Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH:
DOSEN PANGAMPU :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Waa Ta’ala, atas rahmat-Nya
maka kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Karakteristik Atlet dan Penyusunan Menu
Atlet” tepat pada waktunya. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak
kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun penulis
harapkan demi mencapai kesempurnaan makalah berikutnya. Sekian penulis sampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu. Semoga Allah Subhanahu Waa Ta’ala
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………... i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………. ii
BAB I: PENDAHULUAN
BAB 2: PEMBAHASAN
BAB 3: PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….. 14
ii
3.2 Saran…………………………………………………………………………. 14
Daftar Pustaka
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Olahraga merupakan suatu aktivitas yang melibatkan fisik, gerak aturan-aturan tertentu
dan prinsip-prinsip yang mengarah tercapainya tujuan yang dikehendaki. Olahraga mempunyai
beberapa tujuan diantaranya untuk mendapatkan kesenangan, mendapatkan kesehatan bagi tubuh
dan juga dapat sebagai sarana dalam meraih prestasi. Dunia olahraga prestasi dapat tercapai
apabila atlet menguasai beberapa faktor yaitu kondisi fisik, teknik, taktik dan mental, beberapa
faktor tersebut merupakan faktor internal, sedangkan faktor eksternal antara lain pelatih, orang
tua atlet, fasilitas latihan dan lingkungan latihan. Pada prinsipnya latihan merupakan suatu proses
perubahan ke arah yang lebih baik, yaitu meningkatkan kualitas fisik, kemampuan fungsional
peralatan tubuh dan kualitas psikis anak latih. Demikian juga pada cabang olahraga sepakbola,
prestasi dapat tercapai apabila atlet telah menguasai beberapa faktor yaitu kondisi fisik, teknik,
taktik dan mental. (Arif Setyanugraha,2015: 1)
Penelitian yang dilakukan Schure, Asley, dan Joy (dalam Cox, 2002) menunjukkan
dengan jelas bahwa profil kepribadian atlet olahraga tim berbeda dengan atlet olahraga
individual, dan antara atlet yang bermain dalam olahraga tim yang bersifat interaksi langsung
(contoh bola basket) dan interaksi tidak langsung (contoh bola voli). Secara umum para atlet
olahraga tim memiliki karakter lebih cemas, dependen, terbuka, dan waspada, tetapi kurang
sensitif dan imajinatif dibandingkan para atlet cabang olahraga individual.
Beberapa upaya dapat dilakukan untuk meningkatkan prestasi atlet sepak bola, seperti
perbaikan fasilitas pelatihan, perbaikan kondisi psikologis atlet, dan perbaikan asupan zat gizi.
Karbohidrat, protein, dan lemak merupakan salah zat gizi yang berperan sebagai substrat
penghasil energi untuk berbagai aktivitas dalam olahraga. Glukosa, glikogen, dan asam lemak
1
bebas merupakan substrat utama pada aktivitas aerob. Posfat berenergi tinggi dan glukosa dapat
digunakan sebagai sumber energi pada aktivitas anaerob (Astrand dkk., 2003).
Permasalahan yang sering terjadi adalah belum optimalnya asupan gizi atlet. Penyebab
belum optimalnya asupan gizi atlet adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman atlet dalam
pemilihan makanan, kurangnya edukasi tentang pentingnya gizi bagi atlet, pelatih, dan pengurus,
serta kurangnya ketersediaan ahli gizi pada kompetensi ilmu gizi olahraga (Kementerian
Kesehatan RI, 2013). Edukasi merupakan salah satu metode komunikasi yang efektif untuk
memberikan informasi guna meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku seseorang
(Notoatmodjo, 2010). Pemberian edukasi gizi pada atlet diharapkan mampu meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran atlet akan pentingnya pemenuhan kebutuhan gizi untuk menunjang
prestasi atlet.
Pemenuhan asupan gizi merupakan kebutuhan dasar bagi atlet. Berdasarkan teori
olahraga dijelaskan bahwa gizi dan latihan fisik menghasilkan prestasi. Namun demikian
sebagian besar asupan gizi atlet tidak tepat karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman atlet
dalam memilih makanan, kurangnya edukasi tentang pentingnya gizi olahraga prestasi bagi atlet.
Pelatih, pengurus serta kurangnya ketersediaan tenaga gizi dan kesehatan yang memahami dan
memiliki kompetensi dalam ilmu gizi olahraga prestasi. Peranan gizi dalam olahraga prestasi
menuntut tenaga gizi dan kesehatan yang terampil untuk menjaga secara khusus dan intensif
kebutuhan zat gizi atlet (Kemenkes, 2014).
Berdasar pada latar belakang masalah dan kajian teori sebagaimana tersebut di atas, maka
dari itu makalah ini memfokuskan pada karakteristik atlet dan penyusunan menu atlet.
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah pada penulisan makalah
ini ialah sebagai berikut :
2
2. Bagaimanakah penyusun menu atlet selama latihan ?
3. Bagaimanakah penyusunan menu atlet menjelang pertandingan ?
4. Bagaimanakah karakteristik dari seorang atlet ?
1.3 TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, terutama seorang atlet.
a. Jenis Karbohidrat
Berdasarkan panjang atau pendeknya rantai atom C, karbohidrat dapat dibagi menjadi
dua jenis yaitu karbohidrat sederhana dan kompleks.
3
1. Karbohidrat Sederhana
a. Monosakarida : glukosa, fruktosa, dan galaktosa
b. Disakarida : sukrosa, maltosa, laktosa, dan trehalosa
c. Gula alkohol : manitol, sorbitol, dan inositol
d. Oligosakarida : fruktan, rafinosa
2. Karbohidrat Kompleks
a. Polisakarida : pati dan glikogen
b. Serat : selulosa, hemiselusosa, dan lignin
b. Fungsi Kabohidrat
Energi yang diproduksi untuk aktifitas fisik selama olahraga tergantung dari simpanan
glikogen dalam otot dan glukosa darah.
Besar kecilya cadangan glikogen yang ada di otot dipengaruhi oleh berbagai segi
konsumsi karbohidrat, yaitu :
4
1. Jenis karbohidrat
Jenis karbohidrat yang dimaksud adalah jenis karbohidrat yang mempunyai nilai indeks
glikemik (GI) tinggi, bukan klasifikasi berdasarkan karbohidrat sederhana atau kompleks. Hal ini
dikarenakan karbohidrat kompleks atau sederhana ada yang mempunyai nilai GI tinggi atau
rendah. Semakin tinggi nilai GI karbohidrat, maka akan semakin cepat pula menaikkan kadar
glukosa dalam darah. Kenaikan kadar glukosan dalam darah yang semakin cepat akan
berpengaruh positif pada simpanan glikogen otot.
2. Jumlah karbohidrat
Pada awal proses pemulihan setelah olahraga, proses pembentukkan glikogen berada
pada masa puncaknya. Tentu saja hal ini dipengaruhi oleh jumlah konsumsi karbohidrat. Jumlah
karbohidrat yang dibutuhkan untuk itu adalah 0,7-1 gram/kg BB tiap 2 jam atau total asupan
menjadi 8-10 gram/kg BB dalam sehari. Untuk memperbesar daya terima konsumsi karbohidrat
yang besar untuk atlet, maka sebaiknya dipilih makanan berkarbohidrat yang volumenya kecil
dan tidak diberikan sekaligus, namun secara bertahap setiap 2 jam.
3. Pengosongan glikogen
Pembentukan glikogen akan maksimal ketika cadangan glikogen kososng setelah
olahraga. Jadi semakin sedikit cadangan glikogen setelah olahraga, maka sintesis glikogen akan
semakin cepat.
4. Waktu makan
Selain jenis dan jumlah karbohidrat, yang tak kalah penting adalah waktu di mana sintesis
glikogen pada puncaknya sehingga dapat diperoleh pengaruhyang maksimal. Waktu yang terbaik
adalah 6-8 jam setelah olahraga, sedangkan efeknya semakin lama akan mengecil terlebig lagi
jika dikonsumsi 24-48 jam setelahnya.
Selain disimpan di otot, glikogen juga disimpan di dalam hati. Ada beberapa hal yang
mempengaruhi simpanan glikogen dalam hati.
5
Karbohidrat sederhana yang paling cepat meningkatkan cadangan glikogen hati adalah
fruktosa dibandingkan glukosa. Fruktosa banyak terkandung di dalam buah-buahan sehingga
minuman seperti jus buah cocok di sajikan untuk atlet.
2. Waktu makan
Puasa sebelum latihan dapat menurunkan cadangan glikogen hati. Atlet diusahakan
mengonsumsi karbohidrat mendekati latihan atau pertandingan minimal 2-6 jam sebelumnya.
Rosi seorang atlet bulu tangkis, usia 22 tahun, perempuan dengan berat badan 50 kg, TB
160 cm, , berlatih 5 kali seminggu dan setiap latihan lebih kurang 4 jam (240 menit) .
Aktivitas sehari-hari sebagai mahasiswa
JAWABAN
3. SDA = 10 % x BMR
= 10 % X 1231
= 123, 1 kkal
6
6. ENERGI LATIHAN PERHARI = energy latihan per minggu : 7
= 6000 : 7
= 857, 14286
7. ENERGI TOTAL PERHARI
= energy aktivitas harian + energy latihan per hari
= 1503,051 + 857,14286
= 2360,19386 kkal
b. Makanan diberikan menu seimbang dan energi disesuaikan kebutuhan dan jenis latihan
c. Pada masa awal latihan 1-2 bulan berikan protein biologis tinggi
7
e. Mengurangi penggunaan gula berlebihan
Karbohidra
Porsi Energi Lemak Protein
t
Waktu Menu Makanan
(P) (Kkal) (gr) (gr)
(gr)
8
Ayam Kecap 2p 293,9 0,8 18,9 28,5
tidur
9
Protein : 90,7 gr
Lemak : 67 gr
Karbohidrat : 341,5 gr
a. Tiga Jam sebelum bertanding olahragawan dianjurkan makanan menu ringan, tinggi
karbohidrat, kandung indeks glikemik (IG) rendah, cukup protein, rendah lemak, tidak bergas
dan mudah cerna.
b. Disarankan tidak memberikan makanan sumber glukosa 30 menit atau kurang sebelum
pertandingan berlangsung karena bisa beresiko hipoglikemia.
c. Berikan makanan bentuk cair bagi atlit yang demam panggung, nervous dan gugup
d. Berikan diet khusu karbohidrat loading (makanan tinggi karbohidrat) 1-2 minggu sebelum
bertanding.
- Tinggi karbohidrat
10
- Cukup protein
- Rendah lemak
Menjelang Susu Full Susu Full 200 ml 131.9 9.6 6.4 7.8
Cream Cream
Tidur
Bangun Susu Full Susu Full 200 ml 131.9 9.6 6.4 7.8
Cream Cream
Tidur
11
Tp. 1 gr 3.8 0.9 0.0 0.0
Meizena
Pukul 09.00 Jus Melon Melon 200 gr 76.5 16.6 1.2 0.4
12
Bertanding
Pukul 12.30 Jus Apel Apel 200 gr 118.1 30.6 0.4 0.8
13
Pukul 16.00 – Nasi Nasi 200 gr 260.0 57.2 4.8 0.4
20.00
14
2.4 KARAKTERISTIK ATLIT
Usia : 22 Tahun
BB : 50 kg
TB : 160 cm
IMT :
15
Jenis Olahraga : Olahraga aerobik-anaerobik merupakan olahraga yang membutuhkan energi
dari proses aerobik dan anaerobik dengan proporsi hampir seimbang yang didalamnya terdapat
aktivitas anaerobik dan aerobik yang berjalan secara simultan.
Pola Latihan :
Cara Latihan
Sebelum praktek melakukan latihan pukulan, perlu dilakukan latihan untuk adaptasi
menggerak-gerakkan pergelangan tangan dengan tetap memegang raket dengan benar.
1. Peserta latih dibiasakan selalu memegang raket dengan jari-jari tangan, luwes,
dan tetap rileks, tetapi tetap mempunyai tenaga.
2. Lakukan gerakan raket ke axah kanan dan kiri, dengan menggunakan tenaga
pergelangan tangan. Begitu juga gerakan ke depan dan ke belakang, sehingga
terasa betul terjadinya tekukan pada pergelangan tangan.
3. Gerakkan pergelangan tangan ke atas dan ke bawah.
4. Memukul bola (kok) ke tembok.
16
5. Bouncing ball.
b. Footwork
Sikap dan posisi berdiri di lapangan harus sedemikian rupa, sehingga dengan
sikap yang baik dan sempurna itu, dapat secara cepat bergerak ke segala
penjuru lapangan permainan.
Sikap dan langkah kaki yang benar dalam permainan bulutangkis, sangat
penting dikuasai secara benar oleh setiap pemain.
d. Hitting Position
Posisi memukul bola atau kerap disebut preparation. Waktu sekian detik yang ada
pada masa persiapan ini juga dipakai untuk menentukan pukulan apa yang akan
dilakukan.
Cara Latihan
17
1. Dari tengah ke depan; sebagai langkah dasar hanya dua langkah dimulai
dengan kaki kiri kemudian kanan.
2. Dari tengah ke belakang.
3. Dari depan ke belakang dan sebaliknya.
e. Service
Servis Forehand Pendek
a. Tujuan servis pendek ini untuk memaksa lawan agar tidak bisa
melakukan serangan. Selain itu lawan dipaksa berada dalam posisi
bertahan.
b. Variasi arah dan sasaran servis pendek ini dapat dilatih secara serius
dan sistematis.
c. Kok harus dipukul dengan ayunan raket yang relatif pendek.
d. Pada saat perkenaan dengan kepala (daun) raket dan kok, siku dalam
keadaan bengkok, untuk menghindari penggunaan tenaga pergelangan
tangan, dan perhatikan peralihan titik berat badan Anda.
Cara latihannya
18
peralihan titik berat badan dari kaki belakang kekaki depan yang harus be
langsung kontinu dan harmonis.
- Biasakan selalu berkonsentrasi sebelum memukul kok.
- Hanya dengan berlatih tekun dan berulang-ulang tanpa mengenal lelah.
f. Underhand
1. Clear Underhand, pukulan atau dorongan yang diarah kan tinggi ke belakang.
Cara Latihan
Untuk tahap pemula, umpan dengan lemparkan banyak bola. Untuk koordinasi
pukul bola sambil melangkah kaki kanan.
g. Overhead lob
1. Deep lob/Clear, bolanya tinggi ke belakang.
2. Attacking lob/Clear, bolanya tidak terlalu tinggi.
Cara Latihan
19
Untuk para pemula yang baru belajar, sebaiknya pertama-tama latihan dengan
cara mengumpan mereka dengan lemparan bola. Tujuannya supaya timing
memukul bisa diperoleh. Untuk mempermudah, bisa digunakan hitungan (1.
Posisi siap; 2. Ayunkan; 3. Pukul).
Metabolisme :
20
Menu makan atlet dipilih dan disusun dengam mempertimbangkan kebutuhan gizi atlet
dan l.
21
BAB III
KESIMPULAN
3.1 KESIMPULAN
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, terutama seorang atlet.
Berdasarkan panjang atau pendeknya rantai atom C, karbohidrat dapat dibagi menjadi dua jenis
yaitu karbohidrat sederhana dan kompleks.
Pengaturan Makanan pada saat latihan ialah sebagai berikut : a. Makanan disesuaikan
dengan waktu latihan b. Makanan diberikan menu seimbang dan energi disesuaikan kebutuhan
dan jenis latihan c. Pada masa awal latihan 1-2 bulan berikan protein biologis tinggi
22
d. Berikan asupan cairan cukup e. Mengurangi penggunaan gula berlebihan f. Mengurangi
penggunaan garam dan sodium clorida berlebihan g. Berikan vitamin dan mineral cukup
Untuk penulisan makalah terkait penyusunan atlit berikutnya diharapkan untuk dapat
menggunakan referensi yang lebih kaya dan bervariasi lagi supaya apa yang dituliskan lebih
mendapat kepercayaan dari pembaca bahwa penulis makalah mempunyai wawasan yang luas.
23
Daftar Pustaka
Astrand, Per-Olof, Kaare Rodahl, Hans A.Dahl, dan Sigmund B. Strome (2003) Textbook of
Work Physiology, Physiological Bases of Exercise, Fourth Edition . Canada: Human
Kinetics
Hastuti, T. A. (2013). Karakteristik Psikologis Atlet di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar
(PPLP). Jurnal Psikologi, 40(2), 143-158.
Kementerian Kesehatan RI. (2013). Pedoman Gizi Olahraga Prestasi . Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi kesehatan dan Ilmu Perilaku . Jakarta: Rineka Cipta
Puspaningtyas, D. E., Fitrianingtyas, F., & Sutoyo, R. L. O. (2018). Edukasi Penyusunan Menu
Makan bagi Atlet Sepak Bola di PS Mlati. Jurnal Pengabdian Dharma Bakti, 1(2).
Sanapiah, M. D. S., Setiawan, B. D., & Widodo, A. W. (2018). Optimasi Menu Makanan Atlet
Berdasarkan Jadwal Latihan Menggunakan Algoritme Genetika. Jurnal Pengembangan
Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN, 2548, 964X.
Supriyono. 2012. Mempersiapkan Makanan Bagi Atlet Sepak Bola diaskes pada 23 Aprill 2016
Pukul 17.30 (http://gizi.depkes.go.id/mempersiapkan-makanan-bagi-atlet-sepak-bola)