Pendahuluan
regional yang didirikan pada tanggal 15 Juni 2001 yang beranggotakan Rusia,
Cina dan empat negara Asia Tengah; Kazakhstan, Kyrgistan, Tajikistan dan
dibentuk pada tahun 1996. 4 Lahirnya SCO yang menggabungkan dua kekuatan
besar antara Rusia dan Cina kerap kali disebut sebagai momentum lahirnya
dengan Cina sebagai kekuatan besar dalam organisasi SCO akan meningkatkan
1
Shanghai Cooperation Organisation, selanjutnya akan disebut SCO.
2
Marina Sorkina, 2009-2010, Shanghai Cooperation Organisation (Geopolitics at the Crossroads
of Eurasia), Universiteit Gent. Hal 13. Dalam
http://lib.ugent.be/fulltxt/RUG01/001/458/385/RUG01-001458385_2011_0001_AC.pdf (diakses
tanggal 2 Nov 2013).
3
Shanghai Five merupakan sebuah kesepakatan yang dibentuk oleh Rusia dan China serta tiga
Negara Asia tengah lainnya, yaitu Kazhakhstan, Kyrgistan, dan Tajikistan pada tahun 1996 dengan
tujuan Treaty on Deepening Military Trust in Border Regions. Pada saat Shanghai Five,
Uzbekistan belum bergabung, hanya pada saat SCO terbentuklah Uzbekistan turut ambil bagian
dalam organisasi ini. Dirangkum dari artikel Dr. Shirin Akiner, The Shanghai Cooperation
Organization: A Networking Organisation for A Networking World, Global Strategy Forum.
Dalam http://www.globalstrategyforum.org/wp-content/uploads/The-Shanghai-Cooperation-
Organisation.pdf (diakses tanggal 10 Juli 2013).
4
Alyson J. K. Bailes, Pál Duncay, Pan Guang & Mikhail Troitskiy, 2007, The Shanghai
Cooperation Organization, SIPRI Policy Paper No. 17. Stockholm International Peace Research
Institute,. Hal. 1. Dalam http://books.sipri.org/files/PP/SIPRIPP17.pdf (diakses tanggal 10 Juli
2013).
1
5
jantung Eurasia (eurasian heartland) yang sangat strategis. Kawasan ini
dianggap strategis dengan sumber daya alam minyak dan gas bumi yang sangat
pesawat ruang angkasa serta sisa persenjataan nuklir peninggalan perang dingin. 6
Asia Tengah merupakan salah satu kawasan yang sangat strategis di dunia.
Asia tengah merupakan negara bekas Uni Soviet yang kaya akan hasil alam dan
energi, karena itu Asia Tengah merupakan jalur minyak potensial bagi negara-
negara di luar kawasan. Kawasan Asia Tengah terdiri dari lima negara, yaitu
7
Kazakhstan, Kyrgistan, Uzbekistan, Tajikistan, dan Turkmenistan. Dalam
kawasan ini sering kali timbul konflik-konflik etnis, gerakan separatis, maupun
teroris. Dengan kondisi seperti itu, Rusia sebagai negara yang sangat dekat dengan
Asia Tengah ingin selalu memantau keadaan negara bekas Uni Soviet tersebut.
Rusia sangat ingin jika negara-negara Asia Tengah bergantung terhadap Rusia
dalam bidang militer maupun secara ekonomi, bukan negara lain yang ingin juga
5
Eurasian Heartland merupakan strategi klasik yang lahir pada saat perang Dunia I oleh Sir
Harlford Mackinder (1861-1947). Strategi ini menggambarkan skema strategi global yang identik
dengan konsep memenangkan perang, ekspansi territorial, penyebaran pengaruh yang mengarah
pada usaha pencapaian penguasaan dunia. Geoffrey Sloan, 1999, Sir Halford Mackinder: The
Heartland Theory Then and Now, Geopolitics, Geography and Strategy, Oxon, Frank
Cass Publisher,. Hal.16-18.
6
Lo Bobo. 2008. Axis of Convenience: Moscow, Beijing and the New Geopolitics, Royal Institute
of International Affairs, Chantam House, London, Brookings Institute Prees, Washington D.C,.
Hal 35.
7
Dmitri Trenin, 2001, The End of Eurasia: Russia on the Border between Geopolitics and
Globalization, Carnegie Moscow Center: Moscow. Hal. 218 dalam Bobo Lo, 2004, The Long
Sunset of Strategic Patnership: Russia’s Evolving China Policy, International Affairs 80, 2,. Hal
299 dalam
http://www.chathamhouse.org/sites/files/chathamhouse/public/International%20Affairs/Blanket%
20File%20Import/inta_384.pdf (diakses tanggal 4 Desember 2013).
8
Op.Cit., Lo Bobo. Hal.
2
Politik luar negeri Rusia yang mengacu pada penjagaan pengaruhnya di
terbatasi ketika mulai masuknya great power baru di kawasan Asia Tengah. 9
Rusia sebagai great power merupakan inti dari karakteristik yang telah dibangun
kembali10 dan dilekatkan serta selalu dipelihara oleh Rusia baru pasca runtuhnya
Uni Soviet pada 31 Desember 1991.11 Karakter ini mendorong Rusia untuk selalu
bertindak sebagai rezim dalam kawasan yang paling berhak untuk menjamin dan
negara sedang berkembang pesat dalam bidang ekonomi, dan seiring dengan itu
pula Cina juga mulai memodernisasi pertahanan militernya. Secara geografis Cina
merupakan negara pecahan Uni Soviet. Keinginan Cina untuk turut andil dalam
separatis di Xinjiang dan juga untuk menjaga aliran impor energi dari negara Asia
Tengah. Energi yang berlimpah di Asia Tengah juga merupakan salah satu daya
9
Olga Oliker, dkk, 2009, Russian Foreign Policy: Source and Implication, Rand, Corporation
California. Hal. 67
10
Margarete Klein, Oktober 2009, Russia’s Millitary Capabilities “Great Power” Ambitions and
Reality, Berlin: Stiftung Wissenschaft udn Politik, Germany Institute for Internasional and Security
Affairs. Hal. 7.
11
Jacob Hedenskog, 2005 Russia as a Great Power; Dimensions of Security Under Putin, New
York: Routledge, halaman. Hal.11
3
tarik tersendiri bagi negara besar seperti Amerika Serikat dan sekutunya dalam
Hingga akhirnya munculah gagasan dari dua negara besar Rusia dan Cina
dengan kunjungan Presiden Borist Yeltsin pada tahun 1995 ke Beijing, di mana
pada saat itu pemimpin kedua negara tersebut memiliki kesepahaman mengenai
tidak berlaku dikarenakan adanya perang perbatasan pada tahun 1969. Hal ini
Dingin dan kesepakatan untuk ikut menjadi bagian secara intensif dalam
Hubungan yang terjalin antara Rusia dan Cina, terus mengalami fluktuasi
dan mengalami berbagai perubahan yang cukup mencolok sejak pertengahan abad
ke 20 hingga awal abad ke 21. Sejak Federasi Rusia masih berbentuk Uni Soviet
hingga pada akhirnya runtuh pada tahun 1991, kedua negara memiliki hubungan
yang cukup menarik untuk diamati, yang kerap kali diwarnai dengan kerjasama,
dan ketegangan yang fluktuatif dan penuh dengan ambiguitas. Dari menjadi
sekutu strategis pada tahun 1950an dengan sebutan brothers in arms, hingga
12
Stephen Blank, 1995, Energy, Economics, and Security in Central Asia: Russia and Its Rivals,
Startegic Studies Institute U.S. Army War College, Carlisle Barracks, Pa. 17013
13
Ibid,
4
berubah menjadi saingan dan mengalami hubungan yang panas di tahun 1960an.14
Hubungan Rusia dan Cina tetap tegang sepanjang dekade akibat Perang Dingin,
namun sejak runtuhnya Uni Soviet pada 1991, hubungan bilateral kedua negara
terlihat mulai mengalami perbaikan besar. Hubungan Rusia dan Cina mulai
Sejak saat itu, hubungan kedua negara terus mengalami penyesuaian dan
perbaikan yang intensif dimana pada 1996 melalui pertemuan Boris Yeltsin dan
Jiang Zemin, kedua negara secara resmi membentuk kemitraan strategis dalam
Tajikistan.16
regional di Asia Tengah yang mempunyai peran penting dalam integrasi regional
Asia Tengah, SCO mempunyai peran cukup penting. Kerjasama SCO berpusat
ekstremis. Selain itu, SCO yang dilandasi tujuan yang sama di kawasan tersebut
merupakan bentuk dari usaha Rusia bersama Cina guna mengurangi pengaruh
ancaman baik dari dalam maupun dari luar kawasan. Hal ini menjadi menarik
14
Westad Odd, Arne ed., 1998, Brothers in Arms: The Rise and Fall of The Sino-Soviet Alliance,
1945 1963. Washington, DC: Wodrow Wilson Center Press. Hal 5
15
Yana Leksyutina, Russian – Chinese Relations: Raprochement or Rivalry, Chair in Bev – Baillet
Latour Working Papers, No.37. (July, 2010), hal 4. Dalam
https://soc.kuleuven.be/web/files/11/74/WP37-Leksyutina.pdf (diakses tanggal, 2 september 2013)
16
Ibid,. Hal 4
5
ketika Rusia sebagai negara besar yang baru saja bangkit dari kehancurannya dan
zone-nya. Selanjutnya yang menjadi menarik adalah bersatunya Rusia dan Cina
kedua negara ini memiliki sejarah ketegangan di masa lalu mengenai sengketa
berikut:
dalam kaitannya dengan terjalinnya aliasi antara Rusia dan Cina dalam
SCO.
6
3. Guna memahami Rusia sebagai great power di kawasan yang terus
berupaya menjaga kawasan post soviet state untuk tetap berada dalam
pengaruhnya.
respon Rusia terhadap ancaman yang mulai merambah pada negara-negara buffer-
zonenya yaitu negara bekas Uni Soviet. Penelitian yang pertama dari Dr. Shirin
7
Akiner,17 yang kedua penelitian yang ditulis oleh Anna Matveeva dan Antonio
Giustozzi,18 yang ketiga penelitian dari Stephen Blank,19 dan yang terakhir skripsi
Dalam tulisan ini menjelaskan mengenai SCO sebagai organisasi yang memang
dibentuk menjaga stabilitas keamanan di kawasan Asia Tengah. Dakam tulisan ini
menjelaskan bahwa pada awal mua SCO yang dibentuk atas dasar menjaga
anggotanya.
Akiner juga menjelaskan tujuan awal dari SCO ini adanya memerangi tiga
hal yaitu melawan teroris, separatis, dan ekstrimis. Selain itu poin penting yang
tertera dalam SCO charter adalah membangun kepercayaan antar negara tengga.
Penelitian ini hanya fokus pada SCO secara umum, mulai dari bagaimana awal
17
Akiner, Shirin, Dr, 2010, The Shanghai Cooperation Organization: A Networking Organisation
for A Networking World, Global Strategy Forum. Dalam http://www.globalstrategyforum.org/wp-
content/uploads/The-Shanghai-Cooperation-Organisation.pdf (diakses tanggal 10 Juli 2013)
18
Anna Matveeva & Antonio Diustozzi, 2008, The SCO: A Regional Organisation in The Making,
Working Paper 39, Crisis States Research Center LSE. Dalam
http://eprints.lse.ac.uk/22937/1/wp39.2.pdf (diakses tanggal 17 Juli 2013)
19
Stephen Blank, 1995, Energy, Economics, and Security in Central Asia: Russia and Its Rivals,
Startegic Studies Institute U.S. Army War College, Carlisle Barracks, Pa. 17013. Dalam
http://www.strategicstudiesinstitute.army.mil/pdffiles/PUB119.pdf (diakses tanggal 17 Juli 2013)
20
Laillatur Riva, 2012, Dampak Perluasan Keanggotaan Uni Eropa ke Negara-Negara Baltik
Terhadap Soft Security Rusia, skripsi, UMM: Unpublished.
8
mula pembentukannya yang semula bernama Shanghai Five lalu bertransformasi
menjadi SCO.
bidang militer saja melainkan dalam bidang perdagangan, serta suplai energi.
Selain itu SCO yang pada awal mula berdirinya diarhkan guna mengatasi
ekstremis, dalam hal ini SCO membentuk suatu badan yang secara khusus
Dan lagi, Akiner juga menuliskan, reaksi Barat terhadap SCO bahwa
Kalangan western menyebut SCO sebagai ‘beast of the east’, ‘OPEC with the
bombs’, dan ‘NATO’s evil twin’. SCO seyogyanya secara formal tidak diciptakan
namun pada dasarnya penelitian yang fokus membahas SCO secara mendalam
sangat membantu penulis dikarenakan SCO merupakan salah satu unit penting
dalam penelitian ini. Penelitian ini pun mengupas bagaimana hubungan SCO
dan Mongolia.
9
Penelitian kedua merupakan sebuah jurnal dari Anna Matveeva dan Antonio
bertujuan untuk memperkuat rasa saling percaya, bertetangga yang baik, dan
internal SCO maupun kondisi eksternal yang terjadi. Yang dalam kondisi inetrnal
dalam SCO, Rusia dan Cina sebagai dua negara dengan kekuatan yang lebih besar
dari pada keempat anggota lainnya kedua memiliki beberapa kesepahaman yang
berbeda. Intervensi dari luar anggota juga turur mewarnai dinamika dalam
ini memaparkan begitu banyak perkembangan aliansi Rusia dalam SCO dan juga
bagaimana kondisi internal di kawasan Asia Tengah. Selain itu penelitian ini juga
ekstremis yang menjadi salah satu permasalahan nasional yang sangat krusial di
masing-masing negara anggota SCO yang berusaha mereka atasi bersama melalui
SCO. Selain itu, penelitian ini juga mengulas perkembangan internal dalam
mengenai hubungan negara anggota SCO dengan negara lain seperti AS dan
10
negara aliansinya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sedang penulis
Penelitian ketiga dari Stephen Blank yang berjudul Energy, Economics, and
Security in Central Asia: Russia and Its Rivals. Penelitian ini mengulas
Menurut Blank ada banyak negara di luar kawasan yang mulai masuk di
Asia Tengah dengan berbagai kepentingan nasional mereka, seperti Turki, Iran,
India, Pakistan, AS, dan tak terkecuali Cina. Mayoritas kepentingan mereka di
kawasan adalah perihal ekonomi, dan keamanan. Rusia yang menobatkan dirinya
sebagai great power di kawasan merasa perlu mewaspadai kehadiran para rivalnya
Cina yang mulai meningkat kebutuhan akan energi karena tingkat produksi
negara di Asia Tengah memiliki banyak cadangan kekayaan alam tersebut. Selain
11
kawasan yang salah satunya adalaha Cina. Penelitian ini dapat membantu penulis
dalam melihat pola prilaku Rusia dalam hubungannya dengan Cina di kawasan
Asia Tengah.
Penelitian yang keempat adalah dari skripsi milik Lailatur Riva yang
ke 3 negara Baltik yaitu Estonia, Latvia dan Lithuania yang merupakan negara-
negara pembentuk kesatuan Uni Soviet era Perang Dingin, adalah ancaman
pertahanan, melaikan organisasi regional. Jadi soft security Rusia lah yang
terancam.
Berdasarkan RSC tipe Great Power-concerned, Rusia sebagai rezim Great Power
12
Rusia, sebuah negara besar yang merupakan ex-Soviet paling powerful dan
Great Power di kawasannya, mempunyai karaktertik khas yang unik dan berbeda
yang menjadi faktor utama Rusia dalam menyikapi hal ini dengan memberikan
adanya benturan kekuasaan dan pengaruh antara Rusia dengan UE (sebagai Great
yang sama, dalam Regional Security Complex (RSC) Rusia. Dengan tipe RSC
satunya power dalam kawasan tersebut yang berhak dan harus mewujudkan
adalah tetap pada sosok Rusia yang merasa terancam atas hadirnya external power
di negara-negara bekas Uni Soiet yang mana negara tersebut merupakan bentuk
13
Penelitian ini digunakan sebagai literatur terdahulu mengingat penelitian ini
memiliki kesamaan dalam poin Rusia sebagai great power di kawasan yang
kawasan post soviet state. Jika dalam penelitian ini Lailatur Riva mengambil
fokus pada kawasan Baltik yang terdiri dari Latvia, Estonia dan Lithuania, maka
penulis meneliti usaha Rusia dalam melindungi kawasan Asia Tengah dan
14
ekstremis yang telah
berdiaspora dan menjadi
permasalahan di masing-
masing anggota SCO.
3 Stephen Blank/ - Deskriptif Rusia memiliki banyak rival
Energy, - Fokus pada Rusia di kawasan Asia Tegah yang
Economics, and dalam menghadapi dapat mengancam posisinya di
Security in Central para rivalnya di sana. Ada banyak negara
Asia: Russia and kawasan Asia outsider power yang masuk di
Its Rivals (Jurnal) Tengah kawasan mulai dari AS, Turki,
Iran, India, Pakistan, serta
Cina. Para rival Rusia di
kawasan tersebut hadir dengan
berbagai kepentingan, mulai
dari kepentingan energy,
ekonomi dan keamanan di
Asia Tengah, mengingat
kawasan ini merupakan
kawasan yang sangat strategis
secara geografis yang menjadi
jembatan antara western dan
eastern dan juga kawasan ini
kaya akan energi yang
dibutuhkan banyak negara
besar di dunia.
4 Lailatur Riva/ - Eksplanatif Bahwa perluasan UE,
Dampak Perluasan - Memakai terutama tahap kelima ke CEE
Uni Eropa ke Regional Security khususnya ke 3 negara Baltik
negara-negara Complex Theory yaitu Estonia, Latvia dan
Baltik terhadap - Fokus pada Lithuania yang merupakan
soft security Rusia karakteristik negara-negara post soviet
(Skripsi) Rusia state, adalah ancaman
menurut Rusia (berdasarkan
karakteristik Rusia) bagi soft
security nasionalnya. Rusia
pun bersikap responsif karena
dampak-dampak dari
perluasan tersebut telah
mengguncang stabilitas
kawasannya dan domestiknya.
5 Siti Mukarramah - Eksplanatif Rusia sebagai negara besar di
(penulis)/ Analisa - Memakai kawasan Asia Tengah terus
Kemitraan Regional Security berusaha menjaga
Strategis Rusia Complex Theory pengaruhnya dari berbagai
dengan Cina di dan Neo ancaman di Asia Tengah.
Kawasan Asia Eurasianism Ancaman tersebut mulai dari
15
Tengah dalam - Fokus pada Rusia masuknya pengaruh AS di
Shanghai dalam menjalin kawasan bersama aliansinya
Cooperation kemistraan NATO dan UE, serta ancaman
Organisation strategis dengan dari separatis, teroris dan
(SCO) Cina dalam SCO ekstremis di kawasan Asia
Tengah. Melihat hal itu
membuat Rusia memilih untuk
beraliasi dengan Cina dalam
SCO yang mana keamanan di
Asia Tengah juga menjadi
penting bagi Cina dalam
mengatasi separatis di
Xinjiang dan mengamankan
pasokan energi dari kawasan
tersebut. Selain itu Cina juga
berbatasan langsung dengan
Rusia dan negara-negara di
Asia Tengah.
regional security complex theory (RSCT) sebagai alat analisa. Barry Buzan dan
Ole Waever dalam buku Regions and Powers the Structure of International
16
ketergantungan antar negara satu dengan negara lainnya yang kemudian akan
sekelompok negara atau entitas lain yang harus memiliki kadar kesaling-
Bahwa RSCT lebih mengacu kepada sekumpulan unit yang memiliki proses
21
Barry Buzan and Ole Waever, 2003, Regions and Powers: The Structure of International
Security, United Kingdom: Cambridge University Press,. Hal. 43
22
Ibid,.
23
Ibid,. Barry Buzan and Ole Waever,. Hal. 44
24
Dalam Sekuritisasi keamanan lebih kepada speech act dari aktor negara, seperti yang dikatakan
Waever, “something is a security problem when the elites declare it to be so..”. Aktor melakukan
perlusasan cakupan keamanan nasional ke dalam berbagai bidang sehinggasemua masalah bisa
dilihat sebagai keamanan nasional melalui proses politik. Sebagaimana yang ditekankan penganut
konstruktivisme, kemanan juga dilihat sebagai suatu hal yang dikonstruksikan, bukan merupakan
suatu hal yang mutlak adanya. Politisasi isu yang dilakukan aktor menyebabkan isu yang tadinya
bukan merupakan isu keamanan berubah menjadi isu yang mengancam dan membutuhkan agenda
nasional untuk mengatasinya. Melalui sekuritisasi, terjadi pergeseran isu dari yang mulanya hanya
isu politik biasa, menjadi isu yang diasumsikan urgent dan butuh penangan cepat bahkan tanpa
17
dapat menyebabkan masalah keamanan negara-negara tersebut, dan ini tidak dapat
dianalisa secara terpisah satu sama lain.26 Maksudnya di sini adalah RSCT adalah
proses sekuritisasi dan desekuritisasi yang dilakukan oleh aktor dalam regional
dilegitimasi oleh negara yang nantinya akan berkembang mejadi kebijakan politis.
Hal itulah mengapa Buzan dan Waever mengatakan sekuritasi dan desekuritisasi
(regional).27
aktor, atau unit di dalamnya berinteraksi bersama, yang mana keamanan mereka
peraturan normal dan aturan-aturan pembuatan keputusan lainnya. Inilah esensi dari sekuritisasi.
Dirangkum dari Rita Taureck, 2006, Securitization Theory and Securitization Studies, Journal of
International Relations and Development, The University of Warwick,. Dalam
http://wrap.warwick.ac.uk/1082/1/WRAP_Floyd_Securitization_theory_and_securitization_studie
s_WRAP.pdf diakses tanggal 10 September 2014
25
Desekuritisasi adalah proses normalisasi suatu isu. Jika sekuritsasi membutuhkan speech act,
maka desekuritisasi pengurangan speech act, bahkan tidak perlu ada sama sekali. Desekuritsasi
juga merupakan produk politik yang dilakukan oleh elit suau negara di mana melihat suatu isu
keamanan sebagai isu politik biasa dan tidak perlu penyikapan khusus. Dengan kata lain
desekuritisasi merupakan kebalikan dari sekuritisasi. Ibid, Rita Taureck.
26
Ibid, Barry Buzan and Ole Waever,. Hal. 44
27
Ibid,
28
Ibid, Barry Buzan and Ole Waever,. Hal. 48
18
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Regional merupakan kawasan
geografi, etnisitas, dan budaya masyarakat di suatu regional tertentu. Ketiga faktor
yang pada akhirnya akan menimbulkan adanya saling ketergantungan antar negara
satu dengan negara lain. Dan akan bermuara pada munculnya sistem pertahanan
keamanan regional. Unsur yang terpenting dalam pembentukan RSC ini, menurut
Barry Buzan, adalah adanya saling interdependesi dan interaksi dalam kerjasama
antar negara-negara RSC, Buzan tidak menyangkal akan tetap adanya sebuah
“The central idea in RSCT is that, since most threats travel more
easily over short distances than long ones, security interdependence is
normally patterned into regionally based clusters: security complexes.
[…] Processes of securitization and thus the degree of security
interdependence are more intense between actors inside such
29
Ibid, Barry Buzan and Ole Waever,. Hal. 37
30
Björn Hettne, Beyond the ‘New’ Regionalism,
http://www.iei.liu.se/content/1/c4/36/46/autumn%202005/ h05%20-%20NPE_Hettne_3.pdf,
diakses pada 18 Mei 2014
31
Barry Buzan dkk., The European Security Order Recast: Scenarios for the Post-Cold War Era,
London:Pinter, 1990, hal.77
32
Op. Cit., Barry Buzan dan Ole Waefer,. hal. 47
19
complexes than they are between actors inside the complex and
outside of it.”33
Teori yang dikemukakan oleh Buzzan tersebut menggambarkan sebuah
situasi bahwa ancaman yang ada dapat semakin mudah menyebar, baik pada jarak
dekat maupun pada jarak yang jauh. Oleh karena itu, terjadilah suatu
hubungan antar aktor yang terlibat, baik secara langsung di dalam kompleksitas
tersebut ataupun aktor yang terlibat di luar kompleksitas keamanan yang sudah
ada.
Barry buzan dan Ole Waever juga merumuskan empat struktur penting
Pertama, batas wilayah, yang menjadi pembeda antara RSC dengan negara-negara
di sekitarnya. Kedua, struktur anarkis, RSC harus terdiri dari minimal dua unit
Keempat, konstruksi sosial, meliputi pola amity dan emity antar unit.34
yang diharapkan, yang memiliki efek mediasi penting dalam dinamika global,
Hal ini membuat teori dengan kebanyakan aliran realis, dan banyak basis liberal,
berpikir tentang sistem internasional. Di lain pemikiran, teori ini memiliki akar
persahabatan (amity) dan permusuhan (enmity) di antara unit dalam sistem, yang
33
Ibid,.hal. 4
34
Ibid, Barry Buzan and Ole Waever,. Hal. 53
20
membuat sistem regional tergantung pada tindakan dan interpretasi pelaku, bukan
Pola relasi antara amity dan enmity antar negara di kawasan menjadi hal
yang sangat penting dalam RSCT. Amity dimaksudkan sebagai hubungan yang
ketakutan dan kecurigaan. Pola amity dan enmity tersebut dibangun berdasarkan
faktor sejarah dan budaya umum secara sosial. Pembentukan konflik hasil akhir
community).35
negara itu sendiri, melainkan juga dipengaruhi oleh keamanan kawasannya. Oleh
karena itu, keamanan suatu negara tidak bisa dipisahkan dari negara-negara yang
tersebut. Hal ini sangat wajar karena aksi/tindakan negara tetangga menjadi hal
Seperti halnya situasi RSC di kawasan Rusia, Rusia sebuah negara besar
yang menyebar dari barat hingga selatan wilayahnya. Namun yang menjadi fokus
Rusia tentu saja adalah negara-negara terdekat yang pada sejarahnya pernah
35
Ibid, Barry Buzan dan Ole Waever,. Hal. 47-49
36
Barry Buzan and Ole Waever, Op. Cit.
21
menjadi satu kesatuan dalam Uni Soviet. Oleh karena itu, region dalam meneliti
Rusia mengarah pada kawasan Rusia dan negara-negara pecahan Uni Soviet, baik
yang tergabung dalam CIS maupun tidak (yang disebut Rusia dengan term near
abroad). Kawasan Rusia dapat disebut sebagai RSC karena sudah memenuhi
kualifikasi.
itu wujud keamanan dalam kawasan menurut Rusia. Dalam the theories of
Dari sini definisi RSC berdasarkan sudut pandang Rusia yaitu, bagi Rusia
wujud keamanan dalam kawasannya adalah ketika near abroad-nya berada pada
suatu kondisi tidak aman sehingga akan terus bergantung pada Rusia. Maka
keamanan regional di kawasannya akan terwujud jika hanya ada Rusia saja yang
Rusia menjadi terancam karena selain hadirnya AS dan aliansinya NATO dan UE
di kawasannya.
Pola relasi yang terjadi di kawasan Asia Tengah dalam mengatasi persoalan
22
Asia Tengah dalam SCO terwujud dalam pola relasi amity yang mana dari aliansi
ini tercipta sebuah security community demi menjaga keamanan para anggota di
kawasan yang salah satunya tercipta dalam bentuk latihan militer bersama dalam
yang digagas oleh Aleksandr Dugin. Teori ini diawali oleh teori eurasianisme
klasik yang berkembang sejak abad dua puluh. Teori ini berkembang berdasarkan
dua dimensi waktu yakni teori eurasianisme klasik yang muncul awal abad dua
puluh oleh para intelektual Rusia antara lain Trubeckoy, Savickiy, Alekseev,
klasik ini berkembang menjadi neo-eurasianisme atau disebut Eurasia pada tahun
Asia– sebagai kawasan sentral dunia. Jika dikaitkan dengan konsep geopolitik,
38
Ray Silvius, 2014, The Russian State, Eurasianism, and Civilisations in the Contemporary
Global Political Economy, Journal of Global Faultlines, vol. 2. Dalam
http://www.keele.ac.uk/media/keeleuniversity/fachumsocsci/spire/docs/globalfaultlines/volume2/T
he%20Russian%20State%20Eurasianism%20and%20Civilisations%20in%20the%20%20Contem
poary%20Global%20Economy.pdf diakses tanggal 29 Desember 2014
39
Anton Shekhovtsov & Andreas Umland, Is Aleksandr Dugin a Traditionalist?“Neo-
Eurasianism” and Perennial Philosophy. Dalam
http://www.researchgate.net/profile/Andreas_Umland/publication/229445632_Is_Aleksandr_Dugi
n_a_Traditionalist_Neo-
Eurasianism_and_Perennial_Philosophy/links/00b7d5152e08a728ca000000.pdf diakses tanggal 29
Desember 2014.
23
dengan teori Eurasianisme, yakni heartland theory oleh Mackinder dan rimland
menjadi tiga wilayah, yakni satu, world-island meliputi Eropa, Asia, and Afrika;
dua, offshore island meliputi Inggris (great britain) dan Kepulauan Jepang; dan
tiga, outlying island meliputi kontinental Amerika Utara, Amerika Selatan, dan
Australia. Sedangkan heartland yang dimaksudkan dalam teori ini adalah Rusia.40
“Who rules East Europe commands the heartland; who rules the
heartland commands the World-Island; who rules the World-Island
controls the world”.41
Timur akan memiliki kekuasaan akan heartland dan yang menguasai heartland
Pernyataan Mackinder ini diperkuat dengan teori yang dinyatakan oleh Nicholas J.
Spkyman melalui teori rimland-nya pada masa perang dingin. Teori ini
(world–island dan offshore), oceanic belt serta new world (Amerika). Wilayah
Eropa Timur dan Asia Tengah. Secara tersirat, teori ini menyatakan wilayah
40
Ibid,
41
Sir Halford J. Mackinder, 1947, Democratic Ideals and Reality: A Study in the Politics of
Reconstruction, NDU Press defense classic. Hal 18. dalam
http://mercury.ethz.ch/serviceengine/Files/ISN/139619/ipublicationdocument_singledocument/eda
9e313-7e1b-41f3-a9d7-44b84da4ae5f/en/1942_Democratic_Ideals_Reality.pdf
(diakses tanggal 29 Desember 2014)
24
“Who controls the Rimland rules Eurasia; Who rules Eurasia
controls the destinies of the world.”42
berarti mengontrol dunia karena wilayah tersebut memiliki letak strategis untuk
dikuasai. Secara tersirat, dua teori ini menyatakan bahwa wilayah Eurasia
memiliki letak yang strategis untuk dikuasai dan didominasi. Dominasi wilayah,
suatu negara menjadi great power dunia karena ketika suatu negara mendominasi
teori eurasianisme.
Demi tujuan tersebut Rusia harus bisa mengontrol kawasan heartland karena
jembatan antara Eropa dan Asia yang menguntungkan Rusia secara tidak langsung.
Hal tersebut dijadikan Rusia sebagai upaya mendominasi wilayah Eurasia yang
diperkuat dengan teori eurasianisme yang berkembang pada tahun 1980-an. Teori
berdasarkan empat wilayah yakni wilayah pertama Eropa dan Afrika yang terdiri
42
Ibid,
43
JohnT. Payne, 2004. Geopolitics, Globalization, and the Age of Terrorism. dalam
http://www.raleightavern.org/geopolitics.htm diakses 10 Mei 2009.
25
dari Uni Eropa, Islam-Arab Afrika dan wilayah sub-tropis Afrika; kedua wilayah
Asia Pasifik yang terdiri dari Jepang, negara-negara Asia Timur dan Indochina,
Australia dan Selandia Baru; yang ketiga wilayah Eurasia yakni Rusia dan negara-
keempat wilayah Amerika yakni Amerika Utara, Amerika Tengah dan Amerika
Selatan.46
keamanan yang digunakan oleh Rusia melalui kawasan Eurasia sebagai poin
strategis kebijakan luar negeri. Rusia menggunakan kawasan Asia Tengah sebagai
Dalam penelitian ini Rusia yang masuk dalam level negara sebagai variabel
eksplanasinya adalah SCO yang masuk dalam level sistem karena SCO
44
Commonwealth of Independent States, selanjutnya akan disebut CIS
45
CIS atau Persemakmuran Negara-Negara Merdeka atau SNG (Sodruzhestvo Nezavisimikh
Gosudarstv) terbentuk seiring dengan proses kehancuran Uni Soviet (USSR) di penghujung abad
20. Dalam A. Fahrurodji, 2005, Rusia Baru Menuju Demokrasi; Pengantar Sejarah dan Latar
Belakang Budayanya, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, hal. 227
46
Ištok, Robert, & Zuzana Jakabová. 2011, Geopolitical Conception of Globalization in the
Interpretation of Alexander Dugin, In The Scale of Globalization; Think Globally, Act Locally,
Change Individually in the 21st Century, 112-117. Ostrava: University of Ostrava. Dalam
http://conference.osu.eu/globalization/publ2011/112-117_Istok-Jakabova.pdf (diakses tanggal 29
Desember 2014)
26
merupakan suatu bentuk regionalisasi pengelompokan negara-negara di kawasan
yang melibatkan lebih dari dua negara yang dalam kebijakannya mampu
berpengaruh terhadap kostalasi politik di kawasan. Maka dari itu bentuk penelitian
ini adalah induksionis karena unit eksplanasinya lebih tinggi tingkatannya yakni
hubungan dua ariabel atau lebih melalui penggunaan teori dan konsep-konsep
Data didapat dari berbagai sumber baik itu dalam bentuk tulisan seperti buku,
aktikel, jurnal, referensi internet, majalah maupun dalam bentuk diskusi lepas
data tersebut.
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif,
yang berorientasi pada penelaahan fenomena yang sedang diteliti, yang pada
47
Mochtar Mas’oed, 1990, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, PT. Pustaka
LP3ES Indonesia, Jakarta, hal. 39
48
Uber Silalahi, 2009, Metode Penelitian Sosial, Bandung: Refika Adhitama, hal. 30-41
27
akhirnya menghasilkan pemahaman tentang fenomena yang menjadi topik
penelitian.
Agar penelitian ini fokus maka penulis perlu memberi batasan penelitian
guna, tujuannya adalah agar pembahasan masalah dapat terarah pada pokok
bahasan yang ingin diteliti. Adapun batasan materi dari penelitian ini adalah
strategis dengan Cina SCO, dalam krangka regional security complex. Hanya
preventive action terhadap ancaman yang datang dari luar kawasan dengan
Batasan waktu yang digunakan oleh penulis adalah pada saat dibentuknya
SCO pada tahun 2001 hingga berakhirnya pemerintahan Presiden Vladimir Putin
yang kedua yaitu pada tahun 2008. Namun tidak menutup kemungkinan untuk
data tambahan, penulis mengambil data sebelum tahun 2001 yaitu pada saat
terbentuknya Shanghai Five pada tahun 1996 pada masa pemerintahan Presiden
Boris Yeltsin yang merupakan cikal bakal dari terbentuknya SCO, dan sesudah
28
1.9 Hipotesa
Rusia dengan Cina dan negara-negara Asia Tengah diupayakan Rusia sebagai
preventive action akan terjadinya konflik di antar negara di kawasan yang juga
pengaruh Rusia di kawasan Asia Tengah dengan hadirnya outsider power juga
29
1.10 Sistematika Penelitian
30