PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Penulis
Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung
pada Ny "E" G1P0A0H0 usia kehamilan 7 minggu dengan Blighted
Ovum.
1.3.2 Bagi Institusi
Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada
asuhan kebidanan pada ibu hamil.
1.3.3 Bagi Masyarakat
Memberi informasi kepada masyarakat tentang perubahan
yang terjadi pada kehamilan baik secara fisiologis maupun psikologis
serta masalah pada kehamilan.
1.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam menyusun
makalah asuhan kebidanan ini antara lain :
1.4.1 Teknik Wawancara
Menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan dengan
masalah yang dihadapi dan merupakan suatu komunikasi yang
direncanakan. (Nursalam, 2001: 26).
1.4.2 Observasi
Mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data
tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. (Nursalam,
2001:30).
1.4.3 Studi Kepustakaan
Dipergunakan untuk memperoleh data obyektif dan riwayat
keperawatan klien dan melakukan pemerikasan fisik secara inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi. (Nursalam, 2001: 30).
2. Leopold II
- Menentukan bagian samping rahim kanan dan kiri ibu.
- Menentukan letak punggung dan bagian terkecil (ekstremitas)
janin kiri/kanan.
- Pada letak lintang tentukan dimana kepala janin.
Variasi menurut Budin :
Menentukan letak punggung dengan satu tangan menekan di
fundus.
Variasi menurut Ahfeld:
Menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri
diletakkan tegak ditengah perut ibu.
3. Leopold III
- Menentukan bagian berbawah janin.
- Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk PAP atau
masih goyang.
4. Leopold IV
- Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu hamil.
- Menentukan bagian terbawah janin berapa jauh sudah masuk
PAP.
2) Keluhan utama
Yang ditanyakan kehamilan yang keberapa, serta usia
kehamilan sekarang, apakah ada keluhan.
3) Riwayat kesehatan sekarang
Apakah saat ini klien menderita suatu penyakit yang menyertai
kehamilannya, kapan,dan apakah sudah diperiksakan kepetugas
kesehatan, sudah mendapat obat apa dan bagaimana hasilnya.
4) Riwayat kesehatan yang lalu
Ditanyakan apakah klien pernah dirawat di Rumah sakit,pernah
menderita penyakit keturunan,menular,menahun,apakah klien
pernah mengalami operasi.
5) Riwayat kesehatan keluarga
Hal yang perlu ditanyakan adalah riwayat penyakit-penyakit
menular, menurun dan menahun yang diderita oleh keluarga
pasien.
6) Riwayat obstetri
a. Riwayat menstruasi
Yang ditanyakan adalah menarche umur berapa, siklus,
lamanya, jumlahnya, warnanya, konsistensinya, keluhan
dan flour albus.
b. Riwayat kehamilan
Yang ditanyakan hamil keberapa, HPHT, UK, HPL, pola
ANC nya mendapat imunisasi TT, berapa kali, pergerakan
anak kapan mulai dirasakan, obat-obatan yang pernah
didapat selama hamil, penyuluhan yang pernah didapat
selama hamil.
c. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Yang ditanyakan mengenai kehamilan, persalinan dan nifas
yang lalu.
d. Riwayat ginekologi
Hal yang perlu diketahui apakah klien pernah keguguran
dan kuretase serta apakah klien mempunyai penyakit
seperti Ca. Cervix, ca. Mammae, dll.
e. Riwayat KB
Hal yang perlu ditanyakan apakah ibu pernah menggunakan
metode KB apa dan berapa lama serta apa ada keluhan.
7) Keadaan psikososial
Yang ditanyakan apakah ibu merasa senang dengan kelahiran
anaknya. Apakah hubungan antara ibu, suami dan keluarga
dengan masyarakat baik.
8) Riwayat sosial budaya
Klien berasal dari suku apa, mempunyai kebiasaan adat apa
saja, dan apa mempunyai kepercayaan yang dapat
mengakibatkan keadaan yang fatal terhadap keadaannya saat
ini.
9) Pola kebiasaan sehari-hari
Yang ditanyakan bagaimana pola nutrisi, aktivitas, eliminasi,
istirahat, serta seksualitas sebelum dan saat hamil.
B. Data Obyektif
Adalah data yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik yang terdiri
dari inspeksi (periksa pandang), palpasi (periksa raba), auskultasi
(periksa dengar) dan perkusi (periksa ketuk) dan pemeriksaan
yang terdiri dari :
1. Kesadaran umum
Bagaimana tingkat kesadarannya, postur tubuh, cara berjalan,
tinggi badan, berat badan sebelum hamil, saat hamil dan berapa
kenaikannya serta berapa ukuran LILAnya untuk mengetahui
status gizi ibu.
2. Tanda-tanda vital
Tensi : 110/70 –140/90 mmHg
Nadi : 76 – 92x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5oC
RR : 16 – 24x/menit
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : Warna rambut, bentuk rambut,
rambut tidak rontok, kulit kepala
bersih atau tidak, rambut ada
ketombe atau tidak.
Muka : Pucat atau tidak, ada cloasma
gravidarum atau tidak, ada oedem
atau tidak.
Mata : Simetris atau tidak, strabismus atau
tidak, konjungtiva merah muda
atau pucat, sklera putih atau tidak,
ada sekret atau tidak, palpebra atau
tidak
Hidung : Simetris atau tidak, ada sekret atau
tidak, ada polip atau tidak, ada
PCH atau tidak.
Mulut dan gigi : Bibir lembab atau tidak, ada
stomatitis atau tidak, ada caries
atau tidak, kotor atau tidak, gusi
berdarah atau tidak, ada gigi palsu
atau tidak, lidah bersih atau tidak.
Telinga : Simetris atau tidak, ada serumen
atau tidak.
Leher : Ada pembesaran kelenjar tyroid
atau tidak, ada pembendungan vena
jugularis atau tidak, ada lesi atau
tidak.
Dada : Simetris atau tidak, putting susu
menonjol atau tidak, ada hiper
pigmentasi atau tidak, sudah
keluarga colostrum atau tidak.
Axilla : Bersih atau tidak, ada pembesaran
kelenjar limfe atau tidak.
Abdomen : Simetris atau tidak, adakah
pembesaran hepar, ada luka operasi
atau tidak, terdapat striae albican
atau tidak, linea nigra atau tidak.
Punggung : Simetris atau tidak, ada kelainan
tulang belakang atau tidak.
Anus : Bersih atau tidak, ada lesi atau
tidak, ada hemorroid atau tidak.
Ekstremitas atas : polidaktil, sindaktil, brachidaktil
atau tidak.
Ekstremitas bawah : Bersih atau tidak, ada lesi atau
tidak, adakah kelainan pada jari,
adakah kelainan gerak atau tidak,
ada polidaktil, sindaktil,
brachidaktil atau tidak.
b. Palpasi
Kepala : Ada nyeri tekan atau tidak, ada
benjolan atau tidak.
Leher : Ada pembesaran kelenjar tyroid
dan pembendungan kelenjar vena
jugularis atau tidak.
Axilla : Ada pembesaran kelenjar limfe
atau tidak.
Dada : Ada benjolan atau tidak, palpasi
keluar ASI atau tidak, ada nyeri
tekan atau tidak.
Abdomen :
Leopold I : Untuk menentukan dan bagian apa
yang ada di fundus.
Leopold II : Untuk mengetahui bagian samping
kanan kanan kiri ibu, jika letak
lintang akan teraba kepala dan
bokong.
Leopold III : Untuk menentukan bagian
terbawah janin, apa sudah masuk
PAP atau belum.
Leopold IV : Untuk menentukan seberapa jauh
bagian terbawah janin masuk PAP.
Auskultasi
Dada : Tidak Ada wheezing dan ronchi.
Abdomen : DJJ baru terdengar pada usia
kehamilan 18 – 20 minggu,
funandoskop daerah paling jelas
punctum maksimum, DJJ normal
(120 – 160x/menit).
c. Perkusi
Abdomen : Meteorismus atau tidak.
Ekstremitas bawah : Reflek patella +/+.
4. Pemeriksaan panggul luar
a. Distansia spinarum : Jarak antara kedua SIAS kanan kiri
(24 – 26 cm)
b. Distansia cristarum : Jarak terjauh antara kedua crista
iliaka kanan dan kiri (26 – 29 cm)
c. Konjugata eksterna : (Bouldeleque) yaitu jarak antara tepi
atas sympisis dan prosesus spinosus
lumbal ke V (18 – 20 cm)
d. Lingkar panggul : Diukur dari sympisis ke pertengahan
antara SIAS dan trokantor mayor
dan kembali ke sympisis (80 – 90
cm)
5. Pemeriksaan laboratorium
Yaitu pemeriksaan yang dilakukan di ruang laboratorium
(urine, tinja, darah), untuk menegakkan diagnosa dan
ketidaknormalan.
6. Pemeriksaan penunjang
Yaitu pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan
diagnosa (USG).
2.3.2 Langkah 2 : Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan
Yaitu diagnosa atau masalah yang ditegakkan berdasarkan data
subyektif dan obyektif yang dikumpulkan, disampaikan dan dianalisa
yang merupakan proses yang dinamik sesuai dengan perkembangan
pasien yang cepat diketahui dan dapat digunakan untuk melakukan
tindakan yang tepat.
Diagnosa : Ny. “…” G…P…., UK…minggu, hidup atau mati,
tunggal atau ganda, letak kepala atau letak bokong,
intrauterin atau ekstrauterin, keadaan jalan lahir
normal atau tidak, keadaan umum ibu baik atau
tidak.
DS : Data yang diambil mulai dari anamnesa klien.
DO : Data yang diperoleh dari pemeriksaan yang
dilakukan oleh Nakes kepada klien dan dapat
mendukung assasement.
TTV
Tensi : 100/70 – 130/90 mmHg
Suhu : 36,5 – < 37oC
Nadi : 76 – 92x/menit
RR : 16 – 24x/menit
Palpasi
Leopold I : TFU (- cm),bagian fundus teraba bulat,lunak,tidak
melenting(bokong).
Leopold II : Bagian perut ibu sebelah kanan/kiri teraba keras,
panjang seperti papan. Bagian perut ibu sebelah
kanan/kiri teraba bagian terkecil janin.
Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras,
melenting(kepala), Bagian terendah belum masuk
PAP(Masih dapat digoyang).
Leopold IV : Tidak dilakukan.
4.1 Kesimpulan
Blighted ovum adalah suatu kehamilan tanpa dijumpai adanya
pertumbuhan embrio dan kuretase adalah alternatif cara untuk membersihkan
rahimyang merupakan sebuah tindakan medis untuk mengeluarkan jaringan
atau sisa jaringan dari dalam rahim. Jaringan bisa berupa janin yang
mengalami abortus, endometriosis, janin yang tidak berkembang, dan sisa
plasenta yang tertinggal seusai persalinan.
Pasien yang ditemukan di Rumah sakit Umum Daerah Banjarbaru
setelah dilakukan pemeriksaan dengan ultrasonografi juga mengalami
blighted ovum dan dilakukan penatalaksanaan berupa kuretase.
Dari teori yang didapatkan dan pasien yang ditemukan memiliki
beberapa persamaan setelah kuretase yaitu tidak mengalami perdarahan lagi
dan tidak mengalami tanda-tanda bahaya setelah kuret sepertiperdarahan
karena jaringan tidak habis dibersihkan, cerukan di dinding rahim, gangguan
haid, bahkan infeksi sehingga dapat dikatakan bahwa ibu mengalami masa
post kuretase yang normal.
4.2 Saran
4.2.1 Pasien
Saat mengetahui jika dirinya mengalami tanda-tanda hamil
atau mengetahui bahwa dirinya hamil namun tidak mengalami
perkembangan pada perutnya atau perut terasa kosong, tidak ada
gerakan janin maka segera memeriksakan diri kepetugas kesehatan
untuk mencegah terjadinya blighted ovum dan menghindari
kehilangan bayi dengan dikuretase.
4.2.2 Untuk pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah
Memberikan informasi kepada ibu setelah dilakukan kuretase
ataupun setelah tindakan yang lainnya untuk menjaga mutu pelayanan
dan meningkatkan kenyamanan bagi pasien.
Referensi: