Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ILMU GIZI TENTANG ZAT-ZAT GIZI

MAKRO

DOSEN PEMBIMBING:
 IRMA EVA YANI,SKM,M.KES
 DEFRIANI DWIYANTI,S.SIT,M.KES
 RINA HASNIYATI, SKM,M.KES
OLEH: KELOMPOK 1
AHLIA RYANTI PUTRI (192210689)
AUFA MUFIDDAH (192210693)
FEBRY YOHANDREY (192210700)
FIRTANIA AFADA (192210701)
RYANA PUTRI SOLIHAH (192210717)
YUMMIARSIH (192210727)
Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika
Politeknik Kesehatan Kemenkkes RI
T.A. 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang penulis beri judul “Zat
zat Gizi Makro”. Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Ilmu Gizi. Makalah ini
penulis susun agar para pembaca bisa menambah pengetahuannya tentang apa apa saja zat
gizi makro yang ada.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Irma Eva Yani ,
SKM,M.Kes,Ibu Defriani Dwiyanti,S.SiT,M.Kes,Ibu Rina Hasniyati, SKM,M.Kes yang
telah membimbing dan membantu penulis untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
benar. Semoga makalah yang penulis buat ini dapat bermanfaat untuk para pembaca dan
penulis mohon maaf atas kekurangan makalah yang penulis buat ini.

Penulis sangat mengharapkan kepada para pembaca agar dapat memberikan kritik dan
saran untuk menyempurnakan makalah penulis selanjutnya.
Padang, 13 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................4
1. 2 Rumusan Masaalah.............................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Zat Gizi Makro....................................................................................6
2.2 Karbohidrat.........................................................................................9
2.3 Lipida (Lemak).................................................................................11
2.4 Protein...............................................................................................13

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .......................................................................................16
3.2 Saran.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang Masalah 
Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan
keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi
normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi (Budiyanto, 2002).

Zat gizi (nutrient) adalah bahan-bahan kimia yang diperlukan tubuh untuk hidup,
tumbuh, bergerak dan menjaga kesehatannya, dan sumber bahan-bahan kimia itu berasal dari
makanan. Masing-masing bahan makanan yang dikonsumsi memiliki kandungan gizi yang
berbeda. Perbedaan tersebut dapat berupa jenis zat gizi yang terkandung dalam makanan,
maupun jumlah dari masing-masing zatgizi. Jumlah zat gizi yang dikenal saat ini sebanyak 45
jenis, dan dikelompokkan menjadi zat gizi makro dan mikro.

Masalah gizi adalah gangguan pada beberapa segi kesejahteraan perorangan atau
masyarakat yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh
dari makanan. Masalah gizi dapat dibedakan menjadi dua yaitu masalah gizi makro dan
masalah gizi mikro.

Masalah gizi makro yang ada di Indonesai adalah kurang energi protein sedangkan
masalah gizi mikro adalah kurang vitamin A, kurang zat besi dan kurang zat yodium
(Soekirman, 2002). Zat gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar
dengan satuan gram yang di butuhkan oleh tubuh. Zat gizi makro yang dibutuhkan oleh tubuh
adalah karbohidrat, lemak, dan protein.Selain berasal dari faktor utama tersebut, sebenarnya
banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi masalah zat gizi khusunya zat gizi makro.
Tetapi dalam bahasan kali ini, kita akan membahas secara umum bagaimana gambaran zat
gizi makro tersebut. Dengan demikian, kita selaku perawat bisa mengetahui apa saja yang
terdapat pada zat gizi makro, dampak yang ditimbulkan apabila kelebihan dan kekurangan zat
gizi. Sehingga dampak yang ditimbulkan bisa teratasi dan dapat menunjang proses perawatan
terhadap klien.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis mengambil beberapa rumusan
masalah diantaranya adalah sebagai berikut:

1.2.1 Apa arti dan fungsi gizi makro itu?

1.2.2 Bagaimana gambaran gizi makro karbohidrat itu?

1.2.3 Bagaimana gambaran gizi makro lemak itu?

1.2.4 Bagaimana gambaran gizi makro protein itu?


1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Mengetahui arti dan fungsi gizi makro.

1.3.2 Mengetahui gambaran gizi makro karbohidrat.

1.3.3 Mengetahui gambaran gizi makro lemak.

1.3.4 Mengetahui gambaran gizi makro protein.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Fungsi Gizi Makro

Gizi adalah zat-zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, metabolisme, dan fungsi-
fungsi tubuh lainnya.Gizi makro adalah gizi yang menyediakan kalori atau
energi.Istilah makro itu berasal dari Yunani yang berarti besar, digunakan karena gizi
makro itu dibutuhkan dalam jumlah yang besar. Fungsi utama dari gizi makro itu
adalah menyediakan energi, yang dihitung sebagai kalori.Meski masing-masing gizi
makro itu menyediakan energi, tapi jumlahnya bervariasi. Karbohidat menyediakan 4
kalori per gram, protein 4 sedangkan lemak 9.Gizi makro juga memiliki peranan
spesifik dalam memelihara tubuh dan berkontribusi pada rasa, tekstur dan penampilan
makanan, yang membantu membuat diet jadi lebih bervariasi dan nikmat.

2.2 Karbohidrat

1. Pengertian Karbohidrat

Karbohidrat ('hidrat dari karbon'), hidrat arang, atau sakarida (dari bahasa
Yunaniσάκχαρον, sákcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik
yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat sendiri terdiri atas karbon, hidrogen, dan
oksigen. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula
sederhana yang disebut monosakarida, misalnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa.
Banyak karbohidrat merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai
menjadi rantai yang panjang serta dapat pula bercabang-cabang, disebut polisakarida,
misalnya pati, kitin, dan selulosa. Selain monosakarida dan polisakarida, terdapat pula
disakarida (rangkaian dua monosakarida) dan oligosakarida (rangkaian beberapa
monosakarida).

2. Fungsi Karbohidrat

1. Sumber Energi Tubuh Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai pasokan utama
energi bagi tubuh. Setiap gram karbohidrat menghasilkan 4 kkalori. Keberadaan
karbohidrat di dalam tubuh, sebagian ada pada sirkulasi darah sebagai glukosa untuk
keperluan energi, sebagian terdapat pada hati dan jaringan otot sebagai glikogen, dan
sebagian lagi sisanya diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai
cadangan energi di dalam jaringan lemak.

2. Melancarkan Sistem Pencernaan Makanan tinggi karbohidrat kaya akan serat yang
berfungsi melancarkan sistem pencernaan dan buang air besar. Serat pada makanan
dapat membantu mencegah kegemukan, kanker usus besar, diabetes mellitus, dan
jantung koroner yang berkaitan dengan kolesterol tinggi.

3. Mengoptimalkan Fungsi Protein Ketika kebutuhan karbohidrat harian tidak


terpenuhi, maka tubuh akan mengambil protein sebagai cadangan energi. Akibatnya
fungsi protein sebagai zat pembangun tidak optimal. Memenuhi kebutuhan
karbohidrat akan membuat protein melaksanakan tugas utamanya sebagai zat
pembentuk tubuh.

4. Mengatur Metabolisme Lemak Fungsi karbohidrat lainnya, yaitu sebagai pengatur


metabolisme lemak dalam tubuh. Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak
yang tidak sempurna.

5. Karbohidrat Sebagai Pemanis Alami Karbohidrat juga berfungsi sebagai pemberi


rasa manis pada makanan, khususnya monosakarida dan disakarida. Gula tidak
mempunyai rasa manis yang sama, dan Fruktosa adalah jenis gula yang paling manis.

3. Struktur Karbohidrat

• Struktur rantai terbuka.Ini adalah bentuk r 22qantai lurus panjang karbohidrat.

• Struktur Hemi-asetal.

• Struktur Haworth.Ini adalah adanya struktur cincin piranosa.


4. Klasifikasi karbohidrat

1. Monosakarida

Monosakarida merupakan karbohidrat paling sederhana karena molekulnya


hanya terdiri atas beberapa atom C dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis
menjadi karbohidrat lain. Monosakarida dibedakan 6 menjadi aldosa dan ketosa.
Contoh dari aldosa yaitu glukosa dan galaktosa. Contoh ketosa yaitu fruktosa.

2. Disakarida dan oligosakarida

Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul


monosakarida yang berikatan melalui gugus -OH dengan melepaskan molekul air.
Contoh dari disakarida adalah sukrosa, laktosa, dan maltosa. Oligosakarida adalah
polimer derajat polimerisasi 2 sampai 10 dan biasanya bersifat larut dalam air.
Oligosakarida yang terdiri dari 2 molekul disebut disakarida, dan bila terdiri dari 3
molekul disebut triosa. Sukrosa (sakarosa atau gula tebu) terdiri dari molekul glukosa
dan fruktosa, laktosa terdiri dari molekul glukosa dan galaktosa, dan maltosa terdiri
dari 2 molekul glukosa.

3. Polisakarida

Polisakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari banyak sakarida


sebagai monomernya. Rumus umum polisakarida yaitu C6(H10O5)n. Polisakarida
merupakan polimer molekul-molekul monosakarida yang dapat berantai lurus atau
bercabang dan dapat dihidrolisis dengan enzim-enzim yang spesifik kerjanya. Contoh
polisakarida adalah selulosa, glikogen, dan amilum.

5. Sumber sumber karbohidrat

1. Beras merah

Kandungan tinggi seratnya yang membuat nasi merah dianggap sebagai


sumber karbohidrat yang baik dan sehat. Beras merah juga bias mengurangi kolesterol
jahat “LDL” tanpa mengurangi kolesterol baik “HDL”. Makan dua porsi atau lebih
beras merah juga mengurangi resiko diabetes.

2. Ubi jalar
Ubi jalar adalah sumber karbohidrat yang sehat untuk penderita sakit maag,
diabetes, masalah berat badan dan radang sendi. Ubi jalar juga kaya akan beta-karoten
yang merupakan antioiksidan yang banyak ditemukan pada sayuran berdaun hijau.

3. Kentang, singkong, sagu, gandum, jagung, dll.

6. Kelebihan dan Kekurangan Karbohidrat

Jika tubuh kelebihan karbohidrat, kelebihan tersebut akan disimpan dalam bentuk
lemak dibawah kulit maupun protein jika diperlukan. Pada proses metabolisme,
terdapat jalur metabolisme yang memungkinkan karbohidrat diubah menjadi
penyusun lemak atau protein tubuh. Sehingga penyakit yang ditimbulkan berupa
kegemukan atau pun obesitas. Sedangkan apabila kekurangan karbohidrat, untuk
menghasilkan energi tubuh menggunakan cadangan lemak. Jika cadangan lemak
habis, tubuh menggunakan cadangan protein. Dibandingkan karbohidrat, lemak
menghasilkan energi lebih besar namun prosesnya lebih lambat. Adapun protein lebih
sedikit menghasilkan energi. Damapak yang ditimbulkan seperti kekurusan pada
tubuh.

2.3 Lemak

1. Pengertian Lemak

Lemak merujuk pada sekelompok besar molekul-molekul dalam yang terdiri atas unsur-unsur
karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak,malam, sterol, vitamin-vitamin yang
larut di dalam lemak (contohnya Vitamin A,D,E dan K), monogliserida, digliserida,
fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk didalamnya getah dan steroid) dan lain-lain.

2. Fungsi Lemak

1. Menjadi cadangan energy dalam bentuk sel lemak. 1 gram lemakmenghasilkan


39,06kj.
2. Lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membrane sel yang
berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion dan
molekul lain, keluar dan masuk kedalam sel.
3. Menopang fungsi senyawa organic sebagai penghantar sinyal.
4. Menjadi suspense bagi vitamin A,D,E,dan K yang bergunauntuk proses biologis.
5. Berfungsisebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi
tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.

3. Jenis Lemak
1. Lemak Sederhana
 Lemak Netral
Monogliserida, digliserida, dan trigliserida (ester asam lemak dengan gliserol)
 Ester asam lemak dengan alcohol berberat molekul tinggi
a. Malam
b. Ester sterol
c. Ester nonsterol
d. Ester vitamin A dan ester vitamin D
2. Lemak majemuk/campuran, tersusun atas lemak dan senyawa yang bukan lemak
 Fosfolipida
 Lipoprotein
3. Lemak Turunan
 Asamlemak
 Sterol
a. Kolesterol dan ergosterol
b. Hormonsteroida
c. Vitamin D
d. Garam empedu

4. Struktur Lemak

Secara umum, lemak mempunyai strukturseperti :

Pada rumus struktur lemak diatas, R1-COOH, R2-COOH, dan R3COOH adalah
molekul asam lemak yang terikat pada gliserol.

5. Sumber Lemak

1. Sumber Lemak Nabati


a. Alpukat.
Didalam alpukat dengan ukuran sedang terdapat 22 gram lemak tak jenuh.
b. Kacang Kenari.
Didalam kacang kenari terkandung lemak tak jenuh yang dapat berguna
untuk kesehatan otak, mencegah kanker serta amtiinflamasi.
c. Tumbuhan Laut.
Krill dan alga merupakan tumbuhan laut yang memiliki kandungan asam
lemak dan omega 3.
d. Minyak kelapa
Memiliki kandungan asam laurat yang berguna untuk mengangkal virus
jahat.Selain terdapat pada minyak kelapa, asam laurat juga terdapat pada
ASI.
e. Kacang Kedelai.
Mampu mencegah penyakit kolesterol.

2. Sumber Lemak Hewani.


a. Daging
Merupakan penyumbang lemak terbesar dari sumber hewani.
b. Ikan Laut.
c. Telur
d. Susu

6. Akibat Kelebihan Lemak dalam Tubuh

1) Obesitas
Seluruh tipe lemak yang masuk kedalam tubuh.Bermacam-macam tipe
sumber lemak yang konsisten menumpuk dalam badan tak sanggup
difungsikan seluruhnya oleh badan.
2) Kerusakan dinding arteri
Mengonsumsi lemak jenuh berlebihan dapat menciptakan kandungan
kolesterol dalam darah meningkat. Aspek ini pula dapat memberikan
resiko untuk arteri jantung.
3) Meningkatkan dampak kanker
Pola makan yang jelek seperti terlampaui tidak sedikit konsumsi lemak &
tak konsumsi makanan yang kaya akan serat dengan baik dapat memicu
tumbuhnya sel kanker.
4) Sembelit
Orang yang terbiasa konsumsi beranekaragam makanan yang mengandung
lemak tinggi mampu mempengaruhi system kerja organ badan.
5) Kerusakan Otak

7. Akibat kekurangan Lemak dalam Tubuh

Apabila kekurangan lemak, maka dapat menimbulkan depresi, dyslexia (anak


yang sulit membaca), sulit konsentrasi, autis, merasa lelah,daya ingat yang
lemah dan masalah pada perilaku.

2.4 PROTEIN

1.Pengertian Protein

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh
sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada di dalam otot,seperlima
di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit, dan selebihnya di dalam
jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan
darah, matriks intraseluler adalah protein.

2. Fungsi Protein

1. Sumber energi

Protein merupakan salah satu makronutrien selain karbohidrat dan lemak.


Makronutrien adalah nutrien atau nutrisi yang memberikan energi untuk tubuh dan
dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang besar.

Protein mengandung kalori yang sama banyaknya seperti karbohidrat, yaitu empat
kalori dalam setiap gram. Namun, pada kondisi tertentu, misalnya pada saat diet,
protein umumnya dipilih sebagai sumber energi utama dibandingkan dengan
karbohidrat.

2. Menjaga sistem imun tubuh

Fungsi protein yang kedua adalah menjaga sistem imun tubuh. Ketika terdapat benda
asing berbahaya yang menyerang tubuh seperti bakteri atau virus, tubuh akan
membentuk antibodi sebagi sistem pertahanan tubuh agar virus dan bakteri tersebut
tidak dapat berkembang dalam tubuh.

3. Alat transportasi nutrisi dalam tubuh

fungsi protein adalah menjadi alat transportasi bagi nutrisi lainnya yang ada dalam
tubuh. Protein memiliki peran dalam mengangkut berbagai nutrisi seperti vitamin dan
mineral, oksigen, kolesterol, hingga gula darah.

4. Penyimpanan nurtisi

protein berperan dalam menyimpan nutrisi dalam tubuh. Salah satu contohnya adalah
Feritin yang dapat menyimpan zat besi. Feritin akan mengeluarkan zat besi secara
terkontrol ketika tubuh membutuhkannya.

5. Menyeimbangkan pH

Fungsi protein selanjutnya adalah untuk menyeimbangkan pH darah dan cairan


lainnya dalam tubuh. pH yang seimbang sangat penting untuk kesehatan tubuh. Nilai
pH yang terlalu asam atau terlalu basa dan di luar nilai normal bisa menyababkan
berbagai masalah dalam tubuh.

6. Pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh

Protein berperan penting pada proses pembentukan sel-sel tubuh sehingga sangat
dibutuhkan dalam tumbuh kembang anak. Tapi tentunya protein tidak hanya
dibutuhkan pada saat masa pertumbuhan saja, tetapi protein juga berperan penting
dalam pemeliharaan jaringan tubuh.

Beberapa contoh dari fungsi protein memelihara tubuh adalah seperti fungsi protein
yang bisa memicu pertumbuhan keratin rambut atau fungsi protein yang baik untuk
menjaga kesehatan kulit. Selain itu, protein juga memiliki peran penting dalam
memelihara otot dan tulang.

7. Pembentukan enzim dan hormon

Fungsi protein selanjutnya adalah membantu pembentukan enzim dan hormon dalam
tubuh. Baik enzim maupun hormon merupakan zat yang sangat penting bagi tubuh.
Enzim berperan dalam berbagai reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh. Sedangkan
hormon yang diproduksi kelerjar endokrin berfungsi untuk membawa pesan kimiawi
antar sel dalam tubuh.

3. Struktur Protein
Protein yang tersusun dari rantai asam amino akan memiliki berbagai macam struktur
yang khas pada masing-masing protein. Karena protein disusun oleh asam amino yang
berbeda secara kimiawinya, maka suatu protein akan terangkai melalui ikatan peptida dan
bahkan terkadang dihubungkan oleh ikatan sulfida. Selanjutnya protein bisa mengalami
pelipatan-pelipatan membentuk struktur yang bermacam-macam. Adapun struktur protein
meliputi struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier, dan struktur kuartener (Gambar
2).

 Gambar 3. Reaksi pembentukan peptida melalui reaksi dehidrasi (Voet & Judith, 2009).

Struktur primer merupakan struktur yang sederhana dengan urutan-urutan asam


amino yang tersusun secara linear yang mirip seperti tatanan huruf dalam sebuah kata dan
tidak terjadi percabangan rantai . Struktur primer terbentuk melalui ikatan antara gugus α–
amino dengan gugus α–karboksil. Ikatan tersebut dinamakan ikatan peptida atau ikatan amida
(Berg et al., 2006; Lodish et al., 2003).
Struktur sekunder merupakan kombinasi antara struktur primer yang linear
distabilkan oleh ikatan hidrogen antara gugus =CO dan =NH di sepanjang tulang belakang
polipeptida. Salah satu contoh struktur sekunder adalah α-heliks dan β-pleated. Struktur ini
memiliki segmen-segmen dalam polipeptida yang terlilit atau terlipat secara berulang.
(Campbell et al., 2009; Conn, 2008).

Struktur α-heliks terbentuk antara masing-masing atom oksigen karbonil pada suatu ikatan
peptida dengan hidrogen yang melekat ke gugus amida pada suatu ikatan peptida empat
residu asam amino di sepanjang rantai polipeptida (Murray et al, 2009).
Pada struktur sekunder β-pleated terbentuk melalui ikatan hidrogen antara daerah linear rantai
polipeptida. β-pleated ditemukan dua macam bentuk, yakni antipararel dan pararel. Keduanya
berbeda dalam hal pola ikatan hidrogennya. Pada bentuk konformasi antipararel memiliki
konformasi ikatan sebesar 7 Å, sementara konformasi pada bentuk pararel lebih pendek yaitu
6,5 Å (Lehninger et al, 2004). Jika ikatan hidrogen ini dapat terbentuk antara dua rantai
polipeptida yang terpisah atau antara dua daerah pada sebuah rantai tunggal yang melipat
sendiri yang melibatkan empat struktur asam amino, maka dikenal dengan istilah β turn
(Murray et al, 2009).

Struktur tersier dari suatu protein adalah lapisan yang tumpang tindih di atas pola
struktur sekunder yang terdiri atas pemutarbalikan tak beraturan dari ikatan antara rantai
samping (gugus R) berbagai asam amino. Struktur ini merupakan konformasi tiga dimensi
yang mengacu pada hubungan spasial antar struktur sekunder. Struktur ini distabilkan oleh
empat macam ikatan, yakni ikatan hidrogen, ikatan ionik, ikatan kovalen, dan ikatan
hidrofobik. Dalam struktur ini, ikatan hidrofobik sangat penting bagi protein. Asam amino
yang memiliki sifat hidrofobik akan berikatan di bagian dalam protein globuler yang tidak
berikatan dengan air, sementara asam amino yang bersifat hodrofilik secara umum akan
berada di sisi permukaan luar yang berikatan dengan air di sekelilingnya (Murray et al, 2009;
Lehninger et al, 2004).
 

Struktur kuarterner adalah gambaran dari pengaturan sub-unit atau promoter


protein dalam ruang. Struktur ini memiliki dua atau lebih dari sub-unit protein dengan
struktur tersier yang akan membentuk protein kompleks yang fungsional. ikatan yang
berperan dalam struktur ini adalah ikatan nonkovalen, yakni interaksi elektrostatis, hidrogen,
dan hidrofobik. Protein dengan struktur kuarterner sering disebut juga dengan protein
multimerik. Jika protein yang tersusun dari dua sub-unit disebut dengan protein dimerik dan
jika tersusun dari empat sub-unit disebut dengan protein tetramerik.

 .
 
4. Sumber Terbaik Protein Hewani dan Nabati
  *Protein Hewani :

1. Daging Ayam

2. Daging Ikan

3. Telur

4. Susu

*Protein Nabati :

1. Tahu dan Tempe

2. Kacang Kedelai

3. Kacang Polong

5. Keunggulan dan Kekurangan Protein Nabati & Hewani

Protein Hewani

(+)  Asam amino esensial tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia sehingga harus
diperoleh dari konsumsi makanan yang mengandung protein.    Protein hewani
merupakan sumber protein lengkap, karena mengandung sembilan asam amino
esensial penting yang diperlukan oleh tubuh.

(+)  Selain memiliki asam amino esensial yang lengkap, protein hewani juga memiliki
kandungan vitamin B12 yang tidak ditemui dalam protein nabati. Vitamin B12 ini
sangat berguna dalam pembentukan sel darah merah, memperlancar sistem
metabolisme tubuh, dan menjaga sistem saraf tetap sehat.

(-)  Sumber protein yang berasal dari hewan umumnya memiliki kandungan lemak
dan kolesterol yang tinggi, sehingga tidak baik untuk tubuh jika dikonsumsi
berlebihan. Terlalu banyak mengonsumsi protein hewani menyebabkan risiko
penyakit jantung.

(-)  Kebanyakan protein hewani mengandung kadar sodium yan tinggi, sehingga bisa
memicu tekanan darah tinggi, karena tingginya kadar sodium dalam darah.

Protein Nabati

(+)  Di dalam sumber makanan protein nabati, juga mengandung berbagai nutrisi
lainnya, seperti karbohidrat kompleks, serat, vitamin, mineral dan zat-zat gizi lainnya.
Sehingga dengan mengonsumsi protein nabati, juga sekaligus membantu Ibu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi harian yang diperlukan tubuh.
(+)  Menurut Dr. Campbell, Dr. T. Colin Campbell, seorang dosen Biokimia Nutrisi
di Universitas Cornell, Amerika Serikat, menyatakan bahwa protein nabati adalah
protein berkualitas tinggi. Dengan mengonsumsi protein nabati merupakan salah satu
langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan, karena proten nabati dapat menurunkan
risiko terkena penyakit kanker, penyakit

(-)  Protein nabati tidak memiliki kandungan asam amino yang lengkap. Protein nabati
hanya mengandung beberapa kandungan asam amino esensial, sehingga untuk
memenuhi kebutuhan asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh, Ibu harus
mengonsumsi beragam jenis protein nabati secara bersamaan.

(-)  Jika hanya mengonsumsi protein nabati saja, maka tubuh akan rentan mengalami
kekurangan sejumlah nutrisi esensial, seperti zat besi, lemak baik, vitamin B12 dan
omega 3. Padahal nutrisi tersebut sangat dibutuhkan tubuh untuk sumber energi dan
juga menjaga keseimbangan hormon.

Anda mungkin juga menyukai