Dosen Pengampuh;
OLEH
NAMA : FATMAWATINA
NPM : 03291811065
KELAS/SEMESTER : A/V
B. Fungsi Nitrogen dalam ekologi
Fungsi Nitrogen dalam ekologi sangatlah penting untuk berbagai proses
kehidupan di Bumi. Nitrogen adalah komponen utama dalam semua asam amino, yang
nantinya dimasukkan ke dalam protein, tahu kan kalau protein adalah zat yang sangat
kita butuhkan dalam pertumbuhan. Nitrogen juga hadir di basis pembentuk asam
nukleat, seperti DNA dan RNA yang nantinya membawa hereditas. Pada tumbuhan,
banyak dari nitrogen digunakan dalam molekul klorofil, yang penting
untuk fotosintesis dan pertumbuhan lebih lanjut. Meskipun atmosfer bumi merupakan
sumber berlimpah nitrogen, sebagian besar relatif tidak dapat digunakan oleh tanaman.
Pengolahan kimia atau fiksasi alami (melalui proses konversi seperti yang dilakukan
bakteri rhizobium), diperlukan untuk mengkonversi gas nitrogenmenjadi bentuk yang
dapat digunakan oleh organisme hidup, oleh karena itu nitrogen menjadi komponen
penting dari produksi pangan. Kelimpahan atau kelangkaan dari bentuk
"tetap" nitrogen, (juga dikenal sebagai nitrogen reaktif), menentukan berapa banyak
makanan yang dapat tumbuh pada sebidang tanah
Nitrat yang dihasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh produsen
(tumbuhan) diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya jika tumbuhan atau hewan
mati, bakteri pengurai merombaknya menjadi gas amoniak (NH 3) dan garam
ammonium yang larut dalam air (NH4+). Proses ini disebut amonifikasi. Bakteri
Nitrosomonas dan Nitrococcus mengubah amoniak dan senyawa amonium menjadi
nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan.
Pada saat oksigen berkurang, nitrat (NO3-) akan diubah menjadi nitrogen (N2)
oleh bakteri, sehingga terjadi pelepasan gas oksigen (O 2). Proses ini dinamakan
denitrifikasi yang pada umunya dilakukan oleh bakteri Pseudomonas, Paracoccus
denitrificans, Escherichia coli.
Denitrifikasi merupakan suatu proses yang penting di alam, yaitu mekanisme
dimana hasil fiksasi nitrogen dikembalikan ke atmosfer. Dengan cara inilah siklus
nitrogen akan berulang di ekosistem.
1 1 1 1 1 7
NO3- + (CH2O) + H+ → N2 + CO2 + H2O
5 4 5 10 4 20
Proses ini juga penting dalam pengolahan air lanjutan untuk menghilangkan hara
nitrogen.
C. Proses Nitrogen
note : “Karena kelarutannya yang sangat tinggi, nitrat dapat memasukkan air
tanah. Peningkatan nitrat dalam air tanah merupakan masalah bagi air minum,
karena nitrat dapat mengganggu tingkat oksigen darah pada bayi dan
menyebabkan sindrom methemoglobinemia atau bayi biru. Ketika air tanah
mengisi aliran sungai, nitrat yang memperkaya air tanah dapat berkontribusi
untuk eutrofikasi, sebuah proses dimana populasi alga meledak, terutama
populasi alga biru-hijau. Hal ini juga dapat menyebabkan kematian kehidupan
akuatik karena permintaan yang berlebihan untuk oksigen. Meskipun tidak
secara langsung beracun untuk ikan hidup (seperti amonia), nitrat dapat
memiliki efek tidak langsung pada ikan jika berkontribusi untuk eutrofikasi
ini."
5. Denitrifikasi adalah proses reduksi nitrat untuk kembali menjadi gas nitrogen
(N2), untuk menyelesaikan siklus nitrogen. Proses ini dilakukan oleh spesies
bakteri seperti Pseudomonas dan Clostridium dalam kondisi anaerobik. Mereka
menggunakan nitratsebagai akseptor elektron di tempat oksigen selama respirasi.
Fakultatif anaerob bakteri ini juga dapat hidup dalam kondisi aerobik.
Denitrifikasi umumnya berlangsung melalui beberapa kombinasi dari bentuk
peralihan sebagai berikut:
NO3− → NO2− → NO + N2O → N2 (g)
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri
menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau
hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida (H2S) ini seringkali mematikan mahluk hidup di
perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati.
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4).
Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk
hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis
bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang
akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S).
Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan
melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri
kemolitotrof seperti Thiobacillus.
Selain proses tadi, manusia juga berperan dalam siklus sulfur. Hasil
pembakaran pabrik membawa sulfur ke atmosfer. Ketika hujan terjadi, turunlah hujan
asam yang membawa H2SO4 kembali ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan perusakan
batuan juga tanaman.
Dalam daur belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap
trasformasi adalah sebagai berikut :
1) H2S → S → SO4 bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
2) 2. SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri Desulfovibrio.
3) 3. H2S → SO4 (Pengoksidasi sulfide aerobik); bakteri Thiobacilli.
4) S organik → SO4+ , H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik dan
anaerobik.
a. Peranan Nitrogen
Ada beberapa peranan nitrogen terhadap pertumbuhan tanaman diantaranya
adalah memacu pertumbuhan tanaman secara umum terutama pada fase vegetative,
berperan dalam pembentukan klorofil, dan merangsang perkembangbiakan
mikroorganisme.
Peranan nitrogen dalam tanaman yaitu mensintesis karbohidrat menjadi protein
dan protoplasma (melalui mekanisme respirasi) yang berperan dalam pembentukan
jaringan vegetatif tanaman. Sedangkan peranan nitrogen dalam tanah yaitu nitrogen
diserap tanaman dalam bentuk nitrat (NO 3) dan ammonium (NH4), akan tetapi nitrat
akan segera tereduksi menjadi amonium melalui enzim yang mengandung Mo.
Amonium merupakan sumber nitrogen bagi tumbuhan yang hidup di tanah
masam, terutama tanah humus, nitrat, merupakan sumber nitrogen bagi tumbuhan
yang hidup di tanah netral atau basa selanjutnya organic. Nitrogen udara merupakan
sumber nitrogen bagi tumbuhan yang bersimbiosis dengan organisme penambat
nitrogen.
b. Peranan Sulfur
amino sistin, sistein, dan metionin. Disamping itu S juga merupakan bagian dari
ditemukan dalam bentuk asam amino, yang salah satu fungsi utamanya adalah
senyawa kompleks. Belerang juga berfungsi sebagai activator, kofaktor atau regulator
enzim dan berperan dalam proses fisiologi tanaman. Selain fungsi yang dikemukakan
di atas, peranan S dalam pertumbuhan dan metabolisme tanaman sangat banyak dan
penting, diantaranya (1) merupakan bagian penting dari ferodoksin, suatu complex Fe
dan S yang terdapat dalam kloroplas dan terlibat dalam reaksi oksidoreduksi dengan
transfer elektron serta dalam reduksi nitrat dalam proses fotosintesis, (2) S terdapat
dalam senyawa-senyawa yang mudah menguap yang menyebabkan adanya rasa dan
dengan proses fotosintesis dan ikut serta dalam beberapa reaksi metabolisme seperti
karbohidrat, lemak, dan protein. Belerang juga dapat merangssang pembentukan akar
dan