Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ASUHAN NEONATUS,

BAYI DAN BALITA


" ASUHAN PADA BALITA SAKIT "

Disusun oleh :

Yurika rahmadani (1930701028)

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEBIDANAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada saya sehingga saya telah berhasil menyelesaikan makalah tentang
“Asuhan Pada Balita Sakit” tepat pada waktunya. Makalah ini ditulis untuk memenuhi
kebutuhan dan tuntutan sebaga mahasiswa yang baik dalam melakukan pembelajaran sehari-
hari.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

Tanjung palas, 16 juni 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood Illness
(IMCI) merupakan suatu pendekatan yang terintegrasi atau terpadu dalam tatalaksana balita sakit
dengan fokus pada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan
merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan atau cara penatalaksanaan balita
sakit. Konsep pendekatan MTBS yang pertama kali diperkenalkan oleh organisasi kesehatan dunia
WHO (World Health Organizations) merupakan suatu bentuk strategi upaya pelayanan kesehatan
yang ditujukan untuk menurunkan angka kematian, kesakitan dan kecacatan bayi dan anak balita di
negara-negara berkembang.

Derajat kesehatan merupakan pecerminan kesehatan perorangan, kelompok, maupun masyarakat


yang digambarkan dengan umur harapan hidup, mortalitas, morbiditas, dan status gizi masyarakat.
Sehat dapat mencakup pengertian yang sangat luas, yakni bukan saja bebas dari penyakit tetapi
juga tercapainya keadaan kesejahteraan baik fisik, sosial dan mental.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan MTBS ?


2. Bagaimana sejarah penerapan MTBS di indonesia?
3. Apa tujuan dari MTBS?
4. Apa saja ruang lingkup MTBS?
5. Bagaimana penatalaksanaan balita sakit dengan pendekatan MTBS?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian MTBS


2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah penerapan MTBS di Indonesia
3. Untuk mengetahui tujuan dari MTBS
4. Untuk mengetahui ruang lingkup MTBS
5. Untuk mengetahui dan memahami penatalaksanaan balita sakit dengan pendekatan
MTBS

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian MTBS

Merupakan suatu pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit yang

datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar. Meliputi upaya

kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga,

malnutrisi dan upaya promotif dan preventif yang meliputi imunisasi dan pemberian

vitamin A dan konseling pemberian makan. Tujuan utama tatalaksana ini untuk

menurunkan angka kematian bayi dan anak balita dan menekan morbiditas karena

penyakit tersebut (Kemenkes RI, 2014)

Dalam menangani balita sakit, tenaga kesehatan (perawat,bidan/desa) yang

berada di pelayanan dasar dilatih untuk menerapkan pendekatan MTBS secara aktif

dan terstruktur, meliputi :

1. Melakukan penilaian adanya tanda-tanda atau gejala penyakit dengan cara

tanya, lihat,dengar,raba,

2. Membuat klasifikasi dan menentukan tindakan serta pengobatan anak,

3. Memberikan konseling dan tindak lanjut pada saat kunjungan ulang.

B. Sejarah penerapan MTBS di Indonesia

Strategi MTBS mulai diperkenalkan di Indonesia oleh WHO pada tahun 1996. Modul MTBS telah
diadaptasi pada tahun 1997 atas kerjasama antara Kemenkes RI, WHO, Unicef, dan Ikatan Dokter
Anak Indonesia IDAI. Sejak itu penerapan MTBS di Indonesia berkembang secara bertahap dan up to
date dalam modul MTBS dilakukan secara berkala sesuai perkembangan program kesehatan di
Depkes dan ilmu kesehatan anak melalui IDAI. Hingga akhir tahun 2009, penerapan MTBS telah
mencakup 33 provinsi, namun belum seluruh puskesmas mampu menerapkan karena berbagai sebab,
diantaranya belum adanya tenaga kesehatan yang sudah terlatih MTBS dan sarana prasarana untuk
pelaksanaan kegiatan Depkes, 2008.

C. Tujuan MTBS
a) Meningkatkan keterampilan petugas

b) Menilai, mengklasifikasi dan mengetahui resiko dari penyakit yang timbul

c) Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan dirumah

d) Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam pelayanan balita sakit

e) Memperbaiki sistem kesehatan

f) Memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan kesehatan anak

g) menurunkan angka kematian bayi dan anak balita serta menekan mordibitas karena penyakit
tersebut

D. Ruang lingkup MTBS

 Penilaian, klasifikasi dan pengobatan bayi muda umur 1 hari- 2 bulan


 Penilaian dan klasifikasi anak sakit umur 2 bulan- 5 tahun
 Pengobatan yang telah ditetapkan dalam bagan penilaian dan klasifikasi
 Konseling bagi ibu
 Tindakan dan pengobatan
 Masalah dan pemecahan dan pelayanan tindak lanjut

E. Penatalaksanaan balita sakit dengan pendekatan MTBS

Seorang balita sakit dapat ditangani dengan pendekatan MTBS oleh Petugas kesehatan yang telah
dilatih. Petugas memakai tool yang disebut Algoritma MTBS untuk melakukan
penilaian/pemeriksaan dengan cara menanyakan kepada orang tua/wali, apa saja keluhan-
keluhan/masalah anak kemudian memeriksa dengan cara 'lihat dan dengar' atau 'lihat dan raba'.
Setelah itu petugas akan mengklasifikasikan semua gejala berdasarkan hasil tanya-jawab dan
pemeriksaan. Berdasarkan hasil klasifikasi penyakit, petugas akan menentukan
tindakan/pengobatan, misalnya anak dengan klasifikasi Pneumonia Berat atau Penyakit Sangat
Berat akan dirujuk ke dokter Puskesmas.
Contoh begitu sistematis dan terintegrasinya pendekatan MTBS, ketika anak sakit datang berobat,
petugas kesehatan akan menanyakan kepada orang tua/wali secara berurutan, dimulai dengan
memeriksa tanda-tanda bahaya umum seperti:

a. Apakah anak bisa minum/menyusu?

b. Apakah anak selalu memuntahkan semuanya?

c. Apakah anak menderita kejang ?

Kemudian petugas akan melihat/memeriksa apakah anak tampak letargis/tidak sadar?

Setelah itu petugas kesehatan akan menanyakan keluhan utama lain:

a. Apakah anak menderita batuk atau sukar bernafas?

b. Apakah anak menderita diare?

c. Apakah anak demam?

d. Apakah anak mempunyai masalah telinga?

e. Memeriksa status gizi

f. Memeriksa anemia

g. Memeriksa status imunisasi

h. Memeriksa status pemberian vitamin A

i. Menilai masalah/keluhan-keluhan lain

Berdasarkan hasil penilaian hal-hal tersebut di atas, petugas akan mengklasifikasi keluhan/penyakit
anak, setelah itu petugas melakukan langkah-langkah tindakan/pengobatan yang telah ditetapkan
dalam penilaian/klasifikasi. Tindakan yang dilakukan dapat berupa:

a. Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah

b. Mengajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah


c. Menjelaskan kepada ibu tentang aturan-aturan perawatan anak sakit di rumah, misal aturan
penanganan diare di rumah

d. Memberikan konseling bagi ibu, misal: anjuran pemberian makanan selama anak sakit maupun
dalam keadaan sehat

e. Menasihati ibu kapan harus kembali kepada petugas kesehatan

f. dan lain-lain

Perlu diketahui, untuk bayi yang berusia s/d 2 bulan, dipakai penilaian dan klasifikasi bagi Bayi Muda
(0-2 bulan) memakai Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) yang merupakan bagian dari MTBS.
Penilaian dan klasifikasi bayi

Pemeriksaan dan tindakan secara lengkap tentunya tidak akan diuraikan disini karena terlalu panjang.
Sebagai gambaran, untuk penilaian dan tindakan/pengobatan bagi setiap balita sakit, pendekatan
MTBS memakai 1 set Bagan Dinding yang ditempelkan di tembok ruang pemeriksaan dan dapat
memenuhi hampir semua sisi tembok ruang pemeriksaan MTBS di Puskesmas dan formulir
pencatatan baik bagi bayi muda (0-2 bulan) maupun balita umur 2 bulan-5 tahun. Sedangkan untuk
pelatihan petugas, diperlukan 1 paket buku yang terdiri dari 7 buku Modul, 1 buku Foto, 1 buku
Bagan, 1 set bagan dinding serta 1 set buku Pedoman Fasilitator dengan lama pelatihan selama 6 hari
ditambah pelajaran pada sesi malam.

Dinas Kesehatan perlu memonitor secara berkala apakah Puskesmas di wilayah kerjanya menerapkan
MTBS? Bila belum menerapkan, mungkin Tenaga Kesehatan yang bertugas disana perlu dilatih. Untuk
itu perlu merencanakan kegiatan pelatihan MTBS dengan jadwal penuh seperti yang dipersyaratkan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

 MTBS Merupakan suatu pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit yang
datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar. Meliputi upaya kuratif
terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi dan upaya
promotif dan preventif yang meliputi imunisasi dan pemberian vitamin A dan konseling
pemberian makan.
 Tujuan utama tatalaksana ini untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita dan
menekan morbiditas karena penyakit tersebut (Kemenkes RI, 2014)
B. Saran

Dengan mempelajari makalah mengenai manajemen terpadu balita sakit (MTBS), diharapkan
mahasiswa kebidanan dapat mengurangi angka kematin anak mengetahui hal-hal apa saja yang perlu
diperhatikan jika seorang dan memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan anak.

DAFTAR PUSTAKA
 http://www.asuhan-keperawatan.co.cc/2010/01/kti-kebidanan-pelaksanaan-
manajemen_04.html
 http://www. Klikdokter.com/
 Soetjiningsih, (1998), Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai