A. Petunjuk Belajar
C. Materi Pembelajaran
1. Reaksi Irreversibel dan Reaksi Reversibel
2. Kesetimbangan Dinamis
3. Jenis-jenis Kesetimbangan
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesetimbangan
5. Tetapan kesetimbangan
D. Informasi Pendukung
E. Uraian Materi
1. Reaksi Irreversibel dan Reaksi Reversibel
a. Reaksi Irreversibel
Reaksi satu arah (irreversible) atau reaksi tidak dapat balik adalah reaksi
yang terjadi pada satu arah, dan produknya tidak dapat kembali menjadi reaktan.
b. Reaksi Reversibel
Reaksi bolak-bali (reversibel) atau reaksi dapat balik adalah reksi yang
terjadi pada dua arah yang berlawanan pada waktu bersamaan. Pada reaksi bolak-
balik produk dapat berubah menjadi reaktan dan reaktan dapat berubah menjadi
produk (menjadi reaksi yang berlawanan).
Reaksi bolak-balik dinyatakan dengan dua panah yang berlawanan arah,
menyatakan reaksi maju (ke kanan) dan reaksi balik (ke kiri). Perubahan air menjadi
uap air adalah salah satu contoh reaksi bolak-balik. Jika kita memiliki segelas air
dalam keadaan tertutup maka kita akan mendapati bahwa volume air terlihat tetap
atau tidak berubah. Memang volume air tidak berubah, tetapi di dalam gelas tersebut
sebenarnya sedang terjadi suatu perubahan, yaitu perubahan fase.
H2O(l) H2O(g)
Air berubah fasenya dari cair menjadi gas (uap air), dan karena sistem
merupakan sistem tertutup maka uap air kembali berubah menjadi fase cair. Laju
perubahan dari fase cair menjadi gas sama dengan laju perubahan fase gas menjadi
cair, sehingga kita tidak mendapati perubahan volume dari air tersebut (volume air
tetap). Peristiwa ini merupakan contoh dari kesetimbangan yaitu kesetimbangan
fisika. Jadi kesetimbangan fisika adalah kesetimbangan antara dua fase dari zat yang
sama.
Contoh kesetimbangan kimia adalah pada reaksi sintesis amoniak. Amoniak
dibuat dengan mereaksikan gas nitrogen dan hidrogen dengan reaksi sebagai berikut:
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
Di akhir reaksi kita akan mendapati adanya campuran gas N 2, H2 dan NH3.
Artinya bahwa ternyata reaktan tidak habis bereaksi sehingga dikatakan bahwa
reaksinya tidak tuntas dan berhenti di tengah jalan. Ketika reaksi berlangsung selang
beberapa waktu, yaitu ketika sejumlah NH3 mulai terbentuk ternyata NH3 kembali
berubah menjadi N2 dan H2 dimana laju pembentukan NH3 sama dengan laju
pembentukan reaktan kembali. Pada keadaan ini dikatakan sistem berada pada
kesetimbangan. Walaupun sepertinya tidak teramati adanya perubahan tetapi pada
keadaan kesetimbangan tetap terjadi perubahan yang sifatnya mikroskopis. Sehingga
reaksi sisntesis NH3 lebih tepat dituliskan dengan menggunakan tanda panah dua arah
sebagai berikut :
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
Reaksi dikatakan setimbang atau mencapai kesetimbangan apabila:
1) Reaksi bolak-balik yang mengandung zat berwujud gas terjadi dalam sistem
tertutup.
2) Ketika konsentrasi seluruh zat nilainya tetap.
3) Ketika laju reaksi maju (v1) sama dengan laju reaksi balik (v2).
2. Kesetimbangan Dinamis
Perhatikan reaksi kesetimbangan secara umum berikut :
mA(g) + nB(g) pC(g) + qD(g)
Pada keadaan awal sejumlah mol zat A dan zat B dimasukkan dalam sistem. Zat A
dan B akan bereaksi membentuk zat C dan D. Sehingga dengan berjalannya waktu
konsentrasi zat A berkurang begitu juga dengan konsentrasi zat B sedangkan konsentrasi
zat C dan D semakin bertambah. Karena reaksinya adalah reaksi dapat balik (reversible)
segera setelah zat C dan D terbentuk mereka kemudian bereaksi membentuk zat A dan B
kembali. Proses ini berlangsung terus sampai suatu ketika tidak teramati lagi adanya
perubahan konsentrasi zat baik A, B, C, maupun D atau sepertinya reaksi berhenti. Pada
keadaan ini dikatakan sistem telah mencapai kesetimbangan. Proses ini dapat
digambarkan dengan grafik 1 berikut :
A
Konsentrasi
B
C+D
t0 te Waktu
5. Tetapan Kesetimbangan
Hukum kesetimbagan menurut Guldberg dan Wange:
“Dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tetap, maka hasil kali konsentrasi zat-
zat hasil reaksi dibagi dengan hasil kali konsentrasi pereaksi yang sisa dimana
masing-masing konsentrasi itu dipangkatkan dengan koefisien reaksinya adalah
tetap.”
Untuk reaksi:
wA + xB yC + zD
menurut hukum kesetimbangan di atas dapat dituliskan persamaan kesetimbangan
sebagai berikut:
Kc adalah konstanta kesetimbangan yang harganya tetap selama suhu tetap. Jika zat-
zat terdapat dalam kesetimbangan berbentuk padat dan gas yang dimasukkan dalam,
persamaan kesetimbangan hanya zat-zat yang berbentuk gas saja sebab konsentrasi
zat padat adalah tetap den nilainya telah terhitung dalam harga Kc itu.
Contoh:
C(s)+CO2(g) 2CO(g)
Kc = [CO]2
[CO2]
Jika kesetimbangan antara zat padat dan larutan yang dimasukkan dalam perhitungan
Kc hanya konsentrasi zat-zat yang larut saja.
Contoh:
Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)
Kc = (Zn2+)
(CO2+)
Jika di dalam suatu wadah tertutup yang berisi campuran gas, maka tekanan yang
diberikan oleh masing-masing gas disebut sebagai tekanan parsial dimana masing-
masing tekanan tersebut bersifat indepen atau tidak saling mempengaruhi. Tetapan
kesetimbangan yang berdasarkan tekanan parsial disebut tetapan kesetimbangan
tekanan parsial dan dinyatakan dengan Kp.
Contoh:
Pada reaksi berikut
2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g)
konstanta tekanannya:
Nitrogen terdapat melimpah di udara, yaitu sekitar 78% volume. Walaupun demikian,
senyawa nitrogen tidak terdapat banyak di alam. Satu-satunya sumber alam yang
penting ialah NaNO3 yang disebut Sendawa Chili. Sementara itu, kebutuhan senyawa
nitrogen semakin banyak, misalnya untuk industri pupuk, dan bahan peledak. Oleh
karena itu, proses sintesis senyawa nitrogen, fiksasi nitrogen buatan, merupakan
proses industri yang sangat penting. Metode yang utama adalah mereaksikan nitrogen
dengan hidrogen membentuk amonia. Selanjutnya amonia dapat diubah menjadi
senyawa nitrogen lain seperti asam nitrat dan garam nitrat. Dasar teori pembuatan
amonia dari nitrogen dan hidrogen ditemukan oleh Fritz Haber (1908), seorang ahli
kimia dari Jerman. Sedangkan proses industri pembuatan amonia untuk produksi
secara besar-besaran ditemukan oleh Carl Bosch, seorang insinyur kimia juga dari
Jerman. Pembuatan amonia menurut proses Haber-Bosch yang optimum dilakukan
dengan menurut reaksi:
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) ΔH = -92,4 kJ
1) Katalis yang digunakan adalah serbuk Fe.
2) Suhu dibuat tinggi.Sebenarnya, kesetimbangan akan bergeser ke kanan bila suhu
dibuat rendah. Akan tetapi, katalis hanya bekerja pada suhu tinggi, sehingga tidak
dibuat rendah.
3) Tekanan dibuat tinggi. Agar kesetimbangan bergeser ke kanan (NH3 bertambah),
tekanan dibuat tinggi. Selain itu, untuk mengurangi reaksi balik, amonia yang
terbentuk segera dipisahkan.
b. Pembuatan asam sulfat menurut proses kontak dilakukan dengan tahapan:
1) Pembakaran belerang
S(s) + O2(g) → SO2(g)
G. Tugas