Anda di halaman 1dari 11

PEMBEKALAN PPL KELAS XI TAV

Disusun Oleh:
ABDUL SHOBIR,ST

LEMBAGA PENDIDIKAN MA'ARIF NU BANYUWANGI


SMK GAJAH MADA BANYUWANGI

JL. Jaksa Agung Suprapto No. 68 Banyuwangi 68416


Telp.(0333) 410125 email: smkgajahmadabwi@gmail.com
website: smkgajahmadabwi.sch.id
TROUBLE SHOOTING TELEVISI TABUNG
1. Regulator Standby (Televisi Mode Standby) Ada Suara "tik-tik" & Saat TV Dinyalakan Kondisi
Normal Kembali
 Hal ini dapat terjadi pada televisi yang menggunakan rangkaian voltage doubler pada bagian
regulatornya, voltage seharusnya hanya bekerja pada saat tegangan AC input 110 volt tapi
dalam problem ini, pada tegangan 220 volt doubler juga bekerja dan akibatnya tegangan DC
300 volt naik menjadi lebih dari 500 volt. Adapun langkah untuk memperbaikinya adalah
sebagai berikut:
 cek tegangan DC 300 volt, apakah memang naik 500 volt lebih?
 jika benar, maka cek part - part pada rangkaian voltage doubler seperti elco kering, capasitor
short, atau bisa juga zener bocor.

2. Regulator Ada Suara Ngerik, Tapi Gamba Tetap Normal


 Hal ini terjadi dikarenakan switching regulatornya tidak mendapat pulse feedback dari HVT.
Maka langkah memperbaikinya adalah sebagai berikut:
 cek jalur pulse pada HVT ke bagian regulatornya, kemungkinan ada part atau jalur yang
putus.

3. Gambar Tidak Fokus


 Gejalanya adalah ketika control focus diatur namun tetap tidak ada perubahan (perbaikan),
maka ikuti langkah reparasi berikut ini:
 Putar VR beberapa kali, sebab bisa jadi contact kurang baik (problem pada VR focus).
 socket CRT rusak (ada kebocoran dengan grounding ring)
 CRT rusak.

4. Terdapat Loncatan / Percik Api di dalam CRT


 Kerusakan CRT semacam ini tidak dapat diperbaiki lag, kerusakan ini dapat disebabkan
karena:
 tabung kemasukan udara lewat kaki-kaki pin CRT yang pembuatannya kurang sempurna.
 tabung retak
 ada Electrode yang lepas dari posisinya.

5. Bagaimana Agar CRT Lebih Baik?


 Prinsipnya jika control brightness, contrass dan colour dibuat secukupnya (jangan sampai
over / maximum). Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan
televisi:
 penempatan TV, layar CRT jangan langsung berhadapan dengan sinar yang kuat, seperti terik
matahari, sinar penerangan pintu / jendela. sebab jika layar menghadap penerangan yang
kuat, akan berakibat kontrol brightness, contrass dan colour menjadi perlu di setting pada
mode maximum, ini akan memaksa CRT untuk bekerja maximum.
 jangan biarkan TV tetap hidup saat keadaan tidak ditonton, jika punya fasilitas auto shutoff,
maka manfaatkanlah.

6. Hal-hal yang dapat Menyebabkan Layar Timbul Flek (Warna Pelangi)


 posisi TV sering diputar-putar
 ada petir menyambar di dekat rumah,
 ada magnet atau peralatan yang mangandung medan magnet di dekat TV
 TV diletakan pada meja yang terbuat dari logam
 PTC (positor) solderannya retak atau coil degansing lepas dari connectornya.
7. Cara Menghilangkan Flek (Demagnetisasi) Layar CRT (bagian1)
 Jika flek tidak terlalu parah, dapat dilakukan automatic degansing yang sudah tersedia dalam
Perangkat TV
 matikan TV dengan main switch atau mencabut AC lord PTC dingin dulu
 hidupkan kembali TV dan amati apakan flek masih ada?
 jika masih, maka coba ulangi hingga 2 atau 3 kali.
 jika belum hilang, maka gunakan langkah bagian (2).

8. Tampilan Gambar di Monitor ada Garis-Garisnya


 hal ini umumnya disebabkan kerusakan pada bagian power supply (riple terlalu besar)
 cek dengan CRO tegangan riple pada Elco 300 volt, normalnya tegangan riple sekitar 10 vp-p.
 tegangan riple melebihi 10 vp-p, bisa jadi nilai kapasitas elco menurun/menyusut, maka ganti
saja Elco dengan yang baru (baik),
 jika elco 300 volt nilainya turun terlalu banyak (kering) dapat menyebabkan raster mengecil,
ada garis-garis horizontal dan trafo switching berbunyi.
 gangguan dapat makin parah disertai suara ngerik dari trafo switching.

9. Televisi Dihidupkan Transistor HOT Langsung Rusak


 jangan dipasang dahulu HOT / Horizontal OUT Transistornya, jika HOT dilepas maka tegangan
B+ tidak mau keluar,
 cek apakah tegangan BT 110 volt normal? jika transistor horizontal tidak disupplay B+
tegangan akan naik.
 cek dengan osciloscop, apakah frekuensi HOR benar? dapat diperiksa bagian base atau
colector transistor drive.

10. Frekuensi Horizontal Berubah


 jika hal ini terjadi maka akan menyebabkan transistor HOT rusak, jika oscilator menggunakan
RC resonan, maka periksalah nilai R dan Coba ganti resonator keramiknya.
 cek resonance pada HOT. jika nilainya turun dapat menyebabkan transistor rusak.
 cek dioda - dioda pada rangkaian HOT
 (TV big screen) cek transistor pin cushion driver, jika transistor pin cushion open atau lepas,
maka dapat menyebabkan transistor HOT rusak.
 Kadang kita ragu untuk menghidupkan Televisi dengan problem seperti itu, sebab khawatir
jika transistor akan rusak lagi, untuk menghindari hal itu terjadi, maka silakan lakukan
dengan cara seperti dibawah ini:
 potong printed dari HVT ke colector transistor HOT
 pasang fuse 500 mAh (14 inch) atau 630/800 mAh (20 inch ke atas) antara kedua printed
yang diputus tersebut.
 jika dihidupkan fuse tetap putus, berarti Televisi masih problem, maka lakukan langkah
berikutnya yaitu :
 sediakan 5 buah resistor 20 ohm 20 watt
 psang semuanya secara seri
 sebagai ganti fuse, pasang resistor tersebut diatas
 hidupkan Televisi dan ukur tegangan outputnya dari HVT, misal tegangan terukur 180 volt.
 jika tegangan telah keluar kira-kira separuh tegangan normal, berarti problem sudah beres.

11. Transistor HOT Berulang Kali Rusak Setelah Beberapa Lama Hidup
 cek elco decoupling filter pada supply horizontal driver umumnya mempunyai nilai 1 micro
farad / 50 volt
 OSC HOR yang menggunakan sistem count down keramik resistornya mungkin akan rusak,
maka ganti saja dengan yang baru
 OSC HOR yang menggunakan RC resonator, capasitor pada RL OSC mungkin rusak, ganti saja
dengan yang baru.
 cek nilai capasitor resonance, mungkin nilai menurun
 mungkin juga tegangan B+ kadang naik, atau problem terdapaat pada daerah regulatornya,
running Televisi sambil dimonitoring tegangan B+ nya dengan AVO meter.

12. Transistor Hot Panas


 transistor pengganti berbeda atau palsu
 deflection yoke rusak, cek saja mungkin ada sedikit gosong
 ada komponen yang short sehingga ada pemakaian arus berlebihan pada tegangan-tegangan
supply HVT
 jika terjadi pada TV Hitam putih, HVT rusak biasanya diikuti dengan tegangan 12 volt drops
dan terdengar suara humming pada LS.

13. Gambar Roboh TV Hitam Putih (setengah layar atau miring)


 adjust HOR hold
 cek rangkaian dual diode phase detector HFL
 periksa rangkaian pulse HVT ke AFC, cek nilai partnya.

14. Gambar Roboh TV Berwarna (setengah layar atau miring)


 jika ada control hold, maka diadjust H hold.
 osc sistem count down, coba ganti keramik filter 500 kHz
 cek nilai resistor dan capasitor filter AFC / AFC-1
 ic OSC rusak, coba ganti
 jika IC menggunakan internal resonatornya untuk HOR osc.nya
 ganti X-tal 4.43 atau capasitor seri dengan x-tal tersebut.

15. Mucul Suara Dari HVT


 hal ini disebabkan frekuensi OSC berubah tidak tepat pada 15.625 Hz, jangan terlalau lama
membiarkan TV hidup dalam keadaan ini, sebab mengakibatkan HOT rusak
 jika TV menggunakan RC OSC, maka ganti saja capasitornya
 jika TV menggunakan count down, ganti keramik resonatornya
 cek part-part pada pin-pin AFC, filter OSC HOR pada IC.

16. Hor Tidak Penuh (Kurang Lebar / Menyempit)


 cek tegangan supply B+
 jika menggunakan rangkaian boost up B+, cek elco, maka tegangan boost up
 TV big screen, atur pin cushion, jika tidak bisa, cek rangkaian pin cushion.
 cek capasitor resonance pada bagian HOR out amp. coba pasang paralel capasitor tambahan
pada capasitor resonance pada bagian HOR OUT AMP coba apakah sekitar 1000pf atau jika
belum penuh 2000pf, begitu seterusnya hingga penuh
 jika oscilator HOR menggunakan internal resonator, cek atau ganti x-tal dengan nilai 443 dan
capasitor serinya.
 IC OSC rusak.

17. HOR Tidak Linear


 jika bisa di adjust, silakan atur coil liniernya
 cek pemasangan coil linierity, mungkin terbalik
 cek coil linierity, mungkin terbakar
 TV big screen cek H lin dengan remote
 Transistor HOT palsu
 Deflection yoke bukan aslinya.
18. Raster Bagian Pinggir
 deflection yoke rusak, ada sedikit rusak pada coilnya
 TV big screen, cek adjustment trapesium dan cek kerja bagian pin cushion.

19. Ada Block Hitam Vertical pada Bagian Pinggir Raster


 cek part-part rangkaian AFC.

20. Gambar Melipat Pada Bagian Tengah atau Ada Garis Putih Vertical di Tengah Raster
 Transistor HOT tak asli
 Over Drive untuk transistor HOT cek part-part bagian HOR drive.

21. Gejala Kerusakan Deflection Yoke


 deflection yoke horizontal dilalui arus gigi gergaji sehingga sinar electron di dalam CRT
melakukan scanning secara horizontal, resistansi kumparan HOR sangat kecil sehingga
kerusakan pada kumparan HOR tidak dapat diperiksa dengan OhmMeter.
 deflection yoke short, menyebabkan bagian HOR OUT tidak bekerja dan tegangan B+ drops,
jika kita mencurigai kerusakan pada yoke HOR, maka coba lepas connectornya, maka akan
terlihat adanya bagian kumparan yang terbakar atau gosong.
 jika deflection yoke sedikit short, dapat menyebabkan bagian pinggir raster miring.
 sedang kalau deflection yoke open, maka akan menyebabkan 1 garis vertical.

22. Cara Mengganti Deflection Yoke


 CRT, deflection yoke, dan PC magnet merupakan satu kesatuan untuk mendapatkan kualitas
konvergen dan purity GAMBAR yang sempurna dan membentuk rangkaian resonansi
bersama bagian HOR OUT, oleh karena itu jika mengganti deflection yoke harus sesuai
dengan nomor partnya.

23. Akibat Deflection Yoke Jika Bukan Aslinya


 HVT mengecil dan raster menyempit, dapat menyebabkan HOT rusak
 raster normal, tapi dinamik konvergen tidak bisa diadjust dengan baik sehingga gambar
bagian pinggir layar tidak konvergen.
 raster tidak penuh HOR perlu penyesuaian dengan menambah paralel capasitor resonance
pada bagian HOR OUT (100-2000pf).

24. Raster Hanya Nyala 1 Garis Vertikal di Tengah Layar


 cek konektor deflection yoke, mungkin terlepas
 cek coil HOR deflection yoke, mungkin open
 cek hubungan dari HOR OUT ke deflection yoke
 capasitor S shope open.

25. Macam-macam Kerusakan HVT


 kumparan ada yang short sebagian
 pada TV berwarna menyebabkan transistor HOR OUT panas dan tegangan supply 12 volt
drop, sedangkan pada TV HITAM PUTIH akan menyebabkan Transistor HOR OUT rusak.

26. Tegangan Tinggi Bocor


 menyebabkan timbulnya corona (percikan bunga api) kalau dibiarkan, akan menyebabkan
HVT rusak.

27. Tegangan Tinggi HV Drops


 karena dioda penyearah yang ada di dalam HVT rusak, dapat menyebabkan raster "bloming".
28. Tegangan Tinggi Tidak Keluar
 disebabkan oleh kerusakan dioda penyearah tegangan tinggi di dalam HVT.

29. Tegangan Fokus Tidak Keluar


 disebabkan resistor driver VR atau dioda penyearah di dalam HVT rusak, gambar gelap.

30. Kumparan Pulsa AFT Open


 menyebabkan raster gelap.

31. Rangkuman
 catu daya memberikan tegangannya ke seluruh bagian penguat
 tuner menerima signal dari antenna dan memperkuat serta mengubah frekuensi yang
diterima menjadi signal IF (33.4 Mhz dan 38.9 Mhz) signal sub pembawa masih dibawa oleh
signal If video.
 penguat IF dan detector berturut-turut memperkuat signal IF dan mendeteksi signal
VIDEOnya, signal IF suara diahsilkan pula pada detector ini, setelah IF 33.4 Mhz dan 38.9 Mhz
dicampur pada detector video.
 signal IF suara diperkuat oleh penguat IF suara dan didetekasi oleh detector FM
 penguat audio memperkuat signal audio dari hasil detector FM kemudaian signal audio
diubah menjadi getaran suara oleh speaker.
 rangkaian AGC mengatur penguatan RF dan IF video, agar output signal audion tetap
amplitudonya.
 signal video hasil deteksinya diperkuat dan dimasukan ke khatode CRT
 sebagian signal video dipisahkan pulsa sinkronisasinya
 pulsa sinkronisasi horizontal diberikan ke OSC HOR melalui AFC
 pulsa sinkronisasi vertikal memicu OSC vertikal agar sincron.
 signal pembelok vertikal dan HOR masuk ke kumparan deflection yoke dan juga kumparan
konvergensi.
 signal sub pembawa melalui penguat band pass diambil dari penguat video.
 setelah proses demodulasi kroma oleh rangkaian kroma diperoleh signal (B-y) dan (R-y).
 bolam rangkaian matrik dihasilkan signal (G-y) dari signal (B-y) dan (R-y)
 signal y pada kathoda CRT dan signal (R-y), (G-y) dan (B-y) menghasilkan pengaruh berkas
elektron antara kathoda dan grid sesuai dengan signal R, G dan B.

32. Raster Hanya Menyala 1 Garis Horizontal


 cek posisi N-S switch (normal service switch)
 cek apakah bagian vertikal out telah bekerja?
 cek tegangan bagian input IC vertical out amp yang berhubungan dengan bagian OSC, jika
tegangan tidak ada maka ada kemungkinan IC OSC rusak.
 cek apakan ada tegangan pada pin vertical out dari IC OSC? jika tidak ada kemungkinan IC
vertical out rusak.
 cek hubungan antara IC vertical out dengan IC osc
 cek apakah sudah ada tegangan pada pin vertical feedback? ramp.generator, jika tidak ada
cek par-part DC feedback.

33. Memeriksa Cara Kerja Bagian IC Vertikal Out (model ramp. generator bergabung menjadi 1
dengan bagian OSC. Vertical)
 open pin input IC vertical out
 sentuh-sentuh dengan logam pin-input IC vertical out-amp, sambil mengamati raster
 jika garis putih nampak bergerak naik-turun, hal ini menunjukan bahwa bagian vertikal out
secara keseluruhan sudah oke, jika garis tidak bergerak atau bergerak sedikit, berarti bagian
vertical out amp. rusak.
34. Cara Memeriksa Bagian Vertikal Out Amp. (model ramp. generator bergabung dengan IC Vertikal)
 open hubungan antara IC OSC dengan IC vertical out
 amati raster kemudaian sentuh-sentuh input IC vertical out amp.
 raster harus muncul (membuka) sesaat setiap kali input disentuh, jika raster tidak muncul,
berarti bagian vertical out belum bekerja.

35. Cara Memeriksa Bagian Vertikal Out (model rangkaian menggunakan teknologi I2 BUS)
 open kedua pin inputnya
 jika garis vertikal belum nampak, naikan adjust moutn screen agar garis nampak
 dengan ohm meter posisi 1x sentuh-sentuh dengan ke-2 probe meter pada bagian 2 pin
tersebut.
 garis harus bergerak naik turun
 jika garis tidak bergerak sama sekali, maka bagian vertikal out tidak bekerja.

36. Bagian Vertikal Out Tidak Bekerja


 cek tegangan supply VCC
 cek tegangan pada pin input IC vertical yang berhubungan langsung dengan IC OSC, jika
tegangan nol berarti IC OSC Rusak atau DC feedback putus-putus
 cek tegangan pad pin-output IC vertikal out yang menuju ke deflection yoke. Tegangan
normal adalah skitar 1/2 VCC, jika tegangan nol atau terlalu tinggi mendekati VCC maka
kemungkinan IC rusak
 cek nilai resistansi kumparan vertical (V def.yoke) nilai normal sekitar 5 ohm jika nilainya nol
berarti short
 cek hubungan konektor ke deflection yoke
 cek capasitor / elco couple pada bagian output periksa hubungan / solderannya
 cek resistor pada bagian output yang kearah ground nilai resistor ini sekitar 1 s/d 2.2 ohm
 cek dioda pump up, mengkin short.
 untuk IC vertical out gebung dengan ramp.generator, periksa part-part yang berhubungan
dengan D1 feedback.

37. Cara Memeriksa Kerja Bagian OSC. Vertikal


 Jika bagian vertical out belum bekerja atau rusak, dapatkah bagian OSC diperiksa tersendiri
dengan OSC.
 model 1 (bagian ramp.generator bergabung dengan IC OSC)
 tidak bisa diperiksa dengan OSC, sebab jika vertical out belum bekerja, maka ramp.generator
tidak mendapatkan tegangan DC feedback dan pin vertical out IC OSCnya tegangannya nol
tidak memerlukan pulsa.
 model-model (bagian ramp.generator jadi satu dengan IC (vertical out)) dapat diperiksa
dengan OSC cek pin vertical out, OSC vertical akan mengeluarkan pusa-pulsa triger.
 model-model (yang punya 2 output) dapat diperiksa dengan OSC cek pada pin vertical out (1)
dan vertical out (2), satu pin mengeluarkan pulsa gigi gergaji dan pin lainnya juga
mengeluarkan pulsa gigi gergaji yang lebih kecil yang phasanya berlawanan.

38. Vertikal Tidak Penuh


 cek adjustment V size atau V hight
 cek Nilai Elco couple output yang ada pada yoke kearah ground, mungkin nilainya turun,
coba pasang paralel dengan elco lain yang nilainya sama.
 cek nilai resistor pada bagian output yang berhubungan dengan yoke kearah gnd. (sekitar
0.22 hingga 2.2 ohm)
 cek tegangan supply VCC vertical out amp, mungkin drops karena elco filternya kering.
 cek contol size 50/60 dan rangkaiannya
 cek par-part DC feedback
 cek part-part pada bagian ramp.generator
 IC atau Transistor Vertical Amp. rusak, ganti.

39. Vertikal Tidak Linear


 cek Adjustment V in
 cek nilai komponen yang berhubungan dengan AC/DC feedback (umumnya ada nilai resistor
yang membesar)
 cek nilai part-part pada bagian ramp.generator.

40. Vertikal Melipat


 cek tegangan supply VCC IC vertical out
 cek hubungan dan nilai part yang berhubungan dengan AC/DC feedback (umumnya nilai
resistansinya membengkak molor)
 cek nilai part pada ramp.generator
 IC Vertical out rusak. ganti.

41. Gambar Bergetar (Guncang) Kearah Vertikal Ketika Volume Dibesakan


 Hal demikian berhubungan dengan supply VCE sound amp linier tegangan supply IC OSC.
sedikit goyang naik turun ketika IC sound amp. menyedot arus yang besar.
 cek rangkaian pada bagian power supply IC OSC. yang punya hubungan dengan IC sound
amp. umumnya disebabkan ada dioda yang bocor.
 cek elco filter untuk tegangan supply IC oscilator.

42. Gambar Ada Garis Putih Horizontal di Bagian Tengah Layar


 cek adjust tegangan B+ apakah sesuai dengan datasheet, mungkin tegangan sedikit over.
 cek part-part bagian ramp.generator
 ganti IC OSC.

43. Raster Ada Beberapa Garis Blanking Putih di Bagian Atas Raster
 jika rangkaian menggunakan system 1 macem power supply, cek tegangan supply tegangan
tingginya,
 cek tegangan supply rendah, mungkin drops (ada elco filter yang kering)
 ganti IC vertical out
 untuk TV yang vertical outnya mempunyai system 2 input / memakai technologi I2 (bus) cek
adjustment vertical centernya.

44. Garis Vertikal Nampak Miring


 Jika terjadi pada TV biasa, disebabkan oleh posisi deflection yoke kurang benar, putar sedikit
deflection yoke.
 jika terjadi pada TV layar lebar, hal ini disebabkan karena perbedaan magnet bumi di tempat
produksi dengan tempat pemakaian TV.
 pada TV tertentu kadang dibelakang covernya dijumpai switch E-W untuk memperbaiki cacat
ini, apakah ada switch? demikian, jika ada, maka adjust deflection yoke.
 pada TV big screen yang dilengkapi dengan "automatic N-S corector", maka dapat
memperbaiki cacat ini secara otomatis.
BAGIAN-BAGIAN MESIN PENDINGIN

1. Bahan Pendingin (Refrigerant)


Refrigerant adalah salah satu zat pendingin yang mudah diubah wujudnya dari gas menjadi cair.
2. Kompresor
Dalam sistem mesin pendingin, kompresor merupakan unit tenaga. Fungsi kompresor adalah
memompa bahan pendingin keseluruh bagian kulkas dan menghisap gas yang bertekanan
rendah. Jadi kompresor memiliki 3 fungsi yaitu sebagai fungsi penghisap, fungsi penekanan dan
fungsi pemompaan.
3. Kondensor
Fungsi kondensor adalah sebagai alat penukaran kalor, menurunkan temperatur refrigran dari
bentuk gas menjadi cair. Kondensor di dalam sistem AC merupakan alat yang digunakan untuk
merubah gas refrigrant bertekanan tinggi menjadi cairan.
4. Filter (Receiver Dryer)
Receiver drier merupakan tabung yang berisikan fiber dandesiccant (bahan pengering) yang
digunakan untuk menyaring benda-benda asing dan uap air dari sirkulasi refrigerant untuk
disimpan. Fungsi Filter/ Reciever drier antara lain adalah untuk menyimpan refrigerant,
menyaring benda-benda asing dan uap air dengan desiccant dan filter agar tidak bersirkulasi
pada sistem mesin pendingin, dan memisahkan gelembung gas dengan cairan refrigrant
sebelum dimasukkan ke katup ekspans.
5. Pipa Kapiler
Pipa kapiler berfungsi untuk menurunkan tekanan cairan bahan pendingin sebelum masuk ke
evaporator.
6. Evaporator
Evaporator harus menyerap panas dalam melakukan fungsinya yaitu merubah kembali zat
pendingin cair dari receiver drier dan kondensor menjadi gas
7. Accumulator
Selain sebagai penampung sementara refrigeran cair bertemperatur rendah dan campuran
minyak pelumas evaporator, accumulator juga berfungsi mengatur sirkulasi aliran bahan
refrigeran agar bisa keluar masuk melalui saluran yang terdapat di bagian atas accumulator
menuju ke saluran isap kompresor.
8. Thermostat
Thermostat berfungsi untuk mencegah terjadinya pembekuan/ frosting yang terjadi pada fin
evaporator akibat menurunya aliran udara serta kapasitas pendinginan jika suhu pengabutan
refrigrant menurun dibawah 0°C. Thermostat ini juga dipasangkan agar temperatur ruang dalam
kendaraan dapat disetel sesuai dengan suhu yang diinginkan
9. Katup Ekspansi
Katub ekspansi dipasang pada saluran masuk evaporator untuk menjaga agar penyerapan panas
dan perubahan bentuk zat pendingin dari cair menjadi gas akan berlangsung dengan sempurna
sebelum keluar evaporator.
10. Fan Motor
Fan motor disebut juga kipas angin yang berguna untuk menghembuskan angin. Dua jenis fan
yang ada mesin pendingin kulkas adalah fan motor evaporator dan fan motor kondensor.
11. Defrost Heater
Selain dapat mencegah terjadinya penimbunan bunga es pada bagian rak es dan rak penyimpan
buah, pemanas berfungsi untuk mencairkan bunga es yang terdapat di evaporator. Defrost
heater berfungsi untuk menghancurkan salju yang ada dalam mesin pendingin kulkas.

Anda mungkin juga menyukai