Anda di halaman 1dari 3

Yohanes Mario Pratama Aburman

071001800130

MICROSCOPIC DIAPLACEMENT EFFICIENSY

Ketika proses pemboran selesai maka kita akan mulai melakukan tahap persiapan untuk
melakukan produksi. Tahap persiapan ini disebut dengan tahap komplesi. Kompplesi merupakan
proses persiapan sumur untuk dilakukannya proses produksi . Pada well completion, dilakukan
pemasangan alat-alat dan perforasi apabila diperlukan dalam usahanya untuk mengalirkan
hidrokarbon ke permukaan. Tujuannya adalah untuk menyerap hidrokarbon secara optimal.
Komplesi sumur meliputi bagian tahapan operasi produksi, yaitu Tahap pemasangan dan
penyemenan pipa selubung produksi (production casing), Tahap perforasi dan/atau pemasangan
pipa liner, dan Tahap penimbaan (swabbing) sumur. Jika semua persiapan telah dilakukan maka
akan dilakukan proses produksi awal, atau biasa kita kenal dengan nama primary Recovery.
Primary Recovery mempunyai batas waktu sampai pada tahap ketika ia tak lagi memiliki cukup
tekanan untuk mendorong fluida menuju ke permukaan. Ketika mencapai kondisi ini, maka akan
dilakukan tahap produksi lanjut yakni secondary dan tertiery recovery . Microscopic yang
menjadi bahasan kita kali ini merupakan tolak ukur yang digunakan untuk mengetahui seberapa
besar presentase efisiensi yang terjadi ketika dilakukan secondary dan tertiary recovery , yang
mana dibantu dengan diinjeksikannya fluida ke dalam reservoir.

 Microscopic Displacement Recovery


Penginjeksian fulida yang dilakukan untuk meningkatkan rate atau laju alur produksi
pada sumur . Microscopis Displacement Recovery digunakan untuk melihat berapa
presentasi yang di dapat dari penginjeksian fluida tersebut terhadap daya dorong fluida
tersebut untuk hidrokarbon sehingga ia dapat bergerak menuju ke permukaan.

Contohnya Pada waterflood dalam skala mikro, efesiensi pendesakan dipengaruhi


oleh faktor interaksi fluida dan media yang di tempatinya.. Karena di reservoir terdapat
lebih dari satu fasa, maka secara alamiah telah terjadi interaksi antara batuan dan fluida di
reservoir yang sekaligus mempengaruhi pendesakan fluida. Karena itulah, pemahaman
tentang sifat-sifat dasar batuan reservoir perlu dilakukan

Karena interaksinya dengan fluida, sifat-sifat batuan reservoir ini menjadi terbagi
atas dua kelompok :

o Sifat absolut dari batuan itu sendiri, antara lain porositas, permeabilitas, dan
distribusi ukuran pori.
o Sifat batuan reservoir akibat interaksi batuan dengan fluida reservoir yang bersifat
statis, antara lain tekanan kapiler, wettability, dan contact angle.
o Sifat batuan reservoir akibat interaksi batuan dengan fluida reservoir yang bersifat
dinamis, diantaranya mobilitas, dan permeabilitas relatif

Untuk itu, konsep dasar sifat-sifat batuan dan fluida reservoir telah menjadi bahan
pertimbangan penting dalam studi waterflood karena dalam proses injeksi air akan terjadi
kontak antara fluida yang diinjeksikan dengan batuan dan fluida formasi, sehingga dapat
dipelajari kondisi efisiensi pendesakan yang lebih efektif untuk mendesak minyak
sebagai efisiensi pendesakan pada skala mikroskopis.

Dari data-data diatas nanti akan ditinjau kembali dan pada akhirnya parameter
yang digunakan untuk melihat efisiensy microscopic menggunakan nilai Sor (Saturation
Oil Residual) dari daerah yang dilewati atau diinjkesikan fluida tadi. Nilai Sor ini didapat
setelah penginjeksian telah selesai, maka kemudian akan di lihat berapa persen
penurunana nilai Sor pada sumur. Jika nilai Sor-nya kecil mengartikan nilai efisiensynya
besar, begitu juga sebaliknya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
menunrunkan nilai Sor, antara lain :

- Menurunkan tegangan antar muka


- Mengurangkan nilaiviskositas minyak
- Meningkatkan volume oil
- Miscibility effect antar fluida
REFERENCE

https://iatmismmigas.wordpress.com/2012/06/07/pengantar-studi-water-flood/

http://naldoleum.blogspot.com/2017/02/teknik-produksi-well-completion.html)

Anda mungkin juga menyukai