Anda di halaman 1dari 33

I.

Geometri Dimensi Tiga

Geometri dimensi tiga membahas mengenai pengukuran-pengukuran yang


dilakukan terhadap bangun ruang (bangun yang memiliki ruang untuk diisi).
Contoh-contoh bangun ruang yang dipelajari, antara lain balok, kubus, prisma,
limas, tabung, kerucut, dan bola. Selain itu, ada materi mengenai titik tembus,
irisan/penampang, geometri sudut, dan geometri jarak di geometri dimensi tiga..

Secara sekilas, geometri dimensi tiga merupakan cabang matematika yang


membahas mengenai pengukuran bangun ruang. Namun, ada beberapa materi
yang harus kamu pelajari di dalam geometri dimensi tiga, seperti geometri sudut,
titik tembus, ataupun irisan/penampang.

4
1. KUBUS
A. Pengertian kubus
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kubus adalah ruang yang berbatas
enam bidang segi empat (seperti dadu).
Pengertian kubus menurut penulis adalah bangun ruang yang terbentuk dari
enam sisi yang berbentuk persegi.
Pengertian lain dari kubus adalah bangun ruang yang semua sisinya berbentuk
persegi dan semua rusuknya sama panjang.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian kubus
adalah bangun ruang yang memiliki enam sisi yang semua sisinya berbentuk
persegi dan memiliki 12 rusuk yang semua rusuknya sama panjang.
Perhatikan contoh gambar kubus berikut ini!

B. Unsur-unsur kubus
1) Sisi atau bidang
Sisi kubus adalah bidang yang membatasi kubus. Jika kita perhatikan gambar
kubus ABCD.EFGH secara seksama, maka dari gambar tersebut kita dapat
menyimpulkan bahka kubus merupakan bangun ruang yang memiliki 6 buah sisi
yang semuanya berbentuk persegi.
Sisi-sisi dari kubus tersebut adalah;
a) Sisi bawah (ABCD)
b) Sisi atas (EFGH)
c) Sisi depan (ABFE)
d) Sisi belakang (DCGH)
e) Sisi samping kiri (BCGF)
f) Sisi samping kanan (ADHE)

5
2) Rusuk
Rusuk kubus adalah garis potong antara dua sisi bidang kubus dan terlihat
seperti kerangka yang menyusun kubus.Masih pada gambar kubus yang sama
yaitu kubus ABCD.EFGH yang memiliki 12 rusuk, yaitu; AB, BC, CD, DA,
AE, BF, CG, DH, EF, FG, GH, dan HE.
3) Titik sudut
Titik sudut adalah titik potong antara dua atau tiga rusuk. Pada gambar
kubus yang sama yaitu kubus ABCD.EFGH terlihat bahwa kubus tersebut
memiliki 8 sudut, yaitu; A, B, C, D, E, F, G dan H.
4) Diagonal bidang atau diagonal sisi
Sekali lagi marilah kita perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH di atas,
jika kita menginginkan menarik garis pada masing-masing sudut yang
berhadapan pada setia sisi atau bidang maka kita akan menemukan garis yang
akan membentuk segitiga sama kaki, garis tersebut disebut diagonal bidang
atau diagonal sisi.
Pada kubus ABCD.EFGH memiliki 12 diagonal bidan atau diagonal sisi
yaitu AF, BE, BG, FC, CH, DG, AH, DE, BD, AC, EG dan HG.
5) Diagonal ruang
Diagonal ruang adalah garis yang menghubungkan dua titik sudut yang
saling berhadapan dalam satu ruang.Pada kubus ABCD.EFGH tersebut
terdapat 4 diagonal ruang, yaitu garis BH, DF, AG, dan EC.
6) Bidang diagonal
Bidang diagonal adalah bidang yang dibentuk dari dua garis diagonal
bidang dan dua rusuk kubus yang sejajar.Pada kubus ABCD. EFGH tersebut
memiliki 4 bidang diagonal, yaitu; bidang diagonal ACGE, DBFH, ABGH
dan EFCD.

C. Sifat-sifat kubus
1) Semua sisi kubus berbentuk persegi
Jika diperhatikan, sisi ABCD, EFGH, ABFE, DCGH, BCGF dan
seterusnya memiliki bentuk persegi dan me miliki luas yang sama.

6
2) Semua rusuk kubus beukuran sama panjang
Rusuk-rusuk kubus AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE  dan
seterusnya memiliki ukuran yang sama panjang.
3) Setiap diagonal bidang pada kubus memiliki ukuran yang sama panjang
Perhatikan ruas garis BG dan CF pada Gambar kubus
ABCD.EFGH tersebut di atas. Kedua garis tersebut merupakan diagonal
bidang kubus ABCD.EFGH pada bidang BCGF yang memiliki ukuran
sama panjang.
4) Setiap diagonal ruang pada kubus memiliki ukuran yang sama panjang.
Dari gambar kubus ABCD.EFGH tersebut di atas , terdapat 4
diagonal ruang, yaitu HB,DF, AG dan CE yang semuanya berukuran sama
panjang.
5) Setiap bidang diagonal pada kubus memiliki bentuk persegi panjang.
Perhatikan bidang diagonal ACGE pada Gambar kubus
ABCD.EFGH di atas. Terlihat dengan jelas bahwa bidang diagonal
tersebut memiliki bentuk persegipanjang.

D. Jaring-jaring kubus
Jaring-jaring kubus adalah beragam variasi kerangka yang dapat
membentuk bangun kubus.Atau dapat pula diartikan bahwa jaring-jaring
kubus adalah sisi-sisi suatu kubus yang jika dipadukan akan membentuk suatu
kubus.
Contoh gambar 11 jaring-jaring kubus
Pada contoh berikut ini untuk memudahkannya diberi tanda huruf kapital pada sisi
alas dan sisi atapnya.
A = sisi alas
T = sisi atap

7
Contoh gambar jaring-jaring kubus I

Contoh gambar jaring-jaring kubus II

Contoh gambar jaring-jaring kubus III

Contoh gambar jaring-jaring kubus IV

Contoh gambar jaring-jaring kubus V

Contoh gambar jaring-jaring kubus VI

8
Contoh gambar jaring-jaring kubus VII

Contoh gambar jaring-jaring kubus VIII

Contoh gambar jaring-jaring kubus IX

Contoh gambar jaring-jaring kubus X

Contoh gambar jaring-jaring kubus XI

E. Rumus luas permukaan kubus


Untuk mencari luas permukaan kubus, itu sama artinya dengan mencari
luas jaring-jaring kubus tersebut.
Oleh karena jaring-jaring kubus merupakan penggabungan dari 6 buah
persegi yang sama dan kongruen, maka dapat disimpulkan bahwa luas
permukaan kubus adalah 6 (enam) kali luas persegi pada sisi-sisi kubus.

9
Luas permukaan kubus = luas jaring-jaring kubus
= 6 x luas persegi
=6x(SxS )
= 6S2
Jadi luas permukaan kubus dapat dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut
L = 6S2
Keterangan:
L = Luas permukaan kubus
S = panjang rusuk kubus

F. Rumus volume kubus


Untuk menentukan volume sebuah kubus dapat dilakukan dengan cara
mengalikan panjang rusuk kubus sebanyak tiga kali. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa rumus volume kubus adalah;
Volume kubus = panjang rusuk x panjang rusuk x panjang rusuk
=SxSx S
= S3
Jadi dapt disimpulkan bahwa volume kubus adalah sebagai berikut;
V = S3
Keterangan:
V = volume kubus
S = panjang rusuk kubus
Untuk lebih jelas dalam memahami rumus volume dan rumus luas
permukaan kubus silahkan perhatikan contoh-contoh berikut ini!

Kubus ABCD.EFGH

10
G. Contoh soal untuk rumus volume dan luas permukaan kubus
1) Ahmad ingin membuat kotak hiasan berbentuk kubus dari kertas karton.
Jika kotak hiasan tersebut memiliki panjang rusuk 12 cm, tentukan luas
permukan karton dan volumenya?
Jawaban pembahasan:
a. Luas permukaan kubus = 6.S2
                                           = 6 x Sisi x Sisi
=6x12x12
                                          = 864 cm2
Jadi, luas permukaan karton yang berbentuk kubus tersebut adalah 864
cm2
b. Volume kubus = S3
                                     = sisi x sisi x sisi
                                     = 12 x 12 x 12
                                     = 1.728 cm3
Jadi, volume kubus tersebut adalah 1.728 cm3

2. BALOK
A. Pengertian balok
Balok adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh tiga pasang
persegi atau persegi panjang, dengan paling tidak satu pasang di antaranya
berukuran berbeda. Balok memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut. Balok yang
dibentuk oleh enam persegi sama dan sebangun disebut sebagai kubus.
Jadi, sebagaimana halnya kubus yang memiliki 6 (enam) sisi, pada balok pun
demikian, namun perbedaanya kalau pada kubus keenam sisinya mempunyai
bentuk dan ukuran yang sama yaitu berbentuk persegi. Kalau pada balok memiliki
tiga pasang sisi yang ukurannya sama besarnya dan berbentuk persegi panjang.

11
Pada gambar balok ABCD.EFGH di atas dapat diketahui bahwa 3 pasang sisi
yang letaknya saling berhadapan dan ukurannya sama besar serta berbentuk
persegi panjang adalah sebagai berikut;
1. Sisi ABCD = sisi EFGH
2. Sisi ABFE = sisi DCGH
3. Sisi ADHE = sisi BCGF
Sehingga dapat disimpulkan bahwa gambar tersebut diatas adalah terbukti sebagai
gambar balok, yaitu memiliki 3 pasang sisi yang ukurannya sama besar dan
letaknya saling berhadapan serta berbentuk persegi panjang.

B. Unsur-unsur balok
1) Sisi atau Bidang
Sisi balok adalah bidang yang membatasi suatu balok. Dari Gambar Di
atas, terlihat bahwa balok ABCD.EFGH memiliki 6 buah sisi berbentuk
persegipanjang. Keenam sisi tersebut adalah sebagai berikut;
a. ABCD (sisi bawah),
b. EFGH (sisi atas),
c. ABFE (sisi depan),
d. DCGH (sisi belakang),
e. BCGF (sisi samping kiri), dan
f. ADHE (sisi samping kanan).
Sebuah balok memiliki tiga pasang sisi yang berhadapan yang sama
bentuk dan ukurannya. Ketiga pasang sisi tersebut adalah;
a. Sisi ABFE dengan sisi DCGH,
b. Sisi ABCD dengan sisi EFGH, dan
c. Sisi BCGF dengan sisi ADHE.
2) Rusuk
Sama seperti dengan kubus, balok ABCD.EFGH memiliki 12 rusuk. Coba
perhatikan kembali Gambar tersebut secara seksama. Rusuk-rusuk balok
ABCD. EFGH adalah AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan
HD.

12
3) Titik sudut
Dari Gambar tersebut di atas, terlihat bahwa balok ABCD.EFGH memiliki
8 titik sudut, yaitu A, B, C, D, E, F, G, dan H. Sama halnya dengan kubus,
balok pun memiliki istilah diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang
diagonal. Berikut ini adalah uraian mengenai istilah-istilah berikut.
4) Diagonal bidang atau diagonal sisi
Pada gambar balok ABCD.EFGH di atas,  Ruas garis AC yang melintang
antara dua titik sudut yang saling berhadapan pada satu bidang, yaitu titik
sudut A dan titik sudut C, dinamakan diagonal bidang balok ABCD.EFGH.
Setiap balok memiliki 6 (sisi) dan setiap sisi memiliki 2 (dua) diagonal,
maka dapat disimpulkan bahwa sebuah balok memiliki 12 diagonal bidang
atau diagonal sisi.
5) Diagonal ruang
Ruas garis CE yang menghubungkan dua titik sudut C dan E pada balok
ABCD.EFGH seperti pada Gambar tersebut disebut diagonal ruang balok
tersebut.
Jadi, diagonal ruang terbentuk dari ruas garis yang menghubungkan dua
titik sudut yang saling berhadapan di dalam suatu bangun ruang.Sebagaimana
halnya dengan kubus, Pada setiap balok memiliki 4 (empat diagonal ruang).
6) Bidang diagonal
Sekarang, perhatikan balok ABCD.EFGH pada Gambar tersebut. Dari
gambar tersebut terlihat dua buah diagonal bidang yang sejajar, yaitu diagonal
bidang HF dan DB.
Kedua diagonal bidang tersebut beserta dua rusuk balok yang sejajar, yaitu
DH dan BF membentuk sebuah bidang diagonal. Bidang BDHF adalah salah
satu bidang diagonal balok ABCD.EFGH.Sama halnya dengan kubus, pada
setiap balok juga memiliki 4 (empat) bidang diagonal di dalamnya.

C. Sifat-Sifat Balok
1) Sisi-sisi balok berbentuk persegipanjang.
Coba kamu perhatikan sisi ABCD, EFGH, ABFE, dan seterusnya. Sisi-sisi
tersebut memiliki bentuk persegi panjang. Dalam balok, minimal memiliki
dua pasang sisi yang berbentuk persegi panjang.

13
2) Rusuk-rusuk yang sejajar memiliki ukuran sama panjang.
Perhatikan rusuk-rusuk balok pada gambar di atas. Rusuk-rusuk yang
sejajar seperti AB, CD, EF, dan GH memiliki ukuran yang sama panjang
begitu pula dengan rusuk AE, BF, CG, dan DH memiliki ukuran yang sama
panjang.
3) Setiap diagonal bidang pada sisi yang berhadapan memiliki ukuran sama
panjang.
Dari gambar terlihat bahwa panjang diagonal bidang pada sisi yang
berhadapan, yaitu ABCD dengan EFGH, ABFE dengan DCGH, dan BCFG
dengan ADHE memiliki ukuran yang sama panjang.
4) Setiap diagonal ruang pada balok memiliki ukuran sama panjang.
Diagonal ruang pada balok ABCD.EFGH, yaitu AG, EC, DF, dan HB
memiliki panjang yang sama.
5) Setiap bidang diagonal pada balok memiliki bentuk persegipanjang.
Coba kamu perhatikan balok ABCD.EFGH pada gambar. Bidang diagonal
balok EDFC memiliki bentuk persegipanjang. Begitu pula dengan bidang
diagonal lainnya.

D. Rumus luas permukaan balok


Sebagaimana halnya mencari luas permukaan kubus, untuk menghitung
luas permukaan balok pun sama, yaitu dengan menghitung semua luas sisi-
sisinya atau semua luas jaring-jaringnya.

Misalkan, rusuk-rusuk pada balok diberi nama p (panjang), l (lebar), dan t


(tinggi) seperti pada gambar di atas. Dengan demikian, luas permukaan balok
tersebut adalah:

14
Luas permukaan balok = luas persegipanjang 1 + luas persegipanjang 2 +
luas persegipanjang 3 + luas persegipanjang 4 + luas persegipanjang 5 + luas
persegi panjang 6

                                   = (p × l) + (p × t) + (l × t) + (p × l) + (l × t) +(p × t)
                                   = (p × l) + (p × l) + (l × t) + (l × t) + (p × t) + (p × t)
                = 2 (p × l) + 2(l × t) + 2(p × t)
                 = 2 ((p × l) + (l × t) + (p × t)
                    = 2 (pl+ lt + pt)
Jadi, luas permukaan balok dapat dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut.
Luas permukaan balok = 2(pl + lt + pt)

E. Rumus volume balok


Proses pencarian rumus volume balok pun juga sama dengan cara mencari
rumus volume pada kubus, yaitu dengan cara menentukan satu balok satuan
yang dijadikan acuan untuk balok yang lain.
Perhatikan gambar balok berikut ini!

Gambar di atas menunjukkan pembentukan berbagai balok dari balok


satuan.
1. Gambar pertama (a) merupakan balok satuan
2. Gambar kedua (b) merupakan; 2 x 2 x 2 = 8 balok satuan
3. Gambar ketiga (c) merupakan; 3 x 2 x 3 = 18 balok satuan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa untuk menaci volume suatu balok
diperoleh dengan cara mengalikan ukuran panjang, lebar dan tinggi balok
tersebut.Jadi, rumus volume balol dapat dinyatakan dengan rumus berikut ini!
Volume balok = p x l x t

15
F. Contoh soal dan pembahasan dari rumus volume dan rumus
luas permukaan balok
Diketahui sebuah balok dengan ukuran sebagai berikut!

a. Tentukan luas permukaan balok!


b. Tentukan volume balok!
Jawab:
Diketahui p = 5 cm, l = 3 cm, dan t = 4 cm.
a. Luas permukaan = 2 (pl + lt + pt)
                         = 2 (5 x 3 + 3 x 4 + 5 x 4)
                         = 2 (15 + 12 + 20)
                         = 2 (47)
                         = 94
Jadi, luas permukaan balok tersebut adalah 94 cm2.
b. Volume balok = p × l × t
            =5×3× 4
                        = 60 cm3
Jadi, volume balok tersebut adalah 60 cm3.

16
3. LIMAS
A. Pengertian limas
Limas adalah bangun ruang yang memiliki sisi atau bidang samping
berbentuk segitiga dan memiliki puncak.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, limas berarti benda ruang yang
alasnya berbentuk segitiga (segi empat dan sebagainya) dan bidang sisinya
berbentuk segitiga dengan titik puncak yang berimpit.
B. Jenis-jenis limas
Berdasarkan bentuk alasnya, limas dapat dibagi menjadi beberap jenis,
yaitu;
1) Limas segitiga

2) Limas segi empat

3) Limas segi lima

17
4) Limas segi enam

C. Titik Sudut
Jumlah titik sudut suatu limas sangat bergantung pada bentuk alasnya.
Setiap limas memiliki titik puncak (titik yang letaknya atas).
Perhatikan uraian berikut ini!
– Limas segitiga memiliki 4 titik sudut,
– Limas segiempat memiliki 5 titik sudut,
– Limas segilima memiliki 6 titik sudut, dan
– Limas segienam memiliki 7 titik sudut.

D. Diagonal Bidang dan diagonal sisi


Pada limas sebenarnya juga memiliki diagonal bidang atau diagonal sisi
yang jumlahnya tergantung dari jenis limasnya. Misalnya Limas segi empat
hanya memiliki 2 diagonal bidang atau pada limas segi lima memiliki 5
diagonal bidang.
E. Bidang diagonal
Pada limas juga memiliki bidang diagonal yang terbentuk dari diagonal
sisi pada sisi alasnya dengan dua rusuk sampingnya.Untuk diagonal ruang,
memang pada bangun ruang Limas jenis apapun tidak memiliki diagonal
ruang.
F. Rumus Luas Permukaan Limas
Sama halnya dengan prisma, luas permukaan limas pun dapat diperoleh
dengan cara menentukan jaring-jaring limas tersebut. Kemudian,
menjumlahkan luas bangun datar dari jaring-jaring yang terbentuk. Untuk
lebih jelasnya, coba pelajari gambar dan uraian berikut ini!

18
Gambar tersebut diataas menunjukkan sebuah kubus ABCD.EFGH. Kubus
tersebut memiliki 4 buah diagonal ruang yang saling berpotongan di titik O.
Jika diamati secara cermat, keempat diagonal ruang tersebut membentuk 6
buah limas segiempat, yaitu limas segiempat O.ABCD, O.EFGH, O.ABFE,
O.BCGF, O.CDHG, dan O.DAEH.
Dengan demikian, volume kubus ABCD.EFGH merupakan gabungan
volume keenam limas tersebut.
6 × volume limas O.ABCD = volume kubus ABCD.EFGH

Jadi, rumus volume limas dapat dinyatakan sebagai berikut.


Volume limas = ⅓ × luas alas × tinggi
Rumus tersebut berlaku untuk menentukan volume limas-limas yang lain.
G. Contoh Soal Dan Pembahasannya Untuk Rumus Luas
Permukaan Limas Dan Volumenya
Perhatikan gambar limas segiempat di bawah ini.
Diketahui: Tinggi (TO) = t = 12 cm, PQ = RS = 15 cm, PS = QR = 9 cm

19
Berdasarkan gambar di atas, Tentukan:
a. Luas alas limas,
b. Volume limas.

Jawaban:
a.Luas alas = PQ × RQ
  =15 × 9
       =135
Jadi,luas alas limas T.PQRS adalah 135 cm2.

b.Volume limas = ⅓ × luas alas × tinggi


       = ⅓ ×135 × 12
        =540
Jadi, volume limas T.PQRS adalah 540 cm . 3

20
4. PRISMA
A. Pengertian prisma
Prisma adalah bangun ruang yang memiliki alas dan atap yang sama
bentuk dan ukurannya serta memiliki sisi bagian samping yang berbentuk
persegi panjang.
B. Jenis-jenis prisma
Berdasarkan pengertian di atas, maka prisma mempunyai bentuk yang
sangat beragam diantranya adalah;
a) Prisma segitiga
b) Prisma segi empat
c) Prisma segi lima
d) Prisma segi enam
e) Dan seterusnya
Untuk lebih jelas dan memudahkan untuk memahami tentang pengertian
prisma dan berbagai macam jenisnya, silahkan perhatikan gambar di bawah ini!

C. Macam-macam Prisma

21
Keterangan Gambar:
Gambar (a) merupakan contoh bentuk prisma segitiga dan gambar (b) merupakan
contoh bentuk prisma segi lima, selanjutnya gambar (c) merupakan contoh bentuk
prisma segi enam.
a) Pengertian prisma segitiga
Prisma segitiga adalah prisma yang mempunyai alas segi tiga, apapun
jenis segitiganya; bisa segitiga sama kaki, segitiga sama sisi, sigitiga siku-siku
maupun segitiga sembarang.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, prisma segitiga adalah bentuk
tertutup oleh gabungan dua daerah berbentuk segitiga dan tiga daerah
berbentuk empat persegi panjang.

b) Unsur-unsur prisma segi enam


Untuk lebih memudahkan dalam memahami unsur-unsur prisma segi
enam, silahkan perhatikan gambar berikut ini!

Gambar: Prisma segi enam ABCDEF.GHIJKL

Diantara unsur-unsur prisma adalah sebagai berikut;


 Sisi atau Bidang
Terdapat 8 sisi atau bidang yang dimiliki oleh prisma segienam, yaitu;
1.Sisi ABCDEF (sisi alas),
2. Sisi GHIJKL (sisi atas),
3. Sisi BCIH (sisi depan),
4. Sisi FEKL (sisi belakang),
5. Sisi ABHG (sisi depan kanan),
6. Sisi AFLG (sisi belakang kanan),

22
7. Sisi CDJI (sisi depan kiri), dan
8. Sisi DEKJ (sisi belakang kiri).
 Rusuk
Dari Gambar tersebut di atas , terlihat bahwa prisma segienam
ABCDEF.GHIJKL memiliki 18 rusuk, 6 di antaranya adalah rusuk tegak.
Rusuk-rusuk tersebut adalah AB, BC, CD, DE, EF, FA, GH, HI, IJ, JK, KL,
LG, dan rusuk-rusuk tegaknya adalah AG, BH, CI, DJ, EK, FL.

 Titik Sudut
Prisma segienam ABCDEF.GHIJKL memiliki 12 titik sudut. Dari Gambar
tersebut di atas, terlihat bahwa titik-titik sudut tersebut adalah A, B, C, D, E,
F, G, H, I, J, K, dan L. Selain unsur-unsur yang telah disebutkan, prisma pun
memiliki istilah diagonal bidang dan bidang diagonal. Untuk lebih jelasnya,
coba kamu perhatikan dan pelajari uraian berikut.
 Diagonal Bidang
Coba kamu perhatikan prisma segienam ABCDEF. GHIJKL pada Gambar
tersebut. Dari gambar tersebut terlihat ruas garis BG yang terletak di sisi
depan kanan (sisi tegak) ditarik dari dua titik sudut yang saling berhadapan
sehingga ruas garis BG disebut sebagai diagonal bidang pada bidang prisma
segienam ABCDEF. GHIJKL.
Begitu pula dengan ruas garis CJ pada bidang CDIJ. Ruas garis tersebut
merupakan diagonal bidang pada prisma segienam ABCDEF. GHIJKL. Pada
prisma segi enam ABCDEF. GHIJKL memiliki 16 diagonal bidang atau
diagonal sisi.
 Bidang Diagonal
Sekarang, coba kamu perhatikan prisma segienam ABCDEF.GHIJKL
pada Gambar tersebut diatas. Pada prisma segienam tersebut, terdapat dua
buah diagonal bidang yang sejajar yaitu BI dan FK.
Kedua diagonal bidang tersebut beserta ruas garis KI dan FB membentuk
suatu bidang di dalam prisma segienam ABCDEF.GHIJKL. Bidang tersebut
adalah bidang BFKI yang merupakan bidang diagonal prisma segienam. Coba

23
kamu sebutkan bidang diagonal yang lain dari prisma segienam pada Gambar
tersebut di atas!
 Diagonal Ruang
Selain diagonal bidang dan bidang diagonal, pada prisma segi enam juga
terdapat diagonal ruang. Untuk prisma segi enam ABCDEF.GHIJKL memiliki
36 diagonal ruang AI, AJ, AK, BJ, BK, BL dan seterusnya.

c) Sifat-sifat prisma segitiga


Untuk lebih memudahkan dalam memahami tentang sifat-sifat pada
prisma sigitiga, silahkan perhatikan gambar prisma segitiga berikut ini!

Gambar: Prisma Segitiga ABC.DEF

Berdasarkan gambar tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa prisma tersebut


memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Prisma memiliki bentuk alas dan atap yang kongruen.
Pada gambar terlihat bahwa segitiga ABC dan DEF memiliki ukuran dan bentuk
yang sama.
b. Setiap sisi bagian samping prisma berbentuk persegi panjang. 
Prisma segitiga pada gambar dibatasi oleh tiga persegi panjang di setiap sisi
sampingnya, yaitu ABED, BCFE, dan ACFD.
c. Prisma memiliki rusuk tegak.
Perhatikan prisma segitiga pada gambar. Prisma tersebut memiliki tiga buah rusuk
tegak, yaitu AD, BE, dan CF. Rusuk tersebut dikatakan tegak karena letaknya
tegak lurus terhadap bidang alas dan atas.

24
Dalam kondisi lain, ada juga prisma yang rusuknya tidak tegak, prisma tersebut
disebut prisma sisi miring.
d. Setiap diagonal bidang pada sisi yang sama memiliki ukuran yang sama.
Prisma segitiga ABC.DEF pada gambar diagonal bidang pada sisi ABED
memiliki ukuran yang sama panjang. Perhatikan bahwa AE = BD, BF = CE, dan
AF = CD.

d) Jaring-jaring prisma segitiga


Untuk mendapatkan jaring-jaring pada prisma segitiga yaitu dengan cara
membuka sisi-sisinya, sebagaiman terlihat pada gambar berikut ini.

Untuk contoh lain dari jaring-jaring prisma segitiga dapat dilihat pada gambar
berikut ini!

Contoh Jaring-jaring Prisma segi tiga


D. Rumus luas permukaan prisma
Sama seperti kubus dan balok, asal usul menentukan luas permukaan
prisma dapat dihitung menggunakan jaring-jaring prisma tersebut. Caranya
adalah dengan menjumlahkan semua luas bangun datar pada jaring-jaring
prisma.
Untuk lebih jelasnya silahkan perhatikan prisma segitiga berikut ini beserta
jaring-jaringnya!

25
Gambar: Asal Usul Rumus Luas permukaan prisma
Dari gambar tersebut di atas, terlihat bahwa prisma segitiga ABC.DEF memiliki
sepasang segitiga yang identik dan tiga buah persegipanjang sebagai sisi tegak.
Dengan demikian, luas permukaan prisma segitiga tersebut adalah;
Luas permukaan prisma = luas ΔABC + luas ΔDEF + luas EDAB + luas DFCA +
luas FEBC
                                      = 2 x luas ΔABC + luas EDBA + luas DFAC + luas FEBC
                                      = (2 x luas alas) + (luas bidang-bidang tegak)
Jadi, luas permukaan dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut.
Luas permukaan prisma = 2 x luas alas + luas bidang-bidang tegak

E. Rumus volume prisma


Untuk lebih memahami asal-usul rumus volume prisma, silahkan
perhatikan gambar berikut ini!

Gambar: Asal usul rumus volume prisma


Pada gambar tersebut di atas, memperlihatkan sebuah balok ABCD.EFGH yang
dibagi dua secara melintang. Ternyata, hasil belahan balok tersebut membentuk
prisma segitiga, seperti pada Gambar (b). Perhatikan prisma segitiga BCD.FGH
pada Gambar (c) . Dengan demikian, volume prisma segitiga adalah setengah kali
volume balok.

Volume prisma BCD.FGH = ½ × volume balok ABCD.EFGH

26
= ½ × (p × l × t)
= ( ½ × p × l) × t
= luas alas × tinggi
Jadi, volume prisma dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut.
Volume prisma = luas alas × tinggi

F. Contoh soal dan pembahasannya


Perhatikan contoh soal berikut ini!
1. Perhatikan prisma segitiga pada gambar di bawah ini! Dari gambar
tersebut, tentukan:
a. luas alas prisma segitiga!
b. volume prisma segitiga!
2. Sebuah prisma memiliki volume 238 cm3 dan luas alas 34 cm2.
Tentukan tinggi prisma tersebut!
Jawaban:

27
5. KERUCUT
A. Pengertian kerucut
Kerucut adalah bangun ruang sisi lengkung yang menyerupai limas segi-n
beraturan yang bidang alasnya berbentuk lingkaran.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kerucut berarti gulungan
meruncing dari kertas atau daun atau kelopak bamu untuk tempat kacang dan
sebagainya.Atau pengertian lain menurut sumber yang sama, bahwa kerucut
adalah benda atau ruang yang beralas bundar dan merunjung sampai ke satu
titik.
1) Asal-usul kerucut
Kerucut dapat dibentuk dari sebuah segitiga siku-siku yang diputar sejauh
360 derajat, dimana sisi siku-sikunya sebagai pusat putaran.
Perhatikan gambar berikut ini!

Gambar: Asal Kerucut


Kerucut pada gambar tersebut di atas dibentuk dari segitiga siku-siku TOA
yang diputar satu putaran penuh (360 derajat) dengan sisi TO sebagai pusat
putaran.

28
B. Unsur-unsur kerucut

Berdasarkan gambar kerucut tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa


kerucut tersebut memiliki unsur-unsur sebagai berikut;
a. Bidang alas, yaitu sisi yang berbentuk lingkaran (daerah yang diarsir).
b. Diameter bidang alas (d), yaitu ruas garis AB.
c. Jari-jari bidang alas (r), yaitu garis OA dan ruas garis OB.
d. Tinggi kerucut (t), yaitu jarak dari titik puncak kerucut ke pusat bidang
alas (ruas garis CO).
e. Selimut kerucut, yaitu sisi kerucut yang tidak diarsir.
f. Garis pelukis (s), yaitu garis-garis pada selimut kerucut yang ditarik dari
titik puncak C ke titik pada lingkaran.
Hubungan antara r, s, dan t pada kerucut tersebut di atas dapat dinyatakan dengan
persamaan-persamaan berikut, yang bersumber dari teorema pythagoras, yaitu:
s2 = r2 + t2
r2 = s2 − t2
t2 = s2 − r2

C. Jaring-jaring kerucut
Tidak banya jenis dan model untuk jaring kerucut, karena kerucut
merupakan bangun ruang sisi lengkung yang bentuknya sangat relatif.
Berikut ini merupakan salah satu contoh jaring-jaring pada kerucut,
sebenarnya masih dapat dikembangkan menjadi model-model yang lain.

29
D. Rumus luas permukaan kerucut
a) Asal-usul rumus luas permukaan kerucut
Perhatikan jaring-jaring kerucut berikut ini, yang merupakan hasil dari
bangun kerucut yang dibelah!

Gambar: jaring-jaring kerucut


Berdasarkan gambar jaring-jaring kerucut di atas, maka gambar tersebut terdiri
atas;
• juring lingkaran CDD’ yang merupakan selimut kerucut.
• lingkaran dengan jari-jari r yang merupakan sisi alas kerucut.
Pada Gambar tersebut di atas, terlihat bahwa panjang jari-jari juring lingkaran
sama dengan s (garis pelukis kerucut). Adapun panjang busur DD’ sama dengan
keliling alas kerucut, yaitu 2πr.
Jadi, luas selimut kerucut sama dengan luas juring CDD’.

30
Jadi, luas selimut kerucut = πrs.
Luas permukaan kerucut = luas selimut + luas alas
= πrs + πr2
= πr (s + r)
Dengan demikian, pada kerucut berlaku rumus sebagai berikut.
Luas selimut kerucut = πrs
Luas permukaan kerucut = πr (s + r)

E. Rumus volume kerucut


a) Asal-usul rumus volume kerucut
Perhatikan dan bandingkan gambar di bawah ini dengan cermat!

Dapatkah kalian menemukan persamaan antara gambar (a) dan gambar (b)? Pada
dasarnya, kerucut merupakan limas karena memiliki titik puncak sehingga volume
kerucut sama dengan volume limas, yaitu 1/3 kali luas alas kali tinggi.
Oleh karena alas kerucut berbentuk lingkaran, volume kerucut dinyatakan oleh
rumus sebagai berikut.
Volume kerucut = 1/3 x luas alas x tinggi
                           = 1/3 x πr2t

31
F. Contoh soal dan pembahasannya
Hitunglah volume suatu kerucut yang memiliki jari-jari 2,5 dm dan tinggi
9 dm.
Jawab :
Diketahui: r = 2,5 dm
t = 9 dm
Ditanyakan: volume kerucut!
Penyelesaian:
Volume kerucut = 1/3πr2t
= 1/3· 3,14 · (2,5)2 · 9
= 58,875 dm3
Jadi, volume kerucut tersebut adalah 58,875 dm3

32
6. TABUNG
A. Pengertian Tabung

Tabung atau bisa disebut juga Silinder yaitu sebuah bangun ruang tiga
dimensi yang dibentuk oleh dua buah lingkaran identik yang sejajar dan
sebuah persegi panjang yang mengelilingi kedua lingkaran tersebut. Tabung
juga memiliki 3 sisi dan juga 2 rusuk.
B. Sifat – Sifat Tabung
Tabung juga memiliki sifat – sifat tertentu, yaitu sebagai berikut :
 Tabung bagian alas dan bagian atas berbentuk lingkaran dan besarnya sama.
 Memiliki 3 sisi yaitu alas, atap dan bagian selimutnya.
 Tidak memiliki titik sudut.
 Tabung memiliki 2 buah rusuk yaitu yang melingkari alas dan atasnya.
C. Jenis – Jenis Tabung
Tabung juga memiliki jenis – jenis tertentu, yaitu antara lain :
 Tabung Tertutup :
Tabung Tertutup yaitu sebuah tabung yang seluruh bidang dan sisi –
sisinya tertutup.
 Tabung Terbuka :
Tabung Terbuka yaitu sebuah tabung yang salah satu sisi alasnya atau sisi
atapnya terbuka dan bahkan keduanya antara sisi alas dan sisi atapnya juga
terbuka.

33
D. Rumus Luas Jaring – Jaring Tabung
Jaring – Jaring Tabung memiliki rumus tertentu, yaitu antara lain :
L = alas x tinggi = a x t
E. Contoh Soal – Soal Tabung Dan Jaring – Jaring Tabung
1) Ada sebuah tabung yang diketahui mempunyai alas yaitu 7 cm dan
tinggi 12 cm. Cari dan hitinglah luas jaring – jaring tabung tersebut !
Penyelesaian :
Diketahui :
 a = 7 cm
 t = 12 cm
Ditanya : Luas = …?
Jawab :
 L=axt
 L = 7 cm x 12 cm
 L = 84 cm2
Jadi, luasnya adalah = 84 cm2

7. BOLA
A. Pengertian Bola
Pengertian dari bola sendiri iyalah sebuah bangun ruang 3 dimensi yang di
bentuk oleh lingkaran yang berjari – jari sama panjang dan berpusat hanya
pada 1 titik yang sama.
Contoh gambar nya seperti di bawah ini :

34
Dari gambar bola di atas kita bisa mengambil sifat bola yaitu seperti ini :
1. Bola hanya memiliki 1 buah bidang sisi saja
2. Bola tidak mempunyai sudut dan tidak memiliki rusuk
3. Bola hanya mempunyai satu sisi lengkung tetutup
4. Bola tidak memiliki bidang yang datar
B. Unsur – Unsur Dalam Bola
1) Jari – jari
Jari jari atau bisa di simbolkan ( r ) yaitu jarak dari titik pusat bola
ke titik lain di bagian luar bola.
2) Diameter
Pengertian dari diameter iyalah jarak antara 2 titik terluar bola
yang melewati titik pusat bola lalu panjang dari diameter sendiri
yaitu 2 kali panjang jari – jari nya.
3) Sisi
Pengertian dari sisi yaitu kumpulan titik – titik yang berjarak sama
terhadap  titik pusat.

C. Rumus Volume Bola


V = 4/3 x π x r3
Keterangan:
 v = volume bola
 r = jari – jari bola
 π = 22/7 atau 3,14
D. Rumus Luas Bola
L = 4 x π x r2

35
Keterangan:
 L = luas permukaan bola
 r = jari – jari bola
 π = 22/7 atau 3,14
E. Contoh Soal Volume Bola
1) Doni di beri sebuah bola oleh ayah nya yang memiliki jari – jari sebesar 30cm,
maka carilah volume bola dan luas permukaan bola?
Jawaban:
Volume Bola :
 V = 4/3  x  π x r3
 V = 4/3  x  3,14  x  30cm x 30cm x 30cm
 V = 113.040cm3
 Luas permukaan bola: L = 4π r2

 L = 4 x 3,14 x 30cm x 30cm


 L = 11.304cm2

36

Anda mungkin juga menyukai