Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Hukum itu merupakan aturan, tata tertib, dan kaidah hidup. di dalam hukum terdapat
beberapa unsur, diantaranya sebagai berikut.
a. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat.
b. Peraturan itu dibuat dan ditetapkan oleh badan-badan resmi yang berwajib.
c. Peraturan itu bersifat memaksa.
d. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.
2. Penggolongan Hukum
a. Berdasarkan sumbernya
1) Hukum undang-undang, yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan
perundang-undangan.
2) Hukum kebiasaan, yaitu hukum yang terletak dalam aturan-aturan
kebiasaan.
3) Hukum traktat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh negara-negara di dalam
suatu perjanjian antarnegara (traktat).
4) Hukum yurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk karena keputusan
hakim.
c. Berdasarkan bentuknya
1) Hukum tertulis, yang dibedakan atas dua macam berikut
a) Hukum tertulis yang dikodifikasikan, yaitu hukum yang disusun secara lengkap,
sistematis, teratur, dan dibukukan sehingga tidak perlu lagi peraturan pelaksanaan.
Misalnya, KUH Pidana, KUH Perdata, dan KUH Dagang.
b) Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan yaitu hukum yang meskipun tertulis,
tetapi tidak disusun secara sistematis, tidak lengkap, dan masih terpisah-pisah
sehingga sering masih memerlukan peraturan pelaksanaan dalam penerapan.
Misalnya undang-undang, peraturan pemerintah, dan keputusan presiden.
2) Hukum tidak tertulis, yaitu hukum yang hidup dan diyakini oleh warga masyarakat
serta dipatuhi dan tidak dibentuk menurut prosedur formal,
tetapi lahir dan tumbuh di kalangan masyarakat itu sendiri.
f. Berdasarkan sifatnya
1) Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimana pun juga
harus dan mempunyai paksaan mutlak. Misalnya, melakukan pembunuhan maka
sanksinya secara paksa wajib dilaksanakan
g. Berdasarkan wujudnya
1) Hukum objektif, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara dua orang
atau lebih yang berlaku umum. Dengan kata lain, hukum dalam suatu negara yang
berlaku umum dan tidak mengenai orang atau golongan tertentu.
2) Hukum subjektif, yaitu hukum yang timbul dari hukum objektif dan
berlaku terhadap seorang atau lebih. Hukum subjektif sering juga disebut
hak
h. Berdasarkan isinya
1) Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara negara
dengan individu (warga negara), menyangkut kepentingan umum (publik).
Hukum publik terbagi atas:
2) Hukum privat (sipil), yaitu hukum yang mengatur hubungan antara individu
satu dengan individu lain, termasuk negara sebagai pribadi. Hukum privat terbagi
atas:
1. Plato
Menurut Plato, hukum merupakan sebuah peraturan yang teratur dan tersusun
dengan baik. Serta dapat mengikat terhadap masyarakat ataupun pemerintah.
2. Utrecht
Hukum merupakan norma yang mengatur yang benar dan mana yang salah.
Pembuatannya dilakukan oleh pemerintah dalam bentuk tertulis dan tidak tertulis.
Memiliki ancaman hukuman jika melanggar norma tersebut.
5. E. M. Meyers
6. S. M. Amin
Hukum yaitu sekumpulan aturan yang terdiri dari norma dan sanksi-sanksi yang
memiliki tujuan untuk menertibkan pergaulan dalam suatu masyarakat. Sehingga
keamanan dan ketertiban masyarakat dapat terjaga.
7. Aristoteles
Menurut Aristoteles, hukum yaitu tidak hanya kumpulan aturan yang dapat mengikat
masyarakat saja tetapi juga kepada pemegang hukum.
8. Imanuel Kant
Menurutnya, hukum adalah keseluruhan peraturan yang dibatasi oleh hak orang lain.
Maka dari itu, setiap orang harus menghargai hak maupun kewajiban orang lain
selama tidak merugikan pihak-pihak terkait.
Berbeda dalam definisi, HPI merupakan keseluruhan kaedah dan asas hukum yang
mengatur hubungan perdata yang melintasi batas Negara atau hukum yang
mengatur hubungan hukum perdata antara para pelaku hukum yang masing-masing
tunduk pada hukum perdata (nasional) yang berlainan. Sedangkan hukum
internasional merupakan keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur
hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara (hubungan internasional)
yang bukan bersifat perdata.[1][3]
Antara HI dan HPI terdapat titik taut, atau persamaan yaitu, keduanya mengatur
hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara , yang biasa disebut dengan
« internasional », namun sifat hukum atau persoalan yang diaturnya atau objeknya
berbeda.
Perbedaan yang sangat menonjol antara HI dan HPI terletak pada sumber
hukumnya. Sumber HI, sesuai Pasal 38 Piagam Mahkamah Internasional, yaitu
Perjanjian Internasional (traktat), Kebiasaan-kebiasaan intenasional, asas umum
hukum yang diakui bangsa-bangsa beradab, kuputusan hakim (yurisprudensi) dan
doktrin (pendapat pada ahli hukum). Sedangkan HPI menggunakan sumber hukum
nasional Negara yang dipilih untuk menyelesaikan permasalahan.
2. Organisasi Internasional
Pada awal mulanya, Palang Merah Internasional merupakan organisasi dalam ruang
lingkup nasional, yaitu Swiss, didirikan oleh lima orang berkewarganegaraan Swiss,
yang dipimpin oleh Henry Dunant dan bergerak di bidang kemanusiaan. Kegiatan
kemanusiaan yang dilakukan oleh Palang Merah Internasional mendapatkan simpati
dan meluas di banyak negara, yang kemudian membentuk Palang Merah Nasional
di masing-masing wilayahnya. Palang Merah Nasional dari negar-negara itu
kemudian dihimpun menjadi Palang Merah Internasional (International Committee of
the Red Cross/ICRC) dan berkedudukan di Jenewa, Swiss.
Tahta Suci Vatikan di akui sebagai subyek hukum internasional berdasarkan Traktat
Lateran tanggal 11 Februari 1929, antara pemerintah Italia dan Tahta Suci Vatikan
mengenai penyerahan sebidang tanah di Roma. Perjanjian Lateran tersebut pada
sisi lain dapat dipandang sebagai pengakuan Italia atas eksistensi Tahta Suci
sebagai pribadi hukum internasional yang berdiri sendiri, walaupun tugas dan
kewenangannya, tidak seluas tugas dan kewenangan negara, sebab hanya terbatas
pada bidang kerohanian dan kemanusiaan, sehingga hanya memiliki kekuatan moral
saja, namun wibawa Paus sebagai pemimpin tertinggi Tahta Suci dan umat Katholik
sedunia, sudah diakui secara luas di seluruh dunia.
maka salah satu sikap yang dapat diambil adalah mengakui eksistensi atau
menerima kaum pemberontak sebagai pribadi yang berdiri sendiri, walaupun sikap
ini akan dipandang sebagai tindakan tidak bersahabat oleh pemerintah negara
tempat pemberontakan terjadi. Dengan pengakuan tersebut, berarti bahwa dari
sudut pandang negara yang mengakuinya, kaum pemberontak menempati status
sebagai pribadi atau subyek hukum internasional. Karena mereka memiliki hak yang
sama untuk:
6. Individu
Eksistensi MNC dewasa ini, memang merupakan suatu fakta yang tidak bisa
disangkal lagi. Di beberapa tempat, negara-negara dan organisasi internasional
mengadakan hubungan dengan perusahaan-perusahaan multinasional yang
kemudian melahirkan hak-hak dan kewajiban internasional, yang tentu saja
berpengaruh terhadap eksistensi, struktur substansi dan ruang lingkup hukum
internasional itu sendiri.
Subyek hukum internasional juga dapat didefinisikan sebagai pihak yang dapat
dibebani hak dan kewajiban yang diatur oleh Hukum Internasional atau setiap
negara, badan hokum (internasional) atau manusia yang memiliki hak dan kewajiban
dalam hubungan internasional.
Hukum Internasional hak asasi manusia adalah semua norma hukum internasional
yang ditunjukkan untuk menjamin perlindungan terhadap pribadi (individu)
Istilah ini dikeluakan oleh pengadilan Nurenberg untuk perbuatan kejam Nazi
Jerman terhadap warga negaranya sendiri. Namun, dewasa ini genosida
(pembunuhan massal dilatar belakangi kebencian terhadap etnis, suku tertentu) juga
termasuk dalam hukum ini.[1][4]
Subyek dan Objek hokum internasional dapat berubah. Seperti apa yang terjadi
pada perang Serbia-Bosnia (perang Balkan), dimana Mahkamah Internasional (ICJ)
akhirnya menjatuhkan hukuman secara individu terhadap petinggi militer Serbia
karena dianggap sebagai orang-orang yang paling bertanggung jawab terhadap
pembantaian kaum muslim Bosnia.
Mantan petinggi militer Serbia yang diadili antara lain, Kepala Staff militer Serbia,
Ljubisa Beara; Vujadin Popovic, pejabat militer yang bertanggung jawab atas
pengerahan polisi militer, Ljubomir Borovcanon, Deputi Komandan Polisi Khusus
Serbia; Vinko Pandurevic, Komandan Brigade yang melakukan serangan dan Drago
Nikolic, Kepala Brigade Keamanan militer Serbia. Dari hal ini, dapat disimpulkan
bahwa telah terjadi perubahan status subyek hukum internasional itu sendiri yaitu,
perang ini melibatkan negara (Serbia), namun pada akhirnya mahkamah
menjatuhkan hukuman terhadap individu.
Objek hukum internasional dapat berubah disebabkan dunia global dan internasional
yang bersifat dinamis (selalu berubah). Sehingga tindak lanjut dari hukum
internasional itu sendiri akan berubah mengikuti arus perkembangan zaman dan
permasalahan baru yang akan timbul dalam hubungan internasional kedepannya.
Seperti permasalahan yang terbaru saya baca di internet yakni kasus perompakan
kapal-kapal laut di Somalia. Kasus ini menyebabkan PBB (Perserikatan Bangsa-
Bangsa) mengeluarkan resolusi agar kejadian ini tidak terulang kembali.
Objek hukum internasional dapat hilang. Dalam kaitan ini, kami mencoba
menghubungkan dengan kepulauan yang berada di sebelah timur laut Australia.
Pulau-pulau yang kebanyakan tak berpenghuni ini dijadikan Prancis (pulau ini
dibawah kekuasaan Prancis) dijadikan sebagai ajang uji coba Nuklir mereka.
Sehingga, dampak dari uji coba ini adalah hilangnya (tenggelam) pulau tersebut.
Kebiasaan;
Traktat;
Keputusan Pengadilan atau badan-badan Arbitrase;
Karya-karya Hukum;
Keputusan atau Ketetapan Organ-organ atau lembaga Internasional
Traktat menurut Harmaily, dkk, adalah perjanjian yang diadakan oleh dua negara
(bilateral) atau banyak negara (multilateral).
Traktat adalah perjanjian yang dibuat antara negara, 2 negara atau lebih
Perjanjian terjadi karena adanya kata sepakat dari kedua belah pihak (negara)
yang mengakibatkan pihak-pihak tersebut terikat pada isi perjanjian yang dibuat.
Dapat dijadikan hukum formal jika memenuhi syarat formal tertentu, misalnya
dengan proses ratifikasi.
Asas Perjanjian “Pacta Sun Servanda” = perjanjian harus dihormati dan ditaati.
Ucapan lisan
Tindakan tertentu dari subjek hukum internasional lainnya, dan
Tulisn yang pembentukannya tidak melalui atau membutuhkan prosedur
tertentu.
Kontrak dengan traktat, yaitu traktat yg menetapkan hak dan kewajiban yang hanya
berlaku bagai peserta traktat tersebut. yang perlu diperhatikan dalam treatycontract :
Berakhirnya traktat:
Menurut Bellefroid
Keputusan Peradilan
Ada beberapa asas asas Hukum Internasional dalam menjalin hubungan antar
bangsa :
1. ASAS TERITORIAL
Menurut azas ini, negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua
barang yang ada di wilayahnya dan terhadap semua barang atau orang yang berada
diwilayah tersebut, berlaku hukum asing (internasional) sepenuhnya.
2. ASAS KEBANGSAAN
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya, menurut asa
ini setiap negara di manapun juga dia berada tetap mendapatkan perlakuan hukum
dari negaranya, Asas ini mempunyai kekuatan extritorial, artinya hukum negera
tersebut tetap berlaku juga bagi warga negaranya, walaupun ia berada di negara
asing.
Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur
kepentingan dalan kehidupan masyarakat, dalam hal ini negara dapat menyesuaikan
diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang berkaitan dengan kepentingan
umum, jadi hukum tidak terikat pada batas batas wilayah suatu negara.
Dalam pelaksanaan hukum Internasional sebagai bagian dari hubungan
internasional, dikenal ada beberapa asas, antara lain :
Setiap perjanjian yang telah dibuat harus ditaati oleh pihak-pihak yang
mengadakannya.
2. EGALITY RIGHTS
3. RECIPROSITAS
Tindakan suatu negara terhadap negara lain dapat dibalas setimpal, baik tindakan
yang bersifat negatif ataupun posistif.
4. COURTESY
Asas yang dapat digunakan terhadap perubahan yang mendasar atau fundamentalis
dalam keadaan yang bertalian dengan perjanjian itu
• Periode Kolonialisme
• Periode Revolusi Fisik Sampai Demokrasi Liberal
• Periode Demokrasi Terpimpin Sampai Orde Baru
• Periode Pasca Orde Baru (1998 – Sekarang)
1. Periode Kolonialisme
Periode kolonialisme terbagi ke dalam tiga tahapan besar, yakni: periode VOC,
Liberal Belanda dan Politik etis hingga penjajahan Jepang.
a. Periode VOC
Pada masa pendudukan VOC, sistem hukum yang diterapkan bertujuan untuk:
1) Kepentingan ekspolitasi ekonomi demi mengatasi krisis ekonomi di negeri
Belanda;
2) Pendisiplinan rakyat pribumi dengan cara yang otoriter; dan
3) Perlindungan terhadap pegawai VOC, sanak-kerabatnya, dan para pendatang
Eropa.
Hukum Belanda diberlakukan terhadap orang-orang Belanda atau Eropa.
Sedangkan bagi pribumi, yang berlaku adalah hukum-hukum yang dibentuk oleh
tiap-tiap komunitas secara mandiri. Tata pemerintahan dan politik pada zaman itu
telah meminggirkan hak-hak dasar rakyat di nusantara dan menjadikan penderitaan
yang mendalam terhadap rakyat pribumi di masa itu.
Penyakit lama orde baru, yaitu KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) masih kokoh
mengakar pada masa pasca orde baru, bahkan kian luas jangkauannya. Selain itu,
kemampuan perangkat hukum pun dinilai belum memadai untuk dapat menjerat
para pelaku semacam itu. Aparat penegak hukum seperti polisi, jaksa, dan hakim
(kini ditambah advokat) dilihat masih belum mampu mengartikulasikan tuntutan
permbaruan hukum, hal ini dapat dilihat dari ketidakmampuan Kejaksaan Agung
meneruskan proses peradilan mantan Presiden Soeharto, peradilan pelanggaran
HAM, serta peradilan para konglomerat hitam. Sisi baiknya, pemberdayaan rakyat
untuk menuntut hak-haknya dan mengembangkan sumber daya hukumnya secara
mandiri, semakin gencar dan luas dilaksanakan. Walaupun begitu, pembaruan
hukum tetap terasa lambat dan masih tak tentu arahnya.
Definisi Umum HAM
Definisi atau pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak dasar (asasi) yang
dimiliki manusia sejak ia lahir, yang memang sudah diberikat (kodrat) kepada Tuhan
kepada manusia yang harus saling dihormati dan dilindungi satu sama lain.
Sebelum kita menjelajah lebih jauh tentang HAM, kita harus tahu dulu apa itu HAK
dan apa itu Kewajiban. Karena selama ini yang dibahas hanyalah hak asasi manusia
bukan kewajiban asasi manusia.
HAM singkatan dari Hak Asasi Manusia. Ada tiga kata yang menjadi pondasi
pemikiran utama, pertama adalah Hak, hak adalah sesuatu yang harus didapatkan
oleh seseorang sejak ia lahir dan atau sejak ia menyelesaikan kewajiban. Kedua
adalah asasi yang berarti dasar, dasar bisa diartikan sebagai minimum, dan ketiga
adalah manusiaa sebagai subyek yang mendapatkan hak asasinya.
Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan dengan anugrah yang paling
sempurna diantara makhluk-makhluk yang lain, tetapi walaupun manusia sebagai
makhluk Tuhan yang sempurna tetapi tidak ada manusia yang sempurna.
Kesempurnaan manusia terletak pada akal dan hati, dengan keduanya manusia
diberi kebebasan untuk menentukan dia mau menjadi seperti apa. Dan dengan
kedua hal tersebut maka manusia mengkonsepkan sebuah pemikiran berupa hak-
hak yang harus dimiliki oleh setiap manusia di muka bumi tanpa terkecuali, jika hak-
hak tersebut tidak terpenuhi maka dia tidak bisa dikatakan hidup layak sebagai
seorang manusia.
Karena ada hak maka harus ada kewajiban, maka kewajiban yang paling utama
manusia adalah menghormati hak-hak orang lain atas dirinya. Kadang kala dengan
mengatas namakan HAM seseorang melanggar hak-hak asasi milik orang lain.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ada sebuah teori fundamental yang
banyak dipakai yaitu teori kedaulatan rakyat yang dianut oleh John Bodin. Dalam
teori tersebut pada dasarnya negara bisa dibentuk jika ada dua asas yaitu pactum
unionis dan pactum subjectionis.
Pactum unionis ialah sebuah perjanjian yang dilakukan oleh masing-masing individu
untuk membentuk sebuah negara, sedangkan pactum subjectionis ialah perjanjian
masing-masing individu dengan negara yang dibentuk. Perjanjian tersebut
dimaksudkan bahwa negara atau pemerintah dalam menjalankan tugasnya semata-
mata melaksanakan mandat/perintah dari individu-individu (rakyat).
Mandat rakyat tersebut berupa perintah kepada pemerintah yang berkuasa untuk
mengelola sumber daya di segala bidang agar berjalannya roda pemerintahan dan
kenegaraan berdasarkan konstitusi yang telah dibentuk dalam perjanjian pactum
subjectionis.
Seperti dikutip dari contohsurat.co.id ada banyak pendapat mengenai definisi hak
asasi manusia, tetapi pada dasarnya sama saja yaitu menekankan hak dasar yang
memang sudah dimiliki oleh setiap manusia sejak lahir.
Definisi dibawah ini tidak 100% benar seperti yang disampaikan tiap ahli, tetapi
belajargiat.id berusaha menyajikan definisi ham sebaik mungkin. Berikut ini adalah
beberapa definisi atau pengertian ham menurut banyak ahli :
HAM menurut UU No. 39 Tahun 99 adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hak itu
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia.
2. C. de Rover
Hak Asasi Manusia (HAM) menurut Rover ialah hak hukum yang telah dimiliki oleh
setiap orang sebagai manusia, hak-hak tersebut dimiliki oleh setiap orang (universal)
baik kaya maupun miskin, laki-laki maupun perempuan. Hak-hak tersebut bisa saja
dilanggar tetapi tidak bisa dihapuskan.
3. Franz Magnis-Suseno
Hak Asasi Manusia menurut Franz dan Suseno adalah hak-hak yang dipunyai oleh
manusia bukan dari pemberian kepadanya (manusia) oleh masyarakat, melainkan
pemberian atas martabatnya sebagai seorang manusia (bukan hukum positif yang
berlaku). Manusia memilikinya (ham) karena ia seorang manusia.
HAM atau hak asasi manusia menurut Kevin dan David adalah serta merta sebuah
kebebasan yang fundamental artinya setiap makhluk hidup (individu) memiliki hak-
hak yang berasal dari kebutuhan-kebutuahn serta kapasitasnya sebagai seorang
manusia.
5. A.J.M Milne
HAM berdasar pendapat Milne ialah hak yang telah dimiliki oleh seluruh umat
manusia di setiap masa, setiap tempat, karena keutamaan dari keberadaannya
sebagai seorang manusia (pemberian Tuhan).
HAM menurut pendapat Oemar adalah hak yang telah melekat pada martabat
seorang manusia sebagai instan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
bersifat tidak boleh dilanggar oleh siapapun serta seolah-olah sebagai suatu holy
area.
7. Budiardjo
Definisi hak asasi manusia budiardjo adalah hak yang telah dimiliki manusia
(diperoleh) sejak ia lahir / hadir ditengah-tengah masyarakat.
8. Austin-Ranney
Ide tentang HAM sendiri berawal atau muncul dari keyakinan manusia itu sendiri
sebagai makhluk yang telah diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang bersifat
sama dan sederajat. Artinya manusia dilahirkan dalam keadaan bebas dan
mempunyai martabat, hak-hak yang sama. Karena itulah setiap manusia harus
diperlakukan secara adil serta beradab.
Sifat Hak Asasi Manusia (HAM) adalah umum dan universal, artinya HAM berlaku
untuk semua manusia, tidak mengenal ras, suku, bangsa dan agama. Masyarakat
yang ada di seluruh dunia haruslah berusaha untuk menjaga hak-hak satu sama
lain, tidak menindas hak-hak orang lain yang secara sosial ataupun ekonomi berada
dibawahnya.
Tetapi, memang faktanya dalam penegakan HAM tidaklah mudah baik dilakukan
oleh negara maupun masyarakat. Tetapi kita sebagai manusia yang berilmu, berakal
dan beradab senantiasa harus berusaha untuk saling menghormati hak-hak sesama.
Gus Dur bilang, kalau ada yang lebih penting dari politik dan kekuasaan adalah
kemanusiaan
Seperti pada penjelasan sebelumnya, HAM pada dasarnya adalah fitrah / anugerah
yang memang sudah ada sejak manusia itu lahir/eksis di dunia karena pemberian
dari Tuhan Yang Maha Esa. Ada atau tidaknya pengakuan dari orang lain tidak
mempengaruhi hak seseorang, jadi ada atau tidaknya orang yang mengakui maka
HAM tetaplah dimiliki oleh seseorang.
Orang lain bisa melanggar HAM milik seseorang, tetapi tidak bisa menghapusnya.
Sama seperti hak-hak yang lain, hak asasi manusia juga memiliki ciri-ciri khusus
terutapa karena ada aasinya.
1. Hakiki
Hak asasi manusia (ham) ialah hak asasi (dasar) yang dimiliki oleh setiap manusia
sejak ia dilahirkan,
2. Universal
HAM bersifat umum, tidak membeda-bedakan antara ras, suku, etnis, agama,
negara dan berbangsa. Semua orang punya hak yang sama sebagai fitrah seorang
manusia,
HAM milik seseorang tidak bisa dicabut oleh seseorang yang lain,
HAM tiap orang memiliki kedudukan yang sama, hak yang sama baik dalam politik,
ekonomi, sosbud, dll.
HAM diakui dan disepakati oleh negara-negara di dunia melalui Piagam PBB atau
disebut dengan Universal Declaration of Human Rights (Pernyataan Sedunia Hak
Asasi Manusia) yang berisi 30 pasal. Dan disepakati pada tanggal 10 desember
1948, sehingga hari hak asasi manusia jatuh pada tanggal 10 desember.
Hak Asasi Manusia (HAM) menurut Piagam PBB atau UDHR adalah :
HAM itu cakupannya sangat luas, karena itulah HAM juga bermacam-macam.
Secara umum HAM dibedakan menjadi 2 berdasarkan instrumen HAM internasional.
Yaitu Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya (The
International Covenant on Economics, Social and Cultural Rihts /
ICESCR) dan Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik (The
International Covenant on Civil and Political Rights/ICCPR).
Selain ada hak asasi manusia, tentu ada kewajiban asasi manusia. Karena hak dan
kewajiban keduanya tidak dapat dipisahkan. Seseorang bisa mendapatkan haknya
jika sudah menunaikan kewajibannya.
Salah satu tantangan terberat dalam upaya penegakan HAM adalah adanya
pelanggaran HAM. Pelanggaran HAM sendiri ada pelanggaran yang berat yaitu
kejahatan Genosida dan Kejahatan Kemanusiaan.
1. Kejahatan Genosida
Contoh kejahatan genosida adalah hitler pada perang dunia 2 yang berusaha
memusnahkan orang-orang yahudi. Kejahatan genosida dilakukan dengan berbagai
cara, antara lain :
2. Kejahatan Kemanusiaan
1. Perbudakan
2. Pemusnahan
3. Pembunuhan
4. Pemindahan penduduk secara paksa (pengusiran)
5. Perampasan hak dan kemerdakaan
6. Penyiksaan
7. Kejahatan seksual
8. Kejahatan apartheid (deskriminatif)
Upaya untuk Penegakan HAM
Karena HAM ini adalah hak dasar yang wajib dimiliki oleh setiap orang dan wajib
dilindungi oleh negara, dihormati satu sama lain maka harus ada upaya yang nyata
untuk melakukan penegakan HAM.
Dalam penegakan HAM ada dua metode atau cara , pertama penegakan HAM
melalui pencegahan. Kedua, penegakan HAM melalui penindakan.
Pencegahan pelanggaran HAM adalah upaya yang dilakukan dalam rangka untuk
menciptakan kondisi dimana HAM dapat ditegakkan dan dihormati dengan kondusif
dan tenang.
Dalam budaya ketimuran, khususnya di Indonesia di semua suku dan daerah saling
menghormati adalah norma tata krama yang wajib dijunjung tinggi. Diatas hak
pribadi ada hak umum, kalau dalam bahasa jawa ada istilah “njawani” yang berarti
benar-benar melaksanakan filosofi kehidupan jawa yaitu diantaranya menghormati
satu sama lain.
Jika pelanggaran HAM sudah terlanjur terjadi, maka harus ditindak dan ditegakkan
keadilan seadil-adilnya, supaya korban kembali mendapatkan haknya yang telah
dilanggar, dan pelaku mendapatkan balasan yang setimpal dan diharapkan dapat
bertobat.
Di Indonesia sama seperti negara-negara lain tidak lepas dari kasus pelanggaran-
pelanggaran HAM baik berat maupun ringan. Berikut ini adalah contoh-contoh
pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia :
Munir adalah aktivis HAM Indonesia serta pendiri Kontras (Komisi untuk Orang
Hilang dan Tindak Kekerasan) dan Imparsial meninggal saat sedang menuju
Amsterdam di atas pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA-974.
Kematiannya diakibatkan oleh racun rsenic dalam jumlah tinggi menurut hasil forensi
dari Institut Forensik Belanda (NFI). Atas kasus ini, organisasi HAM di Indonesia
membawa kasus ini ke Komisi HAM PBB, karena Munir salah satu tokoh HAM
internasional.
Timor Leste dulunya adalah salah satu provinsi di NKRI, tetapi pada referendum
yang dilakukan tahun 1999 akhirnya Timor Leste menyatakan pisah dari NKRI. Hasil
referendum ini menimbulkan gejolak sosial yang hebat, sehingga terjadi kerusahan
massal dan pembakaran besar-besaran di wilayah tersebut, termasuk pembakaran
di kota Dili. Menurut KPP HAM, kasus Timor-Timor ini termasuk kasus pelanggaran
HAM yang berat.
Theys Hiyo adalah Ketua PDP atau Presidium Dewan Papua, ia meninggal secara
tidak wajar tanggal 11 November 2011. Ia meninggal di dalam mobil yang ia
tumpangi setelah mengikuti acara sumpah pemuda, sopir mobilnya dikabarkan
melarikan diri. Pada saat itu Theys sedang mengikuti persidangan atas dugaan
makar dari wilayah NKRI dengan mendirikan negara merdeka Papua.
Marsinah adalah aktivis buruh dan karyawati dari perusahaan PT CPS, ia ditemukan
meninggal di Dusun Jegong, Nganjuk, Jatim tanggal 9 Mei 1993. Meninggalnya
marsinah diduga keras karena keterlibatannya dalam demo buruh terhadap PT CPS
pada tanggal 3 & 4 Mei 1993. Pada tanggal 30 September 1993, dibentuk tim untuk
menyelidiki kematiaanya. Dari hasil investigasi ditetapkan 10 orang yang terduga
terlibat dalam pembunuhan tersebut, tetapi dari hasil persidangan semuanya bebas.
Sehingga menimbulkan ketidakpuasan yang meluas di masyarakat.
Dalam upaya penegakan HAM di Indonesia tentu saja ada hambatan dan tantangan
yang dihadapi. Berikut ini adalah hambatan dan tantangannya :
Hambatan dari luar negeri yang paling besar adalah masuknya ideologi-ideologi ke
Indonesia. Ideologi ini tentu saja bertentangan dengan ideologi yang di anut oleh
Indonesia yaitu ideologi Pancasila.
Ideologi yang dari luar negeri adalah ideologi liberalisme, yang mengajarkan
manusia sebagai makhluk yang bebas dan merdeka. Dalam pemikiran ini kaum
liberal menginginkan agar negara tidak terlalu ikut campur dalam berbagai urusan,
seperti ekonomi, agama, dll. Sepintas bagus, tetapi jika dibiarkan akan terjadi
kesenjangan sosial dan pelanggaran HAM hebat.
Ideologi lain seperti ideologi islam keras, yaitu ideologi yang ingin mendirikan negara
khilafah di Indonesia. Padahal Indonesia ini adalah Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dan Indonesia juga didirikan atas
persetujuan banyak agama dan kelompok tidak hanya umat islam saja.
Jika ideologi dan pemikiran islam keras ini berlanjut maka akan terjadi pergolakan
seperti yang terjadi di timur tengah.
Selain dari faktor eksternal, penegakan HAM juga ada hambatan dari dalam negeri
yaitu dalam hal keadaan geografis dan wilayah Indonesia. Negara ini sangat luas,
dan wilayahnya didominasi dengan laut, sehingga aksesnyapun tidaklah mudah.
Karena keadaan geografis dan infrastruktur yang tidak mendukung maka akan
menjadi hambatan besar saat pemerintah ingin memberikan sosialisasi HAM di
daerah-daerah terpencil. Hambatan lain adalah manusia-manusianya yang masih
belum terlalu sadar akan pentingnya penegakan HAM, dalam hal ini bisa pada
penegak hukum yang masih menyalah gunakan kekuasaannya.
Selain berupa undang-undang yang telah dijelaskan, HAM juga dilindungi dengan
hukum internasional. Adapun instrumen-instrumen HAM internasional sebagai
berikut :
MPR adalah lembaga negara (bukan lagi lemabag tertinggi setelah amandemen
UUD 1945) yang terdiri dari seluruh anggota DPR dan anggota Dewan terpilih dalam
pemilu legislatif. Masa jabatan lima tahun MPR sebagai istilah Parlemen dan Dewan
dan Majelis harus mengadakan setidaknya sekali dalam masa jabatan di ibukota
negara.
1. Menjalakan Pancasila
2. Menjalankan undang-undang 1945 dan peraturan
3. Menjaga integritas Republik dan kerukunan nasional
4. Mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok,
dan kelompok
5. Melaksanakan peran sebagai wakil rakyat dan wakil daerah
DPR adalah lembaga negara yang berfungsi sebagai badan perwakilan rakyat.
Anggota Parlemen dipilih oleh pemilu legislatif yang diikuti pembawa anggota
kandidat partai politik Perwaklian legislatif.
Dewan terdiri dari Dewan Rakyat (Pusat) dan Dewan (area). Keanggotaan DPR
yang berjumlah 560 orang menurut UU Pemilu Nomor 10 tahun 2008 diresmikan
dengan keputusan presiden untuk masa jabatan 5 tahun. Masa jabatan berakhir
ketika anggota parlemen baru memberikan sumpah / janji oleh Ketua Mahkamah
Agung dalam rapat paripurna.
Kewenangan DPR
1. Hak interpelasi
2. Hak Angket
3. Hak Aspirasi
Mengenai DPR diatur dalam pasal 19-22 UUD 1945. Susunan DPR ditetapkan
dalam Undang – Undang dan DPR bersidang sedikitnya sekali dalam setahun
( Pasal 19 ). Mengingat keanggotaan DPR merangkap keanggotaan MPR maka
kedudukan Dewan ini adalah kuat dan oleh karena itu tidak dapat dibubarkan oleh
Presiden yang memegang kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan negara.
DPR memiliki kekuasaan membentuk UU ( pasal 20 ayat 1 ). Hal ini berbeda dengan
UUD 1945 sebelum amandemen 2002, dimana DPR nampak lebih pasif karena
sesuai dengan UUD sebelum amandemen pasal 20, DPR dapat menyetujui RUU
yang diusulkan pemerintah, dan pasal 21 berhak mengajukan RUU. Menurut hasil
amandemen 2002, DPR memiliki kekuasaan membentuk UU dan mempunyai hak
inisiatif yaitu hak untuk mengajukan RUU ( Pasal 21 ayat 1 ).
Pasal 20 ayat (3) UUD 1945 menetapkan, bahwa jika RUU yang diajukan
pemerintah tidak mendapat persetujuan DPR, maka RUU itu tidak boleh diajukan
lagi dalam persidangan DPR pada masa itu. Pasal 21 ayat (2) dinyatakan bahwa
apabila RUU yang dikeluarkan DPR tidak disahkan Presiden, maka tidak boleh
diajukan dalam persidangan DPR pada masa itu.Dalam pasal 22 UUD 1945, Perpu
harus mendapat persetujuan dari DPR.
Dengan adanya wewenang DPR seperti diatas, maka sepanjang tahun dapat terjadi
musyawarah yang teratur antara Pemerintah dengan DPR dalam menentukan
kebijaksanaan dan politik pemerintah.
Dalam pembentukan UU APBN harus ada persetujuan dari DPR. Jika DPR menolak
untuk memberikan persetujuannya terhadap anggaran yang diusulkan pemerintah,
maka pemerintah menjalankan anggaran tahun lalu ( Pasal 23 ayat 3 ). Dalam suatu
kabinet Parlementer, penolakan terhadap RAPBN dapat mengakibatkan berhentinya
Menteri yang bersangkutan, bahkan juga kabinet seluruhnya.Dalam hal ini, UUD
1945 menganut sistim pemerintahan Presidensiil tidak mengakibatkan Pemerintah
atau Menteri harus diberhentikan.
Selain kepala negara dan kepala pemerintahan, Presiden adalah panglima tertinggi
tentara yang memiliki kewenangan sebagai berikut:
Calon Hakim Agung diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapat
persetujuan selanjutnya ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden, ayat
(3).Ketua dan wakil ketuan MA dipilih dari dan oleh Hakim Agung, ayat (4).
UUD 1945 tidak memberikan hak menguji materiil kepada MA karena dengan
adanya hak menguji materiil maka MA akan melampaui kewenangannya
menegakkan peraturan perundangan dan akan menimbulkan kekosongan hukum.
Ayat (1)
Ayat (3)
Selain itu, Mahkamah juga diminta untuk memberikan keputusan atas pendapat
DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden atau Wakil Presiden menurut
UUD. Dengan kewenangan tersebut, jelas bahwa Mahkamah berhubungan dengan
semua instansi yang bekerja di bawah prosedur negara bahwa jika ada sengketa
antar lembaga negara atau dalam hal proses judicial review yang diajukan oleh
lembaga negara di MK
Badan Pemeriksa Keuangan dalam UUD 1945 diatur di dalam Pasal 23E –
23G.Badan Pemeriksa Keuangan dibentuk tanggal 1 Januari 1947 berdasarkan
Penetapan Pemerintah 1946 No. 11/UM.Presiden RI menetapkan berdirinya BPK.
Dalam reformasi dewasa ini salah satu hal yang snagat penting dalam pelaksanaan
dan penyelenggaraan negara adalah pengelolaan keuangan negara secara
transparan.Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPRD
dan DPD, sesuai dengan kewenangannya Pasal 23E ayat (2).Hasil pemeriksaan
tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/ Badan sesuai dengan UU
Pasal 23E ayat (3).Dalam reformasi ini, peran BPK sangat penting karena salah satu
agenda utama dalam reformasi adalah memberantas KKN.Oleh karena itu, sistim
pemeriksa keuangan negara melalui BPK ini harus benar-benar mampu
membersihkan praktek – praktek korupsi.
Wewenang Anggota BPK
8. Komisi Yudisial
Pasal 24 Aayat (3) dan Pasal 24B ayat (1) menegaskan bahwa calon yang diusulkan
Komisi Yudisial kepada DPR untuk disetujui. Keberadaan Komisi Yudisial tidak bisa
dipisahkan dari kekuasaan kehakiman.
Ketentuan ini bahwa posisi adalah posisi kehormatan bahwa hakim harus dihormati,
dilindungi, dan ditegakkan kehormatannya oleh suatu lembaga yang juga bersifat
independen.
Sesuai dengan ketentuan UUD 1945 hasil amandemen 2002, maka Presiden dapat
diberhentikan sebelum habis masa jabatannya baik karena permintaan sendiri atau
karena tidak dapat melakukan kewajibannya maupun diberhentikan oleh MPR.
Pemberhentian Presiden oleh MPR sebelum masa jabatan berakhir, hanya mungkin
dilakukan jikalau Presiden sungguh-sungguh telah melanggar hukum berupa (Pasal
7A) :
Presiden tidak dapat dijatuhkan oleh DPR, dan dengan pengawasan tersebut maka
terdapat kewajiban bagi pemerintah untuk selalu bermusyawarah dengan DPR
tentang masalah-masalah pokok dari negara yang menyangkut kepentingan rakyat
dengan UUD 1945 sebagai landasan kerjanya.
Hal ini tetap sesuai dengan penjelasan resmi UUD 1945 dinyatakan bahwa Presiden
harus tergantung kepada Dewan.Sebaliknya, kedudukan DPR adalah kuat, Dewan
ini tidak dapat dibubarkan oleh Presiden. Oleh karena seluruh anggora DPR
merangkap menjadi anggota MPR, maka DPR dapat senantiasa mengawasi
tindakan-tindakan Presiden, dan jika Dewan menganggap bahwa Presiden sungguh-
sungguh melanggar Pidana atau konstitusi maka Majelis itu dapat melakukan sidang
istimewa untuk melakukan impechment.
Bentuk kerjasama DPR dan Presiden tidak boleh mengingkari partner
legislatifnya.Presiden harus memperhatikan, mendengarkan, berkonsultasi dan
dalam banyak hal, memberikan keterangan-keterangan serta laporan-laporan
kepada DPR dan meminta pendapatnya.Dengan adanya kewenangan DPR, maka
sepanjang tahun terjadi musyawarah yang diatur antara pemerintah dan DPR, dan
DPR mempunya kesempatan untuk mengemukakan pendapat rakyat secara kritis
terhadap kebijaksanaan dan politik pemerintah.
4 Pilar Kebangsaan adalah soko guru (tiang penyangga yang kokoh) yang
membuat seluruh rakyat Indonesia merasa aman, nyaman, sejahtera, tentram dan
terhindar dari berbagai jenis gangguan dan bencana.
Suatu negara pasti memiliki sistem keyakinan atau belief system yang menjadi
landasan hidup seluruh rakyatnya dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sistem keyakinan tersebut berisikan konsep, prinsip dan nilai yang dianut oleh satu
negara. Banyak yang menyebut sistem keyakinan sebagai sebuah philosophische
grondslag (filosofi).
Satu pilar yang kuat dan kokoh akan mampu menangkal berbagai jenis gangguan
dan ancaman baik dari dalam negara itu sendiri maupun dari luar. Sistem keyakinan
yang dimiliki Indonesia haruslah mampu menjamin terwujudnya keamanan,
ketertiban, keadilan, kenyamanan dan kesejahteraan bagi semua warga negaranya.
Pancasila
Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945)
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Bhineka Tunggal Ika
1. Pancasila
Sila pertama dalam pancasila berbunyi ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’. Sila ini dapat
diterima oleh seluruh agama tanpa terkecuali. Masing-masing agama tentunya
memiliki Tuhan yang sembah. Sila ini memiliki maksud agar rakyat Indonesia
memiliki agama, memeluk keyakinan dan memiliki satu Tuhan yang disembah.
Kata ‘satu’ bukan berarti harus sama, selama rakyat Indonesia memiliki ‘satu’ nya
masing-masing maka itu sudah menjadi wujud pasti dari sila ini. Sila pertama ini
bahkan diakui sebagai common denominator oleh bangsa Indonesia.
Selanjutnya dalam sila kedua disebutkan ‘kemanusiaan yang adil dan beradab’. Sila
ini merupakan wujud penghormatan atas hak asasi manusia yang dimiliki oleh
seluruh warga negara. Semua rakyat Indonesia pada dasarnya memiliki harkat dan
martabat yang sama.
Pengakuan tersebut didapatkan secara adil dan beradab. Yang terpenting adalah
pancasila dianggap sebagai pilar penyangga kokoh bagi bangsa Indonesia yang
pluralistik.
2. Undang-Undang Dasar 1945
Undang-Undang Dasar 1945 atau yang disingkat UUD 1945 menjadi pilar kedua
yang menyangga kehidupan berbangsa dan bernegara. Masyarakat luas dapat
memahami makna yang dimaksudkan dalam teks pembukaan UUD 1945.
Pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945 merupakan batang tubuh. Oleh karena
itu, jika tidak memahami makna dari teks pembukaan UUD 1945 tidak akan mungkin
bisa mengevaluasi batang tubuh yang menjadi derivatnya.
Pada masa itu Indonesia masih terpecah belah dalam bentuk kerajaan.
Pertimbangan para pendiri bangsa terbukti mampu membuat Indonesia lebih kokoh
dan tidak mudah terpecah belah. Setelah berbentuk negara kesatuan taktik pecah
belah Belanda dapat dipatahkan dengan mudah.
Bhineka Tunggal Ika memiliki arti walau berbeda-beda namun namun tetap satu jua.
Semboyan ini merupakan semboyan negara Indonesia yang pertama kali dicetuskan
oleh Mpu Tantular.
Semboyan ini kemudian dituangkan Mpu Tantular dalam karyanya dengan bunyi
‘Bhinna Ika Tunggal Ika, tan hana dharma mangrwa’. Mpu Tantular sendiri
merupakan seorang pujangga di Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Raja
Hayamwuruk (1350-1389).
Pada masa itu, rakyat kerajaan Majapahit hidup rukun dengan berpegang pada
prinsip Bhineka Tunggal Ika. Seperti diketahui, rakyat Majapahit menganut berbagai
kepercayaan yang berbeda.
Oleh karena itu tujuan dari dibuatnya semboyan ini adalah untuk mencegah
perpecahan di kalangan masyarakat. Meskipun mereka menganut kepercayaan atau
agama yang berbeda, namun mereka tetap sama dalam satu pengabdian.
Dari sinilah gagasan 4 pilar kebangsaan berawal. Gagasan ini dibuat untuk
menunjukkan betapa pentingnya menjaga kesatuan dan persatuan serta
mengamalkan pancasila.
Pada awal kemunculannya, gagasan 4 pilar kebangsaan dihadapkan pada kritik dan
perdebatan yang cukup keras. 4 pilar kebangsaan yang berasal dari Pancasila, UUD
1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika dianggap tidak pantas disejajarkan.
Terutama karena Pancasila yang merupakan dasar negara memiliki nilai lebih tinggi
dibandingkan 3 pilar lainnya. Selain itu, perdebatan juga muncul dari penetapan
tanggal lahirnya pancasila pada 1 juni 1945. Beberapa pihak berpendapat jika
pancasila lahir pada 18 agustus 1945 setelah disahkan oleh PPKI menjadi dasar
negara Indonesia.
Namun secara perlahan, Taufiq Kiemas mampu meyakinkan seluruh pihak jika 1 juni
1945 menjadi hari lahirnya pancasila. Hal itu dikarenakan pada tanggal 1 juni 1945
Bung Karno pertama kalinya berpidato dan mengeluarkan gagasan mengenai 5
pokok dasar negara dihadapan sidang BPUPKI.
Sedangkan 18 agustus kini diperingati sebagai hari konstitusi karena pada hari itu
PPKI mengesahkan Pancasila dan UUD 1945 sebagai ideologi negara.
Diplomasi Taufiq Kiemas yang lembut dan bergagasan membuat semua perdebatan
yang ada kini tidak pernah muncul. MPR RI secara konsisten selalu memperingati 1
juni sebagai hari lahirnya pancasila dan 18 agustus sebagai hari konstitusi.
Selain itu toleransi akan keberagaman juga perlu diperkuat. Seperti misalnya dalam
satu daerah ada banyak bangunan tempat ibadah, akan tetapi bangunan masjid
menjadi bangunan yang paling besar dan luas.
Kita harus memahami hal ini dikarenakan umat islam menjadi mayoritas dan
memiliki umat yang paling banyak. Oleh karena itu, bangunan masjid di bangun lebih
besar dan luas agar mampu menampung seluruh umatnya untuk beribadah.