Aziz Alimul , 2008)Saat lahir, bayi mengalami perubahan fisiologi yang
cepat dan hebat.Kelangsungan hidup bergantungan pada pertukaran oksigen dan karbon
dioksidayang cepat dan teratur. agar pertukaran efisien, alveolus paru yang semula berisi
cairan harus terisi oleh udara. (Kenneth J , 2009 ) Bayi akan mengalami adaptasi sehingga
yang semula bersifat bergantungkemudian menjadi mandiri secara fisiologis karena:
b. Mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup
d. Dapat melawan setiap penyakit dan infeksiSebelum diatur oleh tubuh bayi sendiri, fungsi
tersebut dilakukan oleh placentayang kemudian masuk keperiode transisi.
Periode transisi terjadi segera setelahlahir dan dapat berlangsung hingga 1 bulan atau lebih
(untuk beberapa system)
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimanana mengatasi masala adaptasi fisiologi dan adaptasi bayi baru lahir terhadap
kehidupan diluar uterus
C. TUJUAN
Untuk mengetahui Bagaimanana mengatasi masala adaptasi fisiologi dan adaptasi bayi baru
lahir terhadap kehidupan diluar uterus.
BAB II
PEMBAHASAN
4
Konsep dasar Adaptasi fisiologis bayi baru lahir
2.1 Termoregulasi
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan mengalami stress
dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan. Pada saat bayi meninggalkan lingkungan
rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk ke dalam lingkungan ruang bersalin
yang jauh lebih dingin. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit,
sehingga mendinginkan darah bayi.
Hipotermia pada bayi baru lahir timbul karena penurunan suhu tubuh yang dapat terjadi
melalui:
1. Radiasi : Yaitu panas tubuh bayi memancar kelingkungan sekitar bayi yang lebih
dingin, misal : BBL diletakkan ditempat yang dingin.
2. Evaporasi : Yaitu cairan/air ketuban yang membasahi kulit bayi menguap, misal :
BBL tidak langsung dikeringkan dari air ketuban.
3. Konduksi : Yaitu pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak
dengan permukaan yang lebih dingin, misal : popok/celana basah tidak langsung
diganti,
4. Konveksi : Yaitu hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara sekeliling bayi,
misal : BBL diletakkan dekat pintu/jendela terbuka.
5
2.2 System Pernapasan
Paru berasal dari titik tumbuh yang terdapat difaring, bercabang dankemudian bercabang
kembali membentuk percabangan bronkus. Seiring waktu, pada usia 8 bulan bronkiolus dan
alveoulus akan sepenuhnya berkembang,walaupun janin memperlihatkan adanya bukti
gerakan napas sepanjangtrimester I dan III. Ketidakmatangan paru akan mengurangi
peluangkelangsungan hidup bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 24 minggu
karenaketerbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan system kapiler paru dantidak
cukupnya jumlah surfaktan. Napas yang pertama dipengaruhi oleh 2 faktor yang berperan
padarangsangan napas bayi:
➢ Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru selama persalinan
yang merangsang masuknya udara kedalam paru secara mekanis.
Upaya bernapas pertama seorang bayi adalah untuk mengeluarkancairan dalam paru dan
mengembangkan jaringan alveolus paru. Agar alveolusdapat berfungsi, harus terdapat cukup
surfaktan dan aliran darah ke paru.Produksi surfaktan dimulai pada usia 20 minggu
kehamilan dan jumlahnya akan meningkat sampai paru matang sekitar 30-40 minggu
kehamilan. Surfaktan inimengurangi tekanan permukaan dan membantu menstabilkan
dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir penapasan.
Surfaktan adalah lipoprotein yang dihasilkan oleh sel tipe II pneumosityang melapisi
alveolus. Surfakatan memengaruhi pengembangan alveolus danmenjaganya tidak kolaps
saat ekskresi. Sindrom distress pernapasan pada bayisering kali terjadi karena defisiensi
surfaktan. Gambaran surfaktan pada cairanamnion menunjukan pematangan fungsional
paru. Sintesis dan sekresisurfaktan dipengaruhi oleh hormone kortisol dan glukosteroid lain.
Terapiglukosteroid pada wanita hamil untuk memengaruhi pematangan paru hanyaefektif
pada minggu ke 29-33. Pada usia gestasi <34 minggu produksi surfaktankurang. Sehingga
ketika bayi lahir dan bernapas alveolus menjadi kolaps(hyaline membrane disease). Cairan
pada paru tidak keluar seluruhnya
misalnya pada kelahiran dengan bedah sesar, yang dapat menyebabkan asfiksia berat (wet
lung syndrome).
➢ Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dantekanan
atrium kanan menurun karena berkurang aliran darah ke atriumkanan tersebut.
Napas pertama sangat memerlukan tekanan yang sangat tinggi untukmemasukan udara ke
alveolus yang penuh air. Napas ke 2-4 tekanannya lebihrendah. Surfaktan merendahkan
tegangan didalam alveoli dan mencegah kolaps paru setelah ekspirasi. Surfaktan diproduksi
pada kehamilan 20 minggu dansampai meningkat sampai usia 30-34 minggu.
➢ Kompresi toraks janin pada proses kelahiran sedikit mendesak cairan darisaluran
pernapasan, sehingga memperluas ruangan untuk masuknya udaradan mempercepat
pengeluaran air dari alveolus.
Upaya napas akan mengeluarkan cairan dalam paru danmengembangkann jaringan alveolus
paru untuk pertama kali (surfaktan danaliran darah ke paru ). Pernapasan normal memiliki
frekuensi rata-rata 40kali/menit, interval frekuensi 30-60 kali/menit. Jenis pernapasan
adalahdiafragma, abdomen, dan pernapasan hidung.
7
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengancara mengurangi
/meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
1) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dantekanan
atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah
ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan
atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian inimembantu darah dengan kandungan
oksigen sedikit mengalir ke paru-paruuntuk menjalani proses oksigenasi ulang.
Peningkatan aliran darah paru akan memperlancar pertukaran gas dalamalveolus dan
menghilangkan cairan paru. Peningkatan aliran darah paru akanmendorong peningkatan
sirkulasi limfe dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan membuat
glukosa dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan
8
glikogen yang cukup.Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen
terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami
hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan
glikogen dalam jam-jam pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya
tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan
glikogen digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir
kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami hambatan
pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama, karena simpanan energi
berkurang (digunakan sebelum lahir).
Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-kejang halus,
sianosis,, apneu, tangis lemah, letargi,lunglai dan menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat
tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang
meluas di seluruh di sel-sel otak.
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain
susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna
yang mengakibatkan gumoh pada bayi baru lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih
terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan
bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan
makanan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on demand.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapatasi bayi baru lahir (BBL) adalah penyesuaian diri individu (BBL) dari keadaan
yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis.
Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan
interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan
nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya
memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya. Perubahan fisiologis yang terjadi pada
bayi baru lahir meliputi : Perubahan sistem termogulasi, perubahan sistem pernapasan /
respirasi, Perubahan pada sistem peredaran darah, perubahan pada metabolisme glukosa,
perubahan pada sistem ginjal, dan Asuhan BBL 2 jam pertama meliputi: pemotongan tali
pusat, penilaian APGAR, resusistasi, bounding attahcment dan pemberian ASI awal
10
DAFTAR PUSTAKA
Deslidel, Hajjah. 2011. Asuhan Neonates Bayi dan Balita. Jakarta : EGC
Rukiyah, Ai Yeyeh & Lia Yulianti. Asuhan neonatus, bayi dan anak balita. 2010.Jakarta; Trans
Info Media
11