DAN
STRATEGI PELAKSANAAN
OLEH :
SHEIREN M MAMUKO
17061031
ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi
C. Tanda Gejala
D. Pohon Masalah
E. Penatalaksanaan
F. ASKEP Teori
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi pada
pasien dan keluarga. Tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan dapat
ditemukan dengan wawancara melalui pertanyaan sebagai berikut:
a. Coba ceritakan ada kejadian apa/apa yang menyebabkan Anda
marah?
b. Coba Anda ceritakan apa yang Anda rasakan ketika marah?
c. Perasaan apa yang Anda rasakan ketika marah?
d. Sikap atau perilaku atau tindakan apa yang dilakukan saat Anda
marah?
e. Apa akibat dari cara marah yang Anda lakukan?
f. Apakah dengan cara yang digunakan penyebab marah Anda
hilang?
g. Menurut Anda apakah ada cara lain untuk mengungkapkan
kemarahan Anda
Tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan yang dapat ditemukan
melalui observasi adalah sebagai berikut:
a. Wajah memerah dan tegang
b. Pandangan tajam
c. Mengatupkan rahang dengan kuat
d. Mengepalkan tangan
e. Bicara kasar
f. Mondar mandir
g. Nada suara tinggi, menjerit atau berteriak
h. Melempar atau memukul benda/orang lain
Data hasil observasi dan wawancara didokumentasikan pada status.
Contoh pendokumentasian hasil pengkajian pada Tn Z sebagai
berikut:
Data :
Setelah Anda mendapatkan data, selanjutnya kita membuat Analisa Data. Berikut contoh
analisa data pada perilaku kekerasan.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian rumuskan diagnosis keperawatan.
3. Pohon Masalah
4. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan untuk mengatasi risiko perilaku kekerasan,
dilakukan terhadap pasien dan keluarga. Saat melakukan pelayanan di
Puskesmas dan kunjungan rumah, perawat menemui keluarga terlebih
dahulu sebelum menemui pasien. Bersama keluarga, perawat
mengidentifikasi masalah yang dialami pasien dan keluarga. Setelah
itu, perawat menemui pasien untuk melakukan pengkajian,
mengevaluasi dan melatih satu cara lagi untuk mengatasi masalah
yang dialami pasien. Jika pasien telah mendapatkan terapi
psikofarmaka (obat), maka hal pertama yang harus dilatih perawat
adalah pentingnya kepatuhan minum obat. Setelah perawat selesai
melatih pasien, perawat menemui keluarga untuk melatih cara
merawat pasien. Selanjutnya perawat menyampaikan hasil tindakan
yang telah dilakukan terhadap pasien dan tugas yang perlu keluarga
yaitu untuk mengingatkan pasien melatih kemampuan mengatasi
masalah yang telah diajarkan oleh perawat.
a. Tindakan Keperawatan untuk Pasien Risiko Perilaku Kekerasan
Tujuan: Pasien mampu:
1) Membina hubungan saling percaya
2) Menjelaskan penyebab marah
3) Menjelaskan perasaan saat penyebab marah/perilaku
kekerasan
4) Menjelaskan perilaku yang dilakukan saat marah
5) Menyebutkan cara mengontrol rasa marah/perilaku
kekerasan
6) Melakukan kegiatan fisik dalam menyalurkan kemarahan
7) Memakan obat secara teratur
8) Berbicara yang baik saat marah
9) Melakukan kegiatan ibadah untuk mengendalikan rasa
marah
Tindakan Keperawatan
1) Membina hubungan saling percaya
Tindakan yang harus dilakukan dalam rangka membina
hubungan saling percaya adalah:
a) Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan
pasien
b) Perkenalkan diri : nama, nama panggilan yang
Perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama
panggilan pasien yang disukai
c) Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini
d) Buat kontrak asuhan : apa yang Perawat akan
lakukan bersama pasien, berapa lama akan
dikerjakan dan tempatnya dimana
e) Jelaskan bahwa Perawat akan merahasiakan
informasi yang diperoleh untuk kepentingan terapi
f) Tunjukkan sikap empati
g) Penuhi kebutuhan dasar pasien
2) Diskusikan bersama pasien penyebab rasa marah/perilaku
kekerasan saat ini dan yang lalu.
3) Diskusikan tanda-tanda pada pasien jika terjadi perilaku
kekerasan
a) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
secara fisik
b) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
secara psikologis
c) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
secara social
d) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
secara spiritual
e) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
secara intelektual
4) Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan pada saat marah secara Verbal
a) terhadap orang lain
b) terhadap diri sendiri
c) terhadap lingkungan
5) Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya
6) Latih pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara:
a) Patuh minum obat
b) Fisik:tarik nafas dalam, pukul kasur dan batal.
c) Sosial/verbal: bicara yang baik: mengungkapkan,
menolak dan meminta rasa marahnya
d) Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien
G. Strategi Pelaksanaan
. Strategi komunikasi tindakan keperawatan
1. Fase orientasi
a. Salam terapeutik
fase ini di mulai saat bertemu pertama kali dengan klien. Saat pertama kali bertemu
dengan klien fase ini di gunakan perawat untuk berkenalan dengan klien dan
merupakan langkah awal dalm membinah hubungan saling percaya.
b. Validasi
pada tahap ini perawat menanyakan apa yang dirasakan klien saat ini, dan
menanyakan kembali pembahasan topic yang di inginkan klien.
c. Kontrak
1) Topik
kontrak topic sesuai yang di inginkan klien.
2) Tempat
Kontrak tempat sesuai dengan yang di inginkan klien.
3) Waktu
Kontrak waktu sesuai kesepakatan dengan klien
2. Fase kerja
Tahap ini merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik. Tahap ini
perawat bersama klien menghadapi masalah yg di alami pasien. Tahap ini berkaitan
dengan pelaksanaan rencana asuhan yang telah di terapkan. Teknik komunikasi
yang sering di gunakan antara lain mengeksplorasi, mendengarkan dengan aktif,
refleksi, sebagai presepsi, memfokuskan dan menyimpulkan.
3. Fase terminasi
fase ini merupakan akhir dari kegiatan perawat dank lien yang di bagi menjadi 2
bagian :
1. terminasi sementara : masi ada pertemuan lanjutan
DAFTAR PUSTAKA
NS.NURHALIMAH,2016.Keperawatan Jiwa.Jakarta selatan : Pusdik SDM
Kesehatan
NS.NURHALIMAH,2016. Praktikum Keperawatan Jiwa.Jakarta selatan : Pusdik
SDM Kesehatan
.