Disusun Oleh :
KELAS E
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
A. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan
dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya
pendidik untuk membantu siswa melakukan kegiatan belajar. Tujuan
pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar
yang dilakukan perserta didik. Pihak-pihak yang terlibat dalam
pembelajaran adalah pendidik (perorangan dan /atau kolompok) serta
peserta didik (perorangan, kelompok, dan/atai komunitas) yang
berinteraksi edukatif antara satu dengan yang lainnya. Isi kegiatan adalah
bahan (materi) belajar yang bersumber dan kurikulum suatu program
pendidikan. Proses kegiatan adalah langkah-langkah atau tahapan yang
dilalui pendidik dan peserta didik dalam pembelajaran. 1
Pembelajaran bukan hanya terbatas pada kegiatan yang dilakukan
guru, seperti halnya dengan konsep mengajar. Pembelajaran mencakup
semua kegiatan yang mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar
manusia. Pembelajaran mencakup pula kejadian-kejadian yang diturunkan
oleh bahan-bahan cetak, gambar, program radio, televisi, film, slide
maupun kombinasi dari bahan-bahan itu. Bahkan saat ini berkembang
pembelajaran dengan pemanfaatan berbagai program komputer untuk
pembelajaran atau dikenal dengan e –learning.
Pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang
untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan
kejadian-kejadian ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-
kejadian intern yang langsung dialami siswa (Winkel,1991). Sementara
Gagne (1985), mendefinisikan pembelajaran sebagai pengaturan
peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan
membuatnya berhasil guna. Dan Miarso (1993) menyatakan bahwa
pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara
1
Ijoni, Pembelajaran Kooperatif ( Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), hlm.14.
sengaja dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum
2
proses dilaksanakan, serta pelaksanaanya terkendali.
Dari beberapa pengertian pembelajaran yang telah dikemukakan,
maka dapat disimpulkan beberapa ciri pembelajaran sebagai berikut :
a. Sesuatu yang dilakukan siswa bukan dibuat untuk siswa.
B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Dalam buku Condition of Learning, (Gagne,1977) mengemukakan
sembilan prinsip yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan
pembelajaran, sebagai berikut :
1. Menarik perhatian (gaining attention)
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the
objectives)
3. Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall
or prior learning)
4. Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus)
5. Memberikan bimbingan belajar (prividing learner guidance)
6. Memperoleh kinerja/penampilan siswa (elicting performance)
7. Memberikan balikan (providing feedback)
8. Menilai hasil belajar (assesing performance)
9. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enchancing retention and
tranfer)
2
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm.12.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 58 Tahun
2014 disebutkan ada beberapa prinsip yang harus dipertimbangkan dalam
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dilakukan oleh guru
yaitu :
1. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal,
tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar,
kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau
lingkungan peserta didik.
2. Partisifasi aktif
3. Berpusat pada peserta didik
4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang
untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman
beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan
program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan
remedi.
6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi penialaian dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar.
7. Mengakomodasi pembelajaran tematik terpadu, keterpaduan lintas
mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. 3
3
Lola Nurhidayaty, “Prinsip-prinsip Pembelajaran” di akses dari
http://www.academia.edu/download/36130820/TA_PAI_5A__Lola_Nurhidayaty_11120
11000035_.docx
Adapun prinsip-prinsip pembelajaran yang lainnya yaitu :
1. Prinsip-prinsip perhatian dan motivasi
2. Prinsip keaktifan
3. Prinsip keterlibatan langsung berpengalaman
4. Prinsip pengulangan
5. Prinsip tantangan
6. Prinsip balikan dan penguatan
7. Prinsip perbedaan individual
C. Pendekatan Pembelajaran
Dalam pembelajaran tentu ada mengajar dan mendidik, kedua istilah
tersebut tidak dapat dipisahkan. Mengajar lebih ditekankan pada
penguasaan pengetahuan tertentu, sedangkan mendidik lebih ditekankan
pada pembentukan siswanya (penanaman sikap dan nilai-nilai). Mengajar
menggunakan metode yang lebih bersifat rasional, teknis praktis,
sedangkan mendidik diperlukan metode yang bersifat psikologis dan
dengan pendekatan manusiawi.4 Mengajar tersebut terdapat sebuah cara
yang terdiri dari pendekatan, strategi dan metode pembelajaran agar
berlangsungnya proses pembelajaran dalam mencapai suatu penanaman
sikap dan nilai-nilai pada siswa.
Pemahaman tentang pendekatan pembelajaran, strategi
pembelajaran dan metode pembelajaran adalah hal yang sangat penting,
terutama dalam konteks penguasan konsepsional terhadap pembelajaran.
Terdapat beberapa ahli yang merumuskan pengertian mendasar dari
pendekatan, strategi dan metode pembelajaran.
W.Gulo (2002), mengemukakan bahwa, pendekatan pembelajaran
adalah suatu pandangan dalam mengupayakan cara siswa berinteraksi
dengan lingkungannya. Sementara perceival dan Ellington (1988),
4
Tim Dosen MKDK, Landasan Ilmu Pengetahuan, Jakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ, 2013,
hlm.39.
mengemukakan dua kategori pendekatan pembelajaran berorientasi guru
(teacher oriented) dan pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa
(learner proented).5
Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang dalam
memandang seluruh masalah yang ada dalam program belajar mengajar.
Sudut pandang tertentu menggambarkan cara berpikir dan sikap
seseorang guru dalam menyelesaikan persoalan yang di hadapi. Moh.
Amin dalam bukunya Humanistik Education menyebut tiga dalil utama
dalam pendekatan ini, yaitu :
a. Persepsi dari seseorang individu pada setiap saat menentukan
tingkah lakunya.
b. Persepsi-persepsi tentang dirinya adalah lebih penting daripada
persepsi-persepsi lainnya yang ada
c. Manusia lebih terikat dalam usaha terus-menerus untuk self-
fullfilment6
Pendekatan berada pada tingkat yang tinggi, yang kemudian
diturunkan atau dijabarkan dalam bentuk metode. Selanjutnya, metode
dituangkan atau diwujudkan dalam sebuah teknik. Teknik inilah yang
merupakan ujung tombak pengajaran karena berada pada tahap
operasional atau tahap pelaksanaan pengajaran. Pendekatan adalah
proses, perbuatan, atau cara mendekati (KBBI, 1995). Dikatakan pula
bahwa pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu,
yang biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling
berkaitan. 7
5
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, hlm.77.
6
W.Gulo, Strategi Belajar-Mengajar, Jakarta: PT Grasindo, 2002, hlm.4.
7
Iskandarwassid, Strategi Belajar Bahasa, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016, hlm.40.
D. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah cara sistematis yang dipilih dan
digunakan seorang pembelajar untuk menyampaikan materi
pembelajaran, sehingga memudahkan pembelajar mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari
urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan siswa,
peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses
pembelajaran.
Strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang
metode atau prosedur dan teknik yang digunakan selama proses
pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain, strategi pembelajaran
mengandung arti yang lebih luas dari metode dan teknik. Artinya, metode
dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran.
Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting. Artinya,
bagaimana guru dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif
dan efisien untuk menciptakan pengalaman belajar yang baik, yaitu dapat
memberikan fasilitas kepada peserta didik mencapai tujuan pembelajaran
(Gafur,1989). Namun perlu diingat, bahwa tidak ada satupun strategi
pembelajaran yang paling sesuai untuk semua kondisi dan situasi yang
berbeda, walaupun tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sama. Oleh
karena itu dibutuhkan kreativitas dan keterampilan guru dalam memilih
dan menggunakan strategi pembelajaran, yaitu yang disusun berdasarkan
karakteristik peserta didik dan situasi kondisi yang dihadapinya. Faktor-
faktor yang menentukan warna atau strategi tersebut, yaitu :
a) Pemilihan materi pelajaran (guru dan siswa)
b) Penyaji materi pe;ajaran (perorangan atau kelompok, atau belajar
mandiri)
c) Cara menyajikan materi pelajaran (induktif atau deduktif, analitis atau
sintesis, formal atau nonformal)
d) Sasaran penerima materi pelajaran (kelompok, perorangan,
heterogen atau homogen)8
Strategi pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan oleh guru
bertitik tolak dari yujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dari awal.
Untuk memperoleh tahapan kegiatan pembelajaran yang berdaya dan
berhasil guna, maka guru harus mampu menentukan strategi
pembelajaran yang akan digunakan. Strategi pembelajaran pada
dasarnya adakah suatu rencana untuk mencapai tujuan. Strategi
pembelajaran tersebut dari metode, teknik dan prosedur yang mampu
menjamin peserta didik dapat mencapai tujuan diakhiir kegiatan
pembelajaran
Strategi belajar-mengajar menurut T. Raka Joni megartikan bahwa
strategi belajar sebagai pola dan urutan umum perbuatan guru dan siswa
dalam mewujudkan kegiatan belajar-mengajar. Perbuatan atu kegiatan
guru dan siswa di dalam proses belajar-mengajar terdiri berbagai macam
bentuk. Keseluruhan bentuk itulah yang dimaksud dengan pola dan urutan
umum perbuatan guru dan siswa. Strategi belajar-mengajar, menurut J.R
David dalam Teaching Strategies For College Class Room (1976), ialah a
plan, method, or series of activities designed to achieves a particular
educational goal (P3G, 1980). Menurut pengertian ini strategi belajar-
mengajar meliputi rencana, metode dan perangkat kegitan yang
direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa :
Strategi belajar-mengajar adalah rencana dan cara-cara
membawakan pengajaran agar segala prinsip dasar dapat terlaksana
dan segala tujuan pengajar dapat dicapai secara efektif.
8
Andi Ahmad Gunandi dan Misriandi, Pemilihan Media Pembelajaran, Tangerang: UMJ Press,
2014, hlm. 63
Cara-cara membawakan pengajaran itu merupakan pola dan urutan
umum perbuatan guru-siswa dalam perwujudan kegiatan belajar
mengajar.
Pola dan urutan umum perbuatan guru siswa ini merupakan suatu
kerangka umum kegiatan belajar mengajar yang tersusun dalam
suatu rangkaian bertahap menuju tujuan yang telah ditetapkan.
Seperti telah dikemukakan di atas, mengajar adalah usaha untuk
menciptakan sistem lingkungan yang membelajarkan perserta didik agar
tujuan pengajaran dapat tercapai secara, bukan hanya usaha untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan. Dalam pemahaman mengajar seperti
itu pengajar harus mengetahui dan memahami jenis-jenis strategi
pembelajaran dan menentukan atau memilih yang dengan tepat strategi
mana yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
E. Metode Pembelajaran
Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan
yang telah di tetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode
diperlukan oleh guru, dan penggunaannyapun bervariasi sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Kedudukan metode sebagai alat motivasi,
sebagai strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Metode pembelajaran diidefinisikan sebagai cara yang digunakan guru,
sehingga dalam menjalankan fungsinya, metode merupakan alat untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Tetapi pelaksanaan sesungguhnya,
metode dan teknik memiliki perbedaan. Metode merupakan jabaran dari
pendekatan, satu pendekatan bisa dijabarkan dalam berbagai metode
pembelajaran9. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural yang berisi
tahapan-tahapan tertentu, sedangan teknik adalah cara yang digunakan
dan bersifat implementatif.
9
https://www.matematrick.com/2015/08/perbedaan-strategi-pendekatan-metode.html
Dalam praktek pembelajaran, terdapat berbagai jenis metode
pembelajaran dan penerapannya diantaranya sebagai berikut:
1. Metode Proyek
Metode yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas
dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya
secara komprehensif dan bermakna
2. Metode eksperimen
Metode yang mengedepankan aktivitas percobaan, sehingga siswa
mengalamai dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Seperti contoh pada keterampilan proses IPA.
3. Metode tugas dan resitasi
Guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan
belajar
4. Metode diskusi
Siswa dihadapkan pada suatu masalah yang bisa berupa pertanyaan
yag bersifat promblematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
5. Metode sosiodrama
Siswa mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan
masalah sosial
6. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi mengedepankan peragaan atau
mempertunjukakan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda
tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya atau tiruan, yang
sering disertai dengan penjelasan lisan.
7. Metode promblem solving
Metode ini mengedepankan metode berpikir untuk menyelesaikan
masalah dan dukung denga data-data yang ditemukan.
8. Metode karya wisata
Metode ini mengajak siswa ke luar kelas dan meninjau atau
mengunjungi objek-objek lainnya sesuai dengan kepentingan
pembelajaran.
9. Metode tanya-jawab
Metode tanya-jawab menggunakan sejumlah pertanyaan-pertanyaan
yang harus dijawab oleh siswa.
10. Metode latihan
Metode yang dimaksudkan untuk menanamkan sesuatu yang baik
atau menanamkan kebiasan-kebiasaan tertentu.
11. Metode ceramah
Metode tradisional, karena sejak lama metode ini digunakan oleh
para pengajar. Namun demikian metode ini tetap memiliki fungsinya
yang oenting yang membangun komunikasi antara pengajar dan
pembelajar.10
Dari beberapa penjelasan tentang jenis-jenis metode pembelajaran
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa banyak sekali metode
pembelajaran yang bisa digunakan pleh guru atau tenaga pengajar dalam
melaksanakan proses belajar mengajar baik di dalam kelas maupun di
luar kelas. Oleh karena itu, dalam penerapannya diperlukn kreativitas dan
variasi untuk menggunakan metode-metode pembelajaran tersebut yang
sesuai dengan kondisi dan keadaan dalam proses pembelajaran.
10
Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, hlm.80.
untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Menurut Slavin (1987),
belajar kooperatif dapat membantu siswa dalam mendefinisikan struktur
motivasi dan organisasi untuk menumbuhkan kemitraan yang bersifat
kolaboratif (collaborative partnership).
Pengelompokkan siswa merupakan salah strategi yang dianjurkan
sebagai cara siswa untuk saling berbagi pendapat, beragumentasi, dan
mengembangkan berbagai alternatif pandangan dalam upaya kontruksi
pengetahuan. Tiga konsep yang melandasi metode kooperatif, sebagai
berikut :
1. Team rewards : Tim akan mendapat hadiah bila mereka mencapai
kriteria tertentu yang ditetapkan.
2. Individual accountability : Keberhasilan tim bergantung dari hasil
belajar individual dari semua anggota tim. Dalam membantu belajar
satu sama lain dan memastikan bahwa setiap anggota siap untuk
kuis dan penilaian lainnya tanpa bantuan teman sekelompoknya.
3. Equal opportunities for succes : Setiap siswa memberikan konstribusi
kepada timnya dengan cara memperbaiki hasil b elajarnya sendiri
yang terdahulu. Konstribusi dari semua anggota kelompok dinilai.
Pada hakekatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja
kelompok, oleh karena itu banyak guru yang mengatakan bahwa tidak
pada hakekatnya belajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok, oleh
karena itu banyak guru yang mengatakan bahwa tidak ada sesuatu yang
aneh dalam pembelajaran kooperatif karena mereka menganggap telah
terbiasa menggunakannya. Walaupun pembelajaran kooperatif terjadi
dalam bentuk kelompok, tetapi tidak setiap kerja kelompok dikatakan
pembelajaran kooperatif. Oleh karna itu, dapat disimpulkan pembelajaran
kooperatif adalah menyangkut teknik pengelompokan yang didalamnya
siswa bekerja terarah pada tujuan belajar bersama dalam kelompok kecil
yang umumnya terdiri dan 4-5 orang (bernet dalam kiswoyo, 1995).
Belajar kooperatif adalah pemanfaaatan kelompok kecil dalam
pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk
memaksimaikan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam
kelompok tersebut (Johnson dalam Hasan,1996).
Jarolimek dan Perker [1993] mengatakan keunggulan yang diperoleh
dalam pembelajaran ini adalah ;1) saling ketergantungan yang
positif,2)adanya pengangkuan saling pengakuan dalam merespon
perbedan individu,3) siswa dilibatkan dalam perencanaan dan
pengelolaan kelas,4) suasana kelas yang rileks dan menyenangkan,5)
terjalinnya hubungan yang hangat dan persahabat antara siswa dengan
guru ,dan 6) memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan
pengalaman emosi yang menyenangkan.
Karli dan Yuliariatiningsih (2002: 72) mengemukakan kelebihan
model pembelajaran kooperatif, yaitu:
11
https://bubudcitra.wordpress.com/ipm/penjelasan-tentang-perbedaan-antara-pendekatan-
strategi-metode-dan-teknik-sebagai-berikut/
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/333967332/Jurnal-pembelajaran-pdf
https://bubudcitra.wordpress.com/ipm/penjelasan-tentang-perbedaan-
antara-pendekatan-strategi-metode-dan-teknik-sebagai-berikut/
https://www.matematrick.com/2015/08/perbedaan-strategi-pendekatan-
metode.html
https://ekaputra033blog.wordpress.com/2016/11/20/kelebihan-dan-
kelemahan-model-pembelajaran-kooperatif/