Anda di halaman 1dari 11

KAI KUADRAt

1. Pengertian uji statistic kai kuadrat

Kai kuadrat adalah suatu tehnik analisa statistic terutama untuk data dalam bentuk
frekuensi ( data diskrit ).Uji kai kuadrat berfungsi untuk menguji signifikansi
perbedaan antara dua kelompok independen atau untuk menganalisis signifikansi
perbedaan antara proporsi subyek atau obyek yang datanya telah dikategorikan.
Uji Chi square hanya dapat digunakan untuk mengetahuiada/tidaknya hubungan dua
variabel, sehingga uji ini tidak dapat untuk mengetahui derajat/kekuatan hubungan
dua variabel.
Kegunaan Chi-Square
1. Ada tidaknya asosiasi antara 2 variabel
(Independent test)
2. Apakah suatu kelompok homogen atau tidak
(Homogenity test)
3. Uji kenormalan data dengan melihat distribusi data
(Goodness of fit test)

2. Syarat-syarat uji statistic kai kuadrat !

 Data dalam bentuk nominal


 Data hitung
 Berbentuk frekuensi
 Frekuensi masing- masing variabel tidak boleh kurang dari 5, jika kurang dari 5
harus dikoreksi dengan koreksi Yates

Aturan yang berlaku pada Chi Square adalah sbb :


a. Bila pada 2 x 2 dijumpai nilai Expected (harapan) kurang dari 5, maka yang
digunakan adalah “Fisher’s Exact Test”
b. Bila tabel 2 x 2, dan tidak ada nilai E < 5, maka uji yang dipakai sebaiknya
“Continuity Correction (a)”
c. Bila tabelnya lebih dari 2 x 2, misalnya 3 x 2, 3 x 3 dsb, maka digunakan uji
“Pearson Chi Square”
d. Uji “Likelihood Ratio” dan “Linear-by-Linear Assciation”, biasanya
digunakan untuk keperluan lebih spesifik, misalnya analisis stratifikasi pada
bidang epidemiologi dan juga untuk mengetahui hubungan linier dua variabel
katagorik, sehingga kedua jenis ini jarang digunakan.

 Keterbatasan uji kai kuadrat adalah sebagai berkut:

a. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan (nilai E) kurang dari
b. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan (nilai E) kurang dari 5,
lebih dari 20% dari jumlah sel.

3. Bagaimana rumus uji statistic kai kuadrat, tuliskan rumus umum, table 2x2,
koreksi Yates, dan fisher !

a. Rumus umum:

2
X = Bebas (db) = k - 1
Derajat
df = (k-1)(n-1)

keterangan :

O = nilai observasi
E = nilai ekspektasi (harapan)
k = jumlah kolom
b = jumlah baris

Untuk mempermudah analisis kai kuadrat, nilai data kedua variabel disajikan dalam
bentuk tabel silang:
Variabel 2
Variabel 1 Tinggi Rendah Jumlah
Ya A b a+b
Tidak C d c+d
Jumlah a+c b+d N
 a, b, c, d merupakan nilai observasi, sedangkan niali ekspektasi (harapan)
masing-masing sel dicari dengan rumus:

Total barisnya X total kolomnya


E=
Jumlah keseluruhan data

 Misalkan untuk mencari nilai ekspektasi (E)


Ea = (a+b) x (a+c)
n

Eb = (a+b) (b+d)
n
Ec = (a+c) (c+d)
n
Ed = (b+d) (c+d)
n

b. Rumus table 2x2

X2 =
c. Fisher

p=

Hitung besar p untuk tabel observe dan tabel ekstrem ( p1 dan p2 )


Nilai p = p1 + p2
Tidak ada tabel untuk tes ini.

d. Yates

X2 = atau X2 =

4. Jelaskan langkah-langkah urut-urutan melakukan uji statistic kai kuadrat !

a. Menyusun formula statistik


Menentukan Hipotesis nol
Ho: μ1=μ0
Menentukan Hipotesis alternatif
Ha: μ1>μ0 , μ1<μ0, atau μ1≠μ0
b. Menetapkan tingkat signifikansi dan derajat bebas untuk menentukan nilai kritis.
Derajat bebas dalam pengujian ini dirumuskan v=c-k-1. dimana c = banyaknya
kategori (kelompok)
k = banyaknya parameter populasi yang akan diduga berdasar statistic sample
c. Menentukan tingkat kepercayaan dalam penelitian sebesar 95% atau tingkat
signifikansi sebesar 0,05%
d. Uji statistik melalui uji Chi-Square, dengan rumus Sugiyono,2003:104
pilihlah satu tes statistik (dengan model statistik yang berkaitan) untuk menguji
H0. dari beberapa tes yang dapat dipergunakan pada suatu rancangan penelitian
tertentu pilihlah tes yang modelnya paling mendekati persyaratan penelitian
(sehubungan dengan asumsi-asumsi yang memperbolehkan penggunaan tes itu)
dan syarat pengukurannya dapat dipenuhi oleh ukuran-ukran yang dipergunakan
dalam penelitian.
Contoh dasar kai kuadrat :
k
( f0  fh )2
X2 
i 1 fh

dimana :
X2= Chi kuadrat
f0 = frekuensi yang diobservasi
fh = frekuensi yang diharapkan
e. Memutuskan apakah menolak atau tidak menolak H0 setelah membandingkan
nilai test statistic dengan nilai kritis yang dapat dilihat dalam table.
Jika X2 hitung = X2 tabel, maka Ho diterima
Jika X2 hitung > X2 tabel, maka Ho ditolak.

f. Menarik kesimpulan
Jika X2 hitung = X2 tabel, maka Ho diterima da n Ha ditolak

5. Bagaimana kaidah membuat kesimpulan uji statistic kai kuadrat !

Melihat keputusan, manakah hipotesis yang diterima apakah hipotesis 0 atau


hipotesis alternatifnya
Jika X2 hitung = X2 tabel, maka Ho diterima
Jika X2 hitung > X2 tabel, maka Ho ditolak
Jika X2 hitung = X2 tabel, maka Ho diterima da n Ha ditolak

6. Contoh 5 contoh uji statistic kai kuadrat !

 Seorang dosen mata kuliah Statistiska ingin menguji hubungan antara nilai mata
kuliah Matematika dengan mata kuliah Statistika dari mahasiswa Fakultas
Ekonomi. Untuk kebutuhan penelitian tersebut maka diambil sampel secara
random sebanyak 100 mahasiswa
 Penelitian ingin membuktikan hubungan sosial ekonomi (sosek) ibu hamil dengan
ANC kemudian diambil sampel 100 ibu hamil yang terdiri dari 30 sosek, 30 sosek
sedang dan 40 sosek tinggi. Dari ibu yang soseknya rendah 10 ibu periksa hamil
(melakukan ANC), yang sosek sedang 15 ibu periksa hamil dan yang soseknya
tinggi 35 periksa hamil

 Dua kelompok, A dan B, masing-masing terdiri dari 100 orang yang menderita
suatu penyakit. Suatu macam serum diberikan kepada kelompokA, sedang
kelompok B tidak diberi serum tersebut (disebut kelompok control). Hasilnya 75
orang dari kelompok A dan 65 orang dari kelompok B (kelompok control) sembuh
dari penyakitnya.
Kasus : apakah terdapat perbedaan efek penyembuhan penyakit pada pemberian
serum dengan tidak diberikan serum
 Dibedakan antara kelompok karyawan menurut jenis kelamin perempuan (x) dan
pria (y) apakah ada hubungannya dengan kesengan karyawan tersebut menonton
film action?
 Ingin diketahui apakah terdapat hubungan antara besarnya keluarga dengan
ukuran pasta gigi yang dibeli. Survei telah dilakukan terhadap 300 keluarga.
UJI BEDA RATA-RATA DUA SAMPEL BEBAS
Oleh : Waynana, SKM, M.Kes

Pokok Bahasan
1. Pengertian/apa yang dimaksud uji beda rata-rata 2 sampel bebas?
2. Apa saja syarat uji beda rata-rata 2 sampel bebas!
3. Bagaimana rumus uji beda rata-rata 2 sampel bebas, tuliskan!
4. Bagaimana kaidah membuat kesimpulan uji beda rata-rata 2 sampel bebas!
5. Contoh uji beda rata-rata 2 sampel bebas!

1. PENGERTIAN UJI BEDA RATA-RATA DUA SAMPEL BEBAS


Uji-t 2 sampel independen (bebas) adalah metode yang digunakan untuk menguji
kesamaan rata-rata dari 2 populasi yang bersifat independen, dimana peneliti tidak memiliki
informasi mengenai ragam populasi. Independen maksudnya adalah bahwa populasi yang
satu tidak dipengaruhi atau tidak berhubungan dengan populasi yang lain. Barangkali, kondisi
dimana peneliti tidak memiliki informasi mengenai ragam populasi adalah kondisi yang
paling sering dijumpai di kehidupan nyata. Oleh karena itu secara umum, uji-t (baik 1-
sampel, 2-sampel, independen maupun paired) adalah metode yang paling sering digunakan.
Pada prinsipnya tujuan uji dua sampel adalah ingin mengetahui apakah ada perbedaan
rata-rata mean) antara dua populasi, dengan melihat rata-rata dua sampelnya. Kata
“independent” atau bebas” berarti tidak ada hubungan antara dua sampel yang akan diuji. Hal
ini berbeda dengan uji sampel berpasangan, justru satu kasus diobservasi lebih dari sekali,
dalam uji independent sample ini , satu kasus hanya ada data sekali saja. Uji ini ekuivalen
dengan uji beda mean untuk kelompok saling bebas pada uji parametrik dengan
menggunakan uji-Z jika n > 30 dan uji-T jika n ≥ 30 dengan varians sama.

Uji Beda Dua Rata-rata untuk Data Independen


Setelah mempelajari materi uji beda rata-rata untuk dua sample bebas, maka
kesimpulan yang dapat ditarik adalah:
 Dapat melihat perbedaan nilai parameter dua populasi yang tidak diketahui besarnya
dengan menggunakan data statistik sampel.
 Pengujian secara parameterik untuk melihat perbedaan dua buah rata-rata untuk data
independen dapat dilakukan menggunakan uji t dengan terlebih dahulu diawali
dengan pengujian homogenitas ragam.

2. Syarat uji rata-rata dua sampel bebas


Jika kita menguji dua variable maka uji T (T-Test) adalah teknik yang paling sesuai dan
mudah. Akan tetapi, untuk dapat menggunakan teknik ini ada dua syarat yang harus dipenuhi
terlebih dahulu. Yaitu homogenitas varian dan distribusi normal.
a. Homogenitas varian
Ide dasar uji asumsi homogenitas sebenarnya merupakan uji perbedaan antara dua
kelompok juga. Hanya saja yang dibedakan sekarang bukan mean kelompok
melainkan varians kelompok. Pemikirannya begini yang dapat berbeda di antara
dua kelompok itu sangat banyak. Semua karakteristik populasi dapat bervariasi
antara satu populasi dengan yang lain. Dua di antaranya adalah mean dan varians
(selain itu masih ada bentuk distribusi, median, modus, range, dll).
Uji asumsi homogenitas = uji beda varians
b. Distribusi normal
Pada kurva distribusi normal menunjukkan ukuran rata-rata mean, median, dan
modus akan mempunyai nilai yang sama.

Mean = modus = median


c. Sampel dipilih secara random
Pemilihan sampelnya harus dilakukan secara random, walaupun jenis data yang
akan diuji secara T-test ini bersifat homogen.
d. Skala data interval/rasio
Dalam suatu uji penelitian secara T-test terdapat dua variabel yaitu variabel bebas

dan terikat atau variabel independen tertentu. Jenis skala pada salah satu atau

pada kedua variabel (variabel bebas atau variabel terikat) yaitu skala interval atau

skala rasio. Contoh : Seorang peneliti ingin meneliti apakah asupan Fe

memberikan pengaruh berbeda terhadap indeks prestasi mahasiswa gizi IIA.

Asupan Fe ( variabel bebas) merupakan skala rasio dan indeks prestasi (variabel

terikat) merupakan skala interval.

3. Bagaimana rumus uji beda rata-rata 2 sampel bebas? Tuliskan !

Jawab :

t hitung =

keterangan:

t = t hitung
varian C

= rata-rata T

= sampel T

= rata-rata C

=sampel

varian T
4. Langkah-langkah perhitungan uji beda rata-rata dua sampel bebas

 Menentukan hipotesis penelitian


 Menentukan uji statistik yang akan digunakan (t test)
 Menghitung nilai rata-rata
 Menghitung nilai standar deviasi
 Mencari nilai t hitung
 Membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel
 Menentukan keputusan
 Membuat kesimpulan

5. Bagaimana kaidah membuat kesimpulan uji beda rata-rata dua sampel bebas!
Jika hipotesa itu didukung oleh fakta-fakta empiris hasil perhitungan maka pernyataan
hipotesis tersebut diterima atau disyahkan kebenarannya. Namun jika hipotesis tersebut
bertentangan dengan dihasil perhitungan maka hipotesis ditolak (h0=dtolak) dan Ha=diterima.

Perhitungan > harga kritis Tabel berarti Ha diterima, Ho ditolak.

Anda mungkin juga menyukai