Laporan Praktikum Fisika Dasar Tumbukan PDF
Laporan Praktikum Fisika Dasar Tumbukan PDF
Tumbukan
1
I. Tujuan Praktikum
Tujuan utama dari praktikum ini adalah agar dapat memahami
hukum kekekalan momentum dan mengaitkannya dengan hukum Newton
ke-2 dan ke-3, serta dapat membedakan tumbukan elastik dan tumbukan
inelastik.
II. Pendahuluan
A. Prinsip Praktikum
Momentum atau biasa ditulis dengan lambang P dapat
didefinisikan sebagai suati hasil kali antara massa (m) dengan
kecepatan (v). Atau dapat ditulis sebagi berikut :
𝑃 = 𝑚𝑣
M1 M2
2
Besarnya momentum yang bekerja pada saat tumbukan dapat
diketahui melalui persamaan :
𝑃 = 𝑃′
𝑚1. 𝑣1 + 𝑚2. 𝑣2 = 𝑚1. 𝑣1′ + 𝑚2. 𝑣2′
Sebelum tumbukan :
V1 V2
M1 M2
Setelah tumbukan :
V1’ V2’
M1 M2
3
Hukum Kekekalan Momentum :
4
Sebelum tumbukan :
V1 V2
M1 M2
Setelah tumbukan :
V’
M1 M2
Pada tumbukan tidak lenting sama sekali tidak berlaku hukum kekekalan
energi kinetik, sehingga da energi kinetik yang hilang selama proses
tumbukan. Besarnya energi kinetik yang hilang, dapat dihitung dengan
cara :
∆𝐸𝑘ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 𝐸𝑘𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 − 𝐸𝑘𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ
∆𝐸𝑘ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔
%∆𝐸𝑘ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 = 𝑥 100%
𝐸𝑘𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚
−∆𝑣 ′ −(𝑣2 ′ − 𝑣1 ′ )
𝑒= =
∆𝑣 𝑣2 − 𝑣1
5
Semakin mendekati nilai 0, maka tumbukan semakin tidak
lenting, sedangkan semakin mendekati nilai 1, maka tumbukan
semakin lenting.
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagi
berikut :
- 1 unit alat Linear Air track Experiment yang terdiri dari
:
Lintasan Air track
2 buah kereta air track
Magnet
2 buah pegas
2 buah velcro
Alat penyangga tambahan
Karet gelang
Beban tambahan
- Air Blower
- Neraca Lengan O Hauss
- Photodioda dan kabel-kabelnya
- Time counter atau Penghitung Waktu
- Jangka Sorong
C. Prosedur Kerja
1. Percobaan 1
a. Tumbukan Elastik
1) Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan, lalu
mengecek kelengkapan alat dan bahan.
6
2) Mempersiapkan air track sesuai dengan petunjuk
pembimbing, lalu menyalakan blower dan time counter.
3) Memasang penghalang cahaya pada bagian atas masing-
masing kereta menggunakan sekrup yang tersedia.
4) Memasang pegas pada kedua kereta dengan menggunakan
sekrup lalu menimbang massa kereta menggunakan
neraca lengan o hauss.
5) Meletakan salah satu kereta ditengah-tengah lintasan air
track dan menamai kereta sebagai kereta II.
6) Meletakan kereta yang lain ( kereta I ) diujung lintasan ,
lalu memantulkan kereta ke karet gelang terlebih dahulu.
7) Mencatat waktu yang ditunjukkan oleh time counter dan
memasukkan data kedalam tabel.
8) Mengulangi langkah 5-7 sebanyak 4 kali.
b. Tumbukan Inelastik
1) Mengganti pegas pada kedua kereta dengan velcro yang
tersedia lalu mengencangkannya dengan sekrup.
2) Menimbang massa kereta menggunakan neraca lengan o
hauss.
3) Meletakan keretaa II ditengah-tengah lintasan air track,
lalu meletakkan kereta I di ujung lintasan air track
4) Memantulkan kereta I ke karet gelang, lalu mencatat hasil
dari time counter
5) Mengulangi langkah 3 dan 4 sebanyak 4 kali
2. Percobaan 2
a. Tumbukan Elastik
1) Mengganti velcro pada kedua kereta dengan pegas, lalu
mengencangkannya dengan sekrup.
7
2) Menambahkan beban tambahan pada kereta I, lalu
menimbang massa kereta dengan menggunakan neraca
lengan o hauss.
3) Meletakan kereta II ditengah-tengah lintasan air track,
lalu meletakkan kereta I pada ujung lintasan air track.
4) Memantulkan kereta I ke karet gelang, lalu mencatat hasil
pada time counter dan memasukkan data kedalam tabel.
5) Mengulangi langkah 2-4 sebanyak 4 kali dengan
menambahkan jumlah beban dan mengganti posisi beban
ditambahkan.
b. Tumbukan Inelastik
1) Mengganti pegas pada kedua kereta menggunakan velcro
lalu mengencangkan velcro dengan sekrup.
2) Menambahkan beban ke kereta I lalu menimbang massa
kereta menggunakn eraca lengan o hauss.
3) Meletakan kereta II pada bagian tengah lintasan, lalu
meletakkan kereta I pada bagian ujung lintasan.
4) Memnatulkan kereta I ke karet gelang, lalu mencatat hasil
yang ditunjukkan oleh time counter.
5) Mengulangi langkah 2-4 sebanyak 4 kali menggunakan
beban yang bervariasi dan menukar posisi beban pada
kereta II.
3. Percobaan 3
1) Mengganti sekrup pada kedua kereta menggunakan sekrup
yang lebih panjang, lalu menambahkan magnet pada
kedua kereta.
2) Menimbang massa kereta menggunakan neraca lengan o
hauss.
8
3) Meletakkan kereta II pada bagian tengah lintasan air
track, lalu meletakkan kereta I pada bagian ujung lintasan
dengan posisi kutub magnet yang sama menghadap kutub
magnet pada kereta II.
4) Memantulkan kereta I ke karet gelang lalu mancatat waktu
yang terlihat pada time counter dan memasukkannya
kedalam tabel.
5) Mengulangi langkah 3 dan 4 sebanyak 4 kali
4. Percobaan 4
1) Mengukur tinggi penyangga tambahan dengan
menggunakan jangka sorong.
2) Meletakan salah satu kereta pada bagian akhir lintasan,
lalu meletakkan kereta lain dekat kereta pertama dengan
posisi kutub magnet yang sama.
3) Menandai jarak terdekat antar kereta, lalu menghitung
jarak terdekatnya, dan mencatat hasilnya pada tabel.
4) Mengulangi langkah 1-3 sebanyak 4 kali dengan
menambahkan penyangga tambahan secara bertahap.
5. Percobaan 5
1) Meletakkan salah satu kereta pada ujung lintasan, lalu
menandai satu titik pada lintasan sebagai titik lepas.
2) Menambahkan penyangga tambahan pada penyangga
llintasan air track.
3) Melepaskan kereta lain dari titik lepas, lalu menandai titik
terdekat antar kereta sebelum kereta kembali terdorong
oleh gaya magnet.
4) Menghitung jarak terdekat antar kereta lalu memasukan
data pada tabel.
9
5) Mengulangi langkah 1-3 sebanyak 4 kali dengan
menambahkan penyangga tambahan secara bertahap.
1 0,01613 0 0,01657 0,6200 0 0 0,6035 0,06869 0,06687 0,02129 0,02018 0,9734 5,530% 2,728%
2 0,01859 0 0,01913 0,5379 0 0 0,5227 0,05960 0,05792 0,01603 0,01514 0,9717 5,894% 2,905%
3 0,01754 0 0,01801 0,5701 0 0 0,5552 0,06317 0,06152 0,01801 0,01708 0,9739 5,431% 2,680%
4 0,01261 0 0,01317 0,7930 0 0 0,7593 0,08787 0,08413 0,03484 0,03194 0,9574 9,079% 4,441%
5 0,01382 0 0,01446 0,7236 0 0 0,6916 0,08017 0,07663 0,02901 0,02650 0,9557 9,476% 4,631%
b. Percobaan 1b
10
2. Percobaan 2
a. Percobaan 2a
Energi Kinetik
Massa (kg) Waktu ( sekon ) Kecepatan ( m/s ) Momentum
(joule) Koe. Ek. P
No.
Kereta Kereta Restitusi Relatif Relatif
Δt1 Δt2 Δt1 ' V1 V2 V1 ' V2 ' P P' Ek 1 Ek 2
1 2
1 0,1233 0,1108 0,02042 0,01978 0 0,4897 0 0 0,5056 0,06039 0,05602 0,01479 0,01416 1,032 4,432% 7,811%
2 0,1359 0,1108 0,01650 0,01523 0,2166 0,6061 0 0,04616 0,6566 0,08236 0,07903 0,02496 0,02403 1,007 3,869% 4,224%
3 0,1484 0,1108 0,01680 0,01488 0,2054 0,5952 0 0,04868 0,6720 0,08835 0,08169 0,02629 0,02520 1,047 4,351% 8,149%
4 0,1108 0,1233 0,02586 0,0284 0 0,3867 0 0 0,3521 0,04285 0,04342 0,00828 0,00764 0,9105 8,364% 1,328%
5 0,1108 0,1484 0,01825 0,02185 0 0,5479 0 0 0,4577 0,06071 0,06793 0,01663 0,01554 0,8352 7,010% 10,62%
b. Percobaan 2b
Energi Kinetik
Massa (kg) Waktu ( sekon ) Kecepatan ( m/s ) Momentum
(joule) Koe. Ek.
No. P Relatif
Kereta Kereta Restitusi Relatif
Δt1 Δt2 Δt1 ' V1 V2 V1 ' V2 ' P P' Ek 1 Ek 2
1 2
1 0,1244 0,1119 0,01534 0,03157 0,03190 0,6518 0 0,3134 0,3168 0,08111 0,07445 0,02644 0,01173 0,005027 125,4% 8,946%
2 0,137 0,1119 0,01933 0,03816 0,03870 0,5173 0 0,2583 0,2621 0,07087 0,06472 0,01833 0,00842 0,007068 117,8% 9,502%
3 0,1495 0,1119 0,01798 0,0341 0,03410 0,5561 0 0,2932 0,2933 0,08316 0,07666 0,02313 0,01124 0 105,7% 8,474%
4 0,1119 0,137 0,01477 0,03839 0,03899 0,6770 0 0,2564 0,2605 0,07576 0,06439 0,02565 0,00833 0,005921 207,9% 17,668%
5 0,1119 0,1244 0,01677 0,03976 0,04064 0,5963 0 0,2460 0,2515 0,06673 0,05883 0,01989 0,00732 0,009133 171,6% 13,428%
11
3. Percobaan 3
Energi Kinetik
Massa (kg) Waktu ( sekon ) Kecepatan ( m/s ) Momentum
(joule) Koe. Ek. P
No.
Kereta Kereta Restitusi Relatif Relatif
Δt1 Δt2 Δt1' V1 V2 V1' V2' P P' Ek 1 Ek 2
1 2
1 0,1562 0,1562 0,04024 0,04476 0 0,2485 0 0 0,2234 0,03882 0,03490 0,00482 0,00390 0,8990 23,72% 11,23%
2 0,1562 0,1562 0,02778 0,02953 0 0,3599 0 0 0,3386 0,05623 0,05290 0,01012 0,00896 0,9407 12,99% 6,299%
3 0,1562 0,1562 0,03070 0,03291 0 0,3257 0 0 0,3039 0,05088 0,04746 0,00829 0,00721 0,9328 14,91% 7,199%
4 0,1562 0,1562 0,03446 0,03736 0 0,2901 0 0 0,2677 0,04533 0,04181 0,00658 0,00560 0,9223 17,53% 8,416%
5 0,1562 0,1562 0,03062 0,03274 0 0,3265 0 0 0,3054 0,05101 0,04771 0,00833 0,00729 0,9352 14,32% 6,924%
4. Percobaan 4
Jarak
No. Fm Magnet Sin Ɵ Tinggi
(m)
1 0,01724 0,068 0,01127 0,00970
2 0,03448 0,05 0,02253 0,01940
3 0,05170 0,043 0,03378 0,02910
4 0,06891 0,036 0,04502 0,03880
5 0,1041 0,029 0,06802 0,0587
5. Percobaan 5
12
IV. Analisis Data
Pada percobaaan 1a ini kita akan menyelidiki mengenai tumbukan leting
sempurna, atau tumbukan dengan nilai e mendekati angka 1. Kita harus
mencari besarnya momentum, dan Ek untuk dapat memuktikannya. Untuk
mencari momentum, kita harus mencari kecepatan terlebih dahulu. Kecepatan
dapat dicari dengan rumus :
∆𝑥
𝑉=
∆𝑡
𝑃 = 𝑚. 𝑣
13
Setelah nilai P dan P’ diketahui, maka kita dapat mencari besarnya P relatif
dengan rumus sebagai berikut :
|𝑃 ′ − 𝑃 |
𝑃 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = 𝑥100%
𝑃′
1 1
𝐸𝑘 = 𝑚1𝑣1 2 + 𝑚1𝑣2 2
2 2
Lalu untuk besarnya Ek’ atau energi kinetik sesudah tumbukan, dapat dicari
menggunakan rumus sebagai berikut :
|𝐸𝑘 ′ − 𝐸𝑘|
𝐸𝑘 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = 𝑥100%
𝐸𝑘′
−∆𝑣 ′ −(𝑣2 ′ − 𝑣1 ′ )
𝑒= =
∆𝑣 𝑣2 − 𝑣1
14
Dari 5 kali percobaan didapatkan besarnya Ekrelatif yang didapatkan adalah
sebagai berikut, yaitu sebesar 5,530% ; 5,894% ; 5,431% ; 9,079% dan
9,476%, dengan rata-rata sebesar 7,082%. Sedangkan untuk Prelatif, dari 5 kali
percobaan, didapatkan hasil sebagai berikut : 2,728% ; 2,905% ; 2,680% ;
4,441% dan 4,631%, dengan rata-rata sebesar 3,447%. Koefisien restitusi
yang didapatkan dari 5 kali percobaan adalah 0,9734 ; 0,9717 ; 0,9739 ;
0,9574 ; dan 0,9557 dengan koefisien restitusi rata-rata sebesar 0,964, dan
juga standart deviasi dari setiap data.
Dari ketiga data diatas, dapat disimpulkan bahwa pada percobaan 1a ini,
besarnya momentum dan Ek sebelum dan sesudah tumbukan adalah tetap atau
kekal dengana besarnya galat atau error sebesar kurang dari 10%, sehingga
tumbukan pada percobaan 1a ini bersifat elastik.
15
besar. Dapat disimpulkan bahwa ada energi kinetik yang hilang pada saat
tumbukan, sehingga tumbukan pada percobaan 1b bersifat inelastik.
16
Pada percobaan 2b, sama seperti pada percobaan 1b, pegas pada kereta
diganti dengan velcro, sehingga pada saat tumbukan, kedua kereta akan
menempel bersama. Sama seperti pada percobaan-percobaan sebelumnya,
setelah mendapatkan waktu yang diperlukan, maka kita harus mencari nilai
V1, V2, V1’ dan V2’. Kemudian mencari besarnya momentum sebelum dan
sesudah tumbukan, lalu mencari besarnya energi kinetik sebelum dan sesudah
tumbukan. Setelah itu , kita dapat menganalisa data pada percobaan 2b ini.
Dari 5 kali percobaan, didapatkan data besarnya energi kinetik relatif sebagai
berikut : 125,4% ; 117,8% ; 105,7% ; 207,9% dan 171,6% dengan nilai rata-
rata sebesar 145,7%. Momentum relatif dari ke-5 data tersebut adalah sebagai
berikut : 8,946% ; 9,502% ; 8,474% ; 17,66% ; dan 13,42% degan nilai rata-
rata sebesar 11,60%. Koefisien restitusi dari ke-5 percobaan tersebut adalah
sebagai berikut : 0,005026 ; 0,007068 ; 0 ; 0,005920 ; dan 0,009133, dengan
rata-rata sebesar 0,003401.
Dari data diatas, dapat kita simpulkan bahwa massa yang berbeda tidak
mempengaruhi besarnya momentum sebelum dan sesudah tumbukan, karena
nilai rata-rata dari momentum sebesar 11,60%. Dari besarnya galat energi
kinetik, rata-ratanya adalah 171,6%, yang berarti ada energi kinetik yang
hilang selama tumbukan, koefisien restitusinya memiliki rata-rata sebesar
0,003402 yang mendekati nilai nol. Dari semua data diatas, dapat disimpulkan
bahwa pada percobaan 2b tumbukannya bersifat inelastik.
17
sebelum dan sesudah tumbukan. Setelah itu kita mencari nilai relatif dari
momentum dan energi kinetik.
Dari ke-5 kali percobaan, didapatkan data energi kinetik sebagai berikut :
23,72% ; 12,99% ; 14,91% ; 17,53% ; dan 14,32% dengan rata-rata 16,70%.
Momentum relatif dari ke-5 kali percobaan, adalah sebagai berikut : 11,23% ;
6,299% ; 7,199 % ; 8,416% ; dan 6,924% dengan rata-rata sebesar 8,014%.
Sedangkan koefisien restitusinya adalah sebagai berikut : 0,8990 ; 0,9407 ;
0,9238 ; 0,9223 ; dan 0,9352 dengan nilai rata-rata sebesar 0,9260.
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa gaya tolak menolak antar kutub
magnet yang sejenis dapat menghasilkan momentum yang sama. Maksudnya,
momentum sebelum dan sesudah tumbukan sama besar, walaupun tumbukan
antar kedua kereta tidak terjadi secara langsung, tapi melalui perantara gaya
tolak menolak antar kutub magnet sejenis. Sehingga dapat disimpulkan
walaupun besar energi kinetik relatifnya lebih dari 10%, tapi berdasarkan
besarnya koefisien restitusi rata-rata yang bernilai 0,9260 atau yang hampir
mendekati 1, maka dapat dikatakan bahwa tumbukan bersifat elastik.
Pada percobaan ke-4, kita akan mencari besarnya gaya interaksi magnet,
dengan cara mencari jarak terdekat antara 2 buah magnet yang berkutub sama,
sehingga ada gaya tolak menolak yaang muncul antar magnet. Pada percobaan
ini, lintasan diberi penyangga tambahan sehingga muncul sudut kemiringan
tertentu, sehingga muncul gaya akibat adanya sudut kemiringan dan gaya
gravitasi.
∑𝐹 = 0
𝑊 sin 𝜃 − 𝐹𝑚 = 0
𝐹𝑚 = 𝑊 sin 𝜃
W
Ɵ 𝐹𝑚 = 𝑚. 𝑔. sin 𝜃
18
Jarak
No. Fm Sin Ɵ Tinggi
Magnet
1 0,01724 0,06800 0,01126 0,00970
2 0,03448 0,05000 0,02252 0,01940
3 0,05170 0,04300 0,03377 0,02910
4 0,06891 0,03600 0,04501 0,03880
5 0,1041 0,02900 0,06801 0,0587
Hubungan Fm dengan S
0,12000
0,10412
0,10000
0,08000 0,06891
Fm
0,06000 0,05171
0,03448
0,04000
0,01724
0,02000
0,00000
0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08
S
Pada percobaan ke 5, sama seperti pada percobaan ke-4, kita akan mencari
jarak antar magnet yang paling kecil. Sama seperti pada percobaan ke-4, pada
lintasan air track akan ditambahkan penyangga tambahan secara bertahap
sehingga muncul sudut tertentu. Namun, perbedaan percobaan ini dengan
19
percobaan ke-4 adalah kereta II kan dilepaskan dari titik tertentu, lalu kita
akan mencari jarak minimum antar magnet ssebelum kereta kembali
memantul akibat terdorong oleh gaya magnet.
𝑊 = 𝐹. ∆𝑠
𝑊 = 𝑚. 𝑔. sin 𝜃 . ∆𝑠
Dimana :
Ɵ ∆𝑠 = 𝑆𝑜 − 𝑆𝑚𝑖𝑛
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sama seperti pada percobaan ke-
4, tinggi penyangga tambahan mempengaruhi nilai sin Ɵ, sehingga
mempengaruhi besarnya W, karena berlaku 𝑊 = 𝑚. 𝑔. sin 𝜃 . ∆𝑠. Nilai Δs
dipengaruhi oleh Smin , karena nilai Δs didapatkan dari 𝑆𝑜 − 𝑆𝑚𝑖𝑛 , Smin sendiri
dipengaruhi oleh 𝑊 sin 𝜃 atau 𝑚. 𝑔. sin 𝜃, sehingga semakin besar sin 𝜃
maka akan semakin besar dorongan yang didapatkan oleh kereta II akibat oleh
gaya gravitasi, sehingga jarak Smin semakin kecil seiring dengan semakin
besarnya tinggi penyangga tambahan, atau dapat dikatakan bahwa besarnya
Smin berbanding terbalik dengan besarnya 𝑠𝑖𝑛 𝜃.
20
Hubungan W dengan Smin
0,01200
0,01026
0,01000 0,01013
0,00800
0,00659
0,00669
W
0,00600
0,00400
0,00304
0,00200
0,00000
0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03
Smin
V. Kesimpulan
Dari ke-5 percobaan diatas, dapat ditaraik kesimpulan sebagai berikut :
21
bernilai mendekati 1, sehingga dapat disimpulkan penambahan
massa tidak mempengaruhi besarnya momentum.
4. Pada percobaan 2b, pegas diganti dengan velcro, sehingga
tumbukan bersifat inelastik, karena besarnya energi kinetik
setelah tumbukan berbeda jauh dengan sebellum tumbukan
Besarnya koefisien restitusi juga sangat kecil, sehingga
dianggap mendekati nol, jadi secara keseluruhan tumbukan
bersifat inelastik walaupun besarnya momentum tetap.
5. Pada percobaan 3, digunakan magnet batangan sebagai media
tumbukan, walaupun tumbukan tidak terjadi secara langsung,
dalam artian kedua kereta saling bertemu, namun besarnya
energi kinetik sebelum dan sesudah, serta momentum sebelum
dan sesudah hampir sama. Koefisien restitusinya juga bernilai
hampir mendekati 1, sehingga dapat disimpulkan bahwa
tumbukan bersifat elastik.
6. Pada percobaan ke-4, kita tetap menggunakan magnet pada
kedua kereta, namun pada lintasan air track diberikan
penyangga tambahan sehingga muncul sudut tertentu, sehingga
kita dapat mencari nilai sinnya, yang berpengaruh terhadap
nilai gaya magnetnya. Nilai sin berbanding lurus dengan nilai
gaya magnet karena 𝐹𝑚 = 𝑚. 𝑔. sin 𝜃, sehingga semakin besar
nilai sin, maka semakin besar gaya magnet, dan semakin kecil
pula jarak antar magnet.
7. Pada percobaan ke-5, pada prinsipnya sama dengan percobaan
ke-4, namun pada percobaan ini, kereta I dilepaskan pada titik
tertentu,sehingga didapatkan jarak minimum antar kereta.
Besarnya usaha kereta I berbanding lurus dengan besarnya sin,
karena 𝑊 = 𝑚. 𝑔. sin 𝜃 . ∆𝑠, dimana semakin besar nilai sin,
maka nilai Smin akan semakin kecil , sehingga Δs akan semakin
besar.
22
VI. Referensi
Modul Laboratorium Fisika Dasar 2014
Buku Menguasai IPA SKS edisi 1
fisikareview.wordpress.com
23