Anda di halaman 1dari 22

1

MAKALAH
METODE DAN TEKNIK SUPERVISI

(Tugas Mata Kuliah Pengembangan Supervisi Pembelajaran Matematika)

Dosen Pengampu :
1. Dr. Haninda Bharata, M.Pd.
2. Dr. Undang Rosidin, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Wiwik Sulistiana Dewi (NPM. 1823021005)


2. Widya Evijayanti (NPM. 1823021015)
3. Tri Mukhul Jannah (NPM. 1823021025)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
2

PRAKATA

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kesempatan
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa kehendak-NYA
mungkin kami tidak dapat menyelesaikan dengan baik. Makalah ini disusun agar
kita semua dapat memahami materi Pengwmbangan Supervisi Pembelajaran
Matematika.

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk menjadi panduan dalam


pembelajaran maupun diskusi mahasiswa. Dalam penyusunan makalah ini kami
pun mengalami beberapa kendala misalnya kendala dalam keterbatasan materi
maupun pengembangan materi. Kami tahu bahwa  makalah ini mempunyai
kelebihan dan kekurangan maka dari itu kami mohon kritik dan saran yang
membangun. Atas kritik dan sarannya penulis ucapkan terima kasih.
3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................1

PRAKATA.......................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................3

I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah...........................................................................4
B. Rumusan masalah....................................................................................4
C. Tujuan penulisan.....................................................................................4

II. PEMBAHASAN
A. Metode Supervisi Pendidikan..................................................................6
1) Supervisi Manajerial.........................................................................6
2) Supervisi Akademik..........................................................................10
B. Teknik Supervisi Pendidikan..................................................................12
1) Teknik Supervisi Individu.................................................................12
2) Teknik Supervisi Kelompok..............................................................15

III. PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................12
B. Saran .......................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14
4

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengawasan atau yang biasa disebut supervisi merupakan salah satu unsur penting
dalam dunia pendidikan. Supervisi dapat membantu dalam mewujudkan tujuan
pendidikan dan menyempurnakan penyelenggaraan pendidikan, oleh karena itu
supervisi perlu dilakukan dengan cara yang baik dan benar, sebab pendidikan
merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan
sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut
ukuran normatif. Menyadari akan hal tersebut, pemerintah sangat serius
menangani bidang pendidikan, karena dengan sistem pendidikan yang baik
diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu
menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Supervisi juga berupaya untuk menjadikan guru-guru yang professional dalam


mengajar, karena guru merupakan ujung tombak dari keberhasilan pendidikan.
Pendidikan itu dikatakan berhasil apabila dapat mencapai tujuan-tujuannya. Salah
satu realita yang terjadi saat ini adalah kekeliruan paradigma guru tentang adanya
supervisi. Masih ada guru-guru yang takut bila disupervisi. Padahal supervisor
tidak bertindak sebagai pihak yang hanya mencari kesalahan-kesalahan guru
dalam melaksanakan tugasnya, melainkan supervisor berperan untuk memberikan
layanan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh guru.

Agar program pendidikan dapat berjalan efektif, maka diperlukan pengawasan


dalam pelaksanaanya. Oleh karena itu supervisi harus tanggap terhadap segala
sesuatu yang sedang terjadi di sekolah, terutama mengenai masalah-masalah yang
dialami guru-guru maupun karyawan. Menyadari hal itu diperlukan pembahasan
5

tentang supervisi pendidikan yang lebih mendetail agar para pelaku pendidikan
dapat memahami akan pentingnya supervisi pendidikan itu. Maka dalam makalah
ini akan dibahas mengenai metode supervisi.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang di bahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa Saja Metode Supervisi Pendidikan ?
2. Apa Saja Teknik Supervisi Pendidikan ?

C. Tujuan Makalah

Tujuan penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui:


1. Metode Supervisi Pendidikan.
2. Teknik Supervisi Pendidikan.
6

II. PEMBAHASAN

A. Metode Supervisi Pendidikan

Metode dalam konteks pengawasan merupakan suatu cara yang ditempuh oleh
pengawas sekolah sebagai supervisor pendidikan guna merumuskan tujuan yang
hendak dicapai baik oleh sistem perorangan maupun kelembagaan pendidikan itu
sendiri, atau dengan kata lain metode adalah sarana untuk mencapai tujuan. Pada
supervisi pendidikan terdapat dua metode yaitu:

1. Supervisi Manajerial (Upaya Pembinaan Sekolah)

Menurut Depdiknas (2009) menyatakan bahwa supervisi manajerial adalah


supervisi yang berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah yang terkait langsung
dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas sekolah yang mencakup perencanaan,
koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumberdaya
manusia (SDM) kependidikan dan sumberdaya lainnya. Sedangkan Zulkarnain
(2008) menyatakan bahwa supervisi manajerial adalah usaha pemberian bantuan
yang diberikan oleh supervisor kepada pendidik dan tenaga kependidikan dalam
rangka pembinaan, penilaian dan bimbingan mulai dari rencana program, proses,
sampai dengan evaluasi, hasil dan laporan kegiatan. Bimbingan dan bantuan yang
dimaksud diberikan kepada kepala sekolah dan seluruh staf sekolah dalam
pengelolaan sekolah. Supervisi manajerial menitikberatkan pada pengamatan pada
aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang berfungsi sebagai pendukung
(supporting) terlaksananya pembelajaran.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi manajerial
merupakan pemantauan dan pembinaan terhadap pengelolaan dan administrasi
sekolah.
7

Bafadal (2004) mengemukakan bahwa Tujuan supervisi manajerial adalah untuk


membantu pengelola sekolah dan staf sekolah dalam meningkatkan kinerja
sekolah secara efektif dan efisien. Salah satu fokus penting lainnya agar sekolah
terakreditasi dengan baik dan dapat memenuhi standar nasional pendidikan. Untuk
melaksanakan kegiatan Supervisi Manajerial perlu adanya panduan pelaksanaan
bagaimana pengunaan metode yang dianggap sesuai dengan kondisi yang dihadap
Supervisor. Berikut ini akan diuraikan tentang beberapa metode supervisi
manajerial, yaitu: Monitoring dan evaluasi, Focused Group Discussion (FGD),
Metode Delphi, dan Workshop.

1. Monitoring dan Evaluasi

Metode utama yang harus dilakukan oleh pengawas satuan pendidikan dalam
supervisi manajerial tentu saja adalah monitoring dan evaluasi.

a. Monitoring / Pengawasan

Monitoring adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengetahui


perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan sekolah, apakah sudah sesuai
dengan rencana, program, dan/atau standar yang telah ditetapkan, serta
menemukan hambatan-hambatan yang harus diatasi dalam pelaksanaan program
(Rochiat, 2008: 115).

Monitoring lebih berpusat pada pengontrolan selama program berjalan. Melalui


monitoring, dapat diperoleh umpan balik bagi sekolah atau pihak lain yang terkait
untuk menyukseskan ketercapaian tujuan. Aspek-aspek yang dicermati dalam
monitoring adalah hal-hal yang dikembangan dan dijalankan dalam Rencana
Pengembangan Sekolah (RPS). Dalam melakukan monitoring ini tentunya
pengawas harus melengkapi diri dengan parangkat atau daftar isian yang memuat
seluruh indikator sekolah yang harus diamati dan dinilai.

Fattah (2004) mengemukan bahwa Secara tradisional pelaksanaan pengawasan


melibatkan tahapan:
a) menetapkan standar untuk mengukur prestasi,
8

b) mengukur prestasi,
c) menganalisis apakah prestasi memenuhi standar, dan
d) mengambil tindakan apabila prestasi kurang/tidak memenuhi standar.

b. Evaluasi

Kegiatan evaluasi ditujukan untuk mengetahui sejauhmana kesuksesan


pelaksanaan penyelenggaraan sekolah atau sejauhmana keberhasilan yang telah
dicapai dalam kurun waktu tertentu.

Tujuan utama evaluasi adalah untuk:


a) Mengetahui tingkat keterlaksanaan program,
b) Mengetahui keberhasilan program,
c) Mendapatkan bahan/masukan dalam perencanaan tahun berikutnya, dan
d) memberikan penilaian (judgement) terhadap sekolah.

2. Refleksi dan Focused Group Discussion

Sesuai dengan paradigma baru manajemen sekolah yaitu pemberdayaan dan


partisipasi, maka judgement keberhasilan atau kegagalan sebuah sekolah dalam
melaksanakan program atau mencapai standar bukan hanya menjadi otoritas
pengawas. Hasil monitoring yang dilakukan pengawas hendaknya disampaikan
secara terbuka kepada pihak sekolah, terutama kepala sekolah, wakil kepala
sekolah, komite sekolah dan guru. Secara bersama-sama pihak sekolah dapat
melakukan refleksi terhadap data yang ada, dan menemukan sendiri faktor-faktor
penghambat serta pendukung yang selama ini mereka rasakan.

Forum untuk ini dapat berbentuk Focused Group Discussion (FGD), yang
melibatkan unsur-unsur stakeholder sekolah. Diskusi kelompok terfokus ini dapat
dilakukan dalam beberapa putaran sesuai dengan kebutuhan. Tujuan dari FGD
adalah untuk menyatukan pandangan stakeholder mengenai realitas kondisi
(kekuatan dan kelemahan) sekolah, serta menentukan langkah-langkah strategis
maupun operasional yang akan diambil untuk memajukan sekolah. Peran
pengawas dalam hal ini adalah sebagai fasilitator sekaligus menjadi narasumber
9

apabila diperlukan, untuk memberikan masukan berdasarkan pengetahuan dan


pengalamannya.

3. Metode Delphi

Metode Delphi dapat digunakan oleh pengawas dalam membantu pihak sekolah
merumuskan visi, misi dan tujuannya. Sesuai dengan konsep MBS, dalam
merumuskan Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) sebuah sekolah harus
memiliki rumusan visi, misi dan tujuan yang jelas dan realistis yang digali dari
kondisi sekolah, peserta didik, potensi daerah, serta pandangan seluruh
stakeholder.

Sejauh ini kebanyakan sekolah merumuskan visi dan misi dalam susunan kalimat
“yang bagus”, tanpa dilandasi oleh filosofi dan pendalaman terhadap potensi yang
ada. Akibatnya visi dan misi tersebut tidak realistis, dan tidak memberikan
inspirasi kepada warga sekolah untuk mencapainya.

Metode Delphi merupakan cara yang efisien untuk melibatkan banyak


stakeholder sekolah tanpa memandang faktor-faktor status yang sering menjadi
kendala dalam sebuah diskusi atau musyawarah. Misalnya sekolah mengadakan
pertemuan bersama antara sekolah, dinas pendidikan, tokoh masyarakat, orang
murid dan guru, maka biasanya pembicaraan hanya didominasi oleh orang-orang
tertentu yang percaya diri untuk berbicara dalam forum. Selebihnya peserta hanya
akan menjadi pendengar yang pasif.

Metode Delphi dapat disampaikan oleh pengawas kepada kepala sekolah ketika
hendak mengambil keputusan yang melibatkan banyak pihak. Menurut Gorton
(Edi, 2008) Langkah-langkah metode delphi adalah sebagai berikut:

a) Mengidentifikasi individu atau pihak-pihak yang dianggap memahami


persoalan dan hendak dimintai pendapatnya mengenai pengembangan
sekolah;
b) Masing-masing pihak diminta mengajukan pendapatnya secara tertulis tanpa
disertai nama/identitas;
10

c) Mengumpulkan pendapat yang masuk, dan membuat daftar urutannya sesuai


dengan jumlah orang yang berpendapat sama.
d) Menyampaikan kembali daftar rumusan pendapat dari berbagai pihak tersebut
untuk diberikan urutan prioritasnya.
e) Mengumpulkan kembali urutan prioritas menurut peserta, dan menyampaikan
hasil akhir prioritas keputusan dari seluruh peserta yang dimintai
pendapatnya.

4. Workshop

Mushohchich (2016) menyatakan bahwa Workshop atau lokakarya merupakan


salah satu metode yang dapat ditempuh pengawas dalam melakukan supervisi
manajerial. Metode ini tentunya bersifat kelompok dan dapat melibatkan beberapa
kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan/atau perwakilan komite sekolah.
Penyelenggaraan workshop ini tentu disesuaikan dengan tujuan atau urgensinya,
dan dapat diselenggarakan bersama dengan Kelompok Kerja Kepala Sekolah atau
organisasi sejenis lainnya. Sebagai contoh, pengawas dapat mengambil inisiatif
untuk mengadakan workshop tentang pengembangan kurikulum, peran serta
masyarakat, sistem penilaian dan sebagainya.

2. Supervisi Akademik (Upaya Pembinaan Kemampuan Guru)

Asyhari (2011) mengemukakan bahwa supervisi akademik adalah supervisi yang


mengarah pada pengendalian dan pembinaan bidang akademik melalui kegiatan
dan proses pembelajaran di sekolah agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
Sejalan dengan pendapat depdiknas (2013) yang menyatakan bahwa supervisi
akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik


adalah kegiatan pengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi
dalam upaya meingkatkan kualitas produk didik melalui usaha memotivasi,
11

membimbing, membina, dan mengarahkan orang-orang yang terkait dengan


kegiatan akademik.

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dan direalisasikan oleh supervisor


dalam melaksanakan supervisi akademik, yaitu :

1. Supervisi akademik harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang


harmonis. Hubungan kemanusiaan yang harus diciptakan harus bersifat
terbuka, kesetiakawanan, dan informal.
2. Supervisi akademik harus dilakukan secara berkesinambungan.
Supervisi akademik bukan tugas bersifat sambilan yang hanya dilakukan
sewaktu-waktu jika ada kesempatan.
3. Supervisi akademik harus demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi
pelaksanaan supervisi akademiknya. Supervisor harus melibatkan secara aktif
guru yang dibinanya dan tanggung jawab perbaikan program akademik bukan
hanya pada supervisor melainkan juga pada guru.
4. Program supervisi akademik harus integral dengan program pendidikan.
Di dalam setiap organisasi pendidikan terdapat bermacam-macam sistem
perilaku dengan tujuan sama yaitu tujuan pendidikan. Dalam upaya
perwujudan prinsip ini, diperlukan hubungan yang baik dan harmonis antara
supervisor dengan semua pihak pelaksana program pendidikan.
5. Supervisi akademik harus komprehensif. Program supervisi akademik harus
mencakup keseluruhan aspek pengembangan akademik.
6. Supervisi akademik harus konstruktif. Supervisi akademik bukanlah untuk
mencari kesalahan-kesalahan guru. Supervisi akademik akan
mengembangkan pertumbuhan dan kreativitas guru dalam memahami dan
memecahkan problem-problem akademik yang dihadapi.
7. Supervisi akademik harus obyektif. Obyektivitas dalam penyusunan program
berarti bahwa program supervisi akademik itu harus disusun berdasarkan
kebutuhan nyata pengembangan profesional guru.

Supervisi akademik ditujukan untuk membantu guru meningkatkan pembelajaran,


sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan belajar siswa. Sesuai dengan
12

tujuannya tersebut maka istilah yang sering digunakan adalah supervisi


pengajaran (instructional supervision).

B. Teknik Supervisi Pendidikan

Teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh dalam mencapai tujuan


tertentu, baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah guru-guru dalam
mengajar, masalah kepala sekolah dalam mengembangkan kelembagaan serta
masalah-masalah lain yang berhubungan serta berorientasi pada peningkatan mutu
pendidikan. Teknik supervisi yang dipandang bermanfaat untuk merangsang dan
mengarahkan perhatian guru-guru terhadap kurikulum dan pengajaran. Untuk
mengidentifikasi masalah-masalah yang berkaitan dengan mengajar dan belajar,
kemudian untuk menganalisis kondisi-kondisi yang mengelilingi mengajar dan
belajar. Teknik supervisi terdiri dari :

1. Teknik Supervisi Individual

Teknik supervisi individual di sini adalah pelaksanaan supervisi yang diberikan


kepada guru tertentu yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan.
Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru yang dipandang
memiliki persoalan tertentu. Teknik-teknik supervisi yang dikelompokkan sebagai
teknik individual meliputi: kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan
individual, kunjungan antarkelas, dan menilai diri sendiri. Berikut ini dijelaskan
pengertian-pengertian dasarnya secara singkat satu persatu.

a. Kunjungan Kelas

Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah, pengawas,
dan pembina lainnya dalam rangka mengamati pelaksanaan proses belajar
mengajar sehingga memperoleh data yang diperlukan dalam rangka pembinaan
guru. Tujuan kunjungan ini adalah semata-mata untuk menolong guru dalam
mengatasi kesulitan atau masalah mereka di dalam kelas. Melalui kunjungan
kelas, guru-guru dibantu melihat dengan jelas masalah-masalah yang mereka
alami. Menganalisisnya secara kritis dan mendorong mereka untuk menemukan
13

alternatif pemecahannya. Kunjungan kelas ini bisa dilaksanakan dengan


pemberitahuan atau tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan bisa juga atas dasar
undangan dari guru itu sendiri.

Empat tahap kunjungan kelas, yaitu:

1) Tahap persiapan. Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran,


dan cara mengobservasi selama kunjungan kelas.
2) tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, supervisor mengamati
jalannya proses pembelajaran berlangsung.
3) tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan
perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil observasi,
4) tahap tindak lanjut.

b. Observasi Kelas

Observasi kelas secara sederhana bisa diartikan melihat dan memperhatikan


secara teliti terhadap gejala yang nampak. Observasi kelas adalah teknik observasi
yang dilakukan oleh supervisor terhadap proses pembelajaran yang sedang
berlangsung. Tujuannya adalah untuk memperoleh data seobyektif mungkin
mengenai aspek-aspek dalam situasi belajar mengajar, kesulitan-kesulitan yang
dihadapi oleh guru dalam usaha memperbaiki proses belajar mengajar. Secara
umum, aspek-aspek yang diamati selama proses pembelajaran yang sedang
berlangsung adalah:

1) usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran,


2) cara penggunaan media pengajaran,
3) reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar,
4) keadaan media pengajaran yang dipakai dari segi materialnya.

Pelaksanaan observasi kelas ini melalui beberapa tahap, yaitu: (1) persiapan
observasi kelas; (2) pelaksanaan observasi kelas; (3) penutupan pelaksanaan
observasi kelas; (4) penilaian hasil observasi; dan (5) tindak lanjut.
14

c. Pertemuan Individual

Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar


pikiran antara pembina atau supervisor guru, guru dengan guru, mengenai usaha
meningkatkan kemampuan profesional guru. Tujuannya adalah: (1) memberikan
kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan yang
dihadapi; (2) mengembangkan hal mengajar yang lebih baik; (3) memperbaiki
segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru; dan (4) menghilangkan atau
menghindari segala prasangka yang bukan-bukan.

Dalam percakapan individual ini supervisor harus berusaha mengembangkan segi-


segi positif guru, mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya, dan
memberikan pengarahan, hal-hal yang masih meragukan sehingga terjadi
kesepakatan konsep tentang situasi pembelajaran yang sedang dihadapi.

d. Kunjungan Antar Kelas

Kunjungan antarkelas dapat juga digolongkan sebagai teknik supervisi secara


perorangan. Guru dari yang satu berkunjung ke kelas yang lain dalam lingkungan
sekolah itu sendiri. Dengan adanya kunjungan antarkelas ini, guru akan
memperoleh pengalaman baru dari teman sejawatnya mengenai pelaksanaan
proses pembelajaran pengelolaan kelas, dan sebagainya. Agar kunjungan
antarkelas ini betul-betul bermanfaat bagi pengembangan kemampuan guru, maka
sebelumnya harus direncanakan dengan sebaik-baiknya.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh supervisor apabila menggunakan
teknik ini dalam melaksanakan supervisi bagi guru-guru.
a) Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi dengan sebaik-baiknya.
Upayakan mencari guru yang memang mampu memberikan pengalaman baru
bagi guru-guru yang akan mengunjungi.
b) Tentukan guru-guru yang akan mengunjungi.
c) Sediakan segala fasilitas yang diperlukan dalam kunjungan kelas.
15

d) Supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan cermat. Amatilah apa-apa


yang ditampilkan secara cermat, dan mencatatnya pada format-format
tertentu.
e) Adakah tindak lanjut setelah kunjungan antarkelas selesai. Misalnya dalam
bentuk percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu.
f) Segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan, dengan
menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapi.
g) Adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas
berikutnya.

e. Menilai Diri Sendiri

Sutton (Suryani, 2015) Menilai diri sendiri merupakan satu teknik individual
dalam supervisi pendidikan. Penilaian diri sendiri merupakan satu teknik
pengembangan profesional guru. Penilaian diri sendiri memberikan informasi
secara obyektif kepada guru tentang peranannya di kelas dan memberikan
kesempatan kepada guru mempelajari metoda pengajarannya dalam
mempengaruhi murid. Semua ini akan mendorong guru untuk mengembangkan
kemampuan profesionalnya.

Nilai diri sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru. Untuk mengukur
kemampuan mengajarnya, di samping menilai murid-muridnya, juga menilai
dirinya sendiri. Ada beberapa cara atau alat yang dapat digunakan untuk menilai
diri sendiri, antara lain sebagai berikut.

2. Teknik Supervisi Kelompok

Teknik kelompok adalah teknik yang digunakan bersama-sama oleh supervisor


dengan sejumlah guru dalam suatu kelompok. Beberapa orang yang diduga
memiliki masalah dikelompokkan secara bersama kemudian diberi pelayanan
supervise sesuai dengan permaslahan yang mereka hadapi. Banyak bentuk-bentuk
dalam teknik yang bersifat kelompok ini, namun di antaranya sebagai berikut:
1)   Pertemuan Orientasi Sekolah bagi Guru Baru (Orientation Meeting for New
Teacher)
16

Yakni pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru-guru untuk memasuki


suasana kerja yang baru. Beberapa hal yang disajikan adalah:
a.       System kerja sekolah yang dimaksud.
b.      Proses dan mekanisme administrasi organisasi sekolah.

2)   Rapat Guru
Rapat ini diadakan untuk membahas masalah-masalah yang terjadi pada saat
proses belajar mengajar berlangsung. Yang bertujuan untuk:
a.       Menyatukan pandangan-pandangan dan pendapat guru tentang konsep umum
maupun metode metodeuntuk mencapai tujuan pendidikan yang menjadi tanggung
jawab bersama.
b.      Mendorong guru untuk melaksanakan tugasnya dan mendorong kemajuan
mereka.

3)   Diskusi Panel
Adalah suatu bentuk diskusi yang dipentaskan di hadapan sejumlah partisipan
atau pendengar untuk  memecahkan suatu problema dan para panelis terdiri dari
orang-orang yang dianggap ahli dalam lapangan yang didiskusikan.
Tujuannya:
a.       Untuk menjajaki suatu masalah secara terbuka agar memperoleh lebih banyak
pengetahuan mengenai maslah yang dihadapi dari berbagai sudut pandang.
b.      Untuk menstimulir para partisipan agar mengarahkan perhatian terhadap
masalah yang dibahas melalui dimanika kelompok sebagai hasil interaksi dari
para panelis.

4)   Symposium
Adalah suatu pertemuan untuk meninjau aspek-aspek suatu pokok masalah untuk
mengumpulkan beberapa sudut pandang mengenai suatu masalah. Tujuaanya
adalah untuk mengumpulkan dan membandingkan beberapa sudut pandang yang
berbeda-beda tentang suatu problema.
17

5)   Penataran-penataran
Teknik supervisi kelompok yang dilakukan melalui penataran-penataran sudah
banyak dilakukan. Misalnya penataran untuk guru-guru bidang studi tertentu,
penataran tentang metodologi pengajaran, dan penataran tentang administrasi
pendidikan. Mengingat bahwa penataran-penataran tersebut pada umumnya
diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah terutama
adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari
hasil penataran, agar dapat dipraktekkan oleh guru-guru.
18

III. PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Metode dalam konteks pengawasan merupakan suatu cara yang ditempuh


oleh pengawas pendidikan guna merumuskan tujuan yang hendak dicapai
baik oleh sistem perorangan maupun kelembagaan pendidikan itu sendiri.
Supervisi adalah kegiatan yang bersifat membina dan memberikan bantuan,
sehingga “alam” yang tercipta di dalamnya harus mendukung terjadunya
kegiatan yang betul-betul mencapai tujuannya.

2. Jenis-jenis Metode supervisi: (1). Mentoring dan Evaluasi, (2). Refleksi dan
Focused Group Discussion (FGD), (3). Metode Delphi, (4). Workshop.

3. Jenis-jenis Teknik Supervisi:


1. Teknik Perseorangan: (a). Kunjungan kelas, (b). Observasi kelas, (c).
Pertemuan individual, (d). Kunjungan antar kelas.

2. Teknik Supervisi Kelompok: (a). Mengadakan Pertemuan atau Rapat


(meeting), (b). Mengadakan Diskusi Kelompok. (c). Mengadakan
Penataran-penataran, (d). Seminar.

B. SARAN

Penulis menyadari bahwasannya makalah ini masih terdapat banyak


kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diperlukan untuk menyempurnakan makalah ini agar lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan mendalam bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya.
19

DAFTAR PUSTAKA

Asyhari, M. 2011. Supervisi Akademik Dalam Supervisi Pendidikan . Tesis (tidak


diterbitkan) Pascasarjana UIN Walisongo.

Bafadal, I. 2004. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah dan Perspektif


Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah. Malang: Penerbit UM.

Depdiknas. 2013. Supervisi Akademik Implementasi Kurikulum 2013. [Online]


tersedia: https://suaidinmath.files.wordpress.com/2014/02/ks-03-supervisi-
akademik-2.pdf. (01 september 2018).

-------------. 2009. Panduan Pelaksanaan Tugas Pengawas Sekolah/Madrasah.


Jakarta: Depdiknas.

Fattah, Nanang. 2004. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja.


Rosdakarya.

Mushohchich. 2016. konsep supervisi manajerial. [online], tersedia di: https:


digilib.uinsby.ac.id/5724/5/Bab%202.pdf (01 September 2018).

Suryani, C. 2015. Implementasi Supervisi Pendidikan Dalam Meningkatkan


Proses Pembelajaran Di Min Sukadamai Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah
Didaktika, [online] VOL. 16, NO. 1, tersedia: https://jurnal.UINAR-
raniry.ac.id/. (02 September 2018).

Wiriaatmadja, Rochiati. 2012. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.
 
Zulkarnain, Wildan. 2008. Supervisi Manajerial Pengawas Sekolah (Tuntutan
Kompetensi dalam Sertifikasi Pengawas). Universitas Negeri Malang:
Malang.
20

LAMPIRAN SOAL
21

SOAL METODE DAN TEKNIK SUPERVISI PENDIDIKAN

1. Apa yang dimaksud dengan metode supervisi pendidikan ?


2. Sebutkan dan jelaskan dua metode supervisi pendidikan ?
3. Bagaimana prinsip yang terdapat dalam supervisi akademik ?
4. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis teknik supervisi pendidikan ?
5. Sebutkan jenis-jenis dari metode supervisi manajerial ?

Jawaban :

1. Metode dalam konteks pengawasan merupakan suatu cara yang ditempuh


oleh pengawas pendidikan guna merumuskan tujuan yang hendak dicapai
baik oleh sistem perorangan maupun kelembagaan pendidikan itu sendiri.

2. (a). Metode Supervisi Manajerial (Upaya Pembinaan Sekolah) adalah usaha


pemberian bantuan yang diberikan oleh supervisor kepada pendidik dan
tenaga kependidikan dalam rangka pembinaan, penilaian dan bimbingan
mulai dari rencana program, proses, sampai dengan evaluasi, hasil dan
laporan kegiatan. Bimbingan dan bantuan yang dimaksud diberikan kepada
kepala sekolah dan seluruh staf sekolah dalam pengelolaan sekolah.

(b). Supervisi Akademik (Upaya Pembinaan Kemampuan Guru): supervisi


akademik adalah supervisi yang mengarah pada pengendalian dan pembinaan
bidang akademik melalui kegiatan dan proses pembelajaran di sekolah agar
hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

3. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dan direalisasikan oleh supervisor


dalam melaksanakan supervisi akademik, yaitu :

a) Supervisi akademik harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan


yang harmonis. Hubungan kemanusiaan yang harus diciptakan harus
bersifat terbuka, kesetiakawanan, dan informal.
22

b) Supervisi akademik harus dilakukan secara berkesinambungan.


Supervisi akademik bukan tugas bersifat sambilan yang hanya dilakukan
sewaktu-waktu jika ada kesempatan.
c) Supervisi akademik harus demokratis. Supervisor tidak boleh
mendominasi pelaksanaan supervisi akademiknya. Supervisor harus
melibatkan secara aktif guru yang dibinanya dan tanggung jawab
perbaikan program akademik bukan hanya pada supervisor melainkan juga
pada guru.
d) Program supervisi akademik harus integral dengan program pendidikan.
Di dalam setiap organisasi pendidikan terdapat bermacam-macam sistem
perilaku dengan tujuan sama yaitu tujuan pendidikan. Dalam upaya
perwujudan prinsip ini, diperlukan hubungan yang baik dan harmonis
antara supervisor dengan semua pihak pelaksana program pendidikan.
e) Supervisi akademik harus komprehensif. Program supervisi akademik
harus mencakup keseluruhan aspek pengembangan akademik.
f) Supervisi akademik harus konstruktif. Supervisi akademik bukanlah untuk
mencari kesalahan-kesalahan guru. Supervisi akademik akan
mengembangkan pertumbuhan dan kreativitas guru dalam memahami dan
memecahkan problem-problem akademik yang dihadapi.

4. (a). Teknik Supervisi Individual: Pelaksanaan supervisi yang diberikan


kepada guru tertentu yang mempunyai masalah khusus dan bersifat
perorangan. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru yang
dipandang memiliki persoalan tertentu.

(b). Teknik Supervisi Kelompok: Salah satu cara melaksanakan program


supervisi yang kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-
kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi
satu/bersama-sama.

5. Monitoring dan evaluasi, Focused Group Discussion (FGD), Metode Delphi,


dan Workshop.

Anda mungkin juga menyukai