Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DI
Disusun oleh :
FAKULTAS FARMASI
2020
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER
BIDANG RUMAH SAKIT
DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR GONDO SUWARNO UNGARAN
Jl. Diponegoro No.125, Ungaran, Genuk, Kec. Ungaran Bar., Semarang,
Jawa Tengah
AGUSTUS – SEPTEMBER 2020
Disetujui oleh
Pembimbing PKPA
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii
KATA PENGANTAR.......................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang dicari oleh semua orang. Menurut World
Health Organization (WHO) kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh
secara fisik, mental, dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis. Kesehatan juga mendukung keberhasilan dalam
pembangunan nasional. Pembangunan di bidang kesehatan merupakan salah satu
upaya pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, sehingga terwujud
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Pentingnya kesehatan ini mendorong pemerintah untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan khususnya Rumah Sakit. Rumah Sakit sebagai salah satu
fasilitas pelayanan kesehatan perorangan merupakan bagian dari sumber daya
kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya
kesehatan (Permenkes, 2008). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) RI
Nomor 72 Tahun 2016 Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Pelayanan kesehatan secara paripurna yang dimaksud meliputi promotif
(upaya peningkatan kesehatan), preventif (upaya pencegahan penyakit), kuratif
(upaya penyembuhan penyakit) dan rehabilitatif (upaya pemulihan kesehatan)
yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Sarana
kesehatan meliputi Balai Pengobatan, Pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit
Umum dan Rumah Sakit Khusus. Berbagai pelayanan diberikan oleh Rumah Sakit
guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan salah satunya adalah
pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian di rumah sakit dilaksanakan
melalui suatu unit pelaksana fungsional yang disebut dengan Instalasi Farmasi
Rumah Sakit (IFRS).
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung
jawab yang dilakukan oleh Apoteker dan Tenaga Kefarmasian kepada pasien
yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien (Menteri Kesehatan RI, 2016).
C = Buffer stock
D = Lead time stock (lead time X pemakaian rata-rata)
E = Sisa stok
1) Pembelian
Pembelian sediaan farmasi, alat lesehatan dan BMHP di rumah
sakit harus sesuai dengan ketentuan pengadaan barang yang berlaku
dengan memperhatikan beberapa aspek, diantaranya adalah memenuhi
kriteria sediaan farmasi, alat kesehatan BMHP baik kriteria umum
maupun kriteria mutu obat, persyaratan pemasok, penentuan
pengadaan dan kedatangan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
BMHP, pemantauan rencana pengadaan sesuai jenis, jumlah dan
waktu.
2) Produksi sediaan farmasi
Produksi sediaan farmasi yang dibuat di rumah sakit harus
memenuhi persyaratan mutu dan terbatas hanya untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan di rumah sakit. Kegiatan produksi ini dilakukan
di Instalasi Farmasi dan diproduksi apabila :
a) Sediaan farmasi tidak ada dipasaran
b) Sediaan farmasi lebih murah jika diproduksi sendiri
c) Sediaan farmasi dngan formula khusus
d) Sediaan farmasi dengan kemasan lebih kecil (repacking)
e) Sediaan farmasi untuk penelitian
f) Sediaan farmasi yang tidak stabil dalam penyimpanan atau harus
selalu dibuat baru (recenter paratus)
3) Sumbangan/ hibah/ dropping
Seluruh kegiatan penerimaan sediaan farmasi, alat kesehatan
dan BMHP dengan cara sumbangan/ hibah / dropping harus disertai
dengan dokumentasi administrasi yang lengkap dan jelas. Agar
penyediaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP dapat
1. Pemilihan
5. Penyimpanan
Penyimpanan barang atau perbekalan farmasi dilakukan setelah
barang diterima di Instalasi Farmasi dan diletakkan di gudang farmasi
sebelum dilakukan pendistribusian. Gudang farmasi RSUD dr Gondo
Suwarno memiliki ukuran luas kurang lebih 80m2. Gudang farmasi tersebut
relatif kecil jika dibandingkan dengan banyaknya jumlah perbekalan farmasi
Jadi kurang dari 30 menit dan untuk obat racikan yaitu kurang
dari 60 menit. Waktu tunggu di RSUD dr Gondo Suwarno untuk resep
non racikan tidak ada yang melebihi 30 menit dan untuk resep racikan
ada yang melebihi 60 menit. Hal ini dikarenakan kurangnya tenaga
kefarmasian di RSUD dr Gondo Suwarno. Mahasiswa PKPA
diberikan tugas selain membantu melakukan pelayanan dan penyiapan
obat mulai dari pembuatan etiket untuk tiap obat yang diresepkan,
dispensing resep racik atau non racik, sampai menyerahkan obat
kepada apoteker untuk dilakukan double chek., juga menghitung
waktu tunggu pasien dari pasien menyerahkan resep obat sampai
pasien mendapatkan obat.
Kegiatan menghitung waktu tunggu pasien dilakukan selama 1
(satu) minggu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui rata-rata waktu
tunggu pasien apakah sudah sesuai standar. Pada saat dilakukan
pengamatan terjadi antrian pasien yang cukup banyak. Penyerahan
resep pasien pasien yang diterima oleh apoteker atau tenaga teknis
kefarmasian (TTK) diberi nomer antrian secara manual. Penulisan
nomer ditulis di lembar resep pasien, resep yang masuk ke dalam
pelayanan farmasi kemudian di urutkan dan disiapkan sesuai nomer
antrian. Hasil yang didapat dapat membantu pihak rumah sakit untuk
meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di RSUD dr Gondo
Suwarno.
3) Proses pelayanan resep pasien rawat inap
Proses pelayanan farmasi di RSUD dr Gondo Suwarno pada
pelayanan pasien rawat inap ke semua ruangan perawatan yang ada di
RSUD dr Gondo Suwarno. Resep pasien rawat inap menggunakan
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi
Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XVII di RSUD dr Gondo Suwarno Kab.Semarang
Periode 1 Agustus - 30 September 2020
100
sistem UDD (Unit Doses Dispending) obat dikemas dalam plastik klip
dengan warna yang berbeda berdasarkan jam pemberian obat, pada
jam 06.00- 11.00 plastik klip berwarna bening, jam 12.00-17.00
plastik klip berwarna merah, jam 18.00-23.00 plastik klip berwarna
biru dan jam 24.00- plastik klip berwarna hijau. Macam- macam
plastik klip yang digunakan di rawat inap bisa dilihat di lampiran 11.
Depo rawat inap melayani resep pasien umum, BPJS dan
perusahaan yang bekerja sama dengan RSUD dr Gondo Suwarno.
Perawat melalukan order resep, mengumpulkan
Proses pelayanan resep pasien rawat inap di RSUD dr Gondo Suwarno
resep & kartu obat pasien rawat inap
dilakukan sebagai berikut :
2. Rekonsiliasi Obat
Kegiatan rekonsiliasi obat di RSUD dr Gondo Suwarno dilakukan
oleh apoteker pada saat pasien masuk rawat inap dari IGD, pasien pindah
ruangan, pasien rujuk dan pasien pulang. Kegiatan rekonsiliasi diawali
dengan penelurusan riwayat penggunaan obat oleh pasien. Penelusuran
riwayat penggunaan obat mencakup pencatatan data obat yang digunakan
oleh pasien sebelumnya.
Alur rekonsiliasi obat di RSUD dr Gondo Suwarno sebagai berikut :
a. Apoteker melakukan penelusuran riwayat penggunaan obat
Informasi yang digali pada saat penelusuran riwayat penggunaan
obat meliputi; obat yang dikonsumsi pasien sebelum masuk rumah sakit,
dosis dan frekuensi penggunaan obat.
b. Jika pasien membawa obat dari rumah, maka apoteker menyimpan obat
tersebut ke kotak rekonsiliasi dan diberi labelling identitas pasien
c. Apoteker melakukan pencatatan di form rekonsiliasi
d. Apoteker menganalisis dan membandingkan terapi pertama saat pasien
masuk rumah sakit dengan obat yang dibawa pasien dari rumah apakah
terdapat masalah atau tidak
e. Jika obat dilanjutkan maka obat tersebut disiapkan dan diberi label etiket
tanpa dikenakan harga. Jika obat dihentikan maka obat disimpan oleh
farmasi dan dikembalikan ketika pasien pulang
f. Apabila terjadi masalah, apoteker menghubungi dokter untuk melakukan
klarifikasi terhadap masalah yang ditemukan
g. Apoteker menandatangani kolom pelaksanaan rekonsiliasi
h. Jika pasien tidak membawa obat dari rumah maka pada lembar
rekonsiliasi dituliskan NIHIL.
Mahasiswa PKPA diajarkan melakukan pengisian lembar rekonsiliasi
obat. Dengan merekonsiliasi obat yang didapatkan dari IGD, yang dibawa
dari rumah, maupun yang telah dikonsumsi pasien pada rekam medik pasien
pada saat di bangsal.Contoh rekonsiliasi obat yang yang dijelaskan
pembimbing apoteker adalah dilihat dari medical record (MR) pasien.
3. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan kegiatan penyediaan dan
pemberian informasi, rekomendasi obat yang independent, akurat, tidak
bias, terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh Apoteker kepada dokter,
apoteker, perawat, dan profei kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain
luar rumah sakit. Mahasiswa PKPA diberi kesempatan memberikan PIO
kepada masyarakat melalui media leaflet dan banner. PIO disampaikan
kepada pasien dan masyarakat mengenai Efektifitas NSAID Topikal, Alergi
Gin gin, Keracunan Paracetamol, Kontrasepsi pil KB dan Penggunanan
Imunomodulator Pada ibu hamil Kegiatan pemberian PIO dapat dilihat di
lampiran 8. Di Rumah Sakit Ungaran Pelayanan Informasi Obat (PIO)
bertujuan untuk :
a. Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan tenaga
kesehatan di lingkungan Rumah Sakit dan pihak lain di luar Rumah
Sakit.
b. Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhubungan
dengan obat atau sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai, terutama pada komite atau tim farmasi dan terapi.
c. Menunjang penggunaan obat yang rasional
Pelayanan informasi obat (PIO) untuk pasien di RSUD dr Gondo Suwarno
terbagi menjadi 2, yaitu :
a. PIO pasien rawat inap
Alur pelaksanaan PIO untuk pasien rawat inap di RSUD dr Gondo
Suwarno sebagai berikut :
A. Kesimpulan
1. Praktek Kerja Profesi Apoteker di RSUD dr Gondo Suwarno dapat
meningkatkan pemahaman tentang peran dan tanggung jawab Apoteker
dalam pelayanan kefarmasian di rumah sakit.
2. Praktek Kerja Profesi Apoteker di RSUD dr Gondo Suwarno meningkatkat
wawasan, pengetahuan, dan keterampilan, serta memberikan pengalaman
praktek klinik untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit.
3. Praktek Kerja Profesi Apoteker di RSUD dr Gondo Suwarno memberikan
gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di rumah
sakit.
B. Saran
1. Perlu adanya penambahan Apoteker dan Asisten Apoteker atau Tenaga
Teknis Kefarmasian untuk mengoptimalkan pelayanan kefarmasian.
2. Perlu adanya mesin antrian otomatis di pelayanan rawat jalan demi
mengoptimalkan pelayanan kefarmasian.
3. Perlu adanya alat-alat peracikan obat yang lebih modern seperti blender,
cetakan capsul, mesin press untuk puyer agar mempermudah dan
mengoptimalkan waktu pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, 2015, Tata Cara dan
Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Jakarta.
Osmosis system
Tangki E Tangki F
Laporan PKPA Bidang Rumah Sakit Mahasiswa PSPA Fakultas Farmasi
Universitas Wahid Hasyim Semarang Angkatan XVII di RSUD dr Gondo Suwarno Kab.Semarang
Periode 1 Agustus - 30 September 2020
150