Anda di halaman 1dari 21

https://nasional.kompas.

com/read/2020/07/22/15511991/data-kemenkes-perlihatkan-kasus-covid-
19-indonesia-kini-lewati-90000

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah memperlihatkan data terbaru mengenai jumlah kasus


dan data pasien Covid-19, meski tidak lagi menyiarkan atau menayangkan secara terbuka.
Berdasarkan data di situs Kementerian Kesehatan yang diakses pada Rabu (22/7/2020) sore
sekitar pukul 15.50 WIB, diketahui bahwa saat ini 91.751 kasus Covid-19 di Indonesia, terhitung
sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020. Jika dibandingkan data kemarin,
berarti ada penambahan 1.882 kasus baru dalam 24 jam terakhir

Adapun, sejumlah kasus baru ini diketahui setelah dilakukan pemeriksaan terhadap 25.302
spesimen dalam sehari. Dengan catatan, satu orang bisa diambil spesimennya lebih dari satu
kali. Data pasien sembuh dan meninggal Data yang sama juga memperlihatkan adanya
penambahan pasien Covid-19 yang sembuh. Mereka dinyatakan sembuh setelah dua kali
pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR) memperlihatkan hasil negatif
virus corona. Dengan demikian, total ada 50.261 pasien yang dianggap sembuh dari Covid-19
dan tidak lagi terinfeksi virus corona.

Akan tetapi, masih ada kabar duka dengan adanya penambahan pasien Covid-19 yang
meninggal dunia. Total pasien meninggal setelah dinyatakan terjangkit virus corona kini tercatat
ada 4.459 orang. Selain itu, pemerintah juga mencatat sudah ada 44.222 orang yang berstatus
suspek Covid-19.
Empat Strategi Pemerintah
Atasi COVID-19
 08 Apr 2020

JAKARTA – Pemerintah Pusat melalui Gugus Tugas Percepatan


Penanganan COVID-19 membuat empat strategi yang akan secara
konsisten dilakukan untuk menguatkan kebijakan physical
distancing sebagai strategi dasar demi mengatasi pandemi Virus Corona
COVID-19.

Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Ahmad


Yurianto, mengungkapkan strategi pertama sebagai penguatan strategi
dasar itu adalah dengan gerakan masker untuk semua yang
mengampanyekan kewajiban memakai masker saat berada di ruang publik
atau di luar rumah.

“Karena kita tidak tahu apa orang di sekitar kita menderita COVID-19 tanpa
gejala atau biasa disebut tanpa gangguan. Karenanya dengan pakai
masker, kita yakini kita gak rentan pada penularan COVID-19 ini,” kata Yuri
di Gedung Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
Jakarta, Rabu (8/4).
Strategi kedua, lanjut Yuri, adalah penelusuran kontak (tracing) dari kasus
positif yang dirawat dengan menggunakan rapid test atau tes cepat. Di
antaranya adalah pada orang terdekat, tenaga kesehatan yang merawat
pasien COVID-19, serta pada masyarakat di daerah yang ditemukan kasus
banyak.

“Inilah gunanya pemerintah tentukan kebijakan untuk


lakukan screening atau pemeriksaan penapisan dengan rapid test.
Alat rapid test Sudah didistribusikan lebih dari 450 ribu kit ke seluruh
Indonesia. Tujuannya untuk penjaringan kasus penelusuran kontak pada
tenaga kesehatan dan komunitas di wilayah yang banyak sekali kasus
positif. Ini strategi awal yang dilakukan terkait tes,” imbuh Yuri.

Strategi ketiga adalah edukasi dan penyiapan isolasi secara mandiri pada
sebagian hasil tracing yang menunjukan hasil tes positif dari rapid tes atau
negatif dengan gejala untuk melakukan isolasi mandiri.

“Isolasi ini bisa dilakukan mandiri atau berkelompok seperti diinisiasi oleh
beberapa kelompok masyarakat. Ini positif patut diapresiasi. Sehingga
saudara kita bisa lakukan dengan baik tanpa ada stigmatisasi dan upaya
mengucilkan,” ujarnya.

Dari kelompok inilah, lanjut dia, jika kemudian dilakukan tes ulang
ditemukan positif atau keluhan klinis yang memburuk, baru akan dilakukan
pengecekan antigen melalui metode PCR demi efektifitas pemeriksaan.

“Sampai sekarang kita sudah laksanakan pemeriksaan lebih dari 15 ribu.


Ketersediaan Reagen untuk PCR sudah ada sampai 200 ribu. Tes PCR
kita tes untuk menegakkan diagnosa dari mekanisme screening yang
terarah sehingga persentase positif dari PCR ini relatif tinggi. Karena kita
melakukan tidak dengan metode acak, tapi terpilih dan terstruktur dimulai
dari awal,” tuturnya.

Strategi keempat adalah isolasi Rumah Sakit yang dilakukan kala isolasi
mandiri tidak mungkin dilakukan, seperti karena ada tanda klinis yang
butuh layanan definitif di Rumah Sakit.
Termasuk, tambah dia, dilakukan isolasi di RS Darurat baik di Wisma Atlet
ataupun di Pulau Galang yang akan diikuti beberapa daerah untuk
melakukan isolasi kasus positif dengan gejala klinis ringan hingga sedang
yang tidak mungkin laksanakan isolasi mandiri.

“Puncaknya adalah RS rujukan, untuk penanganan kasus dengan keluhan


sedang hingga berat yang butuh peralatan bantu yang spesifik termasuk
ventilator. Strategi ini kita lakukan dalam rangka mengefektifkan,
mengefisiensikan dan tepat sasaran saat kita gunakan Sumber Daya yang
kita miliki. Inilah langkah-langkah yang dilakukan dan akan terus konsisten
dilakukan,” ucap Yuri menambahkan.

Kendati demikian, Yuri mengingatkan bahwa ujung tombak


penanggulangan ini adalah masyarakat.

“Bagaimana pondasi mencegah penularan diperkuat. Sehingga hal-hal


yang harus dilakukan adalah gunakan masker kain, karena masker bedah
dan N95 hanya untuk petugas medis. Cuci tangan pakai sabun dan air
mengalir. Hindari kerumunan, jaga kesehatan diri sendiri, jangan lakukan
perjalanan ke manapun, ke luar rumah hanya diperlukan, selebihnya di
rumah. Kita bisa lindungi diri kita, keluarga kita, tetangga kita dan bangsa
kita. Hanya kita dan kita sajalah yang bisa lindungi bangsa ini hadapi
COVID-19,” kata Yuri tegas.

Agus Wibowo
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB
https://www.cnbcindonesia.com/news/20200512183033-4-158003/dpr-sahkan-perppu-nomor-1-
tahun-2020-covid-19-jadi-uu

DPR Sahkan Perppu Nomor 1 Tahun 2020 Covid-19 Jadi UU


SHARE  

Jakarta, CNBC Indonesia - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) menyetujui


Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perppu) nomor 1 tahun 2020 tentang
Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk
Penanganan Pandemi Corona Virus Desease 2019 (COVID-19) dan/atau
dalam rangka Menghadapi Ancaman yang membahayakan Perekonomian
Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan menjadi Undang-Undang (UU).

Adapun peraturan tersebut diterbitkan Pemerintahan Presiden Joko Widodo


(Jokowi) di tengah 'perang' melawan virus corona (COVID-19) yang berimbas
pada perekonomian domestik dan global.

Pembahasan untuk Perppu ini sudah dilakukan para anggota dewan di setiap
komisi yang bersangkutan sejak bulan lalu. Dari pembahasan tersebut, dari 9
fraksi yang ada, 8 menyatakan setuju dan 1 fraksi yakni PKS menolak.

"Dalam pandangan mini fraksi ada 8 fraksi setuju dan 1 fraksi menyatakan
menolak," ujar Ketua DPR RI Puan Maharani di Ruang Paripurna DPR RI,
Selasa (12/5/2020).

Namun, karena mayoritas fraksi menyatakan persetujuan, maka Perppu


ditetapkan untuk menjadi UU.

"Jadi, setuju untuk menjadi UU? Setuju ya, Tok!," ketok Puan.

Seperti diketahui, dalam Perppu ini pemerintah melebarakan defisit


pembiayaan anggaran maksimal 5% hingga tahun 2022. Pelebaran defisit
karena keputusan pemerintah untuk memberikan stimulus fiskal melalui
tambahan belanja dan pembiayaan dalam APBN 2020 untuk penanganan
Covid-19.

pemerintah menggelontorkan dana mencapai Rp 405,1 triliun yang akan


digunakan untuk dana kesehatan sebesar Rp 75 triliun, Rp 110 triliun untuk
jaring pengaman sosial atau safety net (SSN), Rp 70,1 triliun untuk insentif
perpajakan.

Dana tersebut termasuk Rp 150 triliun yang nantinya akan dialokasikan untuk
pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional, termasuk restrukturisasi
kredit dan penjaminan serta pembiayaan untuk UMKM dan usaha.

Selain itu, dalam Perppu tersebut, disebutkan kewenangan tambahan dari tiga
lembaga yakni Bank Indonesia (BI), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Kewenangan BI

Untuk BI, dalam Pasal 16 Ayat 1 disebutkan bahwa untuk mendukung


pelaksanaan kewenangan KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan) dalam
rangka penanganan permasalahan stabilitas sistem keuangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 Ayat (1), BI diberikan kewenangan untuk:

a. Memberikan pinjaman likuiditas jangka pendek atau pembiayaan likuiditas


jangka pendek berdasarkan prinsip syariah kepada Bank Sistemik atau bank
selain Bank Sistemik.

b. Memberikan Pinjaman Likuiditas Khusus kepada Bank Sistemik yang


mengalami kesulitan likuiditas dan tidak memenuhi persyaratan pemberian
pinjaman likuiditas jangka pendek atau pembiayaan likuiditas jangka pendek
berdasarkan prinsip syariah yang dijamin oleh Pemerintah dan diberikan
berdasarkan Keputusan KSSK.

c. Membeli Surat Utang Negara dan/atau Surat Berharga Syariah Negara


berjangka panjang di pasar perdana untuk penanganan permasalahan sistem
keuangan yang membahayakan perekonomian nasional, termasuk Surat
Utang Negara dan atau Surat Berharga Syariah Negara yang diterbitkan
dengan tujuan tertentu khususnya dalam rangka pandemi covid-19.

d. Membeli/repo surat berharga negara yang dimiliki Lembaga Penjamin


Simpanan untuk biaya penanganan permasalahan solvabilitas Bank Sistemik
dan bank selain Bank Sistemik.

e. Mengatur kewajiban penerimaan dan penggunaan devisa bagi penduduk


termasuk ketentuan mengenai penyerahan, repatriasi, dan konversi devisa
dalam rangka menjaga kestabilan makroekonomi dan sistem keuangan.

f. Memberikan akses pendanaan kepada korporasi/swasta dengan cara repo


Surat Utang Negara atau Surat Berharga Syariah Negara yang dimiliki
korporasi/ swasta melalui perbankan.

Adapun di Pasal 2 disebutkan "ketentuan mengenai kewajiban penerimaan


dan penggunaan devisa sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) huruf e, diatur
dengan Peraturan Bank Indonesia."

Kewenangan OJK

Adapun bagi OJK, kewenangan tambahan termaktub dalam Pasal 23.

Ayat 1 menyebutkan bahwa untuk mendukung pelaksanaan kewenangan


KSSK dalam rangka penanganan permasalahan stabilitas sistem keuangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1), OJK diberikan kewenangan
untuk:

a. Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan untuk


melakukan penggabungan, peleburan, pengambilalihan, integrasi dan/atau
konversi.

b. Menetapkan pengecualian bagi pihak tertentu dari kewajiban melakukan


prinsip keterbukaan di bidang pasar modal dalam rangka pencegahan dan
penanganan krisis sistem keuangan.

c. Menetapkan ketentuan mengenai pemanfaatan teknologi informasi dalam


penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham atau rapat lain yang
berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan wajib dilakukan oleh
pelaku industri jasa keuangan.

Adapun Pasal 2 menyebutkan "ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan


kewenangan Otoritas Jasa Keuangan dalam rangka melaksanakan kebijakan
stabilitas sistem keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan."
Lebih lanjut, disebutkan pula dalam Pasal 24m bahwa untuk mendukung
pelaksanaan kewenangan KSSK, Pemerintah diberikan kewenangan untuk
memberikan pinjaman kepada LPS.

Di Pasal 25-nya, lanjutannya adalah, "pemberian pinjaman oleh Pemerintah


kepada LPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 dilakukan dalam hal
LPS mengalami kesulitan likuiditas yang membahayakan perekonomian dan
sistem keuangan sebagai dampak pandemi covid-19.

Kewenangan LPS

Adapun untuk kewenangan LPS, termaktub dalam Pasal 20 Perppu


tersebut.Disebutkan dalam Pasal 1, bahwa untuk mendukung pelaksanaan
kewenangan KSSK dalam rangka penanganan permasalahan stabilitas
sistem keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 Ayat (1), LPS
diberikan kewenangan untuk:

a. Melakukan persiapan penanganan dan peningkatan intensitas persiapan


bersama dengan Otoritas Jasa Keuangan untuk penanganan permasalahan
solvabilitas bank.

b. melakukan tindakan:
Penjualan/repo Surat Berharga Negara yang dimiliki kepada Bank Indonesia;
Penerbitan surat utang;
Pinjaman kepada pihak lain; dan latau
Pinjaman kepada Pemerintah, dalam hal LPS diperkirakan akan mengalami
kesulitan likuiditas untuk penanganan bank gagal;

c. Melakukan pengambilan keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan


penyelamatan bank selain Bank Sistemik yang dinyatakan sebagai bank
gagal dengan mempertimbangkan antara lain kondisi perekonomian,
kompleksitas permasalahan bank, kebutuhan waktu penanganan,
ketersediaan investor, dan/atau efektivitas penanganan permasalahan bank
serta tidak hanya mempertimbangkan perkiraan biaya yang paling rendah
(least cost test).

d. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan penjaminan simpanan untuk


kelompok nasabah dengan mempertimbangkan sumber dana dan/atau
peruntukkan simpanan serta besaran nilai yang dijamin bagi kelompok
nasabah tersebut yang diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Adapun Pasal 2 disebutkan "ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan
kewenangan Lembaga Penjamin Simpanan dalam rangka melaksanakan
langkah-langkah penanganan permasalahan stabilitas sistem keuangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah."
https://www.merdeka.com/uang/upaya-pemerintah-selamatkan-
indonesia-dari-krisis-ekonomi-akibat-pandemi-covid-19.html

Upaya Pemerintah Selamatkan


Indonesia Dari Krisis Ekonomi
Akibat Pandemi Covid-19
Selasa, 2 Juni 2020 16:25Reporter : Dwi Aditya Putra


 


 

 5
SHARES

krisis ekonomi. shutterstock

Merdeka.com - Pemerintah Jokowi-Ma'ruf menyadari perlu penanganan serius


untuk mengatasi krisis kesehatan, sosial, dan keuangan yang disebabkan oleh
pandemi Covid-19. Prioritas Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2020
pun didorong untuk menjadi prioritas dalam mendukung penanganan Covid-19
terjadi saat ini.
Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian
Keuangan, Hidayat Amir, mengatakan untuk mengatasi persoalan tersebut memang
harus dilakukan secara serius. Sebab, wabah ini telah mengganggu seluruh sektor
baik kesehatan, kondisi sosial ekonomi, dan dunia usaha.

Dia menjelaskan ada beberapa langkah-langkah sudah dilakukan pemerintah untuk


memperkecil dampak pada ketiga sektor tersebut. Di bidang kesehatan misalnya,
pemerintah sudah memberikan dukungan peralatan bagi tenaga medis, pembuatan
RS darurat hingga mengupayakan RS rujukan untuk pasien Covid-19.

Selanjutnya, pemerintah juga sudah memberikan jaring pengaman sosial terhadap


aktivitas sosial dan ekonomi untuk masyarakat yang pendapatannya terdampak
selama pandemi. Itu dilakukan dengan tujuan agar masyarakat masih tetap bisa
menjaga konsumsi.

Adapun beberapa jaring pengaman sosial yang sudah dilakukan adalah peningkatan
dan perluasan PKH, peningkatan dan perluasan kartu sembako, penambahan dan
fleksibilitas kartu prakerja, hingga bantuan langsung tunai yang bersifat lainnya.

"Kita juga tidak menginginkan gangguan sosial ekonomi itu beranjak kepada dunia
usaha akan sektor keuangan maka pemerintah menyediakan bantalan-bantalan
termasuk yang sekarang lagi difinalkan disebut dengan program pemulihan ekonomi
nasional atau program PEN," kata dia dalam diskusi virtual di Jakarta, Selasa (2/6).
Berbagai program pemulihan untuk dunia usaha juga terus dilakukan pemerintah
agar mereka tetap bertahan. Pemerintah menyiapkan dukungan bagi dunia usaha
melalui koordinasi erat dengan BI dengan OJK dengan perbankan nasional, untuk
bagaimana sektor bisnis, sektor usaha, sektor riil tetap bisa bertahan walaupun tidak
melakukan aktivitas ekonomi.
"Jadi sisi revenuenya mereka terganggu. Jangan sampai PHK secara besar-besaran
kalau bisa seperti itu ini yang kita desain dengan berbagai skemanya," kata dia.

Berbagai program untuk dunia usaha diantaranya memberikan dukungan insentif di


bidang perpajakan, pengurangan lartas impor, serta berbagai kebijakan dan
relaksasi disektor keuangan.

"Pemerintah dalam konteks ini ingin menahan agar dampak ekonomi tidak
mengakibatkan kebangkrutan. Ketika corona berhenti proses recoverynya bisa
berjalan dengan baik. Proses recovery itu mungkin akan di Kuartal III Kuartal IV dan
mungkin masih tersisa di Kuartal I, II, III tahun depan," tandas dia.

1 dari 1 halaman

Anies: Semula Ini Krisis Kesehatan, Kini Terasa


Sebagai Krisis Ekonomi

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan dampak ekonomi dari wabah
virus Corona (Covid-19) mulai terasa di pemerintahannya. Padahal saat ini, Jakarta
sudah menunjukkan tanda-tanda wabah melandai dengan berbagai upaya termasuk
pembatasan kegiatan secara bersama-sama di semua bidang.
"Semula ini adalah krisis kesehatan umum, kini sudah mulai terasa sebagai krisis
ekonomi," katanya seperti dilansir dari Antara, Sabtu (30/5).

"Kegiatan keagamaan terhenti. Kegiatan sosial terhenti. Kegiatan budaya terhenti.


Dan tentu saja, kegiatan perekonomian juga terhenti. Pasar terganggu, perdagangan
terganggu. Perindustrian terganggu. Kegiatan perekonomian informal juga banyak
yang terhenti," tambahnya.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menjabarkan, pendapatan pajak


Jakarta turun dari Rp50,17 triliun menjadi Rp22,5 triliun, tinggal 45 persen. Anggaran
Jakarta turun dari Rp87,9 triliun menjadi Rp47,2triliun, atau tinggal 53 persen.

"Belum pernah di dalam sejarah Pemprov DKI Jakarta, kita mengalami penurunan
pendapatan sebesar ini, yaitu lebih dari Rp40 triliun," ujarnya.

Konsekuensinya, Anies mengungkapkan, keputusan relokasi anggaran harus


diambil, karena dalam kondisi pendapatan yang berkurang separuh, maka harus
dilakukan relokasi, pengurangan anggaran di berbagai sektor belanja langsung dan
belanja tidak langsung.

"Semua harus mengalami pemangkasan dan pemangkasannya drastis. Itu


konsekuensinya, karena tidak ada pilihan," terangnya.
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200401/9/1220676/11-poin-
penting-kebijakan-ekonomi-jokowi-menghadapi-wabah-corona-

11 Poin Penting Kebijakan Ekonomi


Jokowi Menghadapi Wabah Corona
Setidaknya ada sebeleas, dalam catatan Bisnis Indonesia, langkah yang akan diambil pemerintah
dalam usaha mengantispasi penyebaran virus Corona yang lebih masif. Langkah tersebut, mulai dari
dibuatnya Perpu hingga pemberian insentif bagi tenaga medis.

Andya Dhyaksa - Bisnis.com01 April 2020   |  08:37 WIB

Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers terkait COVID-19 di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin
(16/3/2020). Presiden Joko Widodo meminta kepada kepala pemerintah daerah untuk berkomunikasi kepada
pemerintah pusat seperti Satgas COVID-19 dan Kementerian dalam membuat kebijakan besar terkait
penanganan COVID-19, dan ditegaskan kebijakan "lockdown" tidak boleh dilakukan pemerintah daerah.
ANTARA FOTO - Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, JAKARTA - Akhirnya, pemerintah mengeluarkan kebijakan ekonomi


untuk mengantisipasi persebaran virus Corona (Covid-19) pada Selasa (31/3/2020)
kemarin. Dalam konferensi persnya dari Istana Bogor, Jawa Barat, Presiden Joko
Widodo (Jokowi) mengumumkan sejumlah keputusan penting.
Mulai dari pembebasan listrik untuk kalangan 450 VA, membebaskan PPh Impor,
hingga menaikkan anggaran untuk sejumlah bantuan langsung. Untuk melakukan
itu semua, negara menyiapkan anggaran hingga Rp405,1 triliun.

"Total tambahan belanja dan pembiayaan APBN 2020 untuk penanganan Covid-19
adalah sebesar Rp405,1 triliun," begitu ucap Jokowi dalam keterangan pers
via video conference. 

Berikut adalah beberapa poin penting pernyataan Presiden Jokowi.

1. Dukungan Terhadap Bidang Kesehatan

Terkait dukungan terhadap bidang kesehatan, anggaran Rp75 triliun itu akan
digunakan untuk perlindungan kepada tenaga kesehatan, seperti pengadaan alat
pelindung diri (APD). Anggaran juga akan digunakan untuk pembelian alat-alat
kesehatan yang dibutuhkan seperti alat uji coba, reagen, ventilator, hand sanitizer,
dan lainnya.

Baca Juga : Negara Alokasikan Rp110 Triliun Untuk Perlindungan Sosial

Selain itu anggaran bidang kesehatan juga akan dialokasikan untuk memperbarui
rumah sakit rujukan Covid-19, termasuk Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta. “Insentif
dokter, santunan kematian tenaga medis sebesar Rp300 juta, dukungan tenaga
medis, serta penangan kesehatan lainnya,” tambah Jokowi.

2. Insentif Bulanan Tenaga Medis

Selain memberikan santunan kematian kepada perangkat medis, pemerintah juga


akan memberikan insentif lainnya. "Insentif dokter spesialis Rp15 juta/bulan, dokter
umum Rp10 juta/bulan, perawat Rp7,5 juta/bulan, dan tenaga kesehatan lainnya
Rp5 juta/bulan.

Baca Juga : Jokowi Gelontorkan Rp405 Triliun Tangkal Corona, Ini


Rinciannya

3. Perlindungan Sosial
Prioritas kedua, adalah anggaran untuk perlindungan sosial. “Anggaran
perlindungan sosial akan diprioritaskan untuk keluarga penerima manfaat PKH
[Program Keluarga Harapan] yang naik dari 9,2 juta keluarga menjadi 10 juta
keluarga penerima manfaat,” katanya melalui video conference dari Istana Bogor,
Jawa Barat, Selasa (31/3/2020).

Selain itu negara juga akan menaikan penerima kartu sembako dari sebelumnya
15,2 juta penerima menjadi 20 juta penerima. Bantuan kepada penerima kartu pun
naik sekitar 33 persen, dari Rp150.000 menjadi Rp200.000.

4. Tarif Listrik

Pemerintah juga akan membebaskan biaya untuk pelanggan listrik 400 VA selama 3
bulan ke depan. “Perlu saya sampaikan untuk pelanggan listrik 450 VA, yang
jumlahnya sekitar 24 juta pelanggan akan digratiskan selama 3 bulan ke depan,
yaitu April, Mei, dan Juni 2020,” katanya.

Jokowi menambahkan, bagi pelanggan listrik 900 VA akan mendapatkan


keringanan berupa potongan harga sebesar 50 persen selama periode yang sama.
Saat ini jumlah pelanggan memakai listrik 900 VA sekitar 7 juta pelanggan.

Selain itu pemerintah menambah insentif perumahan bagi masyarakat


berpenghasilan rendah (MBR) hingga 175.000. Pemerintah juga memberikan
dukungan logistik sembako dan kebutuhan pokok dengan alokasi anggaran Rp25
triliun.

5. Naikkan Anggaran Kartu Prakerja

Pemerintah akhirnya menaikkan anggaran Kartu Prakerja dari semula Rp10 triliun
menjadi Rp20 triliun. Sementara itu, jumlah penerima manfaat ditetapkan sebesar
5,6 juta orang dan diutamakan pekerja informal serta pelaku usaha mikro dan kecil.

"Nilai manfaatnya sebesar Rp650.000 sampai Rp 1 juta per bulan selama 4 bulan ke
depan," kata Jokowi. Insentif ini berupa biaya pelatihan sebesar Rp1 juta dan
insentif pascapelatihan sebesar Rp600.000.

6. Pemulihan Ekonomi
Prioritas ketiga Presiden adalah untuk memulihkan ekonomi usai pandemi Covid-19
di Indonesia mereda.Pemerintah akan menanggung PPh 21 atau pajak penghasilan
pekerja pada sektor industri pengolahan dengan penghasilan maksimal Rp200 juta
dalam satu tahun.

Pemerintah juga membebaskan PPh impor untuk 19 sektor tertentu. Hal ini
menyasar Wajib Pajak Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) dan Wajib Pajak
KITE Industri Kecil Menengah.

Pemerintah juga mengurani PPH 25 sebesar 30 persen untuk sektor tertentu KITE
dan Wajib Pajak KITE Industri Kecil Menengah. Tarif PPh badan juga diturukan
menjadi 22 persen untuk tahun 2020 dan 2021 serta menjadi 20 persen mulai tahun
2022.

7. Antisipasi Defisit APBN

Jokowi menjelaskan bahwa perppu ini diterbitkan untuk antisipasi defisit APBN
yang diperkirakan mencapai 5,07 persen. Oleh karena itu pemerintah membutuhkan
relaksasi kebijakan defisit APBN di atas 3 persen.

Namun relaksasi defisit hanya untuk 3 tahun, yakni 2020 hingga 2020. Setelahnya
atau pada 2023 kembali disiplin fiskal maksmial 3 persen.

“Saya mengharapkan dukungan DPR RI, perppu yang baru saja saya tanda tangani
ini akan segera diundangkan dan dilaksanakan dalam waktu secepatnya kami akan
menyampaikan kepada DPR RI untuk mendapatkan persetujuan menjadi undang-
undang,” tutup Jokowi.

8. Nasabah KUR dapar Keringanan Angsuran

Salah satu prioritas penyiapan anggaran untuk dunia usaha dalam rangka pemulihan
ekonomi, selain pengurangan pajak penghasilan (PPh) dan pajak pertambahan nilai
(PPN) sektor tertentu, pemerintah juga berupaya melindungi para pengusaha kecil.

"Penundaan pembayaran pokok dan bunga untuk semua skema [kredit usaha rakyat]
KUR yang terdampak COVID-19 selama 6 bulan," ujar Presiden Jokowi.

9. Bidang non-Fiskal
Presiden Jokowi juga menyampaikan stimulus dalam bentuk non-fiskal. Hal ini
guna menjamin ketersediaan barang yang dibutuhkan, termasuk bahan baku
industri.

"kebijakan non fiskal seperti penyederhanaan Lartas ekspor, Penyederhanaan Lartas


Impor, percepatan layanan proses ekspor-impor melalui National Logistic
Ecosystem," ucap Jokowi.

10. Refokusing dan Relokasi Belanja

Pemerintah tetap melakukan upaya menjaga pengelolaan fiskal yang hati-hati


melalui refokusing dan realokasi belanja untuk penanganan Covid-19, melakukan
penghematan belanja (belanja K/L maupun TKDD) yang tidak prioritas sesuai
perubahan kondisi tahun 2020 - sehingga dilakukan penghematan Rp190 triliun dan
termasuk realokasi cadangan sebesar Rp54,6 triliun.

11. Menyiapkan Perpu

Menurut Jokowi, setelah berbicara dengan Gubernur Bank Indonesia, Ketua


Komisioner OJK, dan Kepala LPS, PERPPU yang akan dikeluarkan Pemerintah
berisikan tiga hal penting.

Pertama, kebijakan dan langkah-langkah luar biasa (extra ordinary) dalam


menyelamatkan perekonomian nasional dan stabilitas sistem keuangan Kedua,
melalui berbagai relaksasi yang berkaitan dengan pelaksanaan APBN 2020, dan
terakhir memperkuat kewenangan berbagai lembaga dalam sektor keuangan. 

"PERPPU juga mengantisipasi kemungkinan terjadinya defisit yang diperkirakan akan


mencapai 5,07 persen," ucap Jokowi. Perpu ini akan segeran ditandangani oleh
Jokowi.
l Berita Peristiwa

Kasus Positif Corona di Indonesia Tembus 90 Ribu


CNN Indonesia | Rabu, 22/07/2020 16:15 WIB

Bagikan :    

Jakarta, CNN Indonesia -- 

Jumlah pasien positif virus corona (Covid-19) bertambah 1.882 kasus per hari ini, Rabu (22/7).
Dengan tambahan itu, total kumulatif positif virus corona di Indonesia mencapai 91.751 kasus.

Dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan, dari jumlah tersebut, 50.255 orang sembuh
dan 4.459 orang lainnya meninggal dunia.

Lonjakan kasus hingga 90 ribu orang ini terjadi hanya kurun 4 bulan sejak pasien positif pertama
diumumkan oleh Pemerintah awal Maret lalu.

Jika melihat sebaran per bulannya, Juli tercatat sebagai bulan dengan penambahan kasus positif
tertinggi. Beberapa kali rekor angka tertinggi kasus positif harian pecah pada bulan ini.

Seperti pada 8 Juli, kasus positif virus corona bertambah 1.853 orang. Sehari kemudian, kasus
positif baru melonjak drastis hingga mencapai 2.657 orang.

Berdasarkan catatan CNNIndonesia.com jumlah tambahan kasus hingga 21 Juli kemarin


berjumlah 33.494 kasus.

Angka itu jauh lebih tinggi ketimbang pertambahan kasus sepanjang Juni 2020, yakni sebanyak
29.912 orang. Sementara Mei 2020 kasus bertambah 16.355 orang, April 2020 bertambah 8.590
orang dan Maret 2020 bertambah 1.528 orang.

Sementara angka pasien sembuh, hingga 21 Juli juga terbilang tinggi. Sejak 1 sampai 21 Juli
terdapat penambahan sebanyak 23.660 orang.

Jumlah ini jauh lebih tinggi ketimbang pertambahan kasus sepanjang Juni yakni sebanyak
17.498 orang. Sementara sepanjang Mei 2020 bertambah 5.786 orang, April 2020 bertambah
1.441 orang, dan Maret 2020 bertambah 81 orang.
Sedangkan angka kematian pasien pada Juli ini juga paling tinggi di antara bulan lainnya.
Terhitung dari 1 sampai 21 Juli, pasien positif yang meninggal sebanyak 1.444 orang.

Sementara pada Juni 2020 pasien meninggal bertambah 1.263 orang. Mei 2020 bertambah 821
orang, April 2020 bertambah 656 orang dan Maret 2020 bertambah 136 orang.

Meski kasus terus bertambah, Pemerintah terus mengampanyekan adaptasi kebiasaan baru di
tengah pandemi virus corona.

Baru-baru ini, Presiden Joko Widodo juga membubarkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan
Covid-19.

Mantan Wali Kota Solo itu kini membentuk Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Tim itu membawahi Satgas Penanganan Covid-19 serta
Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional

Anda mungkin juga menyukai