Anda di halaman 1dari 17

Registrasi Praktik Bidan, UU No 4

Tahun 2019 Tentang Kebidanan


dan PMK NO.28 Tahun 2017

Kelompok 4 :
Silvina Berliyani 1810630100003
Ika Nurul Fadilah 1810630100026
Adinda Vica Clariza 1810630100054
REGISTRASI

1. Definisi
sebuah proses dimana seorang tenaga profesi harus
mendaftarkan dirinya pada suatu badan tertentu secara
periodic guna mendapatkan kewenangan dan hak untuk
melakukan tindakan professional setelah memenuhi syarat-
syarat tertentu yang ditetapkan oleh badan tersebut

2. Tujuan Registrasi
1) Tujuan umum
Melindungi masyarakat dari mutu pelayanan profesi
2) Tujuan khusus
Meningkatkan kemampuan tenaga profesi dalam
mengadopsi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang berkembang pesat.
Meningkatkan mekanisme yang objektif dan
komprehensif dalam penyelesaian kasus
malpraktik.Mendata jumlah dan kategori melakukan
praktik Aplikasi Proses Registrasi Dalam Praktik
kebidanan
LANJUTAN …

Kelengkapan registrasi menurut Kepmenkes No. 900/MENKES/SK/VII/2002 adalah


meliputi :
1. Fotocopy ijazah bidan
2. Fotocopy transkip nilai akademik
3. Surat keterangan sehat dari dokter
4. Pas foto sebanyak 2 lembar
5. SIB/SIB berlaku selama 5 tahun dan dapat diperbarui serta merupakan dasar
untuk penerbitan lisensi praktik kebidanan atau SIPB. SIB tidak berlaku lagi
karena dicabut atas dasar ketentuan perundangan yang berlaku, habis masa
berlakunya dan tidak mendaftar ulang atau atas permintaan sendiri.
UU No 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan
BAB I Pasal 2 Pasal 6
KETENTUAN UMUM Penyelenggaraan kebidanan berasaskan : Tentang pendidikan vokasi
a. Perikemanusiaan
Pasal 1 b. Nilai ilmiah Pasal 7
1. Ayat 1 tentang kebidanan c. Etika dan profesionalitas Tentang pendidikan profesi
2. Ayat 2 tentang pelayanan kebidanan d. Manfaat
3. Ayat 3 tentang bidan e. Keadilan Pasal 8
4. Ayat 4 tentang praktik kebidanan
5. Ayat 5 tentang asuhan kebidanan
f. Pelindungan Tentang gelar kebidanan sesuai dengan
6. Ayat 6 tentang kompetensi kebidanan g. Keselamatan klien peraturan perundang-undangan
7. Ayat 7 tentang uji kompetensi
8. Ayat 8 tentangsertifikat kompetensi Pasal 3 Pasal 9
9. Ayat 9 tentang sertifikat profesi Tentang tujuan pengaturan penyelenggaraan 1. Pendidikan kebidanan diselenggarakan
10. Ayat 10 tentang registrasi kebidanan oleh perguruan tinggi sesuai dengan
11. Ayat 11 tentang STR ketentuan perundang-undangan
12. Ayat 12 tentang SIPB
13. Ayat 13 tentan fasilitas kesehatan
BAB II 2. Perguruan tinggi dalam
14. Ayat 14 tentang tempat PMB PENDIDIKAN BIDAN menyelenggarakan pendidikan
15. Ayat 15 tentang bidann WNA kebidanan harus menyediakan
16. Ayat 16 tentang klien Pasal 4 pelayanan kesehatan
17. Ayat 17 tentang organisasi profesi bidan Tentang pendidikan kebidanan 3. Penyelenggaraan fasilitas kesehatan
18. Ayat 18 tentang konsil kebidanan 4. Fasilitas pelayanan kesehatan
19. Ayat 19 tentang wahana pendidikan kebidanan Pasal 5
20. Ayat 20 tentang pemerintah pusat
21. Ayat 21 tentang pemerintah pusat
Tentang pendidikan akademik
22. Ayat 22 tentang menteri
Pasal 10 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai kesetaraan, Pasal 18
Perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan pengakuan, dan angka kredit dosen yang berasal Standar kompetensi Bidan disusun oleh
Kebidanan diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat dari Wahana Pendidikan Kebidanan Organisasi Profesi Bidan dan Konsil
atau masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan berkoordinasi dengan Konsil Tenaga Kesehatan
perundang-undangan. Pasal 15 Indonesia. Standar kompetensi bidan merupakan
Tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud dalam bagian dari standar profesi Bidan yang disahkan
Pasal 11 pasal 13 ayat (1) dapat bcrasal dari pegawai negeri oleh Menteri
Penyelenggaraan pendidikan Kebidanan harus sipil atau nonpegar,vai negeri sipil sesuai dengan
memenuhi Standar Nasional Pendidikan Kebidanan. ketentuan peraturan perundang-und angan. Pasal 19
Mahasiswa pendidikan vokasi Kebidanan yang
Pasal 12 Pasal 16 lulus Uji Kompetensi memperoleh Sertilikat
Penyelenggara pendidikan Kebidanan hanya dapat Mahasiswa Kebidanan pada akhir masa pendidikan Kompetensi yang diterbitkan oleh perguruan
menerima mahasiswa sesuai dengan kuota nasional vokasi atau pendidikan profesi harus mengikuti Uji tinggi. Mahasiswa pendidikan profesi Kebidanan
Kompetensi yang bersifat nasional yang merupakan yang lulus Uji Kompetensi memperoleh Sertifikat
Pasal 13 syarat kelulusan pendidikan vokasi atau pendidikan profesi yang diterbitkan oleh perguruan tinggi.
Perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan profesi.
Kebidarran harus memiliki dosen dan tenaga Pasal 20
kependidikan sesuai dengan ketentuan peraturan Pasal 17 Tata cara Uji Kompetensi dilaksanakan sesuai
pemndang-undangan. Uji Kompetensi diselenggarakan oleh perguruan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
tinggi bekerja sama dengan Organisasi Profesi Bidan,
Pasal 14 lembaga pelatihan tenaga kesehatan, atau lembaga BAB III
1. Dosen yang berasal dari Wahana Pendidikan sertifikasi profesi tenaga kesehatan yang REGISTRASI DAN IZIN PRAKTIK
Kebidanan melakukan pendidikan, penelitian, terakreditasi.ditujukan untuk mencapai standar
pengabdian kepada masyarakat, dan pelayanan kompetensi Bidan. Bagian Kesatu
kesehatan. Registrasi
2. Dosen yang berasal dari Wahana Pendidikan
Kebidanan memiliki kesetaraan, pengakuan, dan Pasal 21
angka kredit yang memperhitungkan kegiatan Tentang Setiap Bidan yang akan menjalankan
pelayanan kesehatan Praktik Kebidanan wajib memiliki STR.
Pasal 22 Pasal 26 BAB IV
STR berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat 1. Bidan paling banyak memiliki 2 SIPB BIDAN WARGA NEGARA INDONESIA
diregistrasi ulang setelah memenuhi persyaratan 2. Pemberlakuan SIPB LULUSAN LUAR NEGERI

Pasal 23 Pasal 27 Pasal 31


Konsil harus menerbitkan STR paling lama 3O (tiga Tentang SIPB dinyatakan tidak berlaku 1. Bidan WNI lulusan luar negri jika ingin
puluh) hari kerja terhitung sejak pengajuan STR menjalankan praktik kebidanan di indonesia
diterima Pasal 28 wajib memiliki STR dan SIPB
1. Bidan harus menjalankan praktik sesuai dengan 2. STR dan SIPB diperoleh setelah bidan WNI
Pasal 24 SIPB lulusan luar negri mengikuti evaluasi
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Registrasi 2. Bidan yang prakttik tidak sesuai dengan SIPB kompetensi
dan Registrasi ulang sebagaimana dimaksud dalam akan dikenakan sanksi administratif
Pasal 2l sampai dengan Pasal 23 diatur dalam Pasal 32
Peraturan Konsil. Pasal 29 1. Tentang evaluasi kompetensi
Ketentuan lebih lanjut mengenai izin praktik Bidan 2. Tentang penilaian kelengkapan administratif
Bagian Kedua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 sampai 3. Penilaian kemampuan melakukan praktik
Izin Praktik dengan Pasal 28 diatur dengan Peraturan Menteri. kebidanan
4. Bidan WNI lulusan luar negri yang telah
Pasal 25 Pasal 30 memenuhi penilaian keelengkapan ad
1. Bidan yang akan menjalankan praktek kebidanan Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus inistratif da mampu melakukan praktik
wajib memiliki izin praktek mendayagunakan Bidan yang memiliki STR dan kebidanan lulus evaluasi kompetensi
2. izin praktik dalam bentuk SIPB SIPB.Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan 5. Bidan warga negara Indonesia lulusan luar
3. SIPB diberikan oleh pemerintah kabupaten/kota yang mendayagunakan Bidan yang tidak memiliki negeri yang telah memperoleh surat
4. Tentang penerbitan SIPB paling lama 15 hari STR dan SIPB dikenai sanksi administratif keterangan dapat rnemperoleh STR.
sejak pengajuan diterima 6. STR diberikan oleh Konsil setelah
5. Syarat untuk memiliki SIPB memenuhi persyaratan.
6. SIPB berlaku apabila STR masih berlaku dan 7. Ketentuan lebih lanjut mengenai evaluasi
bidan berpraktik ditempat sebagaumana kompetensi diatur dengan Peraturan Menteri.
tercantum di SIPB
Pasal 33 Pasal 36 Pasal 40
1. Ketentuan mengenai tata cara Registrasi, masa Evaluasi kompetensi dilakukan melalui penilaian 1. Penyelenggara Fasilitas Pelayanan
berlaku STR, dan Registrasi ulang STR bagi administratif dan praktik kebidanan Kesehatan dapat rnendayagunakan
Bidan warga negara Indonesia lulusan luar negeri
2. Ketentuan mengenai izin Praktik Kebidanan bagi Pasal 37
Bidan WNA
Bidan warga negara Indonesia lulusan luar negeri 1. Bidan yang telah memperoleh surat keterangan 2. Penvelenggara Fasilitas Pelayanan
lulus evaluasi kompetensi dapat mengajukan Kesehatan yang mendayagunakan
BAB V permohonan STR sementara. Bidan WNA yang tidak sesuai dengan
BIDAN WARGA NEGARA ASING 2. STR sementara diberikan oleh Konsil setelah ketentuan dikenai sanksi administratif
memenuhi persyaratan 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
Pasal 34 3. STR sementara merupakan persyaratan untuk cara pengenaan sanksi administratif
1. Bidan WNA dapat menjalankan Praktik memperoleh SIPB.
Kebidanan di Indonesia
dalam Peraturan Menteri
2. Penggunaan Bidan WNA harus mendapatkan izin Pasal 38
Pemerintah Pusat STR sementara dan SIPB bagi Bidan Warga Negara BAB VI
3. Bidan Warga Negara Asing yang Asing berlaku paling lama 1 (satu) tahun dan dapat PRAKTIK KEBIDANAN
menyelenggarakan Praktik Kebidanan di diperpanjang hanya untuk 1 (satu) tahun berikutnya.
Indonesia hanya dilakukan untuk alih teknologi Bagian Kesatu
dan/atau ilmu pengetahuan. Pasal 39 Umum
1. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
Pasal 35 Registrasi STR sementara dan Registrasi ulang
1. Bidan WNA yang akan menjalankan Praktik STR sementara bagi Bidan Warga Negara Asing Pasal 41
Kebidanan di Indonesia wajib memiliki STR diatur dalam Peraturan Konsil. Tentang praktik kebidanan yang harus
sementara dan SIPB. 2. Ketentuan lebih lanjut mengenai SIPB bagi dilakukan sesuai dengan kompetensi dan
2. STR sementara dan SIPB diperoleh setelah Bidan Warga Negara Asing diatur dalam kewenangan
Bidan Warga Negara Asing mengikuti evaluasi Peraturan Menteri.
kompetensi.
Pasal 42 Paragraf 1 Paragraf 4
Tentang pengaturan,penetapan dan pembinaan praktik Pelayanan Kesehatan Ibu Pelimpahan Wewenang
kebidanan
Pasal 49 Pasal 53
Pasal 43 Tentang pelayanan kesehatan ibu
Tentang tempat praktik kebidanan di fasilitas 1. Pelimpahan wewenang terdiri atas:
kesehatan Paragraf 2
a. pelimpahan secara mandat;
Pelayanan Kesehatan Anak b. pelimpahan secara delegatif
Pasal 44
Ketentuan mengenai papan nama praktik Pasal 50 Pasal 54
Tentang pelayanan kesehatan anak Tentang pelimpahan wewenang secara
Pasal 45
Tentang kewajiban bidan melengkapi sarana dan
mandat diberikan oleh dokter kepada Bidan
Paragraf 3 sesuai kompetensinya.
prasarana pelayanan jika membuka PMB Pelayanan Kesehatan Reproduksi Perempuan dan
Keluarga Berencana
Bagian Kedua Pasal 55
Tugas dan wewenang Pasal 51 Pelimpahan wewenang secara delegatif
Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan
Pasal 46 kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga Pasal 56
Tentang tugas dan wewenang bidan berencana Bidan berwenang melakukan komunikasi, Tentang pelaksanaan tugas dalam keadaan
informasi, edukasi, konseling, dan memberikan keterbatasan
Pasal 47 pelayanan kontrasepsi sesuai dengan ketentuan
Tentang peran bidan dalam menjalankan praktik peraturan perundang-undangan.
Pasal 57
Pasal 48 Pasal 52 Tentang pogram pmerintah
Bidan dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 dan Pasal 47, ibu, pelayanan kesehatan anak, dan pelayanan Pasal 58
harus sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya. kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga Ketentuan mengenai pelimpahan
berencana diatur dalam Peraturan Menteri. wewenang diatur dengan peraturan mentri
Pasal 59 BAB VIII BAB X
Tentang keadaan gawat darurat ORGANISASI PROFESI BIDAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

BAB VII Pasal 65 Pasal 69


HAK DAN KEWAJIBAN Tentang organisasi dan profesi bidan Tentang pembinaan dan pengawasan bidan oleh
pemerintah pusat dan daerah yang melibatkan
Bagian Kesatu Pasal 66 konsil dan organisasi profesi bidan
Hak dan Kewajiban Bidan Tentang tujuan organisasi dan profesi bidan
Pasal 70
Pasal 60 Pasal 67 Pembinaan dan pengawasan sebagaimana
Tentang hak bidan dalam melaksanakan praktik 1. Untuk mengembangkan cabang ilmu dan standar dimaksud dalam Pasal 69 dilaksanakan sesuai
kebidanan pendidikan Kebidanan, Organisasi Profesi Bidan dengan ketentuan peratura n perundang-
dapat membentuk kolegium Kebidanan. undangan.
Pasal 61 2. Kolegium Kebidanan merupakan badan otonom
Tentang kewajiban nidan dalam melaksanakan praktik di dalam Organisasi Profesi Bidan. BAB XI
kebidanan 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai kolegium KETENTUAN PERALIHAN
Kebidanan diatur oleh Organisasi Profesi Bidan.
Bagian Kedua Pasal 71
Hak dan Kewajiban Klien BAB IX Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku,
PENDAYAGUNAAN BIDAN setiap orang yang sedang mengikuti pendidikan
Pasal 62 Kebidanan diploma empat dapat berpraktik
Tentang hak klien dalam praktik kebidanan Pasal 68 sebagai Bidan lulusan diploma empat di Fasilitas
Tentang pendayagunaan bidan sesuai dengan tugas Pelayanan Kesehatan setelah lulus pendidikan
Pasal 63 dan fungsi masing-masing kecuali praktik mandiri Bidan.
Tentang pengungkapan rahasia kesehatan klien
Pasal 72 Pasal 76 Pasal 79
Bidan lulusan pendidikan diploma empat sebelum Bidan lulusan pendidikan diploma tiga dan Bidan Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku,
Undang-Undang ini mulai berlaku dapat berpraktik di lulusan pendidikan diploma empat yang telah semua peraturan perundang-undangan yang
Fasilitas Pelayanan Kesehatan kecuali praktik mandiri melaksanakan Praktik Kebidanan secara mandiri di mengatur mengenai Kebidanan, dinyatakan
Bidan. Tempat Praktik Mandiri Bidan sebelum masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan
UndangUndang ini diundangkan, dapat melaksanakan berdasarkan Undang-Undang ini.
Pasal 73 Praktik Kebidanan secara mandiri di Tempat praktik
STR dan SIPB yang telah dimiliki oleh Bidan Mandiri Bi,lan untuk jangka waktu paling lama T Pasal 80
sebelum Undang-Undang ini diundangkan, (tujuh) tahun setelah Undang-Undang ini Undang-undang ini mulai berlaku pada
dinyatakan tetap berlaku sampai jangka waktu STR diundangkan.
dan SIPB berakhir
anggal diundangkan
Pasal 77
Pasal 74 Pelaksanaan Registrasi ulang untuk Bidan yang lulus
Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, pendidikan sebelum Tahun 2Ol3 melampirkan ljazah
penerbitan STR yang masih dalam proses, sebagai pengganti Sertifikat Kompetensi atau
diselesaikan berdasarkan prosedur sebelum Undang- Sertifikat Profesi.
Undang ini diundangkan.
BAB XII
Pasal 75 KETENTUAN PENUTUP
Bidan lulusan pendidikan Kebidanan di bawah
diploma tiga Kebidanan yang telah melakukan Praktik Pasal 78
Kebidanan sebelum Undang-Undang ini diundangkan Peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang ini harus
masih tetap dapat melakukan Praktik Kebidanan ditetapkan paling lama 2 (dua) tahun terhitung sejak
untuk jangka waktu paling lama Bulan Oktober Tahun Undang-Undang ini diundangkan.
2O2O.
PMK NO 28 TAHUN 2017
BAB I BAB II Pasal 4
KETENTUAN UMUM PERIZINAN Tentang perpanjangan STRB

Pasal 1 Bagian Kesatu Bagian ketiga


kualifikasi Bidan SIPB
1. Ayat 1 tentang bidan Pasal 2
2. Ayat 2 tentang praktik kebidanan Tentang kualifikasi menjalankan praktik Pasal 5
3. Ayat 3 tentang STRB kebidanan 1. Ayat 1 tentang kewajiban memiliki
4. Ayat 4 tentang SIPB SIPB dalam menjalankan praktek
5. Ayat 5 tentang Praktik Mandiri bidan Bagian Kedua keprofesiannya
6. Ayat 6 tentang instansi pemberi izin STRB 2. Ayat 2 tentang memiliki STRB
7. Ayat 7 tentang fasilitas pelayanan kesehatan Pasal 3 3. Ayat 3 tentang berlakunya SIPB hanya
8. Ayat 8 tentang organisasi profesi 1. Ayat 1 Tentang memiliki STRB untuk untuk satu fasilitas pelayanan kesehatan
9. Ayat 9 tentan pemerintah pusat melakukan praktik keprofesiannya 4. Ayat 4 tentang berlakunya SIPB selama
10.Ayat 10 tentang pemerintah daerah 2. Ayat 2 tentang sertifikat kompetensi STR masi berlaku
11.Ayat 11 tentang menteri sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan Pasal 6
3. Ayat 3 tentang berlakunya STRB 1. Ayat 1 tentang ketentuan bidan memilki
selama 5 tahun SIPB yaitu paling banyak 2
4. Ayat 4 tentang contoh surat STRB yang SIPB
tercantum dalam formulir II 2. Ayat 2 tentang permohonan SIPB kedua
dengan menunjukan SIPB
pertama
Pasal 7 Pasal 9 Pasal 12
1. Ayat 1 tentang penerbitan SIPB oleh instansi 1. Ayat 1 tentang keluarnya SIPB selama 14 Berlakunya STR sementara dan SIPB
pemberian izin yaitu pemerintah hari setelah berkas di terima dan dinyatakan bagi bidan warga negara asing
daerah/kota lengkap selama 1 tahun dan dapat di
2. Ayat 2 tentang penembusan SIPB oleh 2. Ayat 2 tentang pernyataan lengkap perpanjang hanya untuk 1 tahun
dinas kesehatan kabupaten/kota dibuktikan dengan surat tanda penerimaan berikutnya
3. Ayat 3 tentang SIPB tidak ditembuskan kelengkapan berkas Pasal 13
jika penerbitan oleh dinas kesehatan Pasal 10 1. Ayat 1 tentang bidan lulusan luar
kabupaten/kota Tentang SIPB dinyatakan tidak berlaku negeri yang akan melakukan praktik
Pasal 8 Pasal 11 kebidanan harus memiliki STRB dan
1. Ayat 1 tentang persyaratan untuk memperoleh 1. Ayat 1 tentang bidan warga negara asing SIPB
SIPB (a-g) yang akan menjalankan praktik kebidanan di 2. Ayat 2 tentang melakukan proses
2. Ayat 2 tentang pengecualian persyaratan huruf indonesia harus memiliki sertifikat evaluasi kompetensi
G untuk praktik mandiri bidan kompetensi, STR sementara, dan SIPB 3. Ayat 3 tentang permohonan kepada
3. Ayat 3 tentang tidak diperlukannya 2. Ayat 2 tentang sertifikat kompetensi Instansi Pemberi Izin dan memenuhi
persyaratan rekomendasi diperoleh setelah lulus evaluasi persyaratan
4. Ayat 4 tentang PMB dan bides rekomendasi kompetensi Pasal 14
dikeluarkan setelah dilakukan visitasi 3. Ayat 3 tentang evaluasi kompetensi 1. Ayat 1 tentang Pimpinan Fasilitas
penilaian pemenuhan persyaratan tempat digunakan untuk memperoleh STR Pelayanan Kesehatan
praktik bidan sementara dilarangmempekerjakan Bidan yang
5. Ayat 5 tentang contoh surat permohonan 4. Ayat 4 tentang Bidan warga negara tidak memiliki SIPB.
memperoleh SIPB tercantum dalam formulir asingharus melakukan permohonan kepada 2. Ayat 2: tentang pelaporan bidan yang
III Instansi Pemberi Izin dan memenuhi bekerja dan berhenti pada tiap
6. Ayat 6 tentang contoh SIPB sebagimana persyaratan triwulan
tercantum dalam formulir IV 5. Ayat 5 tentang Bidan warga negara asing
harus memenuhi persyaratan lain sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB III Pasal 17 Pasal 21
PENYELENGGARAAN KEPROFESIAN Tentang Permohonan SIPB kedua berupa Praktik Kewenangan bidan Dalam memberikan
Mandiri BidanBagian kedua Kewenangan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
Bagian kesatu keluarga berencana Bagian ketigaPelimpahan
Umum Pasal 18 kewenangan
Pasal 15 Tentang kewenangan penyelenggaraan praktik
kebidanan Pasal 22
1. Ayat 1 tentang Bidan dapat menjalankan Praktik Ke Kewenangan bidan memberikan
bidanan secara mandiri atau bekerja di fasilitas kese Pasal 19 pelayanan berdasarkan
hatan 1. Ayat 1 tentang pelayanan kesehatan ibu diberikan
2. Ayat 2 tentang praktik kebidanan secara mandiri pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa persa Pasal 23
3. Ayat 3 tentang fasilitas pelayanan kesehatan linan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antar 1. Ayat 1 Kewenangan memberikan
Pasal 16 a pelayanan berdasarkan penugasan dari
1. Ayat 1 bidan yang berpaktik di dua kehamilan pemerintah sesuai kebutuhan
puskesmas 2. Ayat 2 tentang pelayanan kesehatan 2. Ayat 2 kewenangan diperoleh jika bidan
2. Ayat 2 tentang bidan desa ibu mendapatkan pelatihan
3. Ayat 3 tentang praktik bidan desa 3. Ayat 3 kewenangan bidan dalam 3. Ayat 3 penyelenggara pelatihan
4. Ayat 4 tentang penilaian pemenuhan persyaratan tem memeberikan pelayanan 4. Ayat 4 hak menperoleh sertifat setelah
pat yang akan dipergunakan untuk penyelenggaraan pelatihan
praktik Bidan Pasal 20 5. Ayat 5 penetapan dari kepala dinas
desa 1. Ayat 1 pelayanan kesehatan anak diberikan pada kesehatan kabupaten/kota.
5. Ayat 5 tentang hasil penilaian bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak praseko
lah Pasal 24
2. .Ayat 2 kewenangan bidan dalam pelayanan kese 1. Ayat 1 Pelayanan kesehatan yang diberikan
hatan anak oleh Bidanditempat kerjanya
3. Ayat 3 pelayanan neonatal esensial 2. Ayat 2 evaluasi pascapelatihan di tempat
4. Ayat 4 penanganan kegawatdaruratan kerja Bidan
5. Ayat 5 kegiatan Pemantauan tumbuh kembang bay 3. Ayat 3 evaluasibdilaksanakan paling lama 6
i, anak balita, dan anak prasekolah (enam) bulan setelah pelatihan.
6. Ayat 6 pemberian komunikasi, informasi, edukasi
(KIE) kepada ibu dan keluarga
Pasal 25 Pasal 28 Pasal 34
tentang kewajiban bidan terhadap pasien tentang persyaratan Prasarana PMB
1. Ayat 1 tentang kewenangan memberikan pelayanan
2. Ayat 2 tentang kebutuhan dan penyediaan obat Pasal 29 Pasal 35
tentang hak bidan tentang persyaratan peralatan PMB
Pasal 26
1. Ayat 1 tentang kewenangan tidak adanya tenaga BAB IV Pasal 36
kesehatan di wilayah bidan bertugas tentang praktik mandiri bidan 1. Ayat 1 tentang persyaratan obat dan bahan h
2. Ayat 2 penetapan oleh dinas kesehatan terkait abis pakai
kewenangan tidak adanya tenaga kesehatan di Pasal 30 2. Ayat 2 tentang obat dan bahan habis pakai ha
wilayah bidan bertugas 1. Ayat 1 tentang bidan yang menyelenggarakan nya dapat diperoleh dari apotek melalui rese
PMB harus memenuhi persyaratan p
Pasal 27 2. Ayat 2 tentang persyaratan menyelenggarakan 3. Ayat 3 tentang pendokumentasian surat pem
1. Ayat 1 tentang pelimpahan wewenang PMB esanan obat dan bahan habis pakai
melakukan tindakan pelayanan dari bidan ke dokter Pasal 31 4. Ayat 4 tentang contoh surat pemesanan obat
2. Ayat 2 tentang kriteria pelimpahan wewenang tentang persyaratan lokasi untuk menyelenggarakan dan bahan abis pakai
melakukan tindakan pelayanan dari bidan ke dokter PMB
3. Ayat 3 tentang ketentuan pelimpahan wewenang Pasal 37
melakukan tindakan pelayanan dari Pasal 32 tentang ketentuan lebih lanjut tentang persyarat
bidan ke dokter tentang persyaratan bangunan an pendirian PMB
4. Ayat 4 tentang tanggung jawab dokter terhadap
pelimpahan wewenang tindakan pelayanan Pasal 33 Pasal 38
1. Ayat 1 tentang sifat bangunan praktik mandiri 1. Ayat 1 tentang PMB harus melaksanakan pe
bidan ngelolaan limbah medis
2. Ayat 2 tentang penjabaran tentang sifat bangunan 2. Ayat 2 tentang kerjasama pengelolaan limba
praktik mandiri bidan h medis dengan institusi
3. Ayat 3 tentang ketentuan akses bangunan PMB
4. Ayat 4 tentang beberapa fungsi hal yang harus
diperhatikan dalam bangunan PMB
Pasal 39 Pasal 42 BAB V
1. Ayat 1 tentang PMB harus memasang papan nama 1. Ayat 1 tentang bidan dalam menyelenggarakan P PENCATATAN DAN PELAPORAN
2. Ayat 2 tentang papan nama PMB berisi nama bidan MB dibantu oleh tenaga kesehatan yang lain
,nomor strb dan nomor sipb 2. Ayat 2 tentang syarat tenaga kesehatan membant Pasal 45
u pelayanan di PMBPasal 43 Ayat 1 tentang bida 1. Ayat 1 tentang bidan wajib melakukan pencatatan
Pasal 40 n yang berhalangan dapat merujuk ke bidan peng dan pelaporan
1. Ayat 1 tentang dinas kesehatan harus melakukan pe gantiAyat 2 tentang syarat bidan pengganti dala 2. Ayat 2 tentang pelaporan ditunjukkan ke
nilaian terhadap pemenuhan syarat PMB m menggantikan bidan yang berhalanganPasal 4 puskesmas wilayah tempat prakti
2. Ayat 2 tentang hasil penilaian kelayakan menjadi d 4 tentang PMB dapat melakukan pemeriksaan la 3. Ayat 3 tentang pencatatan dilaksanakan dan
asar pembuatan syarat PMB boratorium sederhana antenatal disimpan sesuai dengan ketentuan
4. Ayat 4 tentang pengecualian tentang pencatatan
Pasal 41 Pasal 43 dan pelaporan bidanBab VI pembinaan dan
1. Ayat 1 tentang PMB tidak memerlukan izin penyel 1. Ayat 1 tentang bidan yang berhalangan dapat pengawasan
enggaraan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan merujuk ke bidan penggant
2. Ayat 2 tentang izin penyelenggaraan PMB melekat 2. iAyat 2 tentang syarat bidan pengganti dalam Pasal 46
pada sipb yang bersangkutan menggantikan bidan yang berhalangan 1. Ayat 1 tentang pembinaan dan pengawasan
terhadap PMB oleh pihak yang berwenang
Pasal 44 2. Ayat 2 tentang pihak yang berwenang dapat
Tentang PMB dapat melakukan pemeriksaan mengikutsertakan organisasi profesiAyat 3
laboratorium sederhana antenatal tentang manfaat dari pembinaan dan
pengawasanAyat 4 tentang memberikan tindakan
diskriminatif terhadap bidan oleh pihak yang
berwenangAyat 5 tentang macam-macam
tindakan diskriminatif
BAB VII BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN PENUTUP

Pasal 47 Pasal 49
1. Ayat 1 tentang Penyelenggaraan Praktik Bidan tetap dapat Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, dicabut dan
menyelenggarakan pelayanan sampai habis masa berlakunya dinyatakan tidak berlaku.
izin
2. Ayat 2 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, harus Pasal 50
menyesuaikan dengan Peraturan Menteri ini paling lambat 2 Tentang Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal di
(dua) tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.Ayat 3 undangkan
tentang Proses permohonan SIPB baru atau perpanjangan SIPB
yang telah memenuhi persyaratan berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan

Pasal 48
Tentang persyaratan bidan desa dalam
mendirikan PMB
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai