Anda di halaman 1dari 17

Makalah Kimia Kelautan

SIKLUS NITROGEN DAN SULFUR

Dosen Pengampuh;

Nurjanah baturante, S.Si.,M.Si

OLEH

NAMA : FATMAWATINA
NPM : 03291811065
KELAS/SEMESTER : A/V

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2020
SIKLUS NITROGEN

A. Pengertian Siklus Nitrogen


Siklus nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfer ke dalam tanah. Selain
air hujan yang membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen ke dalam tanah
terjadi melalui proses fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen secara biologis dapat dilakukan
oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan polong-polongan, bakteri
Azotobacter dan Clostridium. Selain itu ganggang biru dalam air juga memiliki
kemampuan memfiksasi nitrogen. Nitrogen bebas juga mampu bereaksi dengan
hidrogen dan oksigen dengan bantuan kilat/petir. Tumbuhan memperoleh nitrogen dari
dalam tanah berupa ammonia (NH3), ion Nitrit (NO2-) dan ion nitrat (NO3-).
Siklus nitrogen sendiri adalah suatu proses konversi senyawa yang
mengandung unsur nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain.
Transformasi ini dapat terjadi secara biologis maupun non-biologis. Siklus
nitrogen secara khusus sangat dibutuhkan dalam ekologi karena ketersediaan
nitrogen dapat mempengaruhi tingkat proses ekosistem kunci, termasuk produksi
primer dan dekomposisi. Aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil,
penggunaan pupuk nitrogen buatan, dan pelepasan nitrogen dalam air limbah telah
secara dramatis mengubah siklus nitrogen global. Pembukaannya sudah cukup,
sekarang kita menginjak ke detail proses daur / siklus nitrogen.

B. Fungsi Nitrogen dalam ekologi
Fungsi Nitrogen dalam ekologi sangatlah penting untuk berbagai proses
kehidupan di Bumi. Nitrogen adalah komponen utama dalam semua asam amino, yang
nantinya dimasukkan ke dalam protein, tahu kan kalau protein adalah zat yang sangat
kita butuhkan dalam pertumbuhan. Nitrogen juga hadir di basis pembentuk asam
nukleat, seperti DNA dan RNA yang nantinya membawa hereditas. Pada tumbuhan,
banyak dari nitrogen digunakan dalam molekul klorofil, yang penting
untuk fotosintesis dan pertumbuhan lebih lanjut. Meskipun atmosfer bumi merupakan
sumber berlimpah nitrogen, sebagian besar relatif tidak dapat digunakan oleh tanaman.
Pengolahan kimia atau fiksasi alami (melalui proses konversi seperti yang dilakukan
bakteri rhizobium), diperlukan untuk mengkonversi gas nitrogenmenjadi bentuk yang
dapat digunakan oleh organisme hidup, oleh karena itu nitrogen menjadi komponen
penting dari produksi pangan. Kelimpahan atau kelangkaan dari bentuk
"tetap" nitrogen, (juga dikenal sebagai nitrogen reaktif), menentukan berapa banyak
makanan yang dapat tumbuh pada sebidang tanah
Nitrat yang dihasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh produsen
(tumbuhan) diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya jika tumbuhan atau hewan
mati, bakteri pengurai merombaknya menjadi gas amoniak (NH 3) dan garam
ammonium yang larut dalam air (NH4+). Proses ini disebut amonifikasi. Bakteri
Nitrosomonas dan Nitrococcus mengubah amoniak dan senyawa amonium menjadi
nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan.
Pada saat oksigen berkurang, nitrat (NO3-) akan diubah menjadi nitrogen (N2)
oleh bakteri, sehingga terjadi pelepasan gas oksigen (O 2). Proses ini dinamakan
denitrifikasi yang pada umunya dilakukan oleh bakteri Pseudomonas, Paracoccus
denitrificans, Escherichia coli.
Denitrifikasi merupakan suatu proses yang penting di alam, yaitu mekanisme
dimana hasil fiksasi nitrogen dikembalikan ke atmosfer. Dengan cara inilah siklus
nitrogen akan berulang di ekosistem.
1 1 1 1 1 7
NO3- + (CH2O) + H+ → N2 + CO2 + H2O
5 4 5 10 4 20
Proses ini juga penting dalam pengolahan air lanjutan untuk menghilangkan hara
nitrogen.

Gambar 2.2 siklus Nitrogen di alam


Gambar 2.3 siklus nitrogen

C. Proses Nitrogen

Nitrogen hadir di lingkungan dalam berbagai bentuk kimia termasuk nitrogen


aerob, anerobi (NH4 +), nitrit (NO2-), nitrat (NO3-), dan gas nitrogen (N2). Nitrogen
aerob dapat berupa aerobi hidup, atau humus, dan dalam produk antara dekomposisi
bahan aerob atau humus dibangun. Proses siklus nitrogen mengubah nitrogen dari satu
bentuk kimia lain. Banyak proses yang dilakukan oleh mikroba baik untuk
menghasilkan aerob atau menumpuk nitrogen dalam bentuk yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan.

Diagram di atas menunjukkan bagaimana proses-proses cocok bersama untuk


membentuk siklus nitrogen.
1. Fiksasi Nitrogen adalah proses alam, biologis atau abiotik yang
mengubah nitrogen di udara menjadi ammonia (NH3). Mikroorganisme yang mem-
fiksasi nitrogen disebut diazotrof. Mikroorganisme ini memiliki enzim
nitrogenaze, yang dimana enzim ini dapat menggabungkan naerobi dan nitrogen.
Reaksi untuk fiksasi nitrogen biologis ini dapat ditulis sebagai berikut :
N2 + 8 H+ + 8 e− → 2 NH3 + H2
Mikro naerobi yang melakukan fiksasi nitrogen antara lain : Cyanobacteria,
Azotobacteraceae, Rhizobia, Clostridium, dan Frankia. Selain itu ganggang hijau
biru juga dapat memfiksasi nitrogen. Beberapa tanaman yang lebih tinggi, dan
beberapa hewan (rayap), telah membentuk asosiasi (simbiosis) dengan diazotrof.
Selain dilakukan oleh mikroorganisme, fiksasi nitrogen juga terjadi pada proses
non-biologis, contohnya sambaran petir. Lebih jauh, ada empat cara yang dapat
mengkonversi naero nitrogen di atmosfer menjadi bentuk yang lebih reaktif : 
a. Fiksasi biologis: beberapa bakteri simbiotik (paling sering dikaitkan dengan
tanaman polongan) dan beberapa bakteri yang hidup bebas dapat memperbaiki
nitrogen sebagai nitrogen naerob. Sebuah contoh dari bakteri pengikat nitrogen
adalah bakteri Rhizobium mutualistik, yang hidup dalam nodul akar kacang-
kacangan. Spesies ini diazotrophs. Sebuah contoh dari hidup bebas bakteri
Azotobacter.
b. Industri fiksasi nitrogen : Di bawah tekanan besar, pada suhu 600 C, dan
dengan penggunaan katalis besi, nitrogen atmosfer dan naerobi (biasanya
berasal dari gas alam atau minyak bumi) dapat dikombinasikan untuk
membentuk naerob (NH3). Dalam proses Haber-Bosch, N2 adalah diubah
bersamaan dengan gas naerobi (H2) menjadi naerob (NH3), yang digunakan
untuk membuat pupuk dan bahan peledak.
c. Pembakaran bahan bakar fosil : mesin mobil dan pembangkit listrik termal,
yang melepaskan berbagai nitrogen oksida (Nox).
d. Proses lain: Selain itu, pembentukan NO dari N2 dan O2 karena foton dan
terutama petir, dapat memfiksasi nitrogen.
2. Asimilasi Tanaman mendapatkan nitrogen dari tanah melalui naerob akar baik
dalam bentuk ion nitrat atau ion naerobi. Sedangkan hewan
memperoleh nitrogen dari tanaman yang mereka makan.Tanaman dapat
menyerap ion nitrat atau naerobi dari tanah melalui rambut akarnya.
Jika nitrat diserap, pertama-tama direduksi menjadi ion nitrit dan kemudian ion
naerobi untuk dimasukkan ke dalam asam amino, asam nukleat, dan klorofil. Pada
tanaman yang memiliki hubungan mutualistik dengan rhizobia, nitrogen dapat
berasimilasi dalam bentuk ion naerobi langsung dari nodul. Hewan, jamur, dan
naerobi heterotrof lain mendapatkan nitrogen sebagai asam amino, nukleotida dan
molekul naerob kecil.
3. Amonifikasi Jika tumbuhan atau hewan mati, nitrogen naerob diubah
menjadi naerobi (NH4+) oleh bakteri dan jamur. 
4. Nitrifikasi Konversi naerobi menjadi nitrat dilakukan terutama oleh bakteri yang
hidup di dalam tanah dan bakteri nitrifikasi lainnya. Tahap nitrifikasi,
bakteri nitrifikasi seperti spesies Nitrosomonas mengoksidasi naerobi (NH4+) dan
mengubah naerob menjadi nitrit (NO2-). Spesies bakteri lain, seperti Nitrobacter,
bertanggung jawab untuk oksidasi nitrit menjadi dari nitrat (NO3-). Proses
konversi nitrit menjadi nitrat sangat penting karena nitrit merupakan racun bagi
kehidupan tanaman. Proses nitrifikasi dapat ditulis dengan reaksi berikut ini : 

 NH3 + CO2 + 1.5 O2 + Nitrosomonas → NO2- + H2O + H+

 NO2- + CO2 + 0.5 O2 + Nitrobacter → NO3-

 NH3 + O2 → NO2− + 3H+ + 2e−

 NO2− + H2O → NO3− + 2H+ + 2e

note : “Karena kelarutannya yang sangat tinggi, nitrat dapat memasukkan air
tanah. Peningkatan nitrat dalam air tanah merupakan masalah bagi air minum,
karena nitrat dapat mengganggu tingkat oksigen darah pada bayi dan
menyebabkan sindrom methemoglobinemia atau bayi biru. Ketika air tanah
mengisi aliran sungai, nitrat yang memperkaya air tanah dapat berkontribusi
untuk eutrofikasi, sebuah proses dimana populasi alga meledak, terutama
populasi alga biru-hijau. Hal ini juga dapat menyebabkan kematian kehidupan
akuatik karena permintaan yang berlebihan untuk oksigen. Meskipun tidak
secara langsung beracun untuk ikan hidup (seperti amonia), nitrat dapat
memiliki efek tidak langsung pada ikan jika berkontribusi untuk eutrofikasi
ini." 
5. Denitrifikasi  adalah proses reduksi nitrat untuk kembali menjadi gas nitrogen
(N2), untuk menyelesaikan siklus nitrogen. Proses ini dilakukan oleh spesies
bakteri seperti Pseudomonas  dan Clostridium dalam kondisi anaerobik. Mereka
menggunakan nitratsebagai akseptor elektron di tempat oksigen selama respirasi.
Fakultatif anaerob bakteri ini juga dapat hidup dalam kondisi aerobik.
Denitrifikasi umumnya berlangsung melalui beberapa kombinasi dari bentuk
peralihan sebagai berikut:

NO3− → NO2− → NO + N2O → N2 (g)

Proses denitrifikasi lengkap dapat dinyatakan sebagai reaksi redoks:

2 NO3− + 10 e− + 12 H+ → N2 + 6 H2O

6. Oksidasi Amonia Anaerobik Dalam proses biologis, nitrit dan amonium dikonversi


langsung ke elemen (N2) gas nitrogen. Proses ini membentuk sebagian besar
dari konversi nitrogen unsur di lautan. Reduksi dalam kondisi anoxic juga dapat
terjadi melalui proses yang disebut oksidasi amonia anaerobik

NH4+ + NO2− → N2 + 2 H2O 

Peranan Organisme Tanah Dalam Daur / Siklus Tumbuhan dan hewan


membutuhkan nitrogen untuk membentuk asam amino untuk membentuk protein.
Selain itu, nitrogen diperlukan dalam pembentukan senyawa nitrogen, seperti asam
nukleat (ADN dan ARN). Meskipun 78% di udara terdapat nitrogen bebas, namun
tumbuhan dan hewan pada umumnya tidak mampu menggunakannya dalam
bentuk bebas. Nitrogen harus diubah menjadi bahan nitrogen lain sehingga dapat
digunakan. Nitrogen diikat oleh bakteri yang ada di dalam tanah (biasanya dalam
bentuk amonia). Selanjutnya oleh bakteri nitrifikasi diubah menjadi nitrit (NO 2-),
kemudian menjadi nitrat (NO3-), yang mana dapat diserap dari tanah oleh
tumbuhan (disebut proses nitrifikasi). Beberapa tanaman mempunyai nodul pada
akarnya yang di dalamnya terdapat bakteri pengikat nitrogen. Bakteri mengubah
banyak nitrogen menjadi asam amino yang dilepaskan ke jaringan tumbuhan.
Tanaman dengan nodul ini mampu hidup dalam kondisi tanah yang miskin
nitrogen, misalnya ercis, tanaman dengan daun menjari dan tanaman lain yang
termasuk dalam keluarga kacang-kacangan (legume). Nitrogen berfungsi sebagai
pembentuk asam amino merupakan persenyawaan pembentuk molekul protein.
Selanjutnya protein sebagai pembentuk tubuh. Daur Nitrogen di alam sebagai
berikut: Atmosfer mengandung sekitar 70% Nitrogen dalam bentuk unsur, tapi
yang diperlukan dalam bentuk senyawa. Yaitu ketika petir keluar menyebabkan
nitrogen bersenyawa jadi nitrat. Tumbuhan menyerap nitrat dari tanah utuk
dijadikan protein lalu tumbuhan dimakan oleh kosumer senyawa nitrogen pindah
ke tubuh hewan. Urin, bangkai hewan, dan tumbuhan mati akan diuraikan oleh
pengurai jadi ammonium dan ammonia. Bakteri Nitrosomonas mengubah jadi
nitrit lalu diubah lagi oleh bakteri Nitrobacter menjadi nitrat. Kemudian nitrat
diserap oleh tumbuhan. Selanjutnya sama dan begitu. Selain melalui petir juga
melalui bakteri Rizobium yang bersimbiosis pada tumbuhan kacang-kacangan
membentuk bintik akar. Sedikit tambahan proses pengubahan nitrit jadi nitrat
disebut nitrifikasi. Dan proses pengubahan nitrit atau nitrat jadi nitrogen bebas
disebut denitrifikasi. Kadang-kadang tanaman ini digunakan untuk mengisi lahan
yang miskin nitrogen selama masa perputaran setelah panen padi. Beberapa hasil
penelitian genetik yang diorientasikan terhadap pemberian tanaman panen yang
lain (jagung, gandum) yang mempunyai kemampuan untuk mengikat nirogen.
Kemampuan yang secara besar dapat mengurangi kebutuhan pemupukan
pertanian. Dalam ekosistem air, alga hijau-biru juga mampu menyerap nitrogen.
Nitrogen juga dapat terikat di atmosfer melalui masuknya energi elektrik misalnya
melalui penyinaran.Bakteri pemecah memecah protein dalam tubuh organisme
mati atau hasil sisa mereka menjadi amonium, kemudian nitrit atau nitrat dan
akhirnya menjadi gas nitrogen yang mana akan dilepaskan ke atmosfer dari mulai
nitrogen diikat dan berputar lagi.Semua hewan hanya memperoleh nitrogen
organik dari tumbuhan atau hewan lain yang dimakannya. Protein yang dicerna
akan menjadi asam amino yang selanjutnya dapat disusun menjadi protein-protein
baru pada tingkat trofik berikutnya. Ketika makhluk hidup mati, materi organik
yang dikandungnya akan diuraikan kembali oleh dekomposer sehingga nitrogen
dapat dilepaskan sebagai amonia. Dekomposisi nitrogen organik menjadi amonia
lagi disebut amonifikasi. Proses tersebut dapat dilakukan oleh beberapa bakteri dan
mahkluk hidup eukariotik.Contoh beberapa mikroorganisme yang terlibat dalam
daur nitrogen ialah :

a. Nitrosomanas mengubah amonium menjadi nitrit.


b. Nitrobacter mengubah nitrit menjadi nitrat
c. Rhizobium menambat nitrogen dari udara
d. Bakteri hidup bebas pengikat nitrogen seperti Azotobakter (aerobik) dan
Clostridium (anaerobik)
e. Alga biru hijau pengikat nitrogen seperti Anabaena, Nostoc dan anggota-
anggota lain dari ordo Nostocales
f. Bakteri ungu pengikat nitrogken seperti RhodospirillumMeskipun pengikatan
secara alami menghasilkan cukup nitrogen untuk proses yang berlangsung
secara alami, namun pembentukan nitrogen oleh industri yang digunakan
untuk pemupukan dan produk lain melampui kebutuhan ekosistem darat.
SIKLUS BELERANG

Gambar 2.6 Siklus belerang.

1. Pengertian siklus belerang


Sulfur merupakan perubahan sulfur dari hidrogen sulfide (H 2S) menjadi sulfur
diokasida (SO2) lalu menjadi sulfat dan kembali menjadi hidrogen sulfida lagi. Sulfur
dialam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah sulfur ditemukan dalam bentuk
mineral, diudara dalam bentuk gas sulfur dioksida dan didalam tubuh organisme sebagai
penyusun protein. Siklus sulfur di mulai dari dalam tanah. yaitu ketika ion-ion sulfat di
serap oleh akar dan di metabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan.
Ketika hewan dan manusia memakan tumbuhan, protein tersebut akan berpindah ketubuh
manusia. Dari dalam tubuh manusia senyawa sulfur mengalami metabolisme yang sisa-
sisa hasil metabolisme tersebut diuraikan oleh bakteri dalam lambung berupa gas. Salah
satu zat yang terkandung dalam gas tersebut adalah sulfur. Semakin besar kandungan
sulfur dalam gas maka gas akan semakin bau. Hidrogen sulfida (H 2S) berasal dari
penguraian hewan dan tumbuhan yang mati oleh mikroorganisme seperti bakteri dan
jamur. Hidrogen sulfida hasil penguraian sebagian tetap berada dalam tanah dan sebagian
lagi di lepaskan ke udara dalam bentuk gas hidrogen sulfida.
Gasi hidrogen sulfida di udara kemudian bersenyawa dengan oksigen membentuk
sulfur dioksida. Sedangkan hidrogen sulfida yang tertinggal didalam tanah dengan
bantuan bekteri akan diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur oksida. Ion sulfat
akan diserap kembali oleh tanaman sedangkan sulfur dioksida akan terlepas keudara.
Diudara sulfur dioksida akan bereaksi dengan oksigen dan air membentuk asam sulfat
(H2SO4) yang kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam. Hujan asam juga dapat
disebakan oleh  polusi udara seperti asap-asap pabrik, pembakaran kendaraan bermotor,
dll.  Hujan asam dapat menjadi penyebab korosi batu-batuan dan logam. H 2SO4 yang
jatuh kedalam tanah oleh bakteri di pecah lagi menjadi ion sulfat yang kembali diserap
oleh tumbuhan, tumbuhan di makan oleh hewan dan manusia, makhluk hidup mati
diuraikan oleh bakteri menghasilkan sulfur kebali. bergitu seterusnya. Siklus sulfur atau
daur belerang tidak akan pernah terhenti selama salah satu komponen penting penting
seperti tumbuhan masih ada di permukaan bumi ini.
Dalam daur sulfur atau siklus belerang, untuk merubah sulfur menjadi senyawa
belerang lainnya setidaknya ada dua jenis proses yang terjadi. Yaitu melalui reaksi antara
sulfur, oksigen dan air serta oleh aktivitas mikrorganisme. beberapa mikroorganisme
yang berperan dalam siklus sulfur adalah dari golongan bakteri, antara lain adalah bakteri
Desulfomaculum dan bakteri Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida
dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan oleh bakteri
fotoautotrof anaerob (Chromatium) dan melepaskan sulfur serta oksigen. Kemudian
Sulfur dioksidasi yang terbentuk diubah menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof
(Thiobacillus).
Dalam daur belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab pada setiap proses
trasformasi adalah sebagai berikut :
H2S → S → SO4 => bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
SO4 → H2S => bakteri desulfovibrio dalam reaksi reduksi sulfat Anaerobik.
H2S → SO4  => bakteri thiobacilli dalam proses reaksi oksidasi sulfide aerobik.
Sulfur organik → SO4 + H2S, => mikroorganisme heterotrofik aerobik dan
anaerobik.
2. Proses Terjadinya Siklus Belerang / Sulfur
Sulfur terjadi akibat dari proses terjadinya pembakaran bahan bakar fosil batu
bara atau terjadi akibat adanya aktifitas gunung berapai, lalu asapnya itu akan naik ke
atmosfer, atau udara sulfur oksida itu akan berada diawan yang menjadi hidrolidid air
membentuk H2SO4, awan akan mengalami kondensasi yang akhirnya menurunkan hujan
yang dikenal dengan hujan asam.
Air hujan itu akan masuk kedalam tanah yang akan diubah menjadi Sulfat yang
sangat peting untuk tumbuhan. Sulfat hanya terdapat dalam bentuk anorganik (SO 4),
sulfat ini yang mampu berpindah dari bumi atau alam ketubuh tanaman/ tumbuhan
melalui penyerapan sulfat oleh akar .Sulfur akan direduksi oleh bakteri menjadi sulfida
dan berbentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida.
3. Fungsi Siklus Sulfur / Belerang
Berikut adalah beberapa fungsi dari siklus belerang yaitu :
a. Membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau
b. Menambah kandungan protein dan vitamin hasil panen
c. Meningakatkan jumlah anakn yang menghasilkan (pada tanaman padi)
d. Berperan penting pada proses pembulatan zat gula
e. Memperbaiki warna, aroma, dan kelenturan daun tembakau ( khusus pada
tembakau omprongan)
f. Memperbaiki aroma, mengurangi penyusutan selama penyimpangan,
memperbesar umbi & bawang merah
4. Asimilasi Sulfat
Sulfur adalah komponen asam amino yang dibutuhkan untuk sintesis protein.
Beberapa organisme dapat memperoleh sulfur melalui asimilasi reduksi sulfat, sebagian
lagi memperoleh sulfur melalui reduksi senyawa sulfur seperti H.
Sulfur adalah nutrisi utama bagi semua organisme. Tumbuhan memiliki
keanekaragaman hayati yang tinggi, metabolization dan akumulasi sulfur sehingga ada
potensi untuk menggunakan tanaman untuk fitoremediasi situs belerang-diperkaya.
Sebuah survei tanah diperkaya dengan sulfur baik secara alami atau aktivitas manusia
menunjukkan bahwa surplus sulfur sebagian besar disertai dengan surplus unsur kimia
lainnya yang dapat membatasi fitoremediasi karena terjadi co-elemen lebih beracun
untuk tanaman dari belerang. Selain itu, akumulasi unsur-unsur lain, membuat bahan
tanaman (nabati ekstraksi) kurang cocok untuk digunakan sebagai pakan ternak dan
untuk konsumsi manusia. Sulfur (S) asimilasi oleh tumbuhan memainkan peran penting
dalam siklus S di alam, dan metabolisme S berasimilasi menyediakan berbagai senyawa
yang bermanfaat bagi hewan, termasuk manusia. Sangat penting untuk memahami
mekanisme yang terlibat dalam metabolisme S sistemik dalam rangka meningkatkan
tanaman agronomi dan produksi tanaman makanan dan Studi-studi ini dapat dianggap
sebagai studi kasus penting yang memberikan informasi mengenai mekanisme peraturan
rumit yang terlibat dalam metabolisme tanaman.
Tanaman mengandung berbagai macam senyawa sulfur organik yang memainkan
peran penting dalam fisiologi dan perlindungan terhadap stres lingkungan dan hama.
Senyawa sulfur juga sangat penting untuk kualitas makanan dan untuk produksi nabati.
Sulfur merupakan salah satu dari enam unsur hara makro yang diperlukan oleh tanaman
dan ditemukan dalam bentuk asam amino Cys dan Met dalam berbagai metabolit. Sebagai
bagian dari molekul Cys, kelompok belerang, yang disebut tiol, sangat nukleofilik
(elektron-menyumbang), sehingga cocok untuk proses redoks biologis. Saat teroksidasi,
dua molekul Cys dapat membentuk ikatan kovalen yang disebut ikatan disulfida, yang
mudah rusak oleh reduksi untuk membentuk dua kelompok tiol. Sulfur tersedia bagi
tanaman terutama dalam bentuk sulfat anionik (SO42-) hadir di tanah. Hal ini aktif
diangkut ke dalam akar dan kemudian didistribusikan ke seluruh bagian tanaman. Sulfat
dalam tanah terutama berasal dari pelapukan batuan. Sulfat yang ada di atmosfer berasal
dari industri. Gas sulfur dioksida (SO2) ini mudah diserap dan diasimilasi oleh daun.
a. Aliran Materi pada Siklus Sulfur

5. Siklus sulfur merupakan contoh aliran materi tipe sedimenter.


1. Aliran materi pada siklus sulfur dimulai dari pembentukan sulfur pada kerak bumi dan
atmosfer hingga melalui proses makan dan dimakan
2. Tumbuhan menyerap unsur sulfur dalam bentuk Sulfat (SO4)
3. Aliran materi berkaitan erat dengan aliran energi.
4. Aliran materi juga terjadi di dalam sel makhluk hidup.
5. Aktivitas manusia juga dapat mempengaruhi aliran materi
Gambar 2.3 Aliran materi dalam Siklus Sulfur

Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri
menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau
hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida (H2S) ini seringkali mematikan mahluk hidup di
perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati.
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4).
Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk
hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis
bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio yang
akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S).
Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan
melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri
kemolitotrof seperti Thiobacillus.
Selain proses tadi, manusia juga berperan dalam siklus sulfur. Hasil
pembakaran pabrik membawa sulfur ke atmosfer. Ketika hujan terjadi, turunlah hujan
asam yang membawa H2SO4 kembali ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan perusakan
batuan juga tanaman.
Dalam daur belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap
trasformasi adalah sebagai berikut :
1) H2S → S → SO4 bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
2) 2. SO4 → H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri Desulfovibrio.
3) 3. H2S → SO4 (Pengoksidasi sulfide aerobik); bakteri Thiobacilli.
4) S organik → SO4+ , H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik dan
anaerobik.
a. Peranan Nitrogen
Ada beberapa peranan nitrogen terhadap pertumbuhan tanaman diantaranya
adalah memacu pertumbuhan tanaman secara umum terutama pada fase vegetative,
berperan dalam pembentukan klorofil, dan merangsang perkembangbiakan
mikroorganisme.
Peranan nitrogen dalam tanaman yaitu mensintesis karbohidrat menjadi protein
dan protoplasma (melalui mekanisme respirasi) yang berperan dalam pembentukan
jaringan vegetatif tanaman. Sedangkan peranan nitrogen dalam tanah yaitu nitrogen
diserap tanaman dalam bentuk nitrat (NO 3) dan ammonium (NH4), akan tetapi nitrat
akan segera tereduksi menjadi amonium melalui enzim yang mengandung Mo.
Amonium merupakan sumber nitrogen bagi tumbuhan yang hidup di tanah
masam, terutama tanah humus, nitrat, merupakan sumber nitrogen bagi tumbuhan
yang hidup di tanah netral atau basa selanjutnya organic. Nitrogen udara merupakan
sumber nitrogen bagi tumbuhan yang bersimbiosis dengan organisme penambat
nitrogen.
b. Peranan Sulfur

Pada umumnya belerang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan asam-asam

amino sistin, sistein, dan metionin. Disamping itu S juga merupakan bagian dari

biotin, tiamin, ko-enzim A dan glutationin. Diperkirakan 90% S dalam tanaman

ditemukan dalam bentuk asam amino, yang salah satu fungsi utamanya adalah

penyususn protein yaitu dalam pembentukan ikatan disulfide antara rantai-rantai

peptide. Belerang merupakan bagian (constituent) dari hasil metabolisme senyawa-

senyawa kompleks. Belerang juga berfungsi sebagai activator, kofaktor atau regulator

enzim dan berperan dalam proses fisiologi tanaman. Selain fungsi yang dikemukakan

di atas, peranan S dalam pertumbuhan dan metabolisme tanaman sangat banyak dan

penting, diantaranya (1) merupakan bagian penting dari ferodoksin, suatu complex Fe

dan S yang terdapat dalam kloroplas dan terlibat dalam reaksi oksidoreduksi dengan

transfer elektron serta dalam reduksi nitrat dalam proses fotosintesis, (2) S terdapat
dalam senyawa-senyawa yang mudah menguap yang menyebabkan adanya rasa dan

bau pada rumput-rumputan dan bawang-bawangan.

Belerang dikaitkan pula dengan pembentukan klorofil yang erat hubungannya

dengan proses fotosintesis dan ikut serta dalam beberapa reaksi metabolisme seperti

karbohidrat, lemak, dan protein. Belerang juga dapat merangssang pembentukan akar

dan

6. Defisiensi Unsur Nitrogen dan Belerang


Kekurangan unsur hara Nitrogen (N)
1. Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini mulai
dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi kuning
lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan. Jaringan
daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan
berwarna merah kecoklatan.
2. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
3. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum
waktunya
4. Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya
membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil
5. Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari bagian
bawah terus ke bagian atas.
Kekurangan unsur hara Belerang (S)
1. Daun-daun muda mengalami klorosis (berubah menjadi kuning), perubahan warna
umumnya terjadi pada seluruh daun muda, kadang mengkilap keputih-putihan dan
kadang-kadang perubahannya tidak merata tetapi berlangsung pada bagian daun
selengkapnya
2. Perubahan warna daun dapat pula menjadi kuning sama sekali, sehingga tanaman
tampak berdaun kuning dan hijau, seperti misalnya gejala-gejala yang tampak pada
daun tanaman teh di beberapa tempat di Kenya yang terkenal dengan sebutan”Tea
Yellow” atau”Yellow Disease”
3. Tanaman tumbuh terlambat, kerdil, berbatang pendek dan kurus, batang tanaman
berserat, berkayu dan berdiameter kecil
4. Pada tanaman tebu yang menyebabkan rendemen gula rendah
DAFTAR PUSTAKA

Abonim. 2015. Makalah Siklus Sulfur Glory


Shinehttps://Id.Scribd.Com/Doc/259435536/Makalah-Siklus-Sulfur-Glory-Shine-
Pdf
Anonim. 2017. Siklus Nitrogen. Https://Www.Academia.Edu/16461328/Siklus_Nitrogen
Https://Www.Slideshare.Net/Snurfia/Daur-Sulfurppt?Next_Slideshow=1

Anda mungkin juga menyukai