Anda di halaman 1dari 7

Penatalaksaan Indikator Monitoring Evaluasi Evaluasi pemberian makan Tanda anak siap

diet untuk fase


selanjutnya

Fase stabilisasi Antropometri:


BB Dilakukan Tidak terjadi 1. Bila ada muntah, 1. Nafsu
penimbangan penurunan berat diare sering,nafsu makan telah
setiap pagi badan makan jelek, kembali
sebelum makan lanjutkan pemberian (anak dapat
diet setiap 2 jam menghabisk
Biokimia: an
HB Dilakukan Kadar Hb normal 2. Bila tidak muntah / F75setiap 3
jam sekali)
pengukuran HB 11,8 mg/dl sedikit, diare
tiap 4hari berkurang (<5 kali/
hari), menghabiskan
Na Dilakukan Kadar Na normal sebagian besar porsi,
2. Anak
pengukuran 133-146 g/dl maka ubah
tersenyum
setiap hari frekuensipemberian
tiap 3 jam
K Dilakukan Kadar K normal
pengukuran 3,7-5,2 mmol/L
setiap hari 3. Bila tidak ada
muntah , diare sedikit,
Cl Dilakukan Kadar Cl normal menghabiskan
pengukuran 96-111 mmol/L sebagian besar porsi,
setiap hari frekuensi pemberian
diberikan setiap 4 jam
Alb Dilakukan Kadar albumin 2,6-
pengukuran 3,6 g/dl
setiap 2 minggu
Klinik :
Diare Frekuensi BAB
dan konsistensi Frekuensi BAB
feses menurun dan
konsistensi feses
normal
Muntah Frekuensi
muntah Frekunsi muntah
berkurang
Panas Dilakukan
pengukuran Suhu normal
suhu badan

Kembung Dilakukan
pemeriksaan Tidak kembung
perut

Tanda – tanda vital Dilakukan oleh


tenaga Dilakukan oleh
keperawatan tenaga
Dietari : keperawatan
Makanan yang Jumlah makan
dikonsumsi yang dihabiskan Sedikit, sebagian
besar atau habis
makan yang
dikonsumsi
Nafsu makan Dilakukan
pengamatan Sedikit, sebagian
terhadap jumlah besar atau habis
makan yang makan yang
dihabiskan dikonsumsi
Riwayat personal:
Pengetahuan ibu Menanyakan
kembali tentang Kepatuhan diet
materi yang pasien
diberikan

Fase transisi Antropometri :


BB Dilakukan Terjadi 1. Bila anak dapat 1. Nafsu makan
penimbangan peningkatan berat menghabiskan formula anak telah
setiap pagi badan yang diberikan, maka kembali
sebelum makan ditingkatkan volume tiap
pemberian 10 ml
sepanjang anak dapat
Biokimia: menghabiskan
HB Dilakukan Kadar Hb normal
pengukuran HB 2. Lanjutkan peningkatan
11,8 mg/dl
tiap 4 hari volume (biasanya sampai
30 ml/kg/BB/pemberian)
Na Dilakukan Kadar Na normal
pengukuran 3. Teruskan ASI, diantara
133-146 g/dl pemberian formula
setiap 2 hari
4. Apabila dalam fase ini,
K Dilakukan Kadar K normal pasien kembali muntah,
pengukuran 3,7-5,2 mmol/L diare, panas atau kembung
setiap 2 hari dilakukan analisa
penyebabnya, baik dari
Cl Dilakukan Kadar Cl normal tatalaksana diet yang
pengukuran 96-111 mmol/L diberikan maupun
setiap 2 hari penyebab dari luar (infeksi
nasokomial)
Alb Dilakukan Kadar albumin 2,6-
pengukuran 3,6 g/dl
setiap 2 minggu

Klinik :
Diare : Frekuensi BAB Frekuensi BAB
dan konsistensi normal dan
feses konsistensi feses
normal

Muntah Frekuensi Tidak ada muntah


muntah

Panas Dilakukan Suhu normal


pengukuran
suhu badan

Kembung Dilakukan Tidak kembung


pemeriksaan
perut

Tanda – tanda vital Dilakukan oleh Dilakukan oleh


tenaga tenaga
keperawatan keperawatan

Dietari :
Makanan yang Jumlah makan Sedikit, sebagian
dikonsumsi yang dihabiskan besar atau habis
makan yang
dikonsumsi
Nafsu makan Dilakukan Sedikit, sebagian
pengamatan besar atau habis
terhadap jumlah makan yang
makan yang dikonsumsi
dihabiskan

Riwayat personal :
Pengetahuan ibu Menanyakan Kepatuhan diet
kembali tentang pasien
materi yang
diberikan

Fase Antropometri :
rehabilisasi BB Dilakukan Bila kenaikan BB ≥ 1. Pemberian makan 1. Anak tetap
penimbangan 50 gr /kgBB sepenuhnya secara oral dirawat
setiap pagi /minggu dikatakan dirumah sakit
sebelum makan baik 2. Apabila intervensil pada fase ini
berhasil, pemberian
Bila penurunan BB makan diteruskan sesuai 2. Fase tumbuh
< 50gr/ kgBB/ jadwal kejar yang
minggu dikatakan optimal
kurang berhasil 3. Apabila intervensi tidak
berhasil, maka dilakukan
Biokimia:
analisa apakah terjadi
HB Dilakukan Kadar Hb normal
infeksi, pemenuhan zat
pengukuran HB 11,8 mg/dl gizi kurang dan defisiensi
tiap 4 hari zat gizi mikro atau
masalah psikologik. Jika
Na Dilakukan Kadar Na normal hal tersebut terjadi,
pengukuran 133-146 g/dl kemungkinan karena tiga
setiap 2 hari hal:
K Dilakukan Kadar K normal a. Asupan zat gizi kurang
pengukuran 3,7-5,2 mmol/L maka dilakukan
setiap 2 hari tindakan modifikasi
diet atau NGT.
Cl Dilakukan Kadar Cl normal b. Terdapat gangguan
pengukuran 96-111 mmol/L saluran pencernaan
setiap 2 hari maka diberikan
formula rendah/bebas
laktosa dan
Alb Dilakukan Kadar albumin
hipoosmolaritas, seperti
pengukuran 2,6-3,6 g/dl susu rendah laktosa ,
setiap 2 minggu formula tempe dengan
tepung-tepungan
Klinik : c. Adanya hipoglikemik,
Diare Frekuensi BAB Frekuensi BAB penanganannya dapat
dan konsistensi normal dan dilakukan dengan
feses konsistensi feses pemberian air gula dan
normal makanan setiap 2 jam.

Muntah Frekuensi Tidak ada muntah 4. Apabila dalam fase ini,


muntah pasien kembali muntah,
diare, panas dan kembung
Panas Dilakukan Suhu normal dilakukan analisa
pengukuran penyebabnya, baik dari
suhu badan tatalaksana diet yang
diberikan maupun
penyebab dari luar
Kembung Dilakukan Tidak kembung
(infeksi nasokomial)
pemeriksaan
perut
Tanda – tanda vital Dilakukan oleh Dilakukan oleh
tenaga tenaga
keperawatan keperawatan

Dietari :
Makanan yang Jumlah makan Sedikit, sebagian
dikonsumsi yang dihabiskan besar atau habis
makan yang
dikonsumsi

Nafsu makan Dilakukan Sedikit, sebagian


pengamatan besar atau habis
terhadap jumlah makan yang
makan yang dikonsumsi
dihabiskan

Riwayat personal :
Pengetahuan ibu Menanyakan Kepatuhan diet
kembali tentang pasien
materi yang
diberikan

Anda mungkin juga menyukai