Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH EVOLUSI

“Pemisahan Pangea, Teori Tentang terjadinya


Kepulauan Indonesia dan Biogeografi ”

DI SUSUN OLEH :

EIREINE INJILIA LIOW

17 507 126

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur di panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena berkat rahmat dan karunia-Nya-lah sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Dan tak lupa ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya di
ucapkan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan
makalah ini. D a l a m m a k a l a h i n i d i b a h a s t e n t a n g “ Pemisahan Pangea,
Toeri Tentang terjadinya Kepulauan Indonesia dan Biogeografi ” ” . Oleh
karena itu penulis berusaha memaparkan tentang materi ini dengan sebaik
mungkin dengan harapan dapat berguna bagi para pembaca.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat


kekurangan oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi perbaikan kekurangan-kekurangan dalam makalah ini.

Tondano, ……. September 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................

DAFTAR ISI....................................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN

a. Latar Belakang...........................................................................................................
b. Rumusan Masalah......................................................................................................
c. Tujuan

BAB II : PEMBAHASAN

A. Masa Pengea..............................................................................................................
B. Pemisahan Pangea Laurasia dan Gondwana..............................................................
C. Sejarah Terbentuknya Kepulauan Indonesia.............................................................
D. Biogeografi................................................................................................................

BAB III : PENUTUP

a. Kesimpulan................................................................................................................
b. Saran..........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sejarah perkembangan planet bumi sekitar 65 juta tahun lalu,
Laurasia merupakan moyang benua-benua yang saat ini letaknya di sebelah utara
ekuator (belahan bumi utara), meliputi Eurasia, Amerika Utara, dan pulau-pulau
kecil disekitarnya. Adapun Gondwana merupakan moyang kepada benua-benua di
belahan bumi selatan, meliputi Amerika Selatan, Afrika, Sub Benua India,
Australia, dan Antartika, hingga terbentuknya benua-benua yang kita saksikan
saat ini. Kerak bumi atau lapisan bumi bagian atas, pada dasarnya terdiri atas
kerak samudera dan kerak benua. Kedua kerak ini bukanlah sesuatu yang kaku
dan diam, tetapi terus bergerak aktif mengalami pergeseran hingga saat ini.
Teori Pangea dan Gondwana adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa
jutaan tahun lampau, semua bergabung dalam daratan besar yang disebut Pangea.
Kemudian, karena satu alasan yang belum diketahui pasti, benua-benua tersebut
pecah dan mulai hanyut dalam arah yang berlawanan. Ternyata sejak zaman dulu,
permukaan bumi yang diam ini telah mengalami perjalanan atau pergeseran yang
jauh dari bentuk asalnya. Diantara para ilmuan yang memberikan gagasan tentang
adanya pergesaran bumi yaitu Antonio Snidar-Pellegrini yang mengamati benua
Afrika dan Amerika Selatan merupakan benua yang pernah Bersatu. Seorang ahli
ilmu cuaca dari Jerman yang bernama Alfred Weneger (1912), dalam teorinya
yang terkenal yaitu teori pengapungan benua (Continental Drift Theory)
mengemukakan bahwa 225 juta tahun lalu, bumi baru ada satu benua dan
samudera yang maha luas. Benua raksasa itu dinamakan Pangea, sedangkan
Kawasan samudera yang mengapitnya dinamakan Panthalassa. Sedikit demi
sedikit Pangea mengalami retakan menjadi dua benua yaitu, Laurasia dan
Gondwana.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya
adalah: bagaimana masa Pangea dan terbentuknya kepulauan di Indonesia?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui bagaimana pemisahan Pangea, dan bukti apa yang menguatkan
hipotesis tersebut.
2. Memahami mengapa Indonesia menjadi daratan yang terpecah-pecah menjadi
pulau-pulau seperti saat ini.
3. Memahami kaitan biogeografi dengan evolusi.
4. Mengetahui pola distribusi flora dan fauna masa kini.
BAB II
ISI

A. Masa Pangea
Pangea atau Pangaea adalah super benua yang ada selama era akhir
Paleozoikum dan awal Mesozoikum, terbentuk sekitar 300 juta tahun yang lalu.
Mulai retak sekitar 200 juta tahun yang lalu, sebelum komponen benua dipisahkan
menjadi konfigurasi mereka saat ini. Lautan global tunggal yang dikelilingi
Pangea yang sesuai bernama Panthalassa. Nama Pangea berasal dari Yunani Kuno
yang berarti, (πᾶν) pan "seluruh" dan Gaia (Γαῖα) yang berarti "bumi." Nama itu
diciptakan pada simposium 1.927 dibahas Alfred Wegener teori pergeseran benua.
Dalam bukunya The Origin of Continents and Oceans (Die Entstehung der
Kontinente und Ozeane), pertama kali diterbitkan pada tahun 1915, ia menduga
bahwa semua benua pada satu waktu pernah membentuk super benua tunggal
yang ia sebut "Urkontinent", sebelum kemudian putus dan hanyut ke lokasi
mereka saat ini.

Benua Pangea Terpecah Menjadi Beberapa Benua di Dunia Banyak


ilmuwan yang percaya bahwa Bumi terbentuk bersamaan dengan terbentuknya
Tata Surya. Umur Bumi diperkirakan sekitar 4,5 Milyar tahun, batu tertua yang
pernah ditemukan berusia 4,3 milyard tahun. Awal terbentuknya Samudera besar
di bumi ini juga di pengaruhi oleh Pangea. Setelah perpisahan (partisi pangea)
tersebut muncullah samudera yang diperkirakan terbentuk 180-200 juta tahun
yang lalu yaitu Samudera Atlantik tengah antara barat laut Afrika dan Amerika
Utara serta
Samudera Hindia barat daya antara Afrika dan Antartika. Jadi sangat dimungkinkan
bila ini terus terjadi, maka bumi (benua) kita ini sedang dalam proses untuk
menjadi "pangea" selanjutnya, karena bukti bukti penelitian memang
menunjukkan hal tersebut. Jadi kurang lebih 250 tahun lagi. Bumi ini bisa jadi tak
berbentuk lagi seperti sekarang ini demikian penilitian yang di lakukan pihak
NASA (Pangea Ultima).

Selain membentuk Samudera, karena teori nya dulu benua kita saling
terhubung, maka saat benua ini terpecah pecah menjadi sekarang ini, juga
membawa karakteristik vulkanis yang serupa, seperti terbentuknya "ring of fire"
atau cincin api yang melingkar dari Peru, terus memanjang hingga ke Meksiko,
sepanjang pantai timur Amerika (los angeles), Alaska, Jepang, lalu Piliphina,
Indonesia, kepulauan di Pasifik, dan berakhir di Selandia baru

Benua atau continent adalah daratan yang sangat luas. Seringkali satu
daratan luas disebut sebagai benua karena memiliki ciri khusus. Karena perbedaan
ciri-ciri ini baik secara geografi dan geologi, maka pembagian benua di dunia ini
ada yang menyebutkan 4 benua ada yang menyebutkan 7 benua. Benua-benua
yang ada saat inipun jumlahnya bisa berbeda-beda tergantung manamana saja
yang dikelompokkan. Superbenua Pangea merupakan benua tua yang ada pada
225 juta tahun lalu. Benua Pangea ini merupakan hasil rekonstruksi benua-benua
yang ada saat ini yang dikembalikan menjadi satu superbenua yang terdiri atas
kerak-kerak benua. Pangaea atau Pangea (pan berarti keseluruhan, seluruh dan
gaia berarti Bumi dalam Bahasa Yunani Kuno) adalah Superbenua yang sangat
besar pada zaman Paleozoikum dan Mesozoikum sekitar 250-225 juta tahun
yang lalu, sebelum akhirnya terbelah atau terpecah menjadi beberapa potong
benua atau lempeng lalu menyebar ke seluruh permukaan bumi. Banyak teori
yang menjelaskan “berkumpulnya” kembali benua-benua ini setelah sebelumnya
terapung-apung. Teori lempeng tektonik ini juga mengenal semacam siklus
pergerakan benua-benua ini yang terpisah-berkumpul-terpisah yang terjadi
berulang-ulang.
B. Pemisahan Pangea menjadi Laurasia dan Gondwana
1. Masa Laurasia dan Gondwana
Teori pangea dan gondwana adalah sebuah teori yang menyatakan bahwa
jutaan tahun yang lampau, semua benua bergabung dalam satu daratan besar
yang disebut Pangea. Lapisan bumi yang tersusun dari berbagai proses secara
sedemikian rupa, nampaklah bagian-bagian yang di antaranya bagian terluar
yang keras dan bagian bawah yang relatif cair. Kita merasakan seolah-oleh
permukaan bumi sesuatu yang kaku dan diam (tidak bergerak). Ternyata sejak
zaman dulu, permukaan bumi yang diam ini telah mengalami perjalanan atau
pergeseran yang jauh dari bentuknya semula. Di antara para ilmuwan yang
memberikan gagasan tentang adanya pergeseran di bumi yaitu Antonio Snidar
– Pellegrini yang mengamati benua-benua Afrika dan Amerika Selatan
merupakan benua yang pernah bersatu.
Seorang ahli ilmu cuaca dari Jerman yang bernama Alfred
Wegener (1912), dalam teorinya yang terkenal yaitu teori pengapungan
benua (Continental drift theory) mengemukakan bahwa sampai sekitar 225 juta
tahun lalu, di bumi baru ada satu benua dan samudra yang maha luas. Benua
raksasa ini dinamakan pangea, sedangkan kawasan samudera yang
mengapitnya dinamakan panthalassa.
Sedikit demi sedikit pangea mengalami retakan-retakan dan pecah. Sekitar
135 juta tahun yang lalu, benua raksasa tersebut pecah menjadi dua, yaitu pecahan
benua di sebelah utara dinamakan Laurasia dan di bagian selatan
dinamakan gondwana. Hipotesis tentang pemisahan Pangea menjadi Laurasia
dan Gondwana yaitu adanya meteor jatuh diujung Amerika Selatan, sehingga
bumi hilang keseimbangan dan terjadilah pengeseran benua Pangea. Kedua
benua itu dipisahkan oleh jalur laut sempit yang dinamakan Laut Tethys. Sisa
Laut Tethys pada saat ini merupakan jalur cebakan minyak bumi di sekitar
laut- laut di kawasan Timur Tengah. Baik Laurasia maupun Gondwana
kemudian terpecah-pecah lagi menjadi daratan yang lebih kecil dan bergerak
secara tidak beraturan dengan kecepatan gerak berkisar antara 1 – 10 cm
pertahun (coba kalian lihat teori tektonik lempeng). Dalam sejarah
perkembangan planet bumi, sekitar 65 juta tahun lalu, Laurasia merupakan
cikal bakal benua-benua yang saat
ini letaknya di sebelah utara ekuator (belahan bumi utara), meliputi Eurasia,
Amerika Utara, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Adapun Gondwana
merupakan cikal bakal benua-benua di belahan bumi selatan, meliputi Amerika
Selatan, Afrika, Sub benua India, Australia, dan Antartika, hingga terbentuklah
benua-benua yang kita saksikan saat ini.

Gambar 2. Masa Laurasia dan Gondwana


(Wisnu, 2017)
2. Bukti-bukti tentang pemisahan Pangea menjadi Laurasia dan Gondwana
a. Batuan di Afrika Barat mirip dengan batuan di Amerika Selatan sebelah
timur

b. Bentuk teluk Afrika setangkup dengan Amerika Selatan dekat Guyana


dan Brasil

c. Bukti Fosil :

Tabel 1. Beberapa jenis fosil yang ditemukan di Daerah Gondwana

Jenis Daerah
Notropik Afrika India Australia Antartika
Glossopteris Permian Permian Permian Permian Permian
(paku-pakuan) Trias Trias Trias Trias Trias
Lystrosaurus - Permian Permian Permian Permian
(reptilia) Trias Trias Trias Trias
Mesosaurus Permian Permian - - -
(reptilia) Trias Trias
C. Sejarah Terbentuknya Daratan
1. Pengertian Daratan

Daratan adalah bagian dari permukaan bumi yang tidak digenangi air.
Wilayah yang termasuk daratan meliputi pegunungan, perbukitan, dataran, dan
lembah. Bumi banyak mengandung air. Permukaan daratan pun ada yang
tergenang air dan ada yang kering. Bagian daratan yang kering adalah padang
pasir, dataran rendah, dataran tinggi, dan pegunungan. Bagian daratan yang
tergenang air, misalnya rawa, danau, dan sungai.

2. Pembentukan Daratan
Proses terbentuknya daratan tidak lepas dari proses terbentuknya planet
bumi yang merupakan salah satu benda langit yang terbentuk dari
awan/gas/asap langit kemudian bumi itu berupa bintang yang sangat kecil
karena proses tekanan antar material pembentuk yang mempunyai tekanan
(gravitasi) kearah memusat (inti bumi) sehingga menimbulkan pijaran panas
memancar dilangit.
Kemudian saat melewati beberapa proses benda langit yang akhirnya
diketahui bernama bumi (yang saat itu masih berupa bola pijar) mulai
mendingin karena suhu ruang langit sangat dingin, karena jaraknya jauh dari
sumber panas (matahari), maka bumi yang termasuk jauh dari matahari dan
menerima kualitas panas Matahari lebih rendah daripada planet yg lebih dekat,
sehingga lebih dulu mendingin dan membeku menjadi es, bagian luar (kulit)
bumi membentuk dasar tanah, air & atmosfer (terjadi karena siklus alam).
Selanjutnya mengalami (siklus) gejolak dari inti bumi yang mengarah keluar
ke permukaan bumi (gunung berapi) atau membentuk aktivitas vulkanik &
tektonik dari gunung berapi pada dasar tanah yang baru terbentuk itu.
Aktivitas inti bumi menimbulkan banyak terbentuk gunung berapi yang
memancarkan meterial dari inti bumi membentuk tanah daratan, sehingga dasar
tanah dan tanah daratan yang terbentuk selama proses aktivitas planet bumi
(siklus tanah bumi) akan menimbulkan lempeng benua. Relief tanah lempeng
benua terbentuk karena siklus alam, tanah mempunyai jenis, berat, masa jenis
&
kandungan material yang berbeda dan menekan ke inti bumi (gravitasi bumi)
menimbulkan tekanan besar menghasilkan panas inti bumi.
Bentuk relief daratan lempeng benua sebagian besar terbentuk karena
proses siklus hidrologi global dalam jumlah besar (pada masa itu terjadi banjir
gadang berupa air bah yang menutupi permukaan planet bumi karena es
mencair dalam jumlah besar) sehingga 2/3 lebih permukaan bumi hampir
ditutupi oleh air yang seperti pada samudera altantik utara ke selatan telah
mengikis memotong tanah antara benua Amerika, Eropa & Afrika dalam
jumlah sangat besar yang bentuknya seperti bentuk pola aliran sungai raksasa.
Pada akhirnya relief lempengan daratan benua terbentuk, karena bergeser
membentuk pecahan benua. Daratan seperti yang kita kenal bentuknya seperti
sekarang ini kemungkinan untuk berubah lagi (secara extrim) sangat kecil
karena bobot lempengan tanah daratan benua sangat berat & tekanannya ke inti
bumi sangat kuat, dan pergeserannya sangat kecil.

D. Terbentuknya Kepulauan di Indonesia


1. Kepulauan Indonesia Berasal dari Benua Gondwana

Kira-kira 250 juta tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di Bumi
merupakan satu massa daratan yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-
kira dua ratus juta tahun yang lalu selama Periode Trias, Pangea terpecah
menjadi dua benua besar yaitu Laurasia, yang sekarang terdiri dari Amerika
Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia Timur; dan Gondwana yang
terdiri dari Amerika Selatan, Afrika, India, Australia dan bagian Asia lainnya.
Bagian-bagian dan dua benua besar ini kemudian terpecah-pecah, hanyut dan
bertubrukan dengan bagian lain.
Gambar 3. Ilustrasi pergerakan benua Pangea
(Encyclopedia Britanica, 2016)

Interpretasi yang terbaru didasar kan pada distribusi berbagai pecahan


yang disebut "terranes", yang memiliki sejarah geologi yang berlainan. Untuk
menentukan letak Jawa dan Bali dengan tepat pada peta Pangea hampir
mustahil. Pertama, karena penanggalan terhadap batuan sangat sedikit. Kedua
karena mungkin bentuk jawa tidak ada sebelum Kala Miosen, dan Bali
barangkali baru muncul di atas permukaan laut kira-kira tiga juta tahun yang
lalu.

Gambar 4. Ilustrasi Paparan sunda


(Merbabu, 2018)
Secara geologi, Paparan Sunda adalah landas kontinen perpanjangan
lempeng benua Eurasia di Asia Tenggara. Massa daratan utama antara
lain Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa, Madura, Bali, dan pulau-pulau
kecil di sekitarya. Area ini meliputi kawasan seluas 1,85 juta km 2. Kedalaman
laut dangkal yang membenam paparan ini jarang sekali melebihi 50 meter,
dan kebanyakan hanya sedalam kurang dari 20 meter, hal ini mengakibatkan
kuatnya erosi dasar laut akibat gelombang laut. Tebing curam bawah laut
memisahkan Paparan Sunda dari kepulauan Filipina, Sulawesi, dan
Kepulauan Sunda Kecil.

Secara biogeografi, kawasan ini dikenal sebagai Sundaland atau


Tanah Sunda, sebuah istilah yang merujuk kepada bentang daratan lempeng
benua dan landas kontinen di Asia Tenggara yang merupakan dataran di atas
permukaan laut ketika permukaan laut jauh lebih rendah pada zaman
es terakhir. Tanah Sunda termasuk Semenanjung Malaya, Kepulauan Sunda
Besar termasuk Kalimantan, Sumatra, dan Jawa, serta laut dangkal di
sekitarnya, yaitu Laut Jawa, Selat Malaka, Selat Karimata, Teluk Siam, dan
bagian selatan Laut China Selatan.

Paparan ini terbentuk akibat aktivitas vulkanik beribu-ribu tahun dan


erosi massa benua Asia, serta terbentuknya konsolidasi runtuhan batu di
pesisir seiring naik dan turunnya permukaan laut. Lautan di antara pulau-
pulai ini relatif stabil berupa dataran purba yang bercirikan rendahnya
aktivitas gempa, anomali gravitasi isostatik yang rendah, serta tanpa adanya
aktivitas gunung berapi, kecuali bagian pulau Sumatra, Jawa dan Bali yang
terhubung dengan paparan Sunda, yang termasuk kawasan
geologi muda sistem orogenik Pelengkung Sunda (atau Sistem
Pegunungan Sunda). Pada zaman es, permukaan laut turun, dan kawasan
luas Paparan Sunda terbuka dan muncul di atas permukaan air dalam bentuk
dataran rawa yang amat luas. Naiknya permukaan air laut pada saat
gelombang es di kutub mencair sebanyak
14,6 sampai 14,3 kbp menaikan permukaan laut setinggi 16 meter dalam jangka
waktu 300 tahun, akibat naiknya permukaan air laut sehingga dan terkikisnya
daratan mengkakibatkan dataran Paparan sunda sebagian ternggelam ke lautan
dan menyisakan daratan yang menjadi kepulauan Indonesia.

2. Kepulauan Indonesia Terbentuk dari Dasar Laut

Kepulauan Indonesia berkaitan erat dengan perkembangan tektonik


kepulauan yang berasal dari proses lempeng tektonik. Berdasarkan
klasifikasinya, kepulauan Indonesia terbentuk dari tiga hasil pergerakan
lempeng besar, yaitu lempeng Pasifik di sebelah barat,
lempeng samudera Hindia di sebelah selatan dan lempeng Asia di sebelah
utara. Aktifitas lempeng besar tersebut telah terjadi sejak zaman Neogen atau
sekitar
50 juta tahun yang lalu dan hingga sekarang ketiga lempeng tersebut masih aktif
yang seringkali menyebabkan adanya guncangan gempa bumi yang berskala
ringan hingga berat. Maka dari itu, kepulauan Indonesia terletak pada jalur
lempeng samudera dan benua dimana lempeng-lempeng tersebut beraktifitas
layaknya ban berjalan atau convetor belt dan lempeng-lempeng tersebut
dipisahkan oleh adanya suatu batas lempeng yang sifat pergerakannya adalah
konvergen atau saling bertumbukan dan divergen atau sebar pisah. Akibat dari
aktifitas lempeng tersebut maka tidak mengherankan jika kepulauan Indonesia
sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi dimana dari dua
aktifitas alam ini menyebabkan beberapa hal, yaitu: Terbentuknya pulau-pulau
baru; Adanya deformasi atau perubahan struktur geomorfologi di sejumlah
wilayah Indonesia; Adanya likuifaksi (tanah ambles) dan pergeseran tanah;
dan Adanya perubahan topografi permukaan wilayah di Indonesia.

Menurut pengertian tektonik lempeng, semua kerak bumi merupakan


suatu lempeng yang bersifat kaku terhadap satu dengan lainnya di atas suatu
cairan yang plastis dimana masing-masing lempeng tersebut bergerak menjauh
dari pusatnya sehingga terjadinya kemunculanyang berada di tengah samudera
atau dengan kata lain mid oceanic ridge dan kemudian menyusup ke bawah
lempeng lainnya melalui suatu jalur pembengkokan atau subduction zone atau
bergeser terhadap lempeng lainnya dengan dibatasi oleh sesar mendatar atau
transfault form dengan kecepatan relatif 10 cm/th. Sehingga proses
pembentukan
kepulauan Indonesia dapat terlihat pada pemunculan beberapa pulau yang ada di
sepanjang Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

E. Hipotesis tentang pergeseran benua


1. Pengeseran Benua

Penjelasan Teori Pergeseran Benua Secara Detail – Benua adalah suatu


daratan yang sangat luas yang berada di atas permukaan bumi. Ada sekitar lima
benua yang ada di dalam bumi kita, di antaranya adalah benua Eropa, Asia,
Afrika, Australia, dan Amerika. Apabila kita perhatikan, bentuk – bentuk
benua tersebut seperti sebuah puzzle yang saling terpisah.

Pada tahun 1912, seorang ilmuan yang bernama Alfred Lothar Wegene
mengemukakan sebuah teori tentang pengapungan dan pergeseran benua
(Continental Drift) dalam bukunya yang berjudul The Origin of Continent and
Oceans (1912). Di dalam bukunya tersebut, dia mengemukakan bahwa benua –
benua yang ada tersusun dari batuan – batuan sial yang mengapung pada
batuan
– batuan sima yang memiliki berat jenis lebih besar.

Ia menjelaskan bahwa Pada awalnya bumi memiliki sebuah daratan


yang sangat luas yang disebut dengan Pangaea (semua daratan). Pangaea ini
dikelilingi oleh lautan luas yang disebut Panthalassa (semua lautan).
Kemudian,
200 juta tahun yang lalu Pangaea tersebut pecah menjadi dua bagian, yaitu
Laurasia dan Gondwana. Laurasia adalah dataran yang menjadi cikal bakal
daratan sebelah utara bumi, sedangkan Gondwana adalah cikal bakal daratan di
bagian selatan bumi. Bagian – bagian yang pecah tersebut kemudian dikenal
sebagai benua. Setelah itu, benua – benua tersebut bergerak saling menjauh
menuju tempat – tempat seperti yang bisa kita lihat saat ini. Pergerakan
tersebut menuju ke arah khatulistiwa dan juga ke arah barat.

Namun, Alfred Lothar Wegene hanya mengemukakan hipotesa


pengapungan dan pergeseran benua. Dia tidak bisa menjelaskan mengapa
benua tersebut bisa bergeser. Hal ini membuat sebagian ilmuan menerima
hipotesa ini, tetapiPsebagian besar ilmuan lainnya tidak bisa
membanyangkan bagaimana
bisa suatu massa benua yang lebih besar dapat mengapung dan bergeser di atas
permukaan bumi yang padat ini. Para ilmuan yang tidak setuju beranggapan
bahwa gaya yang bekerja pada bumi adalah gaya vertikal, sehingga gaya
tersebut tidaklah mungkin mampu menyebabkan daratan yang sangat besar
(Pangaea) tersebut pecah dan terpisah.

Pada masa itu, Wegener belum bisa menyajikan bukti – bukti yang kuat
untuk medukung hipotesanya. Dia hanya mampu memberikan bukti – bukti
yang berupa kesamaan fosil – fosil pada setiap benua, kesamaan garis pantai,
dan kesamaan struktur dan batuan pada setiap benua. Tetapi, tetapa saja bukti –
bukti tersebut belum bisa menyakinkan para pengkritik terhadap hipotesanya
karena dia tetap tidak bisa menjelaskan dan meyakinkan para ahli lainnya
bahwa gaya utama yang bekerja pada permukaan bumi adalah bukan gaya
vertikal tetapi gaya lateral.

Setelah misteri ini tidak terjawab selama berabad – abad, barulah


seorang ahli muncul dan memberikan jawaban atas keraguan ini, dia bernama
Harry Has. Seorang ahli yang bisa menjelaskan bagaimana bisa permukaan
yang sangat luas itu pecah dan bergeser menjadi benua – benua yang lebih
kecil dengan sangat jelas dan rasional. Harry Hass menjelaskan bahwa
Pangeaea pecah dan menjadi benua – benua yang kecil karena arus konveksi
yang berasal dari inti bumi yang amat sangat panas. Arus konveksi ini
menyebabkan lempeng-lempeng bumi saling bertabrakan, sehingga
menyebabkan peristiwa Konvergen, Divergen dan Sesar. Pergerakan
lempengan – lempangan bumi yang saling bertubrukan itu mengakibatkan
Pangeaea pecah dan menjadi beberapa daratan yang lebih kecil yang disebut
sebagai benua – benua yang ada pada saat ini, yaitu benua Eropa, Amerika,
Afrika, Asia, dan Australia.

Meskipun begitu, Alfred Lothar Wegene tetap berjasa karena


hipotesisnya tersebut menajadi tongak awal toeri tentang pergeseran benua dan
mendorong para ilmuan – ilmuan lain untuk memecahkan misteri yang belum
terselesaikan di dalam hipotesisnya. Bukti – Bukti Teori Pergeseran Benua:
a. Adanya kesamaan garis pantai antara benua Amerika pada bagian utara
dan benua Afrika pada bagian barat.
b. Adanya kesamaan fosil di daerah – daerah yang diduga pernah menjadi
satu.
c. Adanya kesamaan struktur tanah dan bebatuan pada daerah – daerah yang
diduga pernah menyatu.

Sejarah Pembentukan Bumi Munculnya teori pergeseran benua yang


dikemukakan oleh Alfred Wegener telah membawa perdebatan dikalangan
para ahli untuk mengadakan penyelidikan lebih mendalam. Pendapat
Wegener telah menggeser teori kontraksi.

a. Teori Apungan Benua oleh Alfred Wegener (1910)


Menurut Wegener benua-benua ini terdiri atas batuan sial
(silicium dan alumunium) terapung-terapung pada lapisan sima (silicium
dan magnesium) yang berat jenisnya lebih besar. (berat jenis lapisan sial
sama dengan 2,8 dan lapisan sima sama dengan 3,2). Benua itu bergerak
menuju equator dan kebarat. Bukti benua bergeser ada beberapa bukti,
misalnya Grendland menjauh jaraknya dari Eropa tiap tahun bertambah
36 meter, dan Amerika Utara betambah 0,32 meter tiap tahun. Alfred
Wegener mengatakan bahwa seluruh kontinen yang ada sekarang
dulunya bersatu, disebut namanya benua Pangea. Pada akhir zaman
karbon (kurang lebih
300 juta tahun yang lalu) Amrika Utara masih bersatu dengan kontinen
Eurasia dan Amerika Selatan bergabung denagn kontinen Afrika. Benua-
benua dibelahan bumi selatan seperti Australia dan Antartika juga bersatu
dengan masa benua tersebut diatas.Selama zaman jura dan tersier benua
Pangea mulai terbagi-bagi. Sebagian dari kontinen bergerak ke barat dan
sebagian lagi bergerak kearah Equator. Selam periode cretaceous
Amerika Selatan dan Afrika masingmasing mulai terpisah serta begerak
sendiri- sendiri ibarat gunung es yang pecah lalu berpisah sehingga
terbentuklah lautan Atlantik
b. Teori Kontraksi oleh Descartes
Menurut Descartes, bumi mengalami penyusutan dan pengerutan
karena pendinginan, sehingga terbentuk pegunungan dan lembah. 3.
Teori Edward Suess Menurut Suess, bumi terbentuk tidak karena bencana
alam kecuali daerah seismik karena bumi merupakan benua yang stabil.
4. Teori James Dana Dana mengatakan bahwa pemandangan alam (bumi)
tebentuk karena adanya proses pelapukan dan erosi.
2. Perkembangan Muka Bumi (Pangea dan Godwana)

Menurut para ahli geologi, sebenarnya pelebaran alur-alur dasar


samudra, gerakan-gerakan benua, pola seismik dunia, dan pola kegiatan
vulakanik merupak bagian dari satu desakan energi dari perut bumi. Pemukaan
planet bumi terdiri dari enam bentangan besar lempeng benua yang bersifat
keras, tetapi sebenarnya tipis bila dibandingkan dengan ukuran bola bumi.
Ukuran lempeng yang paling tebal pada benua-benua itu tidak mencapai 150
km. Lempeng-lempeng benua itu tidak diam melainkan bergerak. Benua Asia
terdiri dari tiga lempeng benua yang besar, yaitu Eurasia, Fasifik, dan India.
Eurasia meupakan lempeng yang paling besar dan relatif statis, sedangkan
lempeng Pasfik dan India terus menerus bergerak, menggeser ke arah Barat
Laut (Pasifik) dan Utara (India). Gerakan-gerakan yang saling “tabrakan” ini
menghasilkan jajaran pulau-pulau dan jajaran pegunungan seperti pegunungan
Himalaya. Hal- hal penting tentang gerakan benua adalah sebagai berikut:

1. Gerakan-gerakan lempeng tektonik terus menerus terjadi dan menciptakan


berbagai perubahan dipermukaan bumi.
2. Sumber gerakan ini ialah arus yang disebakan oleh panas bumi. Arus ini
terjadi dalam batuan padat tetapi kenyal didalam lapisan astenosfer selubung
bumi.
3. Lempeng tektonik dapat meleleh waktu mendekati kulit bumi dan keluar
lewat gunung api, celah-celah, atau retakan seperti yang terjadi pada
pematang Atlantik tengah. Sambil meninggalkan retakan dasar samudra,
batuan yang meleleh membentuk dasar baru di laut.
4. Dasar batuan yang meleleh mendesak maju kebagian kerak bumi yang lebih
tua. Kalau bagian kerak bumi seperti itu bertemu diujung maka benturan itu
menyebabkan gempa. Inilah yang terjadi didalam laut Ameika Selatan. Satu
bagian bumi didorong masuk ke selubung untuk meleleh kembali, bagian
lainnya didorong keatas sehinnga membentuk pematang.
5. Teori gerakan lempeng tektonik banyak kaitannya dengan persebaran
gunung api dimuka bumi dan terjadinya gempa bumi. Sejak tahun 1900-an
para ahli geologi telah mengetahui bahwa kerak bumi bagian luar
mengapung diatas lapisan yang lunak. Akan tetapi teori mengapung dan
bergeraknya kerak bumi baru dipublikasikan secara luas pada tahun 1960.

F. Biogeografi
1. Pengertian Biogeografi

Biogeografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari makhluk


hidup dan geografi, dalam penyebaran atau distribusi makhluk hidup di bagian
bumi termasuk asal dan cara penyebarannya. Penyebaran makhluk hidup
dibedakan atas penyebaran hewan dan tumbuhan. Organisme yang dipelajari
mencakup organisme yang masih hidup dan organisme yang sudah punah.
Faktor-faktor lingkungan seperti suhu, curah hujan, jenis tanah dan topografi
sangat mempengaruhi pola distribusi dari suatu makhluk hidup.

Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penyebaran


organisme di muka bumi. Biogeografi terbagi atas: Zoografi (Biogeografi
Hewan) dan Fitografi (Biogeografi Tumbuhan). Studi tentang penyebaran
spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies berasal dari satu tempat, namun
selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut mengadakan
diferensiasi selanjutnya menjadi subspesies baru dan spesies yang cocok
terhadap daerah yang ditempatinya.

Salah satu dasar mempelajari biogeografi adalah bahwa setiap hewan


dan tumbuhan muncul atau mengalami evolusi sekali saja pada masa lampau.
Suatu tempat tertentu asal suatu jenis disebut pusat asal usul. Orang yang
pertama kali mengemukakan adanya hubungan antara makhluk hidup dengan
daerah/ wilayah
tertentu di permukaan bumi adalah Alfred Russel Wallace. Pada tahun 1800-an ia
menerbitkan buku yang mengungkapkan adanya pola penyebaran makhluk
hidup di bumi. Wallace membagi bumi menjadi 6 wilayah biogeografi karena
masing-masing wilayah memiliki tumbuhan dan hewan yang khas dan unik.

2. Biogeografi Menurut Para Ahli

Alfred Russel Wallace ialah Orang yang pertama kali mengemukakan


bahwa adanya hubungan antara makhluk hidup dengan daerah atau wilayah
tertentu di permukaan bumi. Pada tahun 1800-an Alfred Russel Wallace
menerbitkan buku yang mengungkapkan tentang adanya pola penyebaran
makhluk hidup di bumi. Alfred Russel Wallace membagi membagi bumi
menjadi 6 wilayah biogeografi karena pada masing-masing wilayah memiliki
tumbuhan dan juga hewan yang khas serta unik. Setiap wilayah geografis itu
tersebut memiliki rintangan berupa kondisi alam yang berbeda sebagai hasil
dari penyatuan ataupun pemisahan benua pada masa silam. Akibat dari adanya
rintangan tersebut, makhluk hidup terhalang akan dan juga tidak dapat
melakukan penyebaran ke daerah di seberangnya. Alfred Russel Wallace sejak
tahun 1858 telah menyadari bahwa perubahan-perubahan geologi yang terjadi
di wilayah Indonesia pada bagian tengah ini dan juga implikasinya kepada
penyebaran fauna.

Alfred Russel Wallace, Ilmu Biogeografi lahir di Indonesia, Pada


saat ketika ia menulis sebaris kalimat pada Henry Bates, “I believe the western
part to be a separated portion of continental Asia, the eastern the fragmentay
prolongation of a former Pacific continent.” (Alfred Russel Wallace, 1858).

Tahun 1910, tiga tahun sebelum Wallace meninggal, didalam bukunya


“The World of Life” (Chapman and Hall, London), Alfred Russel Wallace
menggeser garisnya pada sektor Sulawesi yang lebih ke timur lagi sebab di
Sulawesi Barat masih terdapat cukup dominan ditemukan fauna-fauna Asia.
3. Ruang Lingkup Biogeografi

Persebaran hewan dan tumbuhan di permukaan bumi/ persebaran spesies


berdasarkan pada tempat beradaptasinya dengan lingkungannya. Mengenai
masalah keanekaragaman jumlah spesies telah diketahui bahwa kebanyakan
daerah iklim sedang terdapat sekitar 50 spesies pohon dan semak per hektar lahan
hutan. Bahkan di Amerika Utara bagian timur yang sering mempunyai spesies
yang nisbi lebih banyak, ditemukan sekitar 100 atau 150 spesies per hektar.

Di hutan tak Ranggas di baruh tropika dapat ditemukan 750 spesies atau
lebih dalam tiap hektarnya. Dalam jumlah terbanyak di hutan Asia tropika. Di
daerah yang keranekaragaman spesies tumbuhannya besar, disitu sering terdapat
jumlah spesies hewan yang besar pula. Hal ini disebabkan karena dengan cara
yang bagaimana pun, setiap spesies hewan mungkin tergantung pada sekelompok
spesies tumbuhan tertentu untuk makanan dan kebutuhan lainnya. Untuk spesies
serangga yang hidup dari pohon, dapat dilihat bahwa jumlah spesies serangga
dalam komunitasnya lebih erat hubungan dengan banyaknya genus (marga)
tumbuhan yang ada (walaupun tidak dengan jumlah spesies tumbuhan).

Para pakar biogeografi ekologi dan sejarah mempelajari distribusi


organisme masa silam dan masa sekaran untuk menentukan mengapa spesies
terdapat di daerah-daerah tertentu. Distribusi organisme telah dipengaruhi secara
kuat oleh posisi benua-benua terdahulu dan juga oleh sawar (rintangan) masa
sekarang sampai ke penyebarannya. Sejumlah spesies dalam suatu daerah
merupakan hasil dari keseimbangan antara imigrasi spesies baru dan kepunahan
speisies yang telah ada. Daerah tropik mengandung lebih banyak spesies
taksonomi (sistem klasifikasi khusus dalam dunia tumbuhan dan hewan) dari pada
didaerah iklim sedang atau daerah-daerah artik demikian pula pulau-pulau
mengandung jauh lebih sedikit spesies dibandingkan dengan benua-benua.
Sebagian besar bioma bumi berasal dari bentuk-bentuk iklim tertentu yang
mempengaruhi produktivitas ekologi, bentuk-bentuk kehidupan tumbuhan dan
interaksi antar spesies.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Hipotesis tentang pemisahan Pangea menjadi Laurasia dan Gondwana adalah,
adanyameteor jatuh di ujung Amerika Selatan, sehingga bumi hilang
keseimbangan danterjadilah pergeseran Pangea menjadi Laurasia dan
Gondwana. Laurasia terdiri atassebagian Asia, Eropa, dan Amerika Utara,
sedangkan Gondwana terdiri atas Antartika,Australia, Neotropik, dan sebagian
Asia Selatan. Serta terbentuknya Tethys I.
2. Menurut teori Wegener, Indonesia menjadi daratan yang terpecah menjadi
pulau-pulauseperti saat ini karena terjadi pemisahan Pangea akibat dari
patahan, sehingga daratansebelah atas bergeser, terbentuklah samudera
Atlantik. Kemudian daerah patahan akannaik membentuk lipatan kulit bumi
yang akan menjadi gunung. Jika paparan terpisah,maka terjadi konvergensi di
bagian tertentu. Pemisahan ditimbulkan oleh gempa dilapisan terbawah karena
adanya kontak antara dua paparan. Dua paparan yang terapunglalu
bertubrukan, biasanya salah satu paparan tenggelam dan menabrak lapisan
lithosferdari paparan lainnya dan bagian tersebut menjadi cair (magma).
Paparan dapat pulaterpisah karena retakan tanah turun pada salah satu sisinya,
lalu terpisah satu sama lain.
3. Biogeografi memiliki kaitan yang erat dengan evolusi.
Studi biogeografis memperlihatkan bahwa suatu spesies baru muncul pada satu
tempat dan kemudian menyebar menuju keluar dari titik atau tempat asal.
Beberapa spesies kemudian menjadi lebih luas distribusinya, tetapi mereka
tidak dapat melewati barrier- barier alamiah yang terpisah daerah
biogeografis yang besar. Oleh karena itu, meskipun lingkungan hidup
sesungguhnya identik pada daerah biogeografis berbeda, jarangditempati oleh
spesies yang sama. Buktinya, setiap daerah geografi besar di duniamempunyai
karakteristik kelompok tanaman dan hewan. Sebagai contoh, di
Australiasemacam kanguru (marsupial) mempunyai kantong yang berperan
sebagai tempat menyusui dan melindungi anaknya, pada daerah biogeografi
yang lain kangguru(marsupial) hamper tidak ditemukan. Selanjutnya, catatan
fosil setiap daerahmenampilkan
suatu garis evolusioner kejadian-kejadian biologis yang terpisah darisemua daerah-
daerah lain. Dengan setiap garis evolusioner, banyak fosil-fosil yang
telahditemukan dapat dibentuk atau disusun suatu spesies yang pernah hidup
pada daerah tertentu.
4. Pesebaran tumbuhan dan hewan sangat dipengarui oleh 6 faktor yaitu sejarah
geologi, morfologi, tanah, air dan manusia. Persebaran tumbuhan yang
didasarkan pada biomnya yaitu 6 biom utama yaitu hutan tropis, padang
rumput, gurun, hutan gugur, Taiga, dan tundra. Persebaran hewan terbagi atas 6
wawasan yaitu: wawasan Neartik, Paleartik Oriental Neotropic, Ethopia, dan
Asuralia.

B. Saran

Kami menampilkan hanya dari 4-5 sumber untuk masa Pangea dan
terbentuknya kepulauan di Indonesia dikarenakan materinya cukup luas dan
sumber yang terbatas. Seharusnya kami diberikan pengarahan untuk memilih
acuan sehingga materi yang diberikan sesuai dengan acuan.
DAFTAR PUSTAKA
Mansyur, Kasim. (2016). Faktor Pembentuk Bumi dan Lautan. [Online]. Tersedia di
https://dokumen.tips/documents/faktor-pembentuk-muka-bumi-di-daratan- dan-
lautan.html (Diakses pada tanggal 22 September 2019)

Mast, Joy Nystrom. (2010). Biogeography: Encyclopedia of Geography. [Online].


Tersedia di http://www.sage-ereference.com/geography/Article_n90.html
(Diakses pada tanggal 22 September 2019)

Merbabu.com. (Tanpa Tahun). Sejarah Terbentuknya Pulau Jawa. [online].


Diakses dari: http://www.merbabu.com/artikel/terbentuknya_pulau_jawa.php
Bemmelen, R.W. (1949). The Geology of Indonesia. Vol. IA: General
Geology of Indonesia and Adjacent Archipelagoes. Matinus Nithoff, The
Hague, 723 pp
Setiawan, Parta. (2019). Pengertian Biogeografi menurut Ahli. [Online]. Tersedia di
https://www.gurupendidikan.co.id/biogeografi/ (Diakses pada tanggal 22
September 2019)

Tanpa nama. (2018). Proses Terbentuknya Kepulauan di Indonesia. [online] Diakses


dari : https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/kepulauan/proses- terbentuknya-
kepulauan-indonesia

Anda mungkin juga menyukai