Anda di halaman 1dari 36

CBR MENGGAMBAR TEKNIK

Introduction to AutoCad 2010


DISUSUN
O
L
E
H
Jesaya Sipayung
5183122015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK


OTOMOTIF
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA, atas berkat
dan rahmatnya saya masih dapat diberi izin dan kesempatan didalam mengerjakan dan
menyelesaikan tugas saya dalam Mata Kuliah “Menggambar Teknik” yaitu mengenai critical
book report.
Adapun tugas ini diberikan kepada saya, untuk melengkapi tugas yang ada. Dan tugas
ini diselesaikan untuk menambah kelengkapan nilai mahasiswa.

Saya mengerjakan tugas ini dengan didahului kata pengantar saya, dimana dengan
tujuan dan harapan kiranya Bapak dapat memaklumi hasil kerja saya. Dengan melihat tata
bahasa dan cara pengerjaan yang saya berikan dan yang saya kumpulkan kepada Bapak.

Semoga makalah yang saya buat ini dapat bermanfaat bagi kita untuk mencapai hidup
yang lebih baik lagi. Dan tak lupa saya juga menerima kritik dan saran terhadap hasil kerja
yang sudah saya buat ini. Akhir kata saya ucapkan Terima Kasih.

Medan, Oktober 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Gambar merupakan alat untuk menyampaikan informasi dari seseorang kepada orang
lain. Dengan gambar seorang mekanik dapat tahu apa yang dimaksud oleh si perancang.
Maka dari itu gambar disebut juga sebagai bahasa teknik. Gambar juga mencakup simbol-
simbol dan lambang-lambang yang tidak dapat dijelaskan secara bahasa sehingga dibuat
dalam bentuk lambang untuk mempermudah mengerti apa yang dimaksud oleh si perancang.

Di dalam gambar teknik terdapat garis yang mempunyai arti dan penggunaannya
sendiri. Dalam menggambar teknik kita juga memerlukan alat-alat gambar seperti pensil,
penggaris, penghapus, jangka, drawing pen dsb.

Gambar mesin harus digambar dengan teliti dan cermat agar tidak terjadi kesalahan
dalam pembuatan mesin yang dilakukan oleh seorang mekanik sehingga kita harus
mempelajari konstruksi konstruksi dasarnya agar mudah dalam menggambar.

Di dalam gambar mesin kita juga harus mempelajari gambar proyeksi yang berguna
untuk memperjelas tujuan dari apa yang sudah kita gambar di dalam bentuk dua dimensi.
Tetapi selain kita menggambar secara proyeksi kita juga bisa menggambar lebih mudah
dengan cara-cara khusus untuk penyederhanaannya.

Di dalam menggambar kita juga punya aturan aturan dasar dalam memberi ukuran
agar jelas tujuannya. Ukuran ukuran tersebut berupa profil atau sudut harus lebih diperinci.
Setelah kita mengikuti semua aturan dan tata cara menggambar cermat maka kita sudah bisa
menggambar dengan baik.
BAB II

PEMBAHASAN

BAB 1. Fungsi dan Sifat Gambar sebagai Bahasa Teknik

1. Gambar sebagai “Bahasa Teknik”

Gambar merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud dari seorang sarjana
teknik. Oleh karena itu gambar sering juga disebut sebagai “bahasa teknik” atau “bahasa
untuk sarjana teknik”.

Penerusan informasi adalah fungsi yang penting untuk bahasa maupun gambar.
Gambar bagaimanapun juga adalah ‘‘bahasa teknik’’, oleh karena itu diharapkan bahwa
gambar harus meneruskan keterangan-keterangan secara tepat dan objek. Keterangan dalam
gambar yang tidak bisa dinyatakan dalam bahasa maka aka disimbolkan dalam lambang.

2. Fungsi gambar

Tugas gambar digolongkan dalam tiga golongan berikut:

a. Penyampaian informasi
Gambar mempunyai tugas meneruskan maksud dari perancang dengan tepat kepada
orang-orang yang bersangkutan, kepada perencanaan proses, pembuatan, pemeriksaaan,
perakitan dsb. Penafsiran gambar diperlukan untuk penentuan secara objektif.
b. Pengawetan, penyimpanan dan penggunaan keterangan
Gambar merupakan data teknis yang sangat ampuh, di mana teknologi dari suatu
perusahaan dipadatkan dan dikumpulkan. Oleh karena itu gambar bukan saja diawetkan
untuk mensuplai bagian-bagian produk untuk perbaikan atau untuk diperbaiki, tetapi
gambar diperlukan juga untuk disimpan dan dipergunakan sebagai bahan informasi
untuk rencana-rencana baru di kemudian hari.
c. Cara-cara pemikiran dalam penyiapan informasi
Dalam perencanaan, konsep abstrak yang melintas dalam pikiran diwujudkan dalam
bentuk gambar melalui proses, gambar tidak hanya melukiskan gambar tetapi berfungsi
juga sebagai peningkat daya berpikir untuk perencanaan
3. Sifat-sifat gambar

Tujuan-tujuan gambar
a. Internasionalisasi gambar
Peraturan-peraturan gambar dimulai dengan persetujuan bersama antara orang-orang
bersangkutan, dan kemudian telah menjadi bentuk standar perusahaan. Bersama dengan
meluasnya dunia usaha, keperluan standar perdagangan dan standar nasional meningkat.
b. Mempopulerkan gamabar
Dalam mempopulerkan gambar, gambar harus jelas dan mudah, peraturan dan standar
sederhana dan eksplisit sangat diperlukan.
c. Perumusan gambar
Untuk tujuan ini masing-masing bidang akan mencoba untuk mempersatukan dan
mengidentifisir standar gambar
d. Sistematika gambar
Mengingat gambar kerja saja, ini gambar menyyajikan banyak perbedaan-perbedaan,
tidak hanya dalam penyajian bentuk dan ukuran, tetapi tanda-tanda toleransi ukuran,
toleransi bentuk dan keadaan permukaan juga.
e. Penyederhanaan gambar
Penghematan tenaga kerja dalam menggambar adalah penting, tidak hanya untuk
memepersingkat waktu, tetapi juga untuk meningkatkan mutu rencana.

Sifat-sifat gambar dan perkembangan standar gambar


a. Kepastian gambar
Hal yang penting dalam kepastian gambar adalah sampai sejauh mana kepastian
tersebut dapat dikompromikan,dengan ketentuan kondisi optimal dari standar harus
ditetapkan.
b. Hubungan antara fungsi dan sifat gambar
Di antara fungsi-fungsi gamabr, “penyampaian informasi” merupakan yang
terpenting, dan dipengaruhi oleh banyak sifat. Oleh karena itu, sifat penyampaian
informasi tersebut harus diutamakan daripada yang lain.
c. Sifat dan pengembangan standar gambar
Standar gambar menghubungkan “perisapan informasi” dan “penyampaian
informasi”, dan kepastian memegang peranan seperti disebut diatas.
BAB 2. Garis dan Huruf dalam Gambar

1. Garis
Dalam gambar dipergunakan beberapa jenis garis, yang masing-masing mempunyai arti
dan penggunaanya sendiri. Oleh karena itu penggunaannya harus sesuai dengan maksud dan
tujuannya.

Jenis-jenis garis
Jenis-jenis garis yang dipergunakan dalam gambar mesin ditentukan oleh gabungan
bentuk dan tebal garis. Tiap jenis dipergunakan menurut peraturan tertentu.
Jenis garis menurut tabelnya ada dua macam, yaitu: garis tebal, dan garis tipis. Kedua jenis
tebal garis ini mempunyai perbandingan 1 : 0,5. Tebal garis dipilih sesuai besar kecilnya
gambar, da dipilih dari deretan tebal berikut:
0,18 , 0,25 , 0,35 , 0,5 , 0,7 , 1 , 0,4 , dan 2 mm.

Penggunaan garis
Dalam menggambar mesin dipergunakan beberapa jenis garis dalam bentuk dan tebal
sesuai penggunaannya.

2. Huruf-huruf
Bentuk huruf
Bentuk huruf harus mudah ditulis dan dibaca. Dalam ISO 3098/1-1974 diberikan
contoh-contoh sebagai penuntun, satu untuk huruf miring dan satu untuk huruf tegak.

Ukuran huruf
Tinggi h dari huruf besar diambil sebagai dasar ukuran. Daerah standar tinggi huruf
adalah sbb: 2,5 , 3,5 , 5 , 7 , 10 , 14 dan 20 mm
Angka perbandingan √2 dalam daerah ukuran tinggi huruf diambil dari perbandingan
ukuran kertas gambar. Tinggi h (tinggi huruf besar) dan c (tinggi huruf kecil) tidak boleh
kurang dari 2,5 mm. Ini berarti bahwa bila terdapat gabungan antara huruf besar dan kecil,
dengan huruf kecil setinggi 2,5 mm, maka h akan menjadi 3,5 mm.

BAB 3. Alat-alat Gambar dan Penggunaannya

1. Alat-alat gambar

Kertas gambar dan ukurannya


a. Kertas gambar untuk tata letak: Untuk gambar tata letak dengan potlot dipergunakan
kertas gambar putih biasa, kertas sketsa atau kertas milimeter.
b. Kertas gambar untuk gambar asli: Gambar asli digambar di atas kertas kalkir, karena
gambar cetak biru (blueprint) atau cetak kontak (contact print) dibuat langsung dari
gambar tersebut.
c. Film gambar: Film dibuat dari polyester atau cellulose triacetate, dan dipergunakan
untuk gambar yang teliti, di mana keawetannya sangat diperlukan, serta tidak boleh
memuai maupun menyusut.
Pensil gambar
a. Pensil biasa: Ada tiga golongan kekerasan pensil, yang masing-masing dibagi lagi
dalam tingkatan kekerasan. Golongan tersebut adalah keras, sedang dan lunak,
berturtut-turut diberi lambang H (hard), F (firm) atau HB (half black), dan B (black).
b. Pensil yang dapat diisi kembali dan pensil mekanik: Dengan menggunakan pensil
macam ini, yanf disebut juga sebagai pensil mekanik, tidak perlu lagi penajaman,
karena ukurannya tidak akan berubah. Ukuran-ukuran yang ada ialah 0,3 , 0,5 , 0,7
dan 0,9 mm, dan kekerasannya dapat dipilih dari HB atau F, H, 2H, dan 3H.

Kotak jangka
a. Jangka: Ada tiga macam jangka yang dipergunakan untuk menggambar. Jangka besar
untuk menggambar lingkaran dengan diameter 100 sampai 200 mm, jangka menengah
untuk lingkaran dari 20 sampai 100 mm, dan jangka kecil untuk lingkaran 5 sampai
30 mm.
b. Jangka pembagi: Alat ini digunakan untuk memindahkan ukuran, atau sesuai dengan
namanya untuk membagi suatu garis lurus dalam beberapa bagian yang sama, atau
untuk membuat tanda-tanda jarak yang sama.

Macam-macam penggaris
a. Penggaris-T
b. Segi tiga
c. Mal lengkungan: Untuk menggambar garis-garis lengkung yang tidak dapat dibuat
dengan jangka.
d. Mal bentuk: Untuk membuat gambar secara cepat dipergunakan mal-mal bentuk.

Alat-alat lain
a. Mistar skala
b. Busur derajat
c. Penghapus
d. Pelindung penghapus
e. Pita gambar
f. Alas kertas gambar
g. Papan gambar dan meja gambar

2. Penggunaan alat-alat gambar


Cara menempatkan kertas gambar
Kertas putih biasa diletakkan dengan muka yang halus menghadap ke atas. Ukuran
kertas harus disesuaikan dengan benda yang akan digambar. Kertas gambar diletakkan dekat
pada sisi kiri dan sisi bawah papan gambar, jika dipakai papan gambar biasa.
Usahakanlah agar tepi atas kertas gambar sejajar dengan penggaris. Kemudian kertas
gambar dilekatkan pada papan gambar dengan bantuan paku payung atau dengan pita
perekat.

Memindahkan ukuran
Gambar teknik yang baik dan tepat sangat tergantung pada cara penggunaan mistar
ukur atau mistar skala yang tepat pada waktu menentukan ukuran.

Menggambar garis lurus


Garis lurus mendatar ditarik dari kiri ke kanan, sedangkan garis vertikal ditarik dari
bawah ke atas.

Menggambar lingkaran
Lingkaran-lingkaran kecil digambar sekaligus dengan jangka kecil, sedangkan
lingkaran-lingkaran besar digambar dalam dua tahap. Dalam menggunakan jangka harus
diusahakan agar supaya kedua kakinya berdiri tegak lurus pada kertas gambar, dan tekanlah
dengan tekanan yang konstan untuk menghasilkan tebal garis yang sama.

Cara meninta gambar


Untuk meninta dipergunakan pena penggaris. Pena ini diisi dengan tinta gambar
secukupnya. Tebal garis dapat ditentukan dengan memutar mur berigi pada mulut pena.
Peganglah pena dalam bidang melalui garis potlot tegak lurus pada kertas gambar, dan
miringkanlah sedikit dalam arah gerak. Tariklah garis dengan kecepatan yang sama untuk
mendapatkan tebal garis yang sama. Jika menbggunakan penggaris, atau segitiga,
tempelkanlah pita gambar dibawahnya agar tintanya tidak terisap ke bawah penggiris.

BAB 4. Konstruksi Geometris

1. Konstruksi-konstruksi dasar
Beberapa konstruksi dengan garis
a. Membagi sebuah garis dalam bagian-bagian yang sama: Sebagai contoh diambil
sebuah garis yang harus dibagi dalam lima bagian yang sama
b. Menggambar garis tegak lurus: Melalui sebuah titik pada atau di luar sebuah garis
tertentu dapat digambarkan sebuah garis tegak lurus pada garis tersebut, dengan
mempergunakan penggaris-T dan sebuah segitiga, atau dua buah segi tiga.
c. Membagi dua buag sudut: Cara membagi dua buah sudut sembarang diperlihatkan
pada gambar berikut.

d. Segilima teratur: Sebuah segilima teratur dengan sebuah sisi yang diketahui digambar
seperti pada Gb.1.1

e. Segi banyak teratur: Segi banyak teratur yang dapat digambar secara geometris,
hanya segi tiga sama sisi, bujur sangkar, atau segi banyak teratur yang jumlah sisinya
merupakan hasil perkalian dari jumlah sisi banyak teratur tersebut diatas. Segi banyak
teratur digambar atas dasar pendekatan.

Konstruksi-konstruksi dengan lingkaran


a. Membagi keliling lingkaran dalam bagian-bagian yang sama: Pada umumnya
membagi keliling lingkaran dapat dilakukan dengan cara membagi sebuah sudut.
b. Menggambar garis singgung pada sebuah lingkaran: Menggambar garis singgung
pada lingkaran melalui titik pada lingkaran.
c. Menggambar lingkaran atau busur lingkaran yang menyinggung pada dua buah
garis lurus.
d. Menggambar garis-garis singgung pada dua lingkaran.
e. Menggambar busur lingkaran yang menyinggung dua buah lingkaran dengan jari-
jari R1 dan R2.
f. Panjang garis lurus yang mendekati panjang busur lingkaran atau sebaliknya.

BAB 5. Penyajian Benda-benda Tiga Dimensi

1. Gambar proyeksi

Untuk menyajikan sebuah benda tiga dimensi pada sebuah bidang atau dimensi
dipergunakan cara proyeksi.

2. Gambar pandangan tunggal

Sebuah gambar satu pandangan dapat dimengerti oleh si penglihat. Oleh karena itu
gambar-gambar ini biasanya dipakai sebagai ilustrasi, tidak saja dalam buku pegangan
pemakai, gambar susunan, atau katalogus dari produk-produk sebuah industri mesin, tetapi
juga untuk gambar bagan pendahuluan, diagram sitem, diagram pipa-pemipa dsb.

Proyeksi aksonometri
a. Gambar aksonometri
Tiga bentuk proyeksi aksonometri:
i. Proyeksi isometri
ii. Proyeksi dimetri
iii. Proyeksi trimetri
Cara Sudut Proyeksi ( ° ) Skala perpendekan
α Β Sumbu-X Sumbu-Y Sumbu-Z
proyeksi
Isometri 30 30 82 82 82
Dimetri 15 15 73 73 96
35 35 86 86 86
40 10 54 92 92
Trimetri 20 10 64 83 97
30 15 65 86 92
30 20 72 83 89
35 25 77 85 83
45 15 65 92 86
b. Gambar isometri
Pada gambar isometri panjang garis pada sumbu-sumbu isometri menggambarkan
panjang yang sebenarnya. Gambar isometri dapat menyajikan benda dengan tepat,

Proyeksi miring
Proyeksi miring adalah semacam proyyeksi sejajar, tetapi dengan garis-garis
proyeksinyamiring terhadap bidang proyeksi. Pada proyeksi ini bendanya dapat
diletakkan sesukanya, tetapi biasanya permukaan depan dari benda diletakkan sejajar
dengan bidang proyeksi vertikal. Dengan demikian bentuk permukaan depan tergambar
seperti sebenarnya, yang juga terdapat pada gamber proyeksi ortogonal.
Sudut yang menggambarkan kedalamannya biasanya 30°, 45° atau 60° terhadap sumbu
horizontal. Sudut-sudut ini disesuaikan dengan segi tiga yang dipakai mempunyai
sudut-sudut 30°, 45° atau 60°.

Gambarperspektif
Gambar perspektif adalah gambar yang serupa dengan gambar benda yang dilihat
dengan mata biasa, dan banyak dipergunakan dalam bidang arsitektur. Ini merupakan
gambar pandangan tunggal yang terbaik, tetapi cara penggambarannya sangat sulit dan
rumit dari pada cara-cara gambar yang lain.
3. Proyeksi ortogonal (Gambar pandangan majemuk)
Gambar proyeksi ortogonal dipergunakan untuk memberikan informasi yang lengkap
dan tepat dari suatu benda tiga dimensi. Proyeksi ortogonal pada umumnya tidak
memberikan gambaran lengkap dai benda hanya dengan satu proyeksi saja

BAB 6. Cara-cara Proyeksi yang Dipergunakan pada Gambar Kerja


1. Cara proyeksi sudut pertama

Benda yang tampak pada Gb. 6.1 (a) diletakkan di depan bidang-bidang proyeksi
seperti pada Gb. 6.1 (b). Ia diproyeksikan pada bidang belakang menurut garis penglihatan A,
dan gambarnya adalah gambar pandangan depan. Tiap garis tergambar sebagai titik pada
bidang bawah menurut arah B, menurut arah C pada bidang proyeksi sebelah kanan, menurut
arah D pada bidang proyeksi sebelah kiri, menurut arah E pada bidang proyeksi atas, dan
menurut arah F pada bidang depan.
Gb. 6.1

2. Cara proyeksi sudut ketiga

Benda yang akan digambarkan diletakkan dalam peti dengan sisi tembus pandang
sebagai bidang-bidang proyeksi, seperti pada Gb. 6.3 (a).
Pandangan depan dalam arah A dipilih sebagai pandangan depan. Pandangan-
pandangan lain diproyeksikan pada bidang-bidang proyeksi lainnya.
3. Pengenalan cara-cara proyeksi dan lambangnya
Jika hasil-hasil gambar proyeksi sudut pertama dan proyeksi sudut ketiga dibandingkan,
maka terlihat bahwa gambar yang satu merupakan kebalikannyayang lain, dilihat dari segi
susunannya. Harus dicatat bahwa dua cara proyeksi ini jangan dipakai bersamaan dalam satu
gambar.

4. Perbandingan antara proyeksi sudut pertama dan sudut ketiga


Negara Amerika Serikat dan Jepang telah menentukan untuk memakai proyeksi sudut
ketiga saja. Hal ini didasarkan atas kelebihan dari cara ini diatas cara proyeksi sudut pertama.
a. Dari gambarnya, bentuk benda dapat langsung dibayangkan.
b. Gambarnya mudah dibaca, karena hubungan antara gambar yang satu dengan yang lain
dekat.
c. Pandangan yang berhubungan diletakkan berdekatan.
d. Dengan cara proyeksi sudut ketiga mudah untuk membuat pandangan tambahan atau
pandangan setempat.

2. Pemilihan pandangan depan

Pemilihan pandangan depan dari benda disajikan dalam gambar adalah sangat penting.
Pandangan depan adalah bagian benda yang dapat memberikan cukup keterangan mengenai
bentuk khsanya atau fungsinya.

3. Susunan gambar-gambar pandangan


Jika pandangan depan dari benda telah ditentukan, maka pandangan-pandangan lain
yang dianggap perlu dapat dipilih dan disusun dalam satu gambar, yang merupakan satu
kesatuan.

4. Pandangan tambahan
Pandangan tambahan ini digambar pada bidang bantu, dekat pada bagian yang akan
digambar, dan tegak lurus pada arah penglihatan. Jadi dasar proyeksi ortogonal di sini tetap
dipertahankan.

5. Pandangan sebagian
Dalam hal gambar pandangan samping menghasilkan gambar yang mengaburkan bentuk
bendanya, maka gambar pandangannya tidak digambar secara lengkap. Dengan pandangan
sebagian artinya gambar pandangan yang tidak lengkap terlihat jelas bentuknya.

6. Pandangan detail
Dalam hal-hal dimana bagian dari benda begitu kecil, sehingga tidak dapat digambarkan, atau
diberi ukuran dengan baik, bagian tersebut dapat digambar secara mendetail, dengan skala
pembesaran.

BAB 8. Potongan (Irisan)

1. Potongan
Tidak jarang ditemui benda-benda dengan rongga-rongga di dalamnya. Untuk
menggambarkan bagian-bagian ini dipergunakan garis gores, yang menyatakan garis-garis
tersembunyi. Untuk mendapatkan gambaran dari bagian-bagian yang tersembunyi ini, bagian
yang menutupi dibuang. Gambar demikian disebut gambar potongan, atau disingkat saja
dengan potongan.

2. Penyajian potongan

Penyajian potongan

Pada umumnya bidang potong dibuat melalui sumbu dasar dan potongannya disebut
potongan utama. Dalam hal ini bidang potongnya harus diberi tanda.

Letak potongan dan garis potong


Jika letak bidang potong sudah tampak jelas pada gambar, tidak diperlukan penjelasan lebih
lanjut. Jika letak bidang potong tidak jelas, atau ada beberapa bidang potong, maka bidang
potongnya harus diterangkan dalam gambar.

3. Cara-cara membuat potongan

Potongan yang diputar di tempat atau dipindahkan

Bagian-bagian benda tertentu seperti misalnya ruji-ruji roda, tuas, peleg, rusuk penguat, dsb.
Penampangnya dapat digambarkan setempat (Gb. 8.10), atau setelah potongannya diputar
kemudian dipindahkan ke tempat lain (Gb. 8.11).

4. Penampang-penampang tipis

Penampang-penampang tipis, seperti misalnya benda-benda yang terbuat dari plat, baja
profil, dsb, atau paking dapat digambar dengan garis tebal, atau seluruhnya dihitamkan.

5. Bagian benda atau benda yang tidak boleh dipotong


Bagian-bagian benda seperti rusuk penguat tidak boleh dipotong dalam arah
memanjang

6. Arsir
Untuk membedakan gambar potongan dari gambar pandangan, dipergunakan arsir,
yaitu garis-garis tipis miring. Kemiringan garis arsir 45° terhadap garis sumbu, atau
terhadap garis gambar

7. Beberapa catatan tentang potong

 Potongan dapat dipergunakan jika bentuk dalam dapat diperjelas dengan


memotong bendanya. Jika bentuknya dapat diperlihatkan dengan jelas tanpa
pemotongan, maka gambar potongan tidak perlu dibuat.
 Elemen mesin yang tidak boleh dipotong dalam arah memanjang, dapat digambar
dengan potongan setempat.

BAB 9. Cara-cara Penggambaran Khusus

1. Cara menunjukkan bagian yang dikerjakan secara khusus

Bagian-bagian benda tertentu harus dikerjakan secara khusus. Jika hal ini ingin ditunjukkan
dalam gambar, maka bagian-bagian tersebut dijelaskan oleh garis sumbu tebal sejajar dengan
bagian bersangkutan dan diberi jarak sedikit agar jelas.

2. Garis-garis perpotongann

 Garis perpotongan yang sebenarnya


Garis perpotongan antara dua permukaan geometrik harus digambar dengan garis
gambar jika kelihatan, dan dengan garis gores jika tersembunyi.
 Gambar garis perpotongan yang disederhanakan
a. garis perpotongan antara silinder dengan silinder (Gb a dan b)
b. garis perpotongan antara silinder dengan prisma tegak lurus (Gb c dan d)
 Garis perpotongan khayal
Garis perpotongan khayal, yang terdapat pada pembulatan antara silinder, digambar
dengan garis tipis, tidak sampai batas-batas gambar. Tetapi pada gambar pandangan
samping garis demikian digambar dengan garis tebal.

3. Gambar bidang datar

Untuk menghindarkan kesalahan, atau untuk jelasnya gambar, misalnya bidang datar pada
gambar silinder, diperlukan keterangan yang menekankan bahwa bagian tersebut adalah
bidang datar. Dalam gambar bidang yang dimaksud ditandai oleh diagonalnya.

4. Gambar yang putus-putus


Gambar, seperti poros panjang dapat digambar terputus-putus, untuk menghemat waktu dan
tempat. Garis-garis potongannya digambar dengan garis tipis, dengan tangan bebas atau
dengan penggaris dan diberi zigzag.

5. Penyederhanaan gambar dari bentuk-bentuk yang mengulang


Jika sesuatu bentuk pada benda terdapat berulang kali, biasanya tidak digambar seluruhnya.
Hanya satu atau dua bentuk yang terdapat pada tempat-tempat penting saja yang digambar.
Tempat-tempat penting artinya adalah:

 Pada titik potong antara garis sumbu utama dan lingkaran jarak dan satu lagi jika
seluruhnya terletak pada lingkaran jarak yang sama.
 Di ujung jika seluruhnya terletak pada segi empat.
 Pada kedua ujung dan satu disebelahnya, jika seluruhnya terletak pada satu garis.

6. Proyeksi putar
Suatu gambar harus memperlihatkan bentuk benda sejelas mungkin. Sebuah elemen seperi
misalnya sebuah lengan yang dilekatkan pada sebuah bos dengan suatu sudut tertentu,
pada pandangan dengan tidak tampak nyata.

BAB 10. Aturan-aturan Dasar untuk Memberi Ukuran

1. Garis ukur dan garis bantu

Untuk menentukan ukuran sebuah dimensi linear, ditarik garis-garis bantu melalui batas
gambar pandangan benda, dan garis ukurnya ditarik tegak lurus-ada pengecualiannya-pada
garis bantu. Garis bantu ditarik sedikit melebihi, kira-kira 2 mm, garis ukur.

2. Tinggi dan arah angka ukur

Angka ukur atau huruf harus digambar dengan jelas pada gambar aslinya maupun pada
salinan gambar yang diperkecil. Pada tahun-tahun akhir ini dibuat microfilm dari gambar,
dibesarkan dan dicetak ulang.

3. Ujung dan pangkal garis ukur

Ujung dan pangkal dari garis ukur harus menunjukkan dimana garis ukur melai dan berhenti.
Ada tiga cara: dengan anak panah tertutup, garis miring dan titik.

4. Ukuran dan toleransi


Angka aturan yang menunjukkan ukuran benda pada umumnya tidak dapat dipenuhi dengan
tepat. Batas-batas ketidak tepatan ini harus dinyatakan dalam gambar

5. Dimensi fungsional

Sesuai fungsi susunan tersebut, ukuran-ukurannya di bagi dalam golongan-golongan: ukuran-


ukuran fungsional F, ukuran – ukuran bukan fungsional NF dan ukuran-ukuran tambahan
Aus.

1. Suatu dimensi fungsional adalah ukuran yang diperlukan untuk fungsi dari bagian
atau komponen, umpamanya bagian-bagian yang disusun, cara kerja dari bagian, dsb.
2. Suatu dimensi bukan fungsional adalah ukuran tidak langsung mempengaruhi fungsi
secara prinsipil.
3. Suatu dimensi tambahan adalah dimensi yang telah disebut pada bagian sebelumnya.
Ukuran ini diberikan dalam tanda kurung tanpa toleransi, hanya sebagai bahan
informasi.

6. Satuan-satuan

Semua ukuran dalam gambar harus ditulis dalam satuan yang sama. Dalam sistim satuan S.I
satuan panjangadalah millimeter (mm). Jika diperlukan penggunaan satuan lain, lambang dari
satuan yang dipakai harus ditambahkan di belakang angka, atau diberi catatan yang
menerangkan satuan yang dipakai. Ukuran sudut pada umumnya dinyatakan dalam derajat
dan jika perlu juga dalam menit dan detik. Ini di nyatakan oleh lambang-lambang.

7. Tanda decimal

Tanda decimal harus diletakkan setinggi dasar angka dan harus tampak jelas sebagai tanda
decimal dipakai koma. Jika terdapat lebih dari empat angka disebelah kiri atau kanan angka,
tidak perlu di beri tanda lain setelah tiap tiga angka.
Contoh : 125,35;12,00;12120.

BAB 11. Cara-cara Memberi Ukuran

1. Memberi ukuran dimensi linear


Pada dasarnya ukuran linear harus diperinci oleh garis bantu, garis ukur dan angka ukur(Gb.
11.1). Jika ruang antara garis bantu terlalu sempit untuk menempatkan anak panah, anak
panahnya dapat diganti dengan titik (Gb. 11.2). Dalam hal ini dianjurkan untuk membuat
gambar detail. Dengan demikian ukurannya dapat diberikan dengan jelas pada gambarnya.

2. Memberi ukuran bagian yang harus dikerjakan secara khusus

Bagian-bagian seperti misalnya lubang yang dibor, lubang yang diream, dsb. Diberi ukuran
dengan garis petunjuk, beserta ukuran dan catatannya. Garis petunjuk harus berujung anak
panah, yang berakhir pada titik potong antara garis sumbu dan garis gambar untuk gambar
berbentuk silinder, dan berakhir pada garis gambar untuk gambar lingkaran.

3. Angka-angka ukur

i. Angka atau huruf harus diletakkan kira-kira di tengah-tengah dan sedikit diatas garis
ukur.
ii. Jika angka ukur harus ditempatkan pada bagian yang diarsir, arsirnya harus dihilangkan
untuk memberi tempat untuk angka.
iii. Dalam keaadaan tertentu angka ukur dapat ditempatkan agak dekat pada salah satu
anak panah, untuk mencegah bertumpuknya angka-angka ukur.
iv. Pada bagian-bagian yang sempit angka ukurnya dapat ditempatkan diluar garis ukur.

4. Garis-garis bantu khusus

Jika dua bidang miring berpotongan dan bagian yang lancip ini kemudian dibulatkan atau
dipotong, ukurannya harus diberikan, dengan bantuan garis bantu khusus. Yang dimaksud
dengan garis bantu khusus, tidak lain adalah garis-garis perpanjangan bidang-bidang miring
yang bersangkutan.

5. Memberi ukuran tali busur dan sudut

Pada tali busur garis bantunya sejajar dan garis ukurnya lurus dan tegak lurus pada garis
bantu. Untuk busur caranya sama hanya garis ukurnya disini berbentuk lengkung, sejajar
dengan busurnya. Ukuran sudut ditempatkan di atas garis ukur yang berbentuk lenkung, dan
garis bantunya adalah perpanjangan sisi-sisi sudut.

6. Huruf dan lambang yang ditambahkan pada angka ukur

 Lambang diameter “ϕ”


Lambang diameter diletakkan didepan angka ukur, dan menyatakan sekali gus bentuk
permukaan yang bersangkutan.
 Lambang jari-jari “R”
Ukuran busur ditentukan oleh jari-jarinya. Jari-jari ini merupakan garis ukur di mana
angka ukurnya harus diletakkan, dengan huruf “R” di depannya.
 Lambang bujur sangkar “□”
Bentuk benda bujur sangkar hanya dapat diperlihatkan pada pandangan tertentu saja.

 Lambang bola “Sϕ” atau “SR”


Jari-jari atau diameter dari bentuk bola, yang dalam gambar hanya tampak sebagai
lingkaran atau busur lingkaran, dijelaskan pada gambar dengan menempatkan “SR”
untuk jari-jari bola, dan “Sϕ” untuk diameter bola.
 Lambang kemiringan (chamfer) “X x 45”
Kemiringan, yaitu bagian ujung benda yang dipotong miring, biasanya dengan sudut
45°.
 Lamabang tebal “t”
Untuk memberi ukuran benda-benda tipis, seperti plat dsb. Pada umumnya kesulitan
yang timbul adalah sempitnya ruangan untuk menempatkan angka ukurnya.

7. Lambang jari-jari tanpa angka ukur


Di mana ukuran dari lengkungan sudah ditentukan oleh ukuran lain, ukuran jari-jari tersebut
dapat dijelaskan hanya dengan lambang R saja tanpa diikuti oleh angka ukur. Ini hanya jika
diperlukan.

8. Memberi ukuran bagian-bagian yang dikerjakan secara khusus

Bagian-bagian benda tertentu, sesuai fungsinya harus dikerjakan secara khusus, umpamanya
harus dipoles, disepuh dsb. Bagian-bagian tersebut harus dijelaskan pada gambar. Bagian
yang akan dikerjakan pengerjaan khusus yang diinginkan. Ujung panah dari garis penunjuk
harus berhenti pada garis sumbu tebal.

BAB 12. Dasar-dasar Umum untuk Memberi Ukuran

1. Pandangan yang terutama diberi ukuran

Ukuran-ukuran harus ditempatkan pada pandangan atau potongan yang memberikan bentuk
benda kerja yang paling jelas. Pandangan depan pada umumnya dipilih demikian rupa, yang
menunjukkan bentuk khas atau fungsi benda.

2. Ukuran-ukuran dalam gambar

Semua ukuran, toleransi dan keterangan yang diperlukan untuk dapat menjelaskan cara kerja
benda kerja, ataupun keterangan mengenai letak komponen satu terhadap yang lain secara
lengkap, harus ditempatkan pada gambar selengkap-lengkapnya. Ukuran-ukuran, termasuk
toleransi harus diperinci, supaya tidak diperlukan hitungan.
3. Ukuran-ukuran yang ditambahkan

Tiap ukuran harus diberikan seperlunya untuk menentukan benda kerja, atau satu besaran
ditempatkan oleh tidak lebih dari satu ukuran dengan toleransinya dalam arah mana saja.
Betapapun juga penyimpangam dalam keadaan-keadaan berikut dapat dilakukan:

a) Dalam keadaan-keadaan khusus dimana diperlukan pemberian ukuran-ukuran yang


dipakai pada tahap-tahap pembuatan.
b) Jika diinginkan menambah ukuran-ukuran tambahan walaupun tidak mutlak untuk
menentukan benda kerja, tetapi berguna sebagai keterangan tambahan bagi pekerja
atau lain petugas, agar supaya tidak perlu menghitung.

4. Garis ukur dan garis bantu

Garus sumbu, garis simetris dan garis gambar tidak boleh dipakai sebagai garis ukur, tetapi
dapat dipergunakan sebagai garis bantu. Jika garis sumbu atau garis gambar diperpanjang
untuk dipakai sebagai garis bantu, garis perpanjangan tersebut harus ditarik dengan garis
tipis.

5. Ukuran-ukuran terhadap bidang referensi

Jika sebuah benda mempunyai sebuah bidang referensi sebagai patokan pembuatan atau
perakitan, ukuran-ukurannya harus dinyatakan terhadap garis referensi tersebut.
6. Susunan ukuran

Ukuran berantai

Ukuran berantai, hanya boleh diterapkan, bilamana kemungkinan pengumpulan


toleransi tidak akan mempengaruhi persyaratan fungsional dari benda bersangkutan.

Ukuran sejajar

Pemberian ukuran secara sejajar mempergunakan ukuran terpisah untuk tiap elemen
terhadap suatu garis referensi atau titik dasar

Ukuran-ukuran berimpit

Untuk kesederhanaan dan ruang gambar yang terbatas, atau jika tidak menimbulkan
persoalan kejelasan pembacaan, ukuran beberapa unsur dapat ditumpangkan satu pada yang
lain

Pemberian ukuran dengan koordinat

Untuk proses-proses pembuatan tertentu kadang-kadang lebih menguntungkan bila


dipergunakan ukuran berimpit dalam dua arah. Titik nol dari dasar bersama dapat berupa tepi
dari benda, titik pusat dari sebuah lubang atau sembarang unsur yang menonjol.
7. Memberi ukuran bentuk-bentuk tertentu

Profil

Sebuah garis lengkung yang terdiri dari beberapa busur lingkaran mengutamakan
pemberian ukuran dengan jari-jari dan kedudukan titik pusatnya, atau dengan garis singgung
lengkungannya. Bentuk lengkungan lain dapat diberi ukuran dengan cara koordinat.

Jari-jari atau diameter

Ukuran busur pada umumnya dinyatakan oleh jari-jari, jika sudutnya kurang dari 180°,
dan oleh diameter jika sudutnya lebih besar dari 180°. Ukuran busur diberikan juga sebagai
diameter walaupun sudutnya kurang dari 180°, bila ukuran tersebut diperlukan untuk proses
pemesinan.

Ukuran lubang dengan garis penunjuk

Ukuran lubang dapat ditempatkan diluar gambar tanpa garis bantu dan garis ukur.
Ukuran diameter bagian silinder dari benda kerja tersebut hanya dihubungkan dengan garis
penunjuk. Garis penunjuk tersebut ujung permulaannya harus diberi titik bila berada dalam
batas gambar dan harus diberi anak panah jika berada pada batas gambar.

Memberi ukuran bagian yang sama

Benda kerja yang mempunyai bagian-bagian yang sama, seperti misalnya plenes dari
sebuah sambungan T, lemari katup, dsb, hanya diberi ukuran pada salah satu bagian saja.
Dalam hal ini bagian yang tidak diberi ukuran harus diterangkan dengan pernyataan
kesamaannya.

Ukuran lubang

Ukuran-ukuran lubang baut, lubang ulir, lubang pen, lubang paku keling dan yang sejenis,
harus dinyatakan dengan jumlah lubang di depan ukuran lubang, yang dihubungkan oleh
garis penunjuk pada salah satu lubang (Gb. 12.34).
BAB 13. Toleransi Linier dan Toleransi Sudut

1. Toleransi bagian-bagian

Oleh karena ketidak telitian pada proses pembuatan yang tidak dapat dihindari, suatu alat
tidak dapat dibuat setepat ukuran yang diminta. Agar supaya persyaratannya dapat dipenuhi,
ukuran yang sebenarnya yang diukur pada benda kerja boleh terletak antara dua batas ukuran
yang diizinkan. Perbedaan dua batas ukuran tersebut disebut toleransi.

2. Standar toleransi internasional IT

Toleransi, yaitu perbedaan penyimpangan atas dan bawah, harus dipilih secara seksama, agar
sesuai dengan persyaratan fungsionalnya. Kemudian macam-macam nilai numerik dari
toleransinya untuk tiap pemakaian dapat dipilih oleh siperancana.

Tingkat diameter nominal

Untuk mudahnya rumus yang diberikan untuk menghitung toleransi standar dan
penyimpangan pokok disesuaikan dengan tingkat diameter, hasilnya telah dihitung atas dasar
harga rata-rata geometrik D dari diameter-diameter ekstrim tiap tingkat, dan dapat dipakai
untuk semua diameter dalam tingkatan tersebut. Untukseluruh tingkatan sampai dengan 3
mm, diameter rata-rata diambil sebagai rata-rata geometrik dari 1 dan 3 mm.

3. Suaian

Jenis-jenis suaian

Terdapat tiga jenis suaian, yaitu:

 Suaian longgar (clearance fit)


 Suaian pas (transition fit)
 Suaian paksa (interference fit)

Sistem satuan lubang dan sistem satuan poros

Pada sistem satuan lubang, penyimpangan bawah dari lubang diambil sama dengan no,
sedangkan pada sistem satuan poros penyimpangan atas diambil sama dengan nol. Pada
sistem lubang dasar, poros dengan berbagai penyimpangan disesuaikan pada lubang dasar,
dan pada sistemporos datar sebaliknya.

Lubang untuk toleransi, penyimpangan dan suaian

Kedudukan daerah toleransi terhadap garis nol, yang merupakan suatu fungsi dari ukuran
dasar, dinyatakan oleh sebuah lambang huruf, yaitu huruf besar untuk lubang, dan huruf kecil
untuk poros.

Lambang H mewakili lubang besar dan lambang h mewakili poros dasar. Dengan demikian
ukuran yang diberi toleransi didefinisikan oleh nilai nominalnya diikuti oleh sebuah lambang,
yang terdiri dari sebuah huruf dan sebuah huruf.

Contoh: 45g7 Berarti diameter poros 45 mm, suaian longgar dalam sistem dasar dengan nilai
toleransi dari tingkat IT 7.

4. Penulisan toleransi linear dan sudut

Penulisan ukuran linear dan sebuah komponen

a) Toleransi suaian dengan lambang ISO


Komponen yang diberi ukuran dengan toleransi dinyatakan dalam gambar seperti Gb.
13.7. Jika di samping lambang, diperlukan mencantumkan nilai-nilai penyimpangan,
maka ini harus diperlihatkan dalam kurung (Gb. 13.8).
b) Toleransi dengan angka
Komponen yang diberi ukuran dengan toleransi dinyatakan dalam gambar seperti (Gb.
13.9). Jika salah satu penyimpangan nilai nol, maka ini hanya dinyatakan oleh nilai nol
(Gb. 13.10).
c) Toleransi simetris
Jika nilai toleransi ke atas dan ke bawah sama bersarnya, nilai toleransinya hanya
dituliskan sekali saja, dan didahului oleh tanda (Gb. 13.11).
d) Ukuran-ukuran batas
Ukuran batas dapat juga ditulis seperti gambar (Gb. 13.12).
e) Ukuran-ukuran batas dalam satu arah
Jika suatu ukuran hanya perlu dibatasi dalam satu arah saja, maka hal ini dapat
dinyatakan dengan menambahkan “min” atau “max” di depan ukurannya (Gb. 13.13).
BAB 14. Toleransi Geometrik

1. Toleransi geometrik dan lambang-lambang

Toleransi geometri mencakup toleransi bentuk, posisi, tempat, dan penyimpangan putar.
Toleransi bentuk membatasi penyimpangan dari sebuah elemen (titik, garis, sumbu,
permukaan atau bidang meridian) dari bentuk geometri ideal. Posisi, tempat dan
penyimpangan putar membatasi penyimpangan posisi atau tempat bersama dari dua atau
lebih elemen.

2. Ketentuan umum untuk toleransi geometrik

Sesuai yang akan diberi toleransi, dan cara memberi ukurannya, daerah toleransi adalah salah
satu daerah yang disebut dalam daftar berikut ini:

 Luas dalam lingkaran


 Luas antara dua lingkaran sepusat
 Luas antara dua garis berjarak sama, atau dua garis lurus sejajar
 Ruang dalam bola
 Ruang dalam silinder
 Ruang antara dua silinder bersumbu sama
3. Penunjukan dalam gambar

Kotak toleransi

Persyaratan toleransi dinyatakan dalam sebuah kotak, yang dibagi dalam satu atau lebih
ruang. Dalam urutan dari kiri ke kanan, ruang-ruang tersebut berisi.

Elemen yang diberi toleransi

Kotak toleransio dihubungkan pada elemen yang diberi toleransi oleh sebuah garis penunjuk,
yang berakhir dengan sebuah panah.

Keterangan-keterangan terbatas

Bila toleransinya diterapkan pada panjang tertentu, yang terletak di mana saja, nilai panjang
ini harus ditambahkan di belakang nilai toleransi, dan dipisahkan oleh sebuah garis miring.
Dalam hal sebuah bidang, dipergunakan penunjukan yang sama. Ini berarti bahwa
toleransinya berlaku untuk semua garis dengan panjang tertentu dalam segala posisi dan
segala arah.

4. Hubungan antara toleransi ukuran dan toleransi geometrik (Dasar ketidak


tergantungan)

Prinsip ketidak tergantungan

1) Definisi dari “Prinsip ketidak tergantungan”


Definisi dari “Prinsip ketidak tergantungan” adalah sbb: Tiap persyaratan yang
diperinci dalam gambar, seperti misalnya toleransi linear atau toleransi geometrik,
harus ditentukan secara bebas, tanpa menghubungkannya pada ukuran, toleransi atau
sifat manapun, kecuali ditentukan suatu hubungan khusus.
2) Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan:
Tiap persyaratan yang berbeda dapat dipisahkan
Dalam prinsip ketidak tergantungan tidak ada aturan yang dinyatakan secara tidak
langsung atau tersembunyi
Kurang lebih 95% produk dapat dinyatakan dengan prinsip ini.
Kerugian:
Prinsip ini didasarkan atas pengukuran titik.
Toleransi bentuk harus terperinci oleh suatu cara tertentu.

Penterapan dasar ketidak tergantungan

i. Umum
Sebuah gambar teknik dari sebuah benda kerja mempunyai hubungan dengan ukuran
yang diperlukan untuk menunjukkan dan mengawasi empat tujuan dari tiap elemen dari
bagian:
UKURAN
BENTUK
POSISI
LETAK
ii. Elemen
Sebuah elemen tunggal dapat berupa:
a. Sebuah bidang datar
b. Sebuah bidang tunggal
c. Dua bidang sejajar
d. Elemen yang kompleks

BAB 15. Cara Menyatakan Konfigurasi Permukaan dalam Gambar

1. Definisi kekerasan permukaan

Ada beberapa cara untuk menyatakan kekerasan permukaan. Terutama sekali “penyimpangan
rata-rata aritmatik dari garis rata-rata profil” dipergunakan, sesuai perkembangan alat ukur,
dan persyaratan rencana. Di beberapa negara dipakai “sepuluh titik ketinggian Rz dari
ketidak rataan” atau “ketinggian maksimum Rmax dari ketidak rataan” secara konvensional.

Penyimpangan rata-rata aritmetik dari garis rata-rata profil


Penyimpangan rata-rata aritmetik Ra ialah ialah harga rata-rata dari ordinat-ordinat profil
efektif garis rata-ratanya. Ordinat (y1, y2, ..., yn) dijumlahkan tanpa memperhitungkan

1
1 1
tandanya: Ra= ∫ | y|dx
l 0 l

Ketidak rataan ketinggian sepuluh titik Rz

Ketidak rataan ketinggian sepuluh titik Rz adalah jarak rata-rata antara lima puncak tertinggi
dan lima lembah terdalam antara panjang contoh, yang diukur dari garis sejajar dengan garis
rata-rata, dan tidak memotong profil tersebut.

( R 1+ R 3+ R 5+ R 7+ R 9 ) −(R 2+ R 4 + R 6+ R 8+ R 10)
Rz=
5

Ketidak rataan ketinggian maksimum Rmax

Ketidak rataan ketinggian maksimum Rmax adalah jarak antara dua garis sejajar dengan garis
rata-rata, dan menyinggung profil pada titik tertinggi dan terendah, antara panjang.

BAB 16. Penanganan Gambar

1. Jenis-jenis gambar

Ada beberapa jenis gambar sehubungan dengan lembaran kertas gambar dan benda-benda.
Sistem gambar satu-satu adalah jenis di mana satu benda digambar pada satu lembar kertas
gambar. Sistem gambar kelompok adalah jenis di mana beberapa benda digambar pada satu
lemabar kertas gambar.

2. Susunan pada kertas gambar

Susunan pada kertas gambar harus memenuhi cara reproduksi tradisional dan penaganan
gambar teknik yang lebih baru, seperti film mikro, melipat secara mekanis, dsb. Isi susunan
gambar dalam kertas gambar adalah:

1. Posisi dan ukuran kepala gambar


2. Batas dan rangka
3. Tanda tengah kertas gambar
4. Tanda orientasi
5. Skala referensi metrik
6. Sistem referensi kisi-kisi
7. Tanda pemotongan
8. Dan lain-lain.

Posisi dan ukuran kepala gambar

1. Kepala gambar

Kepala gambar harus dibubuhkan pada lembaran kertas gambar untuk menunjukkan hal-hal
berikut, yang diperlukan untuk penanganan gambar, atau secara umum menunjukkan isi
gambar:

 Nomor gambar
 Judul gambar
 Nama perusahaan
 Tanda tangan petugas yang bertanggung jawab
 Keterangan-keterangan gambar
 Cara proyeksi, dsb

2. Posisi kepala gambar

Kepala gambar harus terletak dalam kertas gambar bagian sudut kanan bawah, untuk lembar
kertas gambar depan posisi horizontal, jenis X atau vertikal Y

3. Ukuran kepala gambar

Kepala gambar mempunyai panjang maksimum 180 mm. Tingginya tergantung dari
kebutuhan.

Batasan dan Bingkai


1. Batas Bebas
Batas sekurang kurangnya harus mempunyai lebar 20 mm
2. Pinggiran arsip
pinggiran arsip digunakan untuk membuat lubang-lubang, untuk keperlu
penyimpanan
3. Rangka
garis yang membatasi ruang gambar setebal minimum 0,5 mm

Tanda Tengah

Untuk ukuran gambar besar yang tidak mungkin dibuat film mikronya dalam satu
rangka, dibutuhkan tanda tengah tambahan pada sisi sisi panjangnya, di tengah tiap bagian
dibuat film mikronya .

Tanda – tanda orientasi

Dua buah tanda orientasi harus terdapat pada kertas gambar untuk menentukan letak
gambar pada papan gambar. Tanda tersebut berbentuk sebuah panah dan ditempatkan pada
sisi panjang dan pendek.

Skala

Ada tiga macam skala gambar yaitu, ukuran penuh, skala pembesaran dan skala
pengecilan. Skala pada percetakan dapat berbeda dengan skala gambar aslinya

Pengawasan gambar

Dahulu gambar-gambar asli hanya disimpan dalam arsip ruang gambar tetapi sekarang
dibuat mikro film dan diawasi untuk meningkatakan keamanan terhadap bencana, kehilangan
atau pencurian dan memudahkan menemukan kembali.

BAB 17. PENYEDERHANAAN GAMBAR

1. Penyederhanaan penyajian lubang senter

Ada tiga macam lubang senter, yang masing-masing harus ditemukan sesuai fungsinya:
1) Lubang senter diperlukan pada bagian yang telah selesai
2) Lubang senter dapat diterima pada bagian yang telah selesai
3) Lubang senter tidak boleh terdapat pada bagian yang telah selesai
2. Penyederhanaan gambar ulir dan bagian bagian berulir

Ulir tidak digambar menurut gambar proyeksi yang sebenarnya, tetapi digambar secara
sederhana dan dilengkapi dengan keterangan keterangan seperti lambang yang menyatakan
jenis ulirnya arah lilitannya ke kiri atau ke kanan ulir tunggal atau ganda jarak antara dsb.

3. Gambar roda gigi konvensionil

Roda gigi dipergunakan untuk memindahkan pergerakan dan daya dari suatu poros ke
poros yang lain disertai atau tidak dengan perobahan kecepatan putar, yang tetap.

Gigi adalah elemen yang mengulang, seperti pada ulir dan digambar secara
konvensionil dalam cara yang disederhanakan.

BAB 18. GAMBAR SAMBUNGAN LAS

1. Proses pengelasan

Proses pengelasan digolongkan sesuai cara pelaksanaan sambungan las sebagai berikut:
1) Las Lumer, (2) Las tekan dan (3) brazing
pengelasan yang paling luas penggunaannya ialah las busur dan las dengan gas,
Las busur
proses las busur digolongkan dalam pengelasan tangan, pengelasan otomatis dimana kawat
lasnya diberikan secara otomatis. Pada las busur api dan logam depositnya dilindungi dari
atmosfir oleh suatu zat pelindung.
Las dengan gas
pada cara penyambungan logam pengisi dilumerkan oleh panas hasil pembakaran gas. Las
dengan gas dipergunakan secara luas karena peralatannya sederhana dan murah.
Las tahanan
las tahanan dapat berupa las titik dan las garis. Pada cara pertama bagian yang disambung
ditekan oleh dua buah elektroda berbentuk batang pada tempat – tempat tertentu sedangkan
pada cara yang kedua elektrodanya berupa sepasang roda.

2. Jenis – jenis sambungan las


Sambungan las digolongkan dalam cara menyusun bentuk sambungan :
a. Sambungan lantak
b. Sambungan tee
c. Sambungan sudut
d. Sambungan tepi
e. Sambungan lidah (tumpang)
f. Sambungan lidah diluruskan

BAB III

PENUTUP

KELEMAHAN
1. Buku tersebut terlalu banyak diisi oleh gambar yang susah untuk dipahami

2. Buku tersebut memiliki bahasa yang berulang-ulang

3. Buku tersebut terlalu tebal sehingga untuk dibaca dan dipahami secara cepat sedikit
susah karena adanya gambar yg juga ada didalam buku itu

4. Buku tersebut kurang menarik untuk dibaca

KELEBIHAN
1. Buku tersebut sangat bagus dalam menyampaikan materi yg ada di isi buku

2. Buku tersebut menjelaskan secara terperinci aturan menggambar, alat gambar dsb.

3. Walaupun kurang menarik untuk dibaca tapi buku ini masih dapat dipahami dengan mudah
apabila secara berkelompok

KESIMPULAN

Buku “Menggambar Mesin” karangan Takeshi Sato dan N.Sugiharto menurut penulis
sangat bagus karena didalam buku menggambar mesin dijelaskan petunjuk-petunjuk dan
cara-cara menggambar yang baik sesuai dengan standar ISO dengan kata lain membuat orang
yang ingin menggambar sebuah benda kerja menjadi lebih paham apabila sudah membaca
dan memahami buku ini, karena gambar merupakan bahsa teknik. Tetapi buku ini sedikit sulit
untuk dipahami karena terdapat bahasa yang sulit dipahami sehingga butuh waktu tetapi
apabila dipelajari secara berkelompok maka mungkin akan lebih mudah. Di dalam buku ini
kita diajarkan cara menggambar dari yang paling dasar seperti membuat garis, huruf dan
angka hingga cara menggambar tiga dimensi dan juga bagaimana cara memberi ukuran yang
sesuai pada gambar dan apa saja alat-alat yang diperlukan untuk menggambar juga dijelaskan
dalam buku ini.

Anda mungkin juga menyukai