Abstract
Grammatophyllum scriptum var. citrinum is one variant of endangered from habitat destruction
due to logging and forest fires and hunts by orchid collectors. The aim of this study was to
determine the effect of BAP and NAA concentration in the root orchid propagation G. scriptum var.
citrinum. The results showed that the application of BAP and NAA significant effect on the time of
formation appeared roots (19 days), the best root number in the treatment of BAP 0.5 mg/l + 1.0
mg/l NAA for (5 pieces) and root length was obtained NAA 1 mg/l and a combination of 1.0 mg/l
BAP + 0.5 mg/l NAA respectively 6.66 cm and 7.40 cm.
kan dari botol dan dicuci dengan air mengalir terhadap waktu terbentuknya muncul akar,
lalu direndam dengan larutan deterjen selama jumlah akar dan panjang akar.
20 menit sambil digoyang. Setelah itu, tunas Persentase eksplan yang hidup hingga
dibilas dengan air mengalir selama 10 menit. minggu ke delapan setelah tanam pada setiap
Selanjutnya dibilas kembali dengan akuades perlakuan adalah 100% (Tabel 1). Persentase
steril. Tunas kemudian direndam dalam 2 g/l hidup eksplan yang tinggi disebabkan nutrisi
fungisida selama 10 menit, dibilas sebanyak 3 pada media pertumbuhan tersedia cukup
kali dengan akuades steril, dilanjutkan peren- hingga minggu ke delapan. Medium MS yang
daman dengan 2 g/l bakterisida selama 10 digunakan dalam penelitian ini mengandung
menit dan dibilas sebanyak 3 kali dengan unsur hara makro, mikro, vitamin dan asam
akuades steril. Selanjutnya, tunas direndam amino yang diperlukan untuk pertumbuhan
dengan larutan 20% natrium hipoklorit selama tunas. Razdan (2003) menyatakan bahwa
7 menit, kemudian tunas dicuci dengan aku- medium MS umum digunakan untuk induksi
ades steril sebanyak 3 kali. Tunas direndam tunas dan mengandung nutrisi yang sesuai
kembali dengan larutan alkohol 70% selama 3 untuk menunjang pertumbuhan optimal dari
menit dan dibilas kembali dengan akuades tanaman secara in vitro. Keistimewaan medi-
steril sebanyak 3 kali. Sterilisasi eksplan um MS adalah kandungan nitrat, kalium, dan
dilakukan dalam Laminar Air Flow Cabinet amonium yang tinggi sehingga sangat efektif
Penanaman eksplan dilakukan dalam untuk partumbuhan beberapa varietas tanam-
Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) yang an dikotil dan monokotil (Wetter &
sebelumnya telah disterilkan menggunakan Constabel, 1991).
alkohol 70%. Sebelum penanaman eksplan Metode sterilisasi memberikan pengaruh
dilakukan, LAFC dibiarkan menyala selama penting bagi keberhasilan hidup eksplan
30 menit. Sebelum peralatan tanam yang akan secara in vitro. Diduga sterilisasi yang
digunakan dimasukkan ke dalam LAFC, dilakukan pada penelitian ini tidak meng-
peralatan disemprot terlebih dahulu meng- akibatkan kematian eksplan. Yusnita (2004)
gunakan alkohol 70%. Penanaman eksplan menyatakan pengulangan sterilisasi eksplan
dilakukan dengan cara menanam tunas pada dalam larutan Na-hipoklorit dengan konsen-
medium kultur. Tunas diletakkan pada cawan trasi yang lebih rendah dapat mengurangi
petri dengan akuades steril menggunakan tingkat kontaminan dari bagian permukaan
pinset. Pinset dan scalpel yang akan eksplan. Zulkarnain (2009) melaporkan
digunakan disterilkan terlebih dahulu. Tunas bahwa larutan hipoklorit (natrium maupun
dipotong dengan ukuran panjang ±2 cm. kalsium) terbukti efektif untuk sterilisasi
Kemudian eksplan tunas ditanam pada media sebagian tanaman. Roostika et al. (2005)
perlakuan. melakukan sterilisasi eksplan biji manggis
Pengamatan dilakukan setiap hari hing- menggunakan alkohol 70% selama 5 menit,
ga kultur berumur 50 hari. Parameter yang Na-hipoklorit 30% selama 10 menit dan Na-
diamati meliputi eksplan hidup (%), waktu hipoklorit 20% selama 5 menit berhasil
muncul akar (hari), jumlah akar (buah) dan menumbuhkan tunas hingga 100% dengan
panjang akar (cm). penambahan NAA ataupun yang ditambahkan
BAP. Menurut Hartmann et al. (2002)
HASIL DAN PEMBAHASAN penambahan zat pengatur tumbuh yang sesuai
Berdasarkan respon eksplan tunas dapat meningkatkan aktivitas pembelahan sel
terhadap pemberian Benzil Amino Purine dalam proses morfogenesis dan organogene-
(BAP) dan Naphthalene Acetic Acid (NAA) sis. Selain itu pada penelitian ini media yang
dalam induksi akar anggrek secara in vitro digunakan adalah media MS yang bila ditam-
dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan bahkan dengan zat yang sesuai maka akan
analisis ragam, pemberian BAP dan NAA meningkatkan pertumbuhan dari eksplan.
memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05)
Tabel 1. Rata-rata penambahan BAP dan NAA terhadap induksi akar G. var. citrinum
Perlakuan Eksplan Waktu muncul Jumlah Panjang akar
Hidup (%) akar (hst) akar (cm)
(buah)
0,5 mg/l NAA 100 21,67c 3,33ab 5,26a
1 mg/l NAA 100 20,67bc 3,33ab 6,66ab
ab a
0,5 mg/l BAP + 0,5 100 19,00 2,33 5,60a
NAA
0,5 BAP mg/l + 1,0 mg/l 100 34,00d 5,00b 5,10a
NAA
1,0 mg/l BAP + 0,5 mg/l 100 23,67d 4,00ab 7,40ab
NAA
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%.Pada tabel terlihat waktu
munculnya akar pada perlakuan pemberian 0,5 mg/l BAP + 0,5 NAA
menghasilkan waktu yang paling rendah pada pembentukan akar terlihat rata-
rata hari pembentukan akar sebesar 19 hari. Hal ini berarti bahwa perlakuan
yang dikombinasikan antara NAA dan BAP sebesar 0,5 mg/l BAP + 0,5 NAA
mampu memper-cepat waktu munculnya akar. Akar baru yang muncul
berwarna putih kehijauan.
Penggunaan arang aktif pada percobaan mg/l NAA. Hal ini diduga pemberian NAA
ini bukan sebagai perlakuan, namun mem- secara tunggal dengan konsentrasi yang lebih
pengaruhi peningkatan jumlah akar. Menurut tinggi akan memberikan panjang akar yang
Goerge & Sherrington (1984), bahwa lebih tinggi. Penelitian yang dilakukan
pengaruh arang aktif dalam media yaitu untuk Mukhtar et al. (2005), bahwa konsentrasi 2
mengabsorbsi senyawa-senyawa toxik yang mg/l NAA memberikan hasil terbaik terhadap
dapat menghambat pertumbuhan kultur, panjang akar Citrus reticulate. Hal ini
mendorong morfogenesis dan untuk mendo- menunjukkan bahwa konsentrasi NAA yang
rong pembentukan akar. Pada penelitian ini optimum dalam induksi dan pemanjangan
jumlah akar tertinggi terdapat pada 0,5 BAP akar setiap tanaman berbeda-beda dan
mg/l + 1,0 mg/l NAA yaitu sebesar 5,00 buah. dipengaruhi keseimbangan antara hormon
Hal ini diduga penggunaan BAP dan NAA endogen (IAA) dan eksogen.
sudah membuat keseimbangan di dalam
tanaman sehingga BAP yang tinggi yang KESIMPULAN
digabungkan dengan konsentrasi NAA yang 1. Pemberian BAP dan NAA memberikan
tinggi pada penelitian menghasilkan rata-rata pengaruh yang nyata terhadap waktu
jumlah akar yang tinggi. Penggunaan NAA terbentuknya muncul akar, jumlah akar
untuk memacu pembentukan akar juga telah dan panjang akar.
banyak dilaporkan antara lain, induksi akar 2. Waktu munculnya akar yang paling baik
terbaik Citrus jambhiri L. dihasilkan pada pada pemberian 0,5 mg/l BAP + 0,5
pemberian 0,5 mg/l NAA (Savita et al., NAA (19 hari), jumlah akar terbanyak
2010). pada perlakuan 0,5 BAP mg/l + 1,0 mg/l
Pemberian NAA pada konsentrasi 1 NAA sebesar 5 buah dan panjang akar
mg/l secara tunggal atau kombinasi dengan terpanjang terdapat pemberian NAA
BAP memiliki jumlah akar yang tinggi, secara tunggal 1 mg/l dan kombinasi 1,0
namun akar yang dihasilkan lebih panjang mg/l BAP + 0,5 mg/l NAA berturut-turut
pada pemberian NAA 1 mg/l daripada sebesar 6,66 cm dan 7,40 cm.
perlakuan yang diberikan 0,5 BAP mg/l + 1,0