ID Pengembangan Madrasah Sebagai Pendidikan PDF
ID Pengembangan Madrasah Sebagai Pendidikan PDF
Abstract
Since the early 20th century, madrasah with its independent characteristics
is accepeted by people gradually, as one of the Islamic education which plays an
important role in the development and improvement of education quality in Indonesia.
+RZHYHULWVH[LVWHQFHZKLFKLVPDQDJHGE\SHRSOHDVPXFKDVPDGHLWGLI¿FXOW
to get its right to be supervised based on the letter of dicision from the Ministry
of Religion.The government’s aid is very important for process of modernizing the
school. The madrasah system was related to the school Islamic identity in facing
the competition of education in global era.
Keyword: Islamic education, madrasah, education quality.
A. Pendahuluan
Kajian kependidikan Islam yang dilakukan oleh Karel Steenbrink
dalam Pesantren, Madrasah dan Sekolah (1986) bersifat historis.
Steenbrink dalam kajiannya berhasil mengungkap perkembangan
historis lembaga pendidikan Islam, khususnya pesantren, yang
kemudian diikuti dengan munculnya madrasah dan sekolah, serta
dampak kehadiran madrasah dan sekolah terhadap pesantren. Di
antara dampak tersebut adalah kemunculan kelompok fungsional
baru dalam lapisan masyarakat Muslim, seperti “guru agama
modern” yang memainkan fungsi-fungsi yang relatif berbeda dengan
kelompok fungsional yang dilahirkan lembaga-lembaga pendidikan
“tradisional” seperti pesantren.
Madrasah adalah hasil perkembangan modern dari pendidikan
1
Dosen Tetap Fakultas Ilmu Agama Islam Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta.
42
Pengembangan Madrasah ... (Muzhoffar Akhwan)
43
NO. 1. VOL. I. 2008
44
Pengembangan Madrasah ... (Muzhoffar Akhwan)
45
NO. 1. VOL. I. 2008
46
Pengembangan Madrasah ... (Muzhoffar Akhwan)
dapat dilihat dari isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan
penilaian pendidikan. Untuk melaksanakan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku tersebut hendaknya dimulai dengan upaya
membangun komitmen bersama dan diorientasikan pada peningkatan
kualitas Sumber Daya Manusia yang terlibat di dalamnya.
Tantangan yang dihadapi madrasah dalam menjalankan misinya
tidaklah kecil. Hal ini disebabkan: pertama, perubahan orientasi
pendidikan masyarakat. Persiapan menuju era industrialisasi telah
menyebabkan orientasi pendidikan masyarakat berubah dari ‘belajar
untuk mencari ilmu’ menjadi ‘belajar sebagai persiapan memperoleh
pekerjaan’. Hal ini sebagai dampak dari makin tersebarnya pendidikan
Barat di Indonesia yang sejak awal memang memang berorientasi
pada ‘mendapatkan pekerjaan’. Kecenderungan ini sudah melanda
dunia karena, pendidikan model Barat inilah yang diadopsi di
hampir seluruh negara di dunia. Perubahan orientasi ini membuat
sekolah umum, yang memberikan pendidikan umum lebih banyak,
lebih menarik minat orangtua daripada pesantren atau madrasah;
kedua, pendidikan umum di mata masyarakat pada umumnya lebih
diutamakan daripada pendidikan keagamaan. Ini tercermin dalam
kurikulum 1994 yang prosentase pendidikan agamanya semakin
dikurangi.
Madrasah yang semula mengutamakan pelajaran agama
daripada pelajaran umum, sering menjadi pontang-panting mengejar
ketertinggalan mereka dari kekolah umum di bidang pelajaran
umum dan ketiga, kualitas layanan pendidikan yang diberikan
oleh mayoritas madrasah masih dinilai lebih rendah daripada
layanan pendidikan yang diberikan oleh sebagian sekolah umum,
apalagi yang negeri. Penyebab kekurangmutuan ini bermacam-
macam: disebabkan oleh manajemen (pengelolaan) pendidikannya
yang kurang bagus, kualitas tenaga pengajarnya yang kurang baik,
kekurangan dana oparasional sehari-hari.
Tuntutan masyarakat Indonesia “Baru”, antara lain demokratisasi
pendidikan yang memupuk lahirnya tingkah laku peserta didik
yang demokratis, hubungan yang demokratis antara guru dan
peserta didik demi perkembangan berpikir yang kreatif, pendidikan
agama yang membentuk nilai-nilai moral serta memperkuat iman
dan takwa, menguasai iptek, serta memupuk kerja sama dalam
persaingan sebagaimana dituntut oleh masyarakat global. Namun
demikian, nilai-nilai tersebut cenderung menghilang dan diarahkan
kepada uniformitas yang dituntut oleh system pendidikan yang
47
NO. 1. VOL. I. 2008
48
Pengembangan Madrasah ... (Muzhoffar Akhwan)
49
NO. 1. VOL. I. 2008
50
Pengembangan Madrasah ... (Muzhoffar Akhwan)
) 3URÀO0DGUDVDK%HUPXWXGDODP0HUHVSRQ3HQGLGLNDQ
untuk Semua
Dalam mewujudkan quality education, yayasan yang menjadi
pemilik lembaga pendidikan madrasah seyogyanya memberikan
ruang gerak lebih besar kepada para pelaksana pendidikan,
khususnya kepala madrasah agar: Pertama, dapat mengorganisasi
dan memberdayakan sumberdaya yang ada untuk memberikan
dukungan yang memadai bagi terselenggaranya proses belajar
mengajar yang maksimal, bahkan pengajaran yang cukup, dan
pemeliharaan fasilitas yang baik; kedua, dapat berkomunikasi secara
teratur dengan pemilik lembaga (yayasan, guru, staf, orangtua
siswa, masyarakat, dan pemerintah). Selanjutnya madrasah sudah
waktunya dikelola dengan manajemen modern sehingga pendidikan
\DQJGLVHOHQJJDUDNDQQ\DGDSDWOHELKHÀVLHQGDQHIHNWLI
Madrasah elite, seperti Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I
Malang, Jawa Timur. Madrasah ini pada mulanya didirikan pada
1962 sebagai sekolah pelatihan swasta bagi siswa-siswa Pendidikan
Guru Agama. Namun, pada 1979 Departemen Agama setempat
memutuskan untuk menjadikannya sebuah madrasah negeri
tersendiri. Sejak saat itu, MIN I Malang memperbaiki dirinya sendiri.
Dengan kerjasama yang baik dan dukungan dari POMG (Persatuan
Orangtua Murid dan Guru), madrasah ini kini mampu menyediakan
pendidikan yang berkualitas (Azra, 1999: 79). Upaya pemberdayaan
madrasah dapat ditempuh melalui kerjasama dengan pihak-pihak
yang peduli terhadap pendidikan madrasah, misalnya perguruan
tinggi di daerah dan lembaga-lembaga sosial lain.
Upaya Departemen Agama untuk meningkatkan mutu
pendidikan madrasah, melalui Proyek Pengembangan Madrasah
Aliyah sebagai madrasah-madrasah model sangat membantu
masyarakat untuk mendapatkan pendidikan bermutu tetapi murah,
sehingga masyarakat luas berkesempatan untuk mengikutinya.
Hal tersebut sesuai dengan gerakan dunia yang disebut education
for all yaitu pendidikan telah menjadi kebutuhan pokok di dalam
kehidupan manusia, dengan kesadaran bahwa tingkat pendidikan
yang rendah tidak dapat membawa manusia kepada kehidupan
51
NO. 1. VOL. I. 2008
52
Pengembangan Madrasah ... (Muzhoffar Akhwan)
G. Penutup
Dari pembahasan di atas, ada beberapa hal penting yang perlu
dicatat. Pertama, institusi pendidikan Islam yang telah ada sejak
sebelum masa kemerdekaan Republik Indonesia mendapat tantangan
berat karena tuntutan masyarakat yang terus berubah; yang semakin
menuntut madrasah bermutu. Pergeseran nilai yang dipacu oleh
tuntutan globalisasi menjadikan madrasah yang memadukan
ilmu umum dan ilmu agama semakin mendapat peluang dalam
mempersiapakan generasi siap dan mampu menghadapi tantangan
zamannya.
Kedua, dengan modal moral keagamaan yang kuat, ilmu
pengetahuan dan teknologi modern yang menjadi kebutuhan hidup,
maka madrasah sebagai pendidikan berbasiskan masyarakat
akan tetap menjadi pilihan orangtua, tidak saja mengirimkan
anaknya masuk ke madrasah, melainkan juga partisipasinya bagi
terselenggaranya pendidikan yang bermutu, mampu mendorong
penanaman dasar-dasar keunggulan kompetitif.
DAFTAR PUSTAKA
Azra, Azyumardi. 1999. Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi
Menuju Milenium Baru, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu.
Burhanudin, Jajat dan Dina Afrianty (ed.). 2006. Mencetak
Muslim Modern, Peta Pendidikan Islam Indonesia, Jakarta: PT
5DMD*UDÀQGR3HUVDGD
Danim, Sudarwan. 2003. Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Departemen Pendidikan Nasional RI, 8QGDQJXQGDQJ 5HSXEOLN
Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Jakarta: Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan
Nasional.
Fajar, Malik. 1998. Madrasah dan Tantangan Modernisitas, Bandung:
Mizan.
Furchan, Arief. 2004. Transformasi Pendidikan Islam di Indonesia,
Anatomi Keberadaan Madrasah dan PTAI, Yogyakarta: Penerbir
Gema Media.
Ma’arif, Syamsul. 2007. Revitalisasi Pendidikan Islam, Yogyakarta:
Penerbit Graha Ilmu.
Maksum. 2001. Madrasah Sejarah dan Perkembangannya, Jakarta:
53
NO. 1. VOL. I. 2008
Logos.
Mastuhu. 1999. Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, Jakarta:
Logos Wacana Ilmu.
Steenbrink, Karel. 1986, Pesantren, Madrasah, dan Sekolah, Jakarta:
LP3ES.
Tilaar. 2004. Pradigma Baru Pendidikan Nasional, Jakarta: PT Rineka
Cipta.
54