Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR I

TEKNIK PEMISAHAN DAN PEMURNIAN

OLEH:
NAMA : LUTHFIA ZALFA KAMILINA
NIM : K1A020038
KELOMPOK :4
HARI/ TANGGAL : SELASA/ 06 OKTOBER 2020
ASISTEN : AFRI PERMANA
SHIFT :B

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
LABORATORIUM KIMIA DASAR
PURWOKERTO
2020
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

JUDUL PRAKTIKUM ..........................................................................................1

I. TUJUAN............................................................................................................1

II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................1

III. PROSEDUR PERCOBAAN ...........................................................................4

3.1 Alat .....................................................................................................4

3.2 Bahan .................................................................................................4

3.3 Cara Kerja ..........................................................................................4

3.4 Skema Kerja .......................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................10

ii
TEKNIK PEMISAHAN DAN PEMURNIAN

I. TUJUAN
1. Melakukan teknik penyaringan.

2. Melakukan teknik dekantasi.

3. Melakukan teknik ekstraksi.

4. Melakukan teknik sublimasi.

5. Melakukan teknik kristalisasi.

6. Melakukan teknik destilasi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pemisahan kimia adalah proses pemisahan sampai ke skala molekuler


(skala kimia berarti pemisahan sampai ke partikel yang terkecil, sekecil atom
dan molekul atau ion). Pemisahan kimia secara nyata sulit untuk dilakukan,
karena itu makna pemisahan kimia masih mengandung makna sebagai kondisi
hipotesis saja (Surjani Wonorahardjo, 2013:8). Pemisahan dilakukan untuk
memperoleh materi murni dari suatu campuran. Berbagai teknik pemisahan
dapat diterapkan untuk memisahkan campuran. Perusahaan air minum,
memperoleh air jernih dari air sungai melalui penyaringan pasir dan arang.
Untuk memisahkan minyak bumi menjadi komponen-komponennya seperti
elpiji, bensin, minyak tanah dilakukan melalui teknik pemisahan distilasi
bertingkat (Sumar Hendayana, 2006:1).

Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud,


dan sifat komponen yang terkandung di dalamnya. Jika komponen berwujud
padat dan cair, misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan.
Saringan bermacam-macam, mulai dari yang porinya besar sampai yang sangat
halus, contohnya kertas saring dan selaput semipermiabel. Kertas saring dipakai

1
2

untuk memisahkan endapan atau padatan dari pelarut. Selaput semipermiabel


dipakai untuk memisahkan suatu koloid dari pelarutnya (Syukri, 1999:15-16).

Kebanyakan materi yang terdapat di bumi ini tidak murni, namun berupa
campuran. Untuk mendapatkan zat murni kita harus memisahkannya dengan
campuran. Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa kimia dan fisika.
Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan berlangsung.
Sedangkan pemisahan secara kimia, satu komponen atau lebih direaksikan
dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan. Pada campuran homogen, campuran
dapat dipisahkan dengan cara distilasi, rekristalisasi, ekstraksi, dan
kromatografi. Selain itu pemisahan dan pemurnian dapat juga dilakukan dengan
dekantasi, filtrasi, sublimasi, koagulasi, dan juga absorbsi (Syukri, 1999:15-16).

Penyaringan (filtrasi) merupakan pemisahan bahan secara mekanis

berdasarkan ukuran partikelnya yang berbeda-beda. Penyaringan dilakukan

dengan bantuan media filter dan beda tekanan. Molekul-molekul cairan atau gas

dibiarkan menerobos lubang-lubang pada media filter, sedangkan partikel-

partikel padat yang lebih besar atau kasar akan bertahan oleh media filter.

Filtrasi diterapkan untuk memisahkan bahan padat dari cairan atau gas,

misalnya untuk mendapatkan suatu fraksi padat yang diinginkan atau untuk

membuang fraksi padat yang tidak dikehendaki (Bernasconi, 1995). Dekantasi

yaitu proses mengendapkan semua endapan kemudian menuangkan secara hati-

hati cairan di atas endapan, sehingga dapat tetap tinggal dalam wadah semula.

Endapan atau zat padat disebut sebagai residu, sedangkan sisa atau hasil yang

disaring disebut filtrat. Dekantasi hampir sama dengan penyaringan, hanya saja

pada dekantasi pemisahan ini adalah baik untuk menghasilkan filtrat yang
3

bersih atau untuk menghilangkan cairan yang tidak diinginkan dari endapan

yang terbentuk (residu) (Bordan, 2007).

Distilasi merupakan proses pemisahan campuran yang didasarkan atas


perbedaan titik didih atau tekanan komponennya. Ada beberapa macam distilasi
yaitu distilasi sederhana (perbedaan titik didih tinggi), distilasi terfraksi
(perbedaan titik didih rendah), distilasi uap (perbedaan tekanan uap), distilasi
vakum (titik didih sebagai fungsi dari tekanan), distilasi azeotrop (terbentuk
sistem azeotrop antar komponennya) (Pramono, 2012). Sublimasi pada
dasarnya adalah perubahan fase dari padat menjadi uap tanpa fase cair. Dengan
demikian, proses perubahan fase ini dapat disebut sebagai distilasi padatan.
Biasanya cara ini ditempuh untuk menjaga keutuhan senyawa-senyawa yang
tidak tahan panas dan harus dilakukan preparasi pada temperatur rendah. Cara
lain dalam proses sublimasi adalah dengan cara mengalirkan gas inert yang
tidak mudah mengembun waktu sublimasi. Gas ini bercampur dengan uap hasil
sublimasi dan pada saat campuran didinginkan, uap akan menyublim lagi
menjadi padatan (Surjani Wonorahardjo, 2013:98).
III. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum percobaan teknik pemisahan


dan pemurnian adalah kertas saring, corong, gelas piala 125 mL, pipet tetes,
neraca analitik, sentrifuse, tabung sentrifuse, gelas ukur, batang pengaduk,
statip, klem, gelas arloji, gelas piala 100 mL, hot plate, spatula, gelas piala 50 mL,
gelas ukur 25 mL, batu didih, dan 1 set alat destilasi.

3.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum praktikum percobaan


penyaringan dan dekantasi adalah CaCO3 , akuades, n-heksana, larutan I2 ,
larutan sampel, naftalen, es batu, CuSO4 , dan spirtus.

3.3 Cara Kerja


a) Penyaringan dan Dekantasi

1. Dengan menggunakan neraca analitik 1 gram CaCO3 ditimbang.


Setelah ditimbang CaCO3 dilarutkan dalam akuades 50 mL. Larutan
dibagi menjadi dua bagian. Sebagian larutan disaring sehingga endapan
terpisah dari filtratnya.

2. Sebagian dari larutan pada prosedur nomor 1, dimasukkan ke dalam


tabung sentrifus kemudian diseimbangkan beratnya untuk
disentrifugasi. Endapan yang diperoleh dipisahkan dari cairannya
menggunakan pipet.

b) Ekstraksi

1. Akuades 10 mL dan n-heksana 10 mL dimasukkan ke dalam corong


pisah, diamati kemudian ditambahkan 1 mL larutan I2 .

2. Corong pisah ditutup dan dikocok dengan baik untuk mencampurkan


larutan. Sekali-kali kran corong pisah dibuka dengan arah menghadap

4
5

ke atas untuk mengurangi tekanan di dalam corong (asisten akan


memberikan contoh).

3. Masih dalam keadaan tertutup, corong pisah ditempatkan pada statip.


Biarkan selama beberapa menit agar cairan memisah dengan sempurna.
Larutan n-heksana yang mempunyai berat jenis lebih rendah dari pada
akuades akan berada di lapisan atas larutan, sedangkan akuades berada
pada lapisan bawah. I2 akan terekstraksi ke dalam n-heksana dan
akuades sesuai dengan koefisien distribusi. Pengamatan dicatat oleh
praktikkan.

4. Corong pisah yang ditempatkan pada statip, dibuka tutupnya


kemudian kran bawah corong pisah dibuka untuk mengalirkan larutan
ke dalam gelas piala. Aliran dihentikan sebelum lapisan n-heksana
melewati kran.

5. Percobaan di atas diulangi menggunakan sampel yang telah


disediakan.

c) Sublimasi

1. Serbuk naftalen 0,5 gram (sebelumnya ditimbang terlebih dahulu)


diletakkan ke dalam gelas piala 100 ml dan ditutup dengan gelas arloji.

2. Beberapa es batu diletakkan di atas gelas arloji kemudian gelas piala


tersebut dipanaskan.

3. Gelas arloji tersebut diambil dan kristal yang terbentuk


dikumpulkan. Pengamatan dicatat oleh praktikan.

d) Kristalisasi

1. CuSO4 1,5 gram dilarutkan ke dalam gelas piala yang berisi 25 mL


akuades, disaring bila perlu.
2. Batu didih di dalam gelas piala tersebut dibubuhkan lalu
diuapkan sehingga volume larutan menjadi kurang lebih 10 mL.
6

3. Larutan dibiarkan menjadi dingin dan jaga jangan

sampai terguncang. Kristal yang terbentuk diamati.

e) Destilasi

1. Demo destilasi untuk memurnikan spiritus akan dilakukan oleh


asisten.
2. Alat destilasi saat proses destilasi sedang berlangsung diperhatikan.
3. Alat destilasi dan bagaimana cara kerjanya digambar.

3.4 Skema Kerja


a) Penyaringan dan Dekantasi

1 g CaCO3

- Ditimbang
- Dilarutkan ke dalam aquades 50 ml

Larutan

- Dibagi menjadi dua


- Sebagian disaring
- Dimasukkan ke dalam tabung sentrifus
- Disetimbangkan beratnya
- Disentrifugasi

Endapan yang
diperoleh

- Dipisahkan

Hasil pengamatan
7

b) Ekstraksi

Akuades 10 mL dan
n-heksana 10 mL
- Dimasukkan ke dalam corong pisah dan diamati
- Ditambahkan 1 mL larutan I2
- Ditutup dan dikocok
- Kran dibuka sekali-kali
- Corong pisah ditempatkan pada statip
- Dibiarkan selama beberapa menit
- Pengamatan dicatat

Corong pisah

- Dibuka tutupnya kemudian kran bawah corong


pisah dibuka
- Aliran dihentikan sebelum lapisan n-heksana
melewati kran
- Diulang menggunakan sampel yang sudah
disediakan

Hasil pengamatan
8

c) Sublimasi

Naftalen 0,5 g

- Diletakkan ke dalam gelas piala 10 ml


- Ditutup dengan gelas arloji

Gelas arloji
- Es batu diletakkan diatas gelas arloji

Gelas piala
- Dipanaskan

Gelas arloji
- Diambil

Krital yang terbentuk


-
- Dikumpulkan
- Pengamatan dicatat

Hasil pengamatan

d) Kristalisasi

Gelas piala

- Diisi 25 mL aquades
- CuSO4 1,5 gram dilarutkan
- Disaring bila perlu
- Batu didih dibubuhkan dan diuapkan

Larutan

- Dibiarkan sampai dingin


- Dijaga jangan sampai terguncang
Kristal yang terbentuk
- Diamati

Hasil pengamatan
9

e) Destilasi

Alat destilasi
- Diperhatikan saat prosedur berlangsung
- Dicatat dan digambar
- Digambar cara kerjanya

Hasil pengamatan
DAFTAR PUSTAKA

Bernasconi, 1995. Teknologi Kimia 2. Jakarta: Pradnya Paramita.

Bordan, 2007. Sistem Reaksi Pemisahan dan Pemurnian. Jakarta: Erlangga.

Hendayana, S, 2006. Kimia Pemisahan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Pramono, 2012. Percobaan Pemisahan dan Pemurnian.


http://pramono.staff.mipa.uns.ac.id/files/2012/09/Percobaan-II.pdf
(diakses tanggal 2 Oktober 2020 pukul 17:36 WIB). .

Syukri, 1999. Kimia Dasar. Bandung: ITB.

Wonorahardjo, S, 2013. Metode-Metode Pemisahan Kimia. Jakarta: Akademia


Permata.

10

Anda mungkin juga menyukai