Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Tugas Mata Kuliah Geologi Batubara ini berjudul “Menentukan lapisan batubara dengan
Log Densitas, Log Sinar Gamma, Log Neutron, Log Resistivitas dan Log Caliper serta Pemakaian
AOI untuk perhitugan cadagan dan menghitung Rasio Pengupasan”.

Dalam Eksplorasi Batubara, data logging sangat diperlukan untuk mendapatkan data
yang dapat digunakan dalam menentukan ketebalan batubara, kualitas dan kuantitas batubara,
selain itu data logging dapat digunakan untuk mngidentifikasikan lapisan interburdent diantara
lapisan batubara secara detail. Data logging ini akan di korelasikan dengan data-data lainnya
yang dapat mendukung proses eksplorasi seperti data pemboran, kemudian dengan
memperhitungkan stripping ratio kita dapat merekomendasikan system penambangan pada
daerah tersebut. Tingkat akurasi dari data logging sangat tinggi tergantung pada interpretasi
dari geologist dan resolusi dari alat yang digunakan dalam logging tersebut.

Dalam setiap kegiatan eksplorasi, para geologist menggunakan data logging ini untuk
menentukan lapisan overburden dan interburddent dari lapisan batubara untuk dapat
memperhitungkan stripping ratio yang nantinya akan dijadikan acuan untuk dapat memberikan
rekomendasi system penambangan batubara pada daerah tersebut. Data Loging yang
didapatkan berupa Log Resistivity, Log Density, Log sinar Gamma, Log Neutron dan Log Caliper.

Data Log Resistivity, Log Density, Log sinar Gamma, Log Neutron dan Log Caliper, kelima
Data Logging ini sangatlah efektif dan efisien dalam mengidentifikasikan ketebalan Batubara,
kualitas dan kuantitas batubara dan juga dapat digunakan dalam menentukan lapisan
overburden dan interburden batubara yang nantinya digunakan dalam perhitungan stripping
ratio yang bdapat memberikan rekomendasi dalam menentukan system penambangannya..

Aplikasi Data Logging dapat menentukan system Penambangan dan daerah yang
ekonomis untuk dilakukan kegiatan eksploitasi.
Maksud dan Tujuan

Maksud;

Menentukan lapisan batubara dengan menggunakan kombinasi Log


Densitas, Log Sinar Gamma, Log Neutron, Log Resistivitas dan Log
Caliper di sumur bor yang ada

Tujuan ;

1. Menentukan jumlah cadangan batubara yang ada di daerah/blok konsesi


penambangan.

2. menghitung Rasio pengupasan (stripping ratio)

3. Menentukan cara sistem penambangan( tambang terbuka atau


tertutup) berdasarkan Stripping Ratio (SR)
PENYELESAIAN

Dalam kegiatan Eksplorasi, selain interpretasi litologi permukaan yang dapat secara
langsung diamati di permukaan, interpretasi litologi bawah permukaan juga tidak kalah
pentingnya. Interpretasi bawah permukaan merupakan hasil analisis data-data log, seperti log
resistivity, log density, log Gamma ray, log neutron dan log caliper. Data-data log ini dapat
membantu interpretasi litologi berupa penentuan litologi, ketebalan dan sifat dari batuan
bawah permukaan.

Awalnya penggunaan log ini dipakai dalam industri explorasi minyak sebagai alat bantu
interpretasi porositas. Kemudian dalam explorasi batubara malah dikembangkan menjadi unsur
utama dalam identifikasi ketebalan bahkan qualitas seam batubara. Dimana rapat masa
batubara sangat khas yang hampir hanya setengah kali rapat masa batuan lain pada umumnya.
Lebih extrem lagi dalam aplikasinya pada idustri batubara karena sifat fisik ini (rapat masa)
hampir linier dengan kandungan abu sehingga pemakaian log ini akan memberikan gambaran
khas bagi tiap daerah dengan karakteristik lingkungan pengendapannya.

Log adalah suatu grafik kedalaman dari suatu set data yang menunjukkan parameter
yang diukur secara berkesinambungan di dalam sebuah sumur. Dalam analisa litologi. Kurva log
terdiri dari bebeapa jenis dimana masing-masing mempunyai paameter tediri beserta
kegunaanya berupa ;

1. Log Caliper

log  caliper adalah log yang menggambarkan kondisi ( diameter ) lubang bor. Pada

lapisan permeable terbentuk mud cake sehingga  pada loh caliper  terlihat lubang bor 

lebih kecil daripada besar pahat bor , sedangkan pada lapisan shale atau clay yang

sering terjadi keruntuhan  akan terlihat diameter lubang bor  lebih besar daripada 
ukuran pahat, dengan demikian log ini  dapat berguna untuk mengetahui adanya

lapisan permeable.

  Lapisan permeable; Pada lapisan permeable  clean harga Rt bisa tinggi dan rendah

tergantung dari jenis kandungan  ( minyak, air asin, atau air tawar ) sehingga harga

sw lebih tinggi atau  lebih rendah atau sama dengan harga Rtnya.

  Lapisan shale; Kandungan shale yang ada dalam lapisan permeable menurunkan

harga Rt dan Sn

 Lapisan kompak; Pada kondisi ini harga sn  dan rt sangat tergantung pada tingkat

kekompakan batuan.

2. Log Neutron

Log neutron merekam Hidrogen index (HI) dari formasi. HI merupakan indikator

kelimpahan kandungan hidrogen dalam formasi. Satuan pengukuran dinyatakan

dalam satuan PU (Porosity Unit) (Rider, 1996). Prinsip kerja dari log ini adalah

menembakan partikel neutron berenergi tinggi ke dalam formasi, tumbukan neutron

dengan atom H (dengan asumsi atom H berasal dari HC atau air) akan menyebabkan

energi neutron melemah, kemudian detektor akan mengukur jumlah partikel neutron

yang kembali dari formasi. Semakin banyak atom H dalam formasi, maka partikel

neutron yang kembali akan semakin sedikit. Batubara pada log neutron biasanya akan

memberikan respon defleksi yang relatif lebih besar dibandingkan dengan batupasir,

karena batubra lebih kompak (densitas batuan besar) daripada batupasir.

Besarnya porositas batuan sama dengan jumlah energi netron yang hilang, karena

atom hidrogen berkonsentrasi pada pori yang terisi fluida (water atau oil). Pori yang
terisi oleh gas akan memiliki pola kurva log netron akan lebih rendah dari yang

seharusnya (gas effect). Hal ini terjadi karena konsentrasi hidrogen dalam gas lebih

kecil dibandingkan pada minyak dan air.

3. Log Resistivity

Resistivitas adalah mengukur kemampuan batuan  untuk menghalangi aliran

gelombang elektrik.   Factor yang mempengaruhi resistivity adalah :

  Shale mempunyai harga resistivity  ( Rt dan SN ) antara 0,7 – 5 Ohm-m

  Lapisan permeable, harga rt bisa tinggi  atau rendah tergantung kandungan,

sehingga Sn lebih kecil , lebih besar atau sama dengan

Log ini juga digunakan untuk menginterpretasi larutan didalam suatu formasi.

Juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya batubara ( tingkat resistensi

tinggi ) dan bentonik ( tingkat resistensi rendah ) pada sumur – sumur tua  dimana

sedikit jenis log telah berjalan , log resistivitas dapat digunakan untuk menentukan

bagian atas  dan bawah suatu formasi , dan dalam korelasi antar beberapa sumur.

Batuan – batuan  porous jenuh memiliki tingkat resistivitas yang tinggi, sehingga log

ini dapat digunakan dalam pemisahan serpih dari batupasir dan karbonat yang porous.

4. Log Density

Log densitas merekam secara menerus dari bulk density formasi. Densitas yang

diukur merupakan semua densitas dari batuan termasuk batubara. Secara geologi bulk

density adalah fungsi dari densitas dari mineral-mineral pembentuk batuan (misalnya

matriks) dan volume dari fluida bebas yang mengisi pori (Rider, 1996). Prinsip

pengukuran log densitas adalah menembakan sinar gamma yang membawa partikel
foton ke dalam formasi batuan, partikel-partikel foton akan bertumbukan dengan

elektron yang ada dalam formasi. Banyaknya energi sinar gamma yang hilang setiap

kali bertumbukan menunjukkan densitas elektron dalam formasi yang

mengindikasikan densitas formasi.

Masuknya sinar gamma ke dalam batuan akan menyebabkan benturan antara sinar

gamma dan elektron sehingga terjadi pengurangan energi pada sinar gamma tersebut.

Sisa energi sinar gamma ini direkam detektor sinar gamma. Semakin lemah energi

yang diterima detektor, maka semakin banyak jumlah elektron di dalam batuan yang

berarti semakin padat butiran penyusun batuan per satuan volume yang menjadi

indikasi densitas batuan.

5. Log Gamma Ray

Pada dasarnya gamma ray log merekam pancaran radioaktif dari formasi. Sinar

radioaktif alami yang direkam berupa uranium, thorium, dan potassium. Log gamma

ray sederhana memberikan rekaman kombinasi dari tiga unsur radioaktif, sedangkan

spectral gamma ray menunjukkan masing-masing unsur radioaktif (Rider, 1996).

Log gamma ray merekam unsur radioaktif dalam skala API (American Petroleum

Institute). Log gamma ray umumnya direkam dalam satu kolom bersama log caliper.

Unsur-unsur radioaktif yang ada dalam suatu batuan cenderung untuk

terkonsentrasi di dalam batuan yang memiliki kadar radio aktif tinggi, defleksi kurva

sinar gamma pada batuan jenis ini akan relatif besar seperti pada batulempung.
Batuan yang hanya mengandung sedikit unsur radioaktif dan akan memberikan

defleksi kurva sinar gamma yang relatif kecil,seperti pada batubara.

Setelah interpretasi bawah permukaan melalui data-data log diatas, kita dapat

menentukan lapisan-lapisan overburden dan interburdden, setelah kita dengan dat-data tersebut

kita dapat memperhitungkan Tonase dari batubara yg dapat dihitung dengan perkalian berat jenis

batubara dengan volume total batubara. Data final dari perhitungan-perhitungan tersebut

nantinya akan digunakan untuk menentukan Stripping Ratio (SR) yang hasil dari SR tersebut

dapat dijadikan rekomendasi dalam menentukan system penambangan batubara tersebut.


HASIL ANALISIS

1. Interpretasi litologi berdasarkan data log


2. Metode perhitungan batubara dengan system polygon
INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN

Log Caliper yang bertujuan untuk menentukan lapisan batuan yang permeable atau tidak

yang terlihat dari diameter lobang bor. Pada lapisan batubara yang memiliki sifat permeable

terlihat pada log caliper yang menunjukan ukuran diameter yang kecil karena pada lapisan

batubara tidak menghasilkan mud cake sedangkan batulempung yang memiliki sifat

impermeable yang cenderung menghasilkan mud cake yang dapat menyebabkan keruntuhan

akan menunjukan diameter yang besar sehingga nilai pada log kalliper akan menunjukan nilai

yang tinggi.

Log neutron yang memilik prinsip kerja penembakan partikel ke suatu lapisan dan

kemudian merekam kembali partikel neutron tersebut. Batubara yang mengandung unsur

hydrogen yang cukup tinggi akan menunjukan nilai yang rendah karena neutron yang

ditembakan akan bertumbukan dengan unsur hydrogen yang terkandung di dalam batubara dan

tumbukan tersebut akan menyebabkan partikel neutron tersebut melemah sehingga neutron tidak

memiliki energy untuk kembali ke detector. Berbanding terbalik dengan batulempung yang akan

menunjukan nilai log neutron ini sangat tinggi karena batulempung hanya sedikit bahkan tidak

memiliki kandungan hydrogen sehingga partikel neutron yang ditembakan akan kembali ke

detector.

Log resistivity yang memanfaatkan kemampuan suatu batuan untuk menghambat aliran

elektrik. Batubara yang memiliki sifat konduktif yang dapat menghambat aliran elektrik yang

mengalir di batubara ini sehingga pada log resistivity ini batubara akan menghasilkan nilai yang

cukup tinggi. Sedangkan pada batulempung yang memiliki porositas yang sangat tinggi akan
memudahkan aliran listrik mengalir dengan mudahnya sehingga nilai log resistivity batulempung

ini akan jauh lebih besar dibandingkan dengan batubara.

Log Density yang memiliki prinsip kerja menembakan sinar gamma yang membawa

partikel foton ke dalam formasi batuan, partikel-partikel foton akan bertumbukan dengan

elektron yang ada dalam formasi. Banyaknya energi sinar gamma yang hilang setiap kali

bertumbukan menunjukkan densitas elektron dalam formasi yang mengindikasikan densitas

formasi. Pada batubara nilai dari log densitas ini akan menunjukan angka yang rendah karena

energi sinar gamma yang dipantulkan cukup tinggi dan elektron yang terdapat di batubara sedikit

sehingga dapat disimpulkan bahwa batubara memiliki butiran yang tidak terlalu padat sehingga

densitasnya pun kecil. Sedangkan pada batulempung yang merupakan batuan sedimen klastik

memiliki butiran yang padat sehingga pada nilai log densitas akan mennunjukan nilai yang

tinggi.

Log Gamma Ray yang memiliki prinsip kerja merekam kandungan unsur radioaktif yang

terkandung didalam batuan. Pada batubara yang sedikit atau tidak mengandung unsur radioakti

akan menunjukan nilai Log Gamma Ray yang rendah. Sedangkan pada batulempung yang kaya

akan unsur K (Potassium) akan menuunjukan nilai Log Gamma ray yang tinggi.

Perhitungan cadangan batubara dilakukan dengan menggunakan metode polygon yang

membagi kawasan tambang tersebut menjadi 6 AOI (Area Of Influence), metode ini dapat

digunakan untuk menentukan luas daerah dan ketebalan, dengan data tersebut kita dapat

menghitung volume batubara (Luas AOI x ketebalan) pada daerah tersebut. Dengan mengetahui

volume dari batubara dan berat jenis dari batubara tersebut kita dapat menhitung tonasse

batubara ( Vol. total batubara x Berat Jenis) yang selanjutnya akan ditambang.
Perhitungan cadangan batubara dan lapisan overburden dan interburden (Batulempung)

yang terekam dalam data log akan membantu kita dalam memperhitungkan stripping ratio yang

selanjutnya hasil dari Stripping Ratio ini dapat digunakan untuk merekomendasikan system

penambangan batubara di kaawasan ini.

Dari Hasil analisis ditunjukan bahwa nilai dari Stripping Ratio adalah 1:1,05 , dari nilai

Stripping Ratio tersebut dapat di Rekomendasikan untutk system penambangannya adalah

system tambang terbuka (Open Pit Mining). Karena Stiping Ratio yang memiliki nilai < 7:1

harus menggunakan system tambang terbuka dan >7:1 harus menggunakan Sistem Tambang

Dalam.
KESIMPULAN

1. Jumlah cadangan batubara yang dilakukan dengan menggunakan metode Poligon pada

kawasan ini adalah 52350400 ton, nilai ini didapatkan dari penjumlahan hasil perkalian

antara Volume batubara di setiap coal seam dengan berat jenis coal seam.

2. Nilai Stripping Ratio yang dihasilkan dari hasil perbandingan antara Volume total lapisan

overburden dan interburden dengan Tonase total dari batubara adalah 1:1,05.

3. Dengan memperhitungkan stripping ratio yang menunjukan angka 1:1,05 ini dapat

direkomendasikan bahwa system penambangan batubara pada kawasan ini adalah system

tambang terbuka (open pit mining) karena dari nilai stripping ratio yang telah disepakati

bahwa nilai pada stripping ratio yang menunjukan angka <7:1 harus menggunakan

system tambang terbuka untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan dan dapat

merugikan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai