Bab Ii
Bab Ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
Landasan teori maksudkan untuk memberikan dasar-dasar teori dan pencarian
konsep-konsep tentang variabel-variabel yang menjadi pusat penelitian. Sebagaimana telah
disebutkan dalam permasalahan di atas, maka variabel yang terkait dalam penelitian ini
pemerintah daerah Kabupaten Bengkalis untuk Analisis Kinerja Pelayanan Pegawai sebagai
variabel tunggal.
a. Pengertian Analisis Kinerja Pelayanan Pegawai
1. Analisis
Menurut Komaruddin (1981:2), analisis adalah kegiatan berfikir untuk
menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal
tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing
dalam satu keseluruhan yang terpadu. Sementara menurut Wahab (2004), analisis
adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan,
memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut criteria
tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditaksirmaknanya. Menurut Darminto &
Rifka(2005:70), analisis merupakan penguraian suatu pokok atas berbagai
bagiannya dan penelahan bagian itu sendiri, serta hubungan antar bagian untuk
memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.
Berdasarkan pendapat di atas,analisis dapat di artikan sebagai suatu
penguraaiandalam kegiatan untuk memperoleh suatu hubungan yang dapat
terhubung dengan satu sama lain.
2. Kinerja
Menurut Rivai (2005), kinerja sering dihubungkan dengan tingkat
produktivitas yang menunjukkan resiko input dan output dalam organisasi.
Sementara Sedarmayanti (2001:50), bahwa: “Kinerja merupakan terjemahan dari
performanceyang berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, untuk
kerja atau penampilan kerja”.Ada juga yang memberikan pengertian kinerja
sebagai pelaksanaan suatu fungsi, seperti yang dikemukakan oleh Whitmore
(1997:104), kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang.
Studi yang dilakukan oleh Savas (1983:56), LAN Jawa Barat(1999:87),
menunjukkan bahwa kinerja birokrasi dalam menyelenggarakan pelayanan publik
lebih rendah ketimbang yang dilakukan oleh pihak swasta atau kelembagaan
masyarakat lainnya. Bahkan Savas mengatakan bahwa tugas pemerintah adalah
mengarahkan bukan mengayuh perahu. Memberikan pelayanan adalah mengayuh
dan pemerintah tidaklah pandai mengayuh.
3. Pelayanan
Menurut Zanapiha(1999:70),di kalangan masyarakat masih terdapat keluhan
berbagai pelayanan pemerintah (birokrasi) bahkanmasyarakat mengatakan bahwa
kalau bisa dipersulit mengapa harus dipermudah dan bila ada pilihan lain untuk
mendapat KTP selain dari Kantor Kelurahan dan Kantor Kecamatan, maka saya
akan memilih ke Supermarket karena disana pegawainya ramah, suka senyum,
menanyakan apa yang dapat dibantu. Sebaliknya kalau anggota warga masyarakat
ke kantor Kelurahan atau Kecamatan sangat paradoksal dengan apa yang terjadi di
Supermaket untuk mendapat pelayanan.
Dalam bukunya yang bertajuk hubungan masyarakat membina hubungan baik
dengan publik(2001:138), Loina beranggapan bahwapelayanan merupakan suatu
proses keseluruhan dari pembentukan citra pemerintah, baik melalui media berita,
membentuk budaya pemerintahsecara internal, maupun melakukan komunikasi
tentang pandangan pemerintahkepada para pemimpin pemerintahan serta publik
lainnya yang berkepentingan.Menurut Moenir dalam bukunya Manajemen
Pelayanan Umum Di Indonesia(Moenir,1992:16), mengatakan bahwa :”Pelayanan
adalah proses pemenuhan kebutuhan melelui aktivitas orang lain secara
langsung,”.Sementara Brata mengeluarkan definisi yang berbeda dalam karyanya
yang berjudul Dasar-Dasar Pelayanan Prima(Brata,2004), mengatakan
bahwa,”Suatu pelayanan akan terbentuk karena adanya proses pemberian layanan
tertentu dari pihak penyedia layanan kepada pihak yang dilayani,selain itu Brata
juga menambahkan bahwa suatu layanan dapat terjadi antara seseorang dengan
seseorang, seseorang dengan kelompok, ataupun kelompok dengan seseorang
seperti halnya orang-orang yang berada dalam sebuah organisasi. Memberikan
layanan kepada orang-orang yang berada disekitarnya yang membutuhkan
informasi organisasi tersebut.
4. Analisis Kerja
Kegiatan melakukan penilaian tingkat keberhasilan pegawai pada periode
tertentuuntuk menguraikan suatu keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat
mengenal tanda-tanda komponen, hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-
masing dalam satu keseluruhan yang terpadudan berkualitas perilaku yang
berorientasi pada tugas atau pekerjaan
Hasil penelitian Dwiyanto, dkk (2002) di beberapa daerah di Indonesia
menemukan bahwa kinerja birokrasi pelayanan publik di daerah masih jauh dari
yang diharapkan dilihat dari aspek akuntabilitas, responsivitas, efisiensi, dan
orientasi pelayanan. Hal itu menurut Dwiyanto dkk (2002) ditunjukkan oleh masih
sering diabaikannya kepentingan pengguna jasa dalam penyelenggaraan
pelayanan publik; norma dan kriteria pelayanan masih ditentukan oleh prosedur
dan juklak atau juknis; masih lemahnya kemampuan instansi pemerintah dalam
menanggapi keluhan masyarakat pengguna jasa; keseriusan menempatkan kualitas
pelayanan sebagai sentral dari perilaku birokrasi masih amat jauh sebagaimana
terlihat dari kecenderungan energi yang dihabiskan instansi-instansi pemerintah
dalam menyelenggarakan pelayanan publik masih amat terbatas.
5. Pelayanan Pegawai
Proses pemenuhan kebutuhan melelui aktivitas orang lain secara
langsung,seseorang yang melakukan penghidupannya dengan bekerja dengan
tidak kasat mata dalam kesatuan organisasi, baik kesatuan kerja pemerintah
maupun kesatuan kerja swastauntuk mencapai standar dan aturan yang ditetapkan
bersama.
Perilaku yang berorientasi pada tugas atau aktivitas yang memuat sejumlah
kegiatan yang bersifat tidak kasat mata seseorang melakukan pekerjaannya dalam
organisasi pemerintah untuk melakukan pelayanan dengan kriteria-kriteria dan
sesuai perundang-undangandemi mencapai kepuasan masyarakat yang
dilayaninya. Kegiatan berfikir menguraikan suatu komponen sehingga dapat
mengenal hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu
keseluruhan yang terpadu dan berkualitas perilaku yang berorientasi pada tugas
atau pekerjaandalam Proses pemenuhan kebutuhan melelui aktivitas orang lain
secara langsung,seseorang yang melakukan penghidupannya dengan bekerja
dalam kesatuan organisasi, baik yang kerja di pemerintah maupun yang kerja di
swasta.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahwa Implementasi kebijakan penyelenggaraan pelayanan publik di kantor Capil
Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis yang diamati dari empat aspek atau
indikator, pada prinsipnya telah berjalan dengan baik, kecuali aspek sumber daya
untuk implementasi, yaitu : masih belum memadainya jumlah dan mutu sumber daya
aparatur/petugas pelaksana pelayanan dan belum memadainya pula sarana/prasarana
dan peralatan serta fasilitas pendukung pelayanan lainya. Kondisi ini memperlambat
waktu pelayanan kepada masyarakat.
2. Bahwa telah teridentifikasi 2 (dua) faktor yang menjadi penghambat penyelenggaraan
pelayanan publik oleh pemerintah Kecamatan Bantan, yaitu kualitas sumberdaya
aparatur dan sarana/prasaran, peralatan dan fasilitas pendukung pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002, Prosedur Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta. Dunn, W. N. , 2001, Pengantar
Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta : UGM Press. Dwiyanto, A. dkk, 2002, Reformasi
Birokrasi Publik di Indonesia, Yogyakarta, Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM.
Mardiasmo, 2002, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Yogyakarta, PT. ANDI
Offset
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 26 Tahun 2004 tentang Petunjuk
Teknis Transparansi dan Akuntabilitas Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
https://repository.warmadewa.ac.id/id/eprint/275/2/bab1.pdf
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/politico/article/viewFile/12127/11708