Ondel
Ondel
Ondel-ondel dalam rangka perayaan pembukaan sayap baru Hotel des Indes (dibongkar pada tahun
1980-an) tahun 1923
Ondel-ondel yang berupa boneka besar itu tingginya sekitar 2,5 meter dengan garis tengah ± 80 cm,
dibuat dari anyaman bambu yang disiapkan begitu rupa sehingga mudah dipikul dari dalamnya.
Bagian wajah berupa topeng atau kedok, dengan rambut kepala dibuat dari ijuk. Wajah ondel-
ondel laki-laki biasanya dicat dengan warna merah, sedangkan yang perempuan warna putih. Bentuk
pertunjukan ini banyak persamaannya dengan yang ada di beberapa daerah lain.
Daftar isi
1Asal usul
3Musik pengiring
4Pementasan di Jalan
5Lihat juga
6Referensi
Terdapat beberapa versi mengenai asal-usul ondel-ondel. Semula ondel-ondel berfungsi sebagai
penolak bala atau gangguan roh halus yang gentayangan. Dewasa ini ondel-ondel biasanya
digunakan untuk menambah semarak pesta- pesta rakyat atau untuk penyambutan tamu terhormat,
misalnya pada peresmian gedung yang baru selesai dibangun. Betapapun derasnya arus
modernisasi, ondel-ondel masih bertahan dan menjadi penghias wajah kota metropolitan Jakarta.
Ondel-ondel versi daerah lain[sunting | sunting sumber]
Musik yang mengiringi ondel-ondel tidak tentu, tergantung dari masing-masing rombongan. Ada
yang diiringi tanjidor, seperti rombongan ondel-ondel pimpinan Gejen, Kampung Setu. Ada yang
diiringi dengan pencak Betawi seperti rombongan “Beringin Sakti” pimpinan Duloh, sekarang
pimpinan Yasin, dari Rawasari. Adapula yang diirig Bende, “Remes”, Ningnong dan Rebana
ketimpring, seperti rombongan ondel-ondel pimpinan Lamoh, Kalideres.
Pada umumnya, pementasan Ondel-ondel diiringi oleh musik pengiring dan pencak silat di
antaranya:
1 orang yang melakukan pencak silat yaitu Pencak Bunga Kembang. [1]