Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH GURU DALAM KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

Disusun sebagai salah satu syarat memenuhi tugas

Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran

Dosen Pengampu :
D.rs Parlan, M.pd
Oleh kelompok 1

Afrida Dana ( A1J020025 )


Anjeni Charolien ( A1J020031 )
Desken Idhio J. ( A1J020039 )

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NON FORMAL
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang bejudul PENGARUH GURU DALAM KREATIVITAS DAN
HASIL BELAJAR SISWA tepat waktu.. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada
mata kuliah BELAJAR DAN PEMBELAJARAN di UNIVERSITAS BENGKULU. Selain
itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak D.rs.Parlan,Mpd


selaku dosen mata kuliah BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. kami menyadari makalah
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu 3 oktober 2020

Kelompok 1
DAFTAR ISI
Halaman Judul ........................................................................................................ 1

Kata Pengantar ........................................................................................................ 2

Daftar Isi ........................................................................................................ 3

Bab I Pendahuluan ........................................................................................................ 4

A. Latar Belakang.................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah............................................................................................. 4
C. Tujuan ........................................................................................................ 4

Bab II Pembahasan ........................................................................................................ 5

A. Pengertian Kreativitas guru................................................................................. 5


B. Pengaruh Guru Dalam Hasil Belajar Siswa........................................................ 6
C. Cara Mendidik Siswa Agar Kreatif..................................................................... 13

Bab III Penutup ........................................................................................................ 15

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 15
B. Saran ........................................................................................................ 15

Daftar Pustaka ........................................................................................................ 16

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kreativitas adalah sebuah karya yang harmonis dalam pembelajaran yang
berdasarkan tiga aspek cipta, rasa dan karsa yang akan menghasilkan sesuatu yang
baru agar dapat membangkitkan dan menanamkan kepercayaan diri siswa supaya
dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Dalam proses belajar mengajar di kelas
seorang guru pasti berinteraksi dengan muridnya guna menyampaikan materi, guru
membantu siswa agar memahami materi dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru
dalam mengajar itulah yang membuat siswa tertarik untuk mengikuti proses
pembelajaran.
Dengan demikian, guru dituntut kreatif, profesional dan menciptakan suasana
yang menyenangkan pada saat proses belajar mengajar sedang berlangsung.
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran, dan guru dituntut
untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreativitas tersebut, kreativitas
ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan
tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan
sesuatu. Menjadi guru kreatif, professional, dan menyenangkan dituntut untuk
memiliki metode pembelajaran yang efektif.
menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Dalam
lembaga pendidikan formal madrasah dan sekolah, guru merupakan komponen yang
penting, ia sebagai pelaku proses pendidikan dan pengajaran, hal ini sesuai dengan
pendapat Ismail yang mengatakan bahwa: Sebagai seorang pendidik, guru senantiasa
dituntut untuk mampu menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif serta dapat
memotivasi siswa dalam belajar mengajar yang akan berdampak positif dalam
pencapaian prestasi hasil belajar secara optimal. Guru harus dapat menggunakan
strategi tertentu dalam pemakaian metodenya sehingga dia dapat mengajar dengan
tepat, efektif, dan efisien untuk membantu meningkatkan kegiatan belajar serta
memotivasi siswa untuk belajar dengan baik.
I. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalh ini yaitu :


1. Apa pengertian kreativitas guru ?
2. Apa pengaruh guru dalam proses belajar siswa ?
3. Bagaimana cara mendidik siswa agar kreatif?
II. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui arti dari pengertian kreatifitas guru


2. Untuk mengetahui pengaruh guru dalam proses belajar siswa
3. Untuk mengetahui bagaimana cra mendidik siswa agar kreatif
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kreativitas Guru

Guru kreatif mengandung dua pengertian, yaitu guru yang mampu menjadi
kreatif dalam hidupnya (creative teacher) dan guru yang mampu memberikan layanan
pengajaran secara kreatif (creative teaching). Untuk menghasilkan kualitas
pembelajaran yang bagus, maka keduanya ini harus disinergikan secara seimbang.
Sebab kalau tidak, mungkin akan muncul masalah yang mengganggu kualitas
pembelajaran. Menjadi guru kreatif sangat dibutuhkan untuk bisa mengajar secara
kreatif. Sebaliknya, ketika kita sudah berupaya mengajar secara kreatif, jangan lupa
berusaha keras menjadi guru yang kreatif juga. Dengan demikian kreatifitas tersebut
sangat diperlukan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan.

Kreatifitas guru merupakan istilah yang banyak digunakan, baik di lingkungan


sekolah maupun luar sekolah. Pada umumnya orang menghubungkan kreatifitas
dengan produk-produk kreasi. Dengan kata lain produk-produk kreasi itu merupakan
hal yang penting untuk menilai kreatifitas. Clark Monstakos, seorang psikolog
humanistis menyatakan bahwa kreatifitas adalah pengalaman mengekspresikan
(mengaktualisasikan) identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan
dengan diri sendiri, dengan alam dan orang lain.

Pada dasarnya pengertian kreatif berhubungan dengan penemuan sesuatu,


mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu
yang telah ada. Dari situlah sehingga dapat diartikan bahwa guru yang kreatif adalah
guru yang mampu mengaktualisasikan dan mengekspresikan secara optimal segala
kemampuan yang ia miliki dalam rangka membina dan mendidik anak Seorang guru
yang kreatif akan memiliki sikap kepekaan, inisiatif, cara baru dalam mengajar,
kepemimpinan serta tanggungjawab yang tinggi dalam pekerjaan dan tugasnya
sebagai seorang pendidik. Oleh karena itu, guru memiliki posisi yang penting, karena
keberhasilan dalam proses pembelajaran di tentukan oleh peran seorang guru.

Dalam usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran guru senantiasa dituntut


untuk dapat menyajikan materi secara menarik, memilih media yang tepat,
menyampaikan materi secara matang, serta penggunaan pendekatan dan strategi
pembelajaran yang tepat. Untuk meraih semua itu, seorang guru harus memiliki
tingkat kreatifitas yang tinggi. sehingga dalam proses pembelajaran tercipta suasana
hidup dan menyenangkan, siswa terus bersemangat untuk belajar, rasa ingin tau dan
ingin menambah ilmu semakin tinggi. semakin kreatif guru dalam pembelajaran maka
siswa tidak akan mengalami kejenuhan dalam mengikuti pelajaran. Guru pun akan
lebih mudah menciptakan suasana kelas yang kondusif. Itulah sebenarnya peranan
penting dari eksistensi guru bagi siswanya, sehingga guru dirindukan oleh siswa di
kelas.

Berhasil tidaknya pembelajaran juga bergantung pada kemampuan siswa


dalam menguasai bahan pelajaran. Hasil pembelajaran dapat bertahan lama bila,

meresap kedalam pribadi anak benar dan apa yang dipelajari itu memang
sungguh-sungguh mengandung arti bagi kehidupan siswa tersebut. Interaksi dalam
pembelajaran di kelas akan mempengaruhi kualitas proses dan hasil pembelajaran di
kelas secara mikro dan pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan di
tingkat lembaga pendidikan, serta kualitas pendidikan secara makro. Dengan
demikian, maka pendidikan sangat menghendaki seorang guru untuk melengkapi
dirinya dengan berbagai kemampuan yang diharapkan dapat membantu dan menuntun
dirinya dalam menjalankan tugasnya. Dalam proses pembelajaran guru adalah orang
yang memberikan pelajaran dan siswa adalah orang yang menerima pelajaran. Dalam
mentransfer pengetahuan kepada siswa diperlukan pengetahuan, kecakapan atau
keterampilan sebagai seorang guru.
Dengan memiliki kreatifitas yang baik diharapkan dapat menunjang
pembinaan akhlak siswa dan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang
berkaitan dengan pengalaman serta untuk menjadikan manusia seutuhnya dan yang
dicita-citakan yaitu memiliki prestasi yang baik. Untuk menganalisis proses
pembelajaran, intinya tertumpu pada suatu persoalan, bagaimana guru memberikan
kesempatan bagi siswa agar terjadi proses pembelajaran yang efektif dengan tujuan
dapat mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

B. Pengaruh Guru Dalam Hasil Belajar Siswa

Kesiapan guru dalam mendalami kompetensi sangat berpengaruh terhadap hasil


belajar siswa pada proses belajar mengajar yang sedang ia lakukan. Profesionalisme seorang
guru harus bisa dicapai sesuai target supaya pembelajaran bisa berjalanan sesuai dengan
keinginannya. Penguasaan materi yang mendalam serta wawasan yang luas harus dimiliki
dalam mengajar. Keterampilanketerampilan yang vital bagi dirinya untuk memilih dan
menggunakan strategi yang tepat dalam proses pembelajaran, seorang guru harus bisa
menguasainya. Guru akan melahirkan siswa yang teladan apabila ia dapat memaksimalkan
kompetensi kepribadiannya supaya menjadi teladan bagi siswanya. Kepribadian yang
mantap, berakhlak mulia, kedewasaan dan kearifan, serta keteladanan dan kewibawaan,
guru harus bisa memiliki semua hal itu.

Komunikasi dan interaksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesame
guru, orang tua/ wali peserta didik dan masyarakat sekitar harus bisa berjalan baik. Hal ini
harus didukung dengan cara ia dalam pengelolaan kelas yang baik. Pemahaman terhadap
karakteristik masingmasing peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, serta
sistem evaluasi pembelajaran juga harus dikuasai. Apabila semua hal itu telah dikuasai maka
pendidikan akan berjalan sesuai dengan keinginan.

Seseorang pendidik harus memiliki criteria yang diinginkan dalm dunia pendidikan.
Tidak semua orang bisa menjadi pendidik apabila yang bersangkutan tidak bisa mneunjukan
bukti dengan kriteria yang telah ditetapkan. Menurut Dirto Hadisusanto, Suryati Sidharto,
dan Dwi Siswoyo (1995) syarat seorang pendidik adalah: (1) mempunyai perasaan terpanggil
sebagai tugas suci, (2) mencintai dan mengasih-sayangi peserta didik, (3) mempunyai rasa
tanggung jawab yang didasari penuh akan tugasnya. Ketiga persayaratan tersebut
merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Orang yang merasa
terpanggil untuk mendidik maka ia mencintai peserta didiknya dan memiliki perasaan wajib
dalam melaksanakan tugasnya disertai dengan dedikasi yang tinggi atau bertanggung jawab
Profesionalisme seorang guru merupakan suatu keharusan dalam mewujudkan
sekolah berbasis pengetahuan, yaitu pemahaman tentang pembelajaran, kurikulum, dan
perkembangan manusia termasuk gaya belajar (Kariman, 2002). Kompetensi professional
seorang guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia
dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil. Guru professional dituntut
memiliki kode etik, yaitu norma tertentu sebgai pegangan yang diakui serta diharagai oleh
masyarakat. Kode etik merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku yang dijunjung
tinggi oleh setiap anggotanya. Guru memiliki otonomi khusus, dapat mengatur diri sendiri,
memiliki sikap mandiri dalam melaksanakan tugas.

Profesionalisme bukan sekedar menguasai teknologi dan manajemen tetapi lebih


merupakan sikap, pengembangan profesionalisme lebih dari seorang teknisi, bukan hanya
memiliki keterampilan yang tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku sesuai dengan yang
dipersyaratkan. Suryadi menyatakan bahwa untuk menjadi professional seorang guru
dituntut memiliki lima hal: (1) guru mempunyai komitmen pada siswa dan PBM, (2) guru
menguasai secara mendalam mata pelajaran yang diajarkannya, (3) guru bertanggung jawab
memantau hasil belajar melalui berbagai cara evaluasi, (4) guru mampu berpikir sistematis,
dan (5) guru seyogianya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan
profesinya. Guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta
memiliki pengalaman yang kaya bidangnya, (Uzer Usman, 1995: 15). Maksud dari terdidik
dan terlatih bukan hanya memperoleh pendidikan formal tetapi juga harus menguasai
landasanlandasan kependidikan

C. Bagaimana Cara Mendidik Siswa Agar Kreatif

Untuk mendidi agar siswa yang diajar menjadi seorang siswa yang kreatif,
guru dapat menggunakan berbagai pendekatan sebagai berikut:

 Self esteem approach
Dalam pendekatan ini guru dituntut untuk lebih mencurahkan perhatiannya pada
pengembangan self esteem (kesadaran akan harga diri), guru tidak hanya
mengarahkan peserta didik untuk mempelajari materi ilmiah saja, tetapi
pengembangan sikap harus mendapat perhatian secara proporsional
 Creative approach
Beberapa saran untuk pendekatan ini adalah dikembangkannya problem
solving, brain storming, inquiry, dan role playing .
 Value clarification and moral development approach
Dalam pendekatan ini pengembangan pribadi menjadi sasaran utama, pendekatan
holistik dan humanistik menjadi ciri utama dalam mengembangkan potensi
manusia menuju self actualization. Dalam situasi yang demikian, pengembangan
intelektual akan mengiringi pengembangan pribadi peserta didik.
 Multiple  talent approach
Pendekatan ini mementingkan upaya pengembangan seluruh potensi peserta didik,
karena manifesta pengembangan potensi akan membangun self concept yang
menunjang kesehatan mental.
 Inquiry approach
Melalui pendekatan ini peserta didik diberi kesempatan untuk menggunakan
proses mental dalam menemukan konsep atau prinsip ilmiah, serta meningkatkan
potensi intelektualnya.
 Pictorial riddle approach
Pendekatan ini merupakan metode untuk
mengembangkan motivasi dan minat peserta didik dalam diskusi kelompok kecil.
Pendekatan ini sangat membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis
dan kreatif.
 Synetics approach
Pada hakikatnya pendekatan ini memusatkan perhatian pada kompetensi peserta
didik untuk mengembangkan berbagi bentuk metaphor untuk membuka
intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya. Kegiatan dimulai dengan
kegiatan kelompok yang tidak rasional, kemudian berkembang menuju padsa
penemuan dan pemecahan masalah secara rasional.

Rachmawati dan Kurniawati (2011) menyebutkan beberapa hal yang dapat


mendukung peran guru dalam mengembangkan kreativitas siswa adalah sebagai
berikut:
 Percaya Diri
Kepercayaan diri pada siswa dapat ditumbuh melalui sikap penerimaan dan
menghargai perilaku anak. Kepercaan diri merupakan syarat penting yang harus
dimiliki siswa untuk menghasilkan karya kreatif. Hal ini diawali dengan
keberanian mereka dalam beraktivitas.
 Berani Mencoba Hal Baru
Untuk menumbuhkan kretivitas anak, mereka perlu dihadapkan pada berbagai
kegiatan baru yang bervariasi. Kegiatan baru ini akan memperkaya ide dan
wawasan anak tentang segala sesuatu. Jika seorang guru hanya mengandalkan
kegiatan rutin saja. Seorang pendidik yang kreatif akan sangat memahami kodisi
ini, sehingga terus mengembangkan dirinya dan berinteraksi dengan hal baru.
 Memberikan Contoh
Diakui atau tidak sosok seorang guru tetap merupakan figur dan teladan bagi
murid-muridnya. Seorang pendidik yang baik tidak akan pernah mengajarkan apa
yang tidak dia lakukan. Demikian juga dalam pengajaran kreativitas.

Seorang guru yang tidak kreatif, tidak mungkin dapat melatih anak didiknya untuk
menjadi kreatif. Oleh karena itu, sebelum program peningkatan kreativitas anak
dilakukan, terlebih dahulu guru pun harus mendapatkan “pencerahan” untuk
meningkatkan kreativitasnya sendiri.

 Menyadari Keragaman Karakteristik Siswa


Setiap anak adalah unik dan khas, masing-masing berbeda satu sama lain.
Pemahaman dan kesadaran ini akan membantu guru perlu meneriman
keragaman perilaku dan karya mereka dan tidak memaksa kehendak.
 Memberikan Kesempatan pada Siswa untuk Berekspresi dan
Bereksplorasi Untuk mengembangkan kreativitas, guru sebaiknya memberikan
kesempatan pada anak untuk berekspresi dan mengeksplorasi kegiatan yang
mereka inginkan. Dengan demikian guru perlu menyiapkan berbagai pendekatan,
metode dan media pembelajaran yang akan membuat anak bebas mengeksplorasi
dan mengekspresikan dirinya.
 Positive Thinking
Sikap penting seorang guru adalah positif thinking. Banyak anak cerdas
dan kreatif menjadi korban, karena sikap guru dan lingkungannya yang negative
thinking. Anak yang aktif, tidak bisa diam, punya cara dan kehendak sendiri
dalam mengerjakan tugas, tidak bisa diberikan cap sebagai anak nakal, guru harus
memprioritaskan positif thinking-nya ketimbang asumsi negatifnya.
Selain peran guru di atas, terdapat juga perang orang tua dalam upaya
meningkatkan kreatifitas anaknya. Semua orang tua pasti berharap anaknya akan
tumbuh menjadi anak yang kreatif dan berkarakter. Anak kreatif tidak hanya
muncul begitu saja akan tetapi diperlukan cara dan pola mendidik yang baik
kepada anak. Mengingat anak seperti kertas putih tinggal bagaimana orang tua
memberikan motif dan gambar pada kertas tersebut. Kreatif atau tidak kreatifnya
anak sangat tergantung dengan kondisi lingkungan di sekitarnya terutama
lingkungan keluarga.

Setiap anak memiliki bakat dan kemampuan yang sudah ada sejak anak


dilahirkan. Bakat dan kemampuan tersebut bisa muncul apabila ia senantiasa
digali ataupun dirangsang. Begitu pula dengan daya kreativitas anak. Daya
kreativitas anak bisa dioptimalkan dengan memberikan pengasuhan yang tepat
dan terarah. Pepatah mengatakan “Buah tidak akan jauh dari pohonnya”.

 Membudayakan anak dengan tantangan


 Membiasakan anak untuk mandiri.
 Memberi kebebasan kepada anak
 Menjauhkan anak dengan perasaan negatif
 Mendorong anak berpikir positif.
 Memberikan teladan.

BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan
Guru berperan menyampaikan ilmu-ilmu yang dimiliki kepada
muridnya. Guru merupakan sumber belajar muridnya. Dari gurulah, murid
diajarkan membaca, menulis dan berhitung. Serta dari gurulah, murid
mendapat pengetahuan baru dan pendidikan karakter. Guru sebagai orangtua
kedua yang ada disekolah setelah orangtua kandung dirumah. Peranan guru
sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihata-nasihat,
motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam
pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilainilai, orang yang menguasai
bahan yang diajarkan.
Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu agar siswa
melakukan kegiatan belajar. Dengan perkataan lain bahwa istilah
pembelajaran dapat diberi arti sebagai kegiatan sistematik dan sengaja
dilakukan oleh pendidik untuk membantu peserta didik agar tercapai tujuan
pembelajaran. di dalam pembelajaran pendidik berperan penting dalam
menfasilitasi perkembangan peserta didik, dikarenakan pendidiklah yang
bersinggungan langsung dengan objek pembelajaran (peserta didik). Dalam
hal ini, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pendidik.
II. Saran
Semoga makalah ini dapat menjadi penambah ilmu pengetahuan bagi seorang
guru dalam memaksimalkan perannya dalam pembelajaran.

Daftar Pustaka

https://akucepatmembaca.com/peran-guru-dalam-proses-pembelajaran-
gurusebagai-pendidik-dan-pengajar/
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/metode-pembelajaran.html Sulfemi,
Wahyu. Bagja. (2018). Modul Manajemen Pendidikan Non Formal. Bogor:
STKIP Muhammadiyah Bogor. Sulfemi, Wahyu Bagja. (2018). Modul
Manajemen Pendidikan Non Formal. Bogor: STKIP Muhammadiyah Bogor.
Sulfemi, Wahyu. Bagja. (2019). Manajemen Pendidikan Berbasis Multi
Budaya. Bogor : STKIP Muhammadiyah Bogor. Sulfemi, Wahyu. Bagja., &
Nurhasanah. (2018). Penggunaan Metode Demontrasi Dan Media Audio
Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran IPS.
Pendas Mahakam: Jurnal Pendidikan Dasar, 3(2), 151-158. Sulfemi, Wahyu.
Bagja dan Setianingsih. (2018), Penggunaan Tames Games Tournament
(TGT) Dengan Media Kartu Dalam Meningkatkan Hasil Belajar. Journal of
Komodo Science Education (JKSE. 1 (1), 1-14

Anda mungkin juga menyukai