Anda di halaman 1dari 5

INDUKSI AKAR PADA EKSPLAN TUNAS ANGGREK

Grammatophylum scriptum var. citrinum SECARA IN VITRO


PADA MEDIA MS DENGAN PENAMBAHAN NAA DAN BAP
Mayta Novaliza Isda* dan Siti Fatonah
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau

*Corresponding author: maytaisda@yahoo.com

Abstract

Grammatophyllum scriptum var. citrinum is one variant of endangered from habitat destruction
due to logging and forest fires and hunts by orchid collectors. The aim of this study was to
determine the effect of BAP and NAA concentration in the root orchid propagation G. scriptum var.
citrinum. The results showed that the application of BAP and NAA significant effect on the time of
formation appeared roots (19 days), the best root number in the treatment of BAP 0.5 mg/l + 1.0
mg/l NAA for (5 pieces) and root length was obtained NAA 1 mg/l and a combination of 1.0 mg/l
BAP + 0.5 mg/l NAA respectively 6.66 cm and 7.40 cm.

Keywords: Grammatophyllum scriptu var citrinum, in vitro, BAP, NAA

PENDAHULUAN scriptum) dan beberapa varian yang ada di


Indonesia mempunyai banyak jenis alam.
tumbuhan termasuk tumbuhan epifit. Salah Grammatophyllum scriptum merupakan
satunya adalah jenis anggrek yang diper- anggrek yang hampir punah dan langka. G.
kirakan jumlah anggrek spesies lebih dari scriptum menghadapi ancaman serius dari
5000 spesies. Indonesia yang kaya dengan perburuan tanaman anggrek dan kerusakan
tanaman anggrek sangat menguntungkan habitat. G. scriptum terkenal sebagai anggrek
karena ditunjang oleh kecocokan iklim dan macan. Hal ini dikarenakan mempunyai
banyaknya jenis anggrek yang potensial. warna dasar hijau dengan totol–totol coklat
Indonesia merupakan negara dengan tingkat yang mirip warna macan. Anggrek ini
kekayaan plasma nutfah anggrek terbesar mempunyai keunggulan yaitu habitusnya
kedua setelah Brasil. Banyak di antara spesies yang tegap dan kuat, jumlah bunga yang
anggrek itu yang merupakan anggrek endemik sangat banyak yaitu 25-50 dan waktu
Indonesia. berbunga cukup lama, bunga tahan lama dan
Potensi Indonesia dalam tanaman tidak mudah layu (Wijayani et al., 2007). Di
anggrek mempunyai harapan baik, karena antara varietas dari G. scriptum yang ditemu-
ditunjang oleh kecocokan iklim dan banyak- kan adalah G. scriptum var. tigrinum dan G.
nya jenis anggrek bermutu sudah terbukti, scriptum var. citrinum. Pada G. scriptum var.
anggrek Indonesia merupakan bahan induk tigrinum mempunyai sepal dan petal bercak-
yang berpotensi (Darmono, 2003). Anggrek bercak besar dan rapat serta tidak teratur
dalam penggolongan taksonomi termasuk berwarna coklat. G. scriptum var. citrinum
Orchidaceae. Famili ini terdiri dari 800 genus panjang bunga dapat mencapai 22 meter
yang beberapa diantaranya hampir punah. dengan ukuran bunga 5-8 cm dengan petal
Salah satu anggrek yang hampir punah adalah dan sepal bewarna hijau. Sampai saat ini di
dari genus Grammatophyllum. Jenis Indonesia termasuk Riau belum banyak
Grammatophyllum yang ada di Indonesia laporan atau penelitian tentang anggrek
termasuk Riau adalah anggrek tebu (G. macan ini terutama Grammatophyllum
speciosum), anggrek sendu (G. scriptum var. citrinum.
stapeliaeflorum), anggrek macan (G.

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 7 Nomor2, Oktober 2014 53


Mayta Movaliza Isda dkk Induksi Akar pada Eksplan Tunas Anggrek

Menurut Metusala (2007), meskipun Laboratorie, agar-agar (Fision), Zat Pengatur


penyebaran G. scriptum cukup luas justru Tumbuh (ZPT) berupa BAP, eksplan tunas in
menghadapi ancaman serius dari perburuan vitro Grammatophyllum scriptum var.
tak terkendali serta kerusakan habitat. citrinum, sukrosa, akuades, alkohol 70% dan
Perkembanganbiakan alami di habitat dengan 96%, HCl 1N serta NaOH 1 N.
biji sangat sulit karena lambatnya laju Alat-alat yang digunakan adalah
pertumbuhan biji dari fase biji hingga Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) (Lab
mencapai tanaman dewasa yang siap Tech), autoklaf (All Americana tipe 25X-2),
berbunga. Perbanyakan secara konvensional oven (Pselecta tipe 2001244), timbangan
sangat sulit untuk memenuhi kebutuhan bibit analitik (Kern tipe ABJ 120-4M), hot plate
yag sangat banyak dengan waktu relatif cepat. (Pselecta tipe 048432), erlenmeyer, botol
Mungkin hal inilah yang mendasari spesies kultur, gelas ukur, kertas pH, pinset, pipet
anggrek ini menjadi salah satu plasma nutfah tetes, spatula, cawan petri, scapel (kater),
yang dilindungi. Selain itu informasi dan lampu bunsen, botol sprayer, aluminium foil,
laporan hasil penelitian mengenai spesies dan kertas saring, tissue, karet gelang dan plastik.
varian anggrek Grammatophyllum masih Penelitian ini merupakan penelitian
jarang sehingga perlu penelitian lebih lanjut. eksperimen menggunakan Rancangan Acak
Oleh karena itu, salah satu alternatif untuk Kelompok (RAK). Konsentrasi ZPT terdiri
pemecahan masalah itu adalah dengan dari 5 taraf, yaitu: 0,5 mg/l NAA, 1 mg/l
menggunakan metode kultur in vitro yang NAA, 0,5 mg/l BAP + 0,5 NAA; 0,5 BAP
dikenal dengan metode kultur jaringan mg/l + 1,0 mg/l NAA, 1,0 mg/l BAP + 0,5
sehingga pemenuhan kebutuhan bibit tanaman mg/l NAA, masing-masing perlakuan terdiri
anggrek akan dapat dihasilkan dengan jumlah dari 5 ulangan dengan demikian terdapat 25
banyak. unit percobaan.
Kegunaan utama dari kultur jaringan Sterilisasi Alat
adalah mendapatkan tanaman baru dalam Dilakukan sterilisasi menggunakan
jumlah banyak, waktu yang relatif singkat, autoklaf pada suhu 121C tekanan 1,5 atm
mempunyai sifat fisiologis dan morfologi selama 20 menit, setelah itu semua alat dan
sama persis dengan tanaman induknya. Dari bahan di masukkan ke Laminair Air Flow
teknik in vitro ini diharapkan dapat diperoleh (LAF) yang sudah disemprot dengan alkohol
tanaman baru yang bersifat unggul 70%.
(Hendaryono & Wijayani, 1994). Kultur Pembuatan Media Kultur
jaringan merupakan salah satu alternatif untuk Larutan stok, sukrosa, agar dan zat
mendapatkan tanaman anggrek Grammato- pengatur tumbuh dituang ke dalam gelas
phyllum scriptum var. citrinum dalam jumlah Beaker dan ditambahkan zat pengatur tumbuh
yang banyak. Pengakaran merupakan tahapan sesuai dengan perlakuan. Larutan media
yang sangat penting dalam pembentukan ditambah akuades hingga mencapai volume
planlet untuk mikropropagasi secara in vitro. 1L. pH diatur 5,8 dengan penambahan NaOH
Media MS (Murashige and Skoog) merupa- atau HCl. Media dipanaskan di atas api
kan media yang banyak digunakan dalam hingga mendidih. Media dituang ke dalam
kultur in vitro. Tujuan penelitian ini adalah botol ±20 ml, dilanjutkan disterilisasi
mempelajari pengaruh NAA dan BAP pada menggunakan autoklaf pada suhu 121C dan
berbagai konsentrasi terhadap kemampuan tekanan 1,5 atm selama 20 menit. Setelah
induksi akar dari eksplan Grammatophyllum suhu autoklaf turun, media dikeluarkan dan di
scriptum var. citrinum. uji kontaminasi selama ± 1 minggu.
Bagian tanaman yang digunakan
MATERIAL DAN METODE sebagian eksplan adalah tunas in vitro
Bahan yang digunakan dalam penelitian anggrek Ggrammatophyllum scriptum var.
ini adalah media MS merk Phyto Technology citrinum berumur ±7 bulan. Tunas dikeluar-

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 7 Nomor2, Oktober 2014 54


Mayta Movaliza Isda dkk Induksi Akar pada Eksplan Tunas Anggrek

kan dari botol dan dicuci dengan air mengalir terhadap waktu terbentuknya muncul akar,
lalu direndam dengan larutan deterjen selama jumlah akar dan panjang akar.
20 menit sambil digoyang. Setelah itu, tunas Persentase eksplan yang hidup hingga
dibilas dengan air mengalir selama 10 menit. minggu ke delapan setelah tanam pada setiap
Selanjutnya dibilas kembali dengan akuades perlakuan adalah 100% (Tabel 1). Persentase
steril. Tunas kemudian direndam dalam 2 g/l hidup eksplan yang tinggi disebabkan nutrisi
fungisida selama 10 menit, dibilas sebanyak 3 pada media pertumbuhan tersedia cukup
kali dengan akuades steril, dilanjutkan peren- hingga minggu ke delapan. Medium MS yang
daman dengan 2 g/l bakterisida selama 10 digunakan dalam penelitian ini mengandung
menit dan dibilas sebanyak 3 kali dengan unsur hara makro, mikro, vitamin dan asam
akuades steril. Selanjutnya, tunas direndam amino yang diperlukan untuk pertumbuhan
dengan larutan 20% natrium hipoklorit selama tunas. Razdan (2003) menyatakan bahwa
7 menit, kemudian tunas dicuci dengan aku- medium MS umum digunakan untuk induksi
ades steril sebanyak 3 kali. Tunas direndam tunas dan mengandung nutrisi yang sesuai
kembali dengan larutan alkohol 70% selama 3 untuk menunjang pertumbuhan optimal dari
menit dan dibilas kembali dengan akuades tanaman secara in vitro. Keistimewaan medi-
steril sebanyak 3 kali. Sterilisasi eksplan um MS adalah kandungan nitrat, kalium, dan
dilakukan dalam Laminar Air Flow Cabinet amonium yang tinggi sehingga sangat efektif
Penanaman eksplan dilakukan dalam untuk partumbuhan beberapa varietas tanam-
Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) yang an dikotil dan monokotil (Wetter &
sebelumnya telah disterilkan menggunakan Constabel, 1991).
alkohol 70%. Sebelum penanaman eksplan Metode sterilisasi memberikan pengaruh
dilakukan, LAFC dibiarkan menyala selama penting bagi keberhasilan hidup eksplan
30 menit. Sebelum peralatan tanam yang akan secara in vitro. Diduga sterilisasi yang
digunakan dimasukkan ke dalam LAFC, dilakukan pada penelitian ini tidak meng-
peralatan disemprot terlebih dahulu meng- akibatkan kematian eksplan. Yusnita (2004)
gunakan alkohol 70%. Penanaman eksplan menyatakan pengulangan sterilisasi eksplan
dilakukan dengan cara menanam tunas pada dalam larutan Na-hipoklorit dengan konsen-
medium kultur. Tunas diletakkan pada cawan trasi yang lebih rendah dapat mengurangi
petri dengan akuades steril menggunakan tingkat kontaminan dari bagian permukaan
pinset. Pinset dan scalpel yang akan eksplan. Zulkarnain (2009) melaporkan
digunakan disterilkan terlebih dahulu. Tunas bahwa larutan hipoklorit (natrium maupun
dipotong dengan ukuran panjang ±2 cm. kalsium) terbukti efektif untuk sterilisasi
Kemudian eksplan tunas ditanam pada media sebagian tanaman. Roostika et al. (2005)
perlakuan. melakukan sterilisasi eksplan biji manggis
Pengamatan dilakukan setiap hari hing- menggunakan alkohol 70% selama 5 menit,
ga kultur berumur 50 hari. Parameter yang Na-hipoklorit 30% selama 10 menit dan Na-
diamati meliputi eksplan hidup (%), waktu hipoklorit 20% selama 5 menit berhasil
muncul akar (hari), jumlah akar (buah) dan menumbuhkan tunas hingga 100% dengan
panjang akar (cm). penambahan NAA ataupun yang ditambahkan
BAP. Menurut Hartmann et al. (2002)
HASIL DAN PEMBAHASAN penambahan zat pengatur tumbuh yang sesuai
Berdasarkan respon eksplan tunas dapat meningkatkan aktivitas pembelahan sel
terhadap pemberian Benzil Amino Purine dalam proses morfogenesis dan organogene-
(BAP) dan Naphthalene Acetic Acid (NAA) sis. Selain itu pada penelitian ini media yang
dalam induksi akar anggrek secara in vitro digunakan adalah media MS yang bila ditam-
dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan bahkan dengan zat yang sesuai maka akan
analisis ragam, pemberian BAP dan NAA meningkatkan pertumbuhan dari eksplan.
memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05)

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 7 Nomor2, Oktober 2014 55


Mayta Movaliza Isda dkk Induksi Akar pada Eksplan Tunas Anggrek

Tabel 1. Rata-rata penambahan BAP dan NAA terhadap induksi akar G. var. citrinum
Perlakuan Eksplan Waktu muncul Jumlah Panjang akar
Hidup (%) akar (hst) akar (cm)
(buah)
0,5 mg/l NAA 100 21,67c 3,33ab 5,26a
1 mg/l NAA 100 20,67bc 3,33ab 6,66ab
ab a
0,5 mg/l BAP + 0,5 100 19,00 2,33 5,60a
NAA
0,5 BAP mg/l + 1,0 mg/l 100 34,00d 5,00b 5,10a
NAA
1,0 mg/l BAP + 0,5 mg/l 100 23,67d 4,00ab 7,40ab
NAA
Keterangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5%.Pada tabel terlihat waktu
munculnya akar pada perlakuan pemberian 0,5 mg/l BAP + 0,5 NAA
menghasilkan waktu yang paling rendah pada pembentukan akar terlihat rata-
rata hari pembentukan akar sebesar 19 hari. Hal ini berarti bahwa perlakuan
yang dikombinasikan antara NAA dan BAP sebesar 0,5 mg/l BAP + 0,5 NAA
mampu memper-cepat waktu munculnya akar. Akar baru yang muncul
berwarna putih kehijauan.

Penggunaan arang aktif pada percobaan mg/l NAA. Hal ini diduga pemberian NAA
ini bukan sebagai perlakuan, namun mem- secara tunggal dengan konsentrasi yang lebih
pengaruhi peningkatan jumlah akar. Menurut tinggi akan memberikan panjang akar yang
Goerge & Sherrington (1984), bahwa lebih tinggi. Penelitian yang dilakukan
pengaruh arang aktif dalam media yaitu untuk Mukhtar et al. (2005), bahwa konsentrasi 2
mengabsorbsi senyawa-senyawa toxik yang mg/l NAA memberikan hasil terbaik terhadap
dapat menghambat pertumbuhan kultur, panjang akar Citrus reticulate. Hal ini
mendorong morfogenesis dan untuk mendo- menunjukkan bahwa konsentrasi NAA yang
rong pembentukan akar. Pada penelitian ini optimum dalam induksi dan pemanjangan
jumlah akar tertinggi terdapat pada 0,5 BAP akar setiap tanaman berbeda-beda dan
mg/l + 1,0 mg/l NAA yaitu sebesar 5,00 buah. dipengaruhi keseimbangan antara hormon
Hal ini diduga penggunaan BAP dan NAA endogen (IAA) dan eksogen.
sudah membuat keseimbangan di dalam
tanaman sehingga BAP yang tinggi yang KESIMPULAN
digabungkan dengan konsentrasi NAA yang 1. Pemberian BAP dan NAA memberikan
tinggi pada penelitian menghasilkan rata-rata pengaruh yang nyata terhadap waktu
jumlah akar yang tinggi. Penggunaan NAA terbentuknya muncul akar, jumlah akar
untuk memacu pembentukan akar juga telah dan panjang akar.
banyak dilaporkan antara lain, induksi akar 2. Waktu munculnya akar yang paling baik
terbaik Citrus jambhiri L. dihasilkan pada pada pemberian 0,5 mg/l BAP + 0,5
pemberian 0,5 mg/l NAA (Savita et al., NAA (19 hari), jumlah akar terbanyak
2010). pada perlakuan 0,5 BAP mg/l + 1,0 mg/l
Pemberian NAA pada konsentrasi 1 NAA sebesar 5 buah dan panjang akar
mg/l secara tunggal atau kombinasi dengan terpanjang terdapat pemberian NAA
BAP memiliki jumlah akar yang tinggi, secara tunggal 1 mg/l dan kombinasi 1,0
namun akar yang dihasilkan lebih panjang mg/l BAP + 0,5 mg/l NAA berturut-turut
pada pemberian NAA 1 mg/l daripada sebesar 6,66 cm dan 7,40 cm.
perlakuan yang diberikan 0,5 BAP mg/l + 1,0

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 7 Nomor2, Oktober 2014 56


Mayta Movaliza Isda dkk Induksi Akar pada Eksplan Tunas Anggrek

UCAPAN TERIMAKASIH Razdan, M. K. (2003). Introduction Plant


Penelitian ini merupakan bagian dari Tissue Culture (2sd ed.). USA: Science
Penelitian Fundamental tahun 2014 yang Publisher.
dibiayai oleh DP2M DIKTI. Roostika, I., N. Sunarlim, & I. Mariska.
(2005). Mikropropagasi Tanaman
DAFTAR PUSTAKA Manggis (Garcinia mangostana L).
Darmono, D. W. (2003). Menghasilkan Jurnal Agrobiogen, 1(1), 20-25.
Anggrek Silangan. Jakarta: Penebar Savita, V., Virk, G. S., & Nagpal, A. (2010).
Swadaya. Effect of Explants Type and Different
Hartmann, H. T., Kester, D. E., Davies, F. T., Plant Growth Regulator on Callus
& Geneve R. L. (2002). Plant Induction and Planlet Regeneration in
Propagation Principal and Practice. Citrus jambhiri Lush. Enviroment and
Upper Saddle River, New Jersey: We an International Journal of Science
Pearson Education Inc. and Technology, 5, 97-106.
Hendaryono, D. & Wijayani, A. (1994). Wetter, L. R. & Constabel, F. (1991). Metode
Teknik Kultur Jaringan, Pengenalan Kultur Jaringan Tanaman. Mathilda B.
dan Petunjuk Perbanyakan Tanaman Widianto, Penerjemah. Bandung: ITB.
secara Vegetatif-Modern. Yogyakarta: Terjemahan dari Plant Tissue Culture
Kansius. Methods.
Metusala, D. (2007). Pohon Anggrek Wijayanti, Y., Solochatun, & Widya, M.
Terbesar dan Terberat di Dunia. (2013, (2007). Pertumbuhan Tunas dan
April 15). Retrieved from Struktur Anatomi Protocorm Like Body
http://www.geocities.com Anggrek Grammatophyllum scriptum
Mukhtar, R., Khan, M., Rafiq, R., Shahid, A., (Lindl.) Bl. dengan Pemberian Kinetin
& Khan, F. A. (2005). In vitro dan NAA. Jurnal Bioteknologi, 4 (2),
Regeneration and Multiple Shoot 33-40.
Induction in Citrus reticulate (Blanco). Zulkarnain, H. (2009). Solusi Perbanyakan
International Journal of Agriculture and Tanaman Budidaya Kultur Jaringan
Biology, 7(3), 414-416. Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.

Al-Kauniyah Jurnal Biologi Volume 7 Nomor2, Oktober 2014 57

Anda mungkin juga menyukai