Secara hierarki jaringan irigasi dibagi 2 yaitu : 1. Jaringan utama : bangunan irigasi, saluran primer dan sekunder 2. Jaringan tersier : bangunan dan saluran dalam petak tersier Klasifikasi jaringan irigasi Jaringan irigasi sederhana Jaringan irigasi semi teknis Jaringan irigasi teknis Dalam suatu jaringan irigasi dapat dibedakan adanya empat unsur fungsional pokok, yaitu: Bangunan-bangunan utama (headworks) di mana air diambil dari sumbernya, umumnya sungai atau waduk, Jaringan pembawa berupa saluran yang mengalirkan air irigasi kepetak-petak tersier, Petak-petak tersier dengan sistem pembagian air dan sistem pembuangan kolektif, air irigasi dibagi-bagi dan dialirkan kesawah-sawah dan kelebihan air ditampung di dalam suatu sistem pembuangan di dalam petak tersier; Sistem pembuang berupa saluran dan bangunan bertujuan untuk membuang kelebihan air dari sawah ke sungai atau saluran-saluran alamiah. Irigasi Sederhana Pembagian air tidak diukur atau diatur Air lebih akan mengalir ke saluran pembuang Petani memiliki organisasi pemerintah biasanya tidak terlibat Bendung sederhana dengan pengambilan bebas Irigasi semi teknis Bendung memiliki bangunan yang lengkap baik pengambilan maupun pengukur Daerah yang dilayani lebih luas dibandingkan irigasi sederhana Sistem pembagian air serupa dengan irigasi sederhana Irigasi teknis Adanya pemisahan antara saluran irigasi dan drainase Pembagian air dan pembuangan lebih efisien Petak tersier memiliki fungsi sentral Petak Tersier Menerima air dari bangunan sadap tersier Petak tersier ideal = 50 Ha bisa dimaksimalkan menjadi 75 Ha Petak tersier harus mempunyai batas-batas yang jelas : parit, jalan, batas desa dll Petak tersier dapat dibagi menjadi petak kuarter dengan luas 8-15 Ha Petak Sekunder Terdiri dari beberapa petak tersier dilayani oleh satu saluran sekunder Batas petak sekunder harus jelas : Saluran pembuang Petak primer Terdiri dari beberapa petak sekunder yang mengambil air langsung dari petak primer