Nama kelompok :
AKHMAD SHOBARI AKBAR (03021381924099)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020/2021
Daftar Isi
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………..1
Daftar Gambar………………………...…………………………………………………………..2
Daftar Tabel…………………………………...…………………………………………………..3
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………….4
Bab 1 Pendahuluan
Latar Belakang…………………………………………………………………………….5
Rumusan Masalah…………………………………………………………………………5
Bab 2 Pembahasan
Pertambangan …………………………………………………………………………….6
Bab 3 Penutup
Kesimpulan………………………………………………………………………………24
1
Daftar Gambar
Gambar 1………………………………….………………………………………………….….7
Gambar 2………………………………………………………….…………………………….18
Gambar 3……………………………………………………….……………………………….23
Gambar 4…………………………………………………….………………………………….23
2
Daftar Tabel
Tabel 1…………………………………………………………………………………………..19
Tabel 2…………………………………………………………………………………………..22
3
Kata Pengantar
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Penulis telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan
semaksimal mungkin. Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen
pembimbing pengantar teknik pertambangan, Ir. H. abuamat
HAK,M.Sc.IE dan teman-teman sehingga dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insyaAllah sesuai
dengan yang diharapkan. Pada dasarnya makalah ini saya sajikan untuk
membahas tentang PT. BUMI MERAPI ENERGI.
Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Tak ada gading yang
tak retak. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari
teman-teman untuk memperbaiki makalah saya selanjutnya. Sebelum
dan sesudahnya saya ucapkan terimakasih.
Palembang, 14 Maret 2020
Penyusun
4
Bab 1
Pendahuluan
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
5
BAB 2
PEMBAHASAN
A. PERTAMBANGAN
Adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian ,pengelolaan dan
pengusahaan mineral dan batubara .
Tambang Terbuka adalah metode penambangan yang segala kegiatan atau aktivitas
penambangannya dilakukan di atas atau relatif dekat dengan permukaan bumi, dan tempat
kerjanya berhubungan langsung dengan udara luar.
Secara garis besar tambang terbuka terbagi empat jenis, dimana akan diuraikan dibawah
ini.
2. Quarry
6
3. Strip Mine
4. Alluvial Mine
2. Quarry (Kuari)
7
Adalah jenis tambang terbuka yang ditetapkan untuk menambang endapan-endapan bahan
galian industri atau mineral industri (industrial minerals), misalnya penambangan batu
gamping, marmer, granit, andesit dan sebagainya.
Kuari dapat menghasilkan material atau hasil tambang dalam bentuk pecah-pecah
(loose/broken material) ataupun dalam bentuk bongkahan-bongkahan yang teratur
(dimensional stone). Berdasarkan letak endapan yang digali atau arah penambangannya
secara garis besar kuari dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
b. Pit type
Side hill type quarry adalah sistem penambangan terbuka yang diterapkan untuk
menambangbatuan atau endapan mineral industri yang letaknya di lereng bukit atau
endapannya berbentuk bukit.
Cara ini diterapkan apabila seluruh lereng bukit akan digali atau ditambang.
Penggalian dilakukan mulai dari bagian atas ke arah bawah (lihat Gambar 2.3).
Cara ini digunakan apabila hanya sebagian lereng saja yang akan digali. Permuka
(front) kerjanya dibuat menelusuri sepanjang lereng yang akan digali jalan masuknya
dibuat dari salah satu sisinya atau dari depan.
8
Adalah sistem penambangan terbuka yang diterapkan untuk menambang batuan atau
endapan mineral industri yang terletak pada suatu daerah yang relatif mendatar. Jadi
tempat kerjanya (front) digali ke arah bawah sehingga membuat cekungan (pit).
3. Alluvial Mine
a. Tambang Semprot
9
memperbesar produsi biasanya digunakan lebih dari satu monitor, baik bekerja
masing-masing atau bersama di satu permuka kerja.
Penambangan dengan kapal keruk (MGM = Mesin Gali Mangkok) ini digunakan bila
endapan yang akan digali terletak di bawah permukaan air, misalnya di lepas pantai,
sungai, danau atau disuatu lembah dimana tersedia banyak air.
Sistem penggalian dengan kapal keruk dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1. Sistem Tangga (benches), yaitu dengan cara pengerukan dengan membuat atau
membentuk tangga
atau jenjang (benches).
2. Sistem tekan, yaitu cara pengerukan dengan menekan tanga (ladder) sampai pada
kedalaman
yang dikehendaki, kemudian maju secara bertahap tanpa membentuk tangga.
3. Sistem kombinasi, yaitu merupakan gabungan dari cara atau sistem tangga dengan
sistem tekan.
Biasanya sistem tangga dipakai untuk menggali tanah penutup, sedangkan sistem
tekan untuk
mengali endapan bijihnya (kaksa).
Dilihat dari tempat kerjanya, maka penambangan dengan kapal keruk dapat
dibedakan menjadi :
10
· Kapal keruk darat
Cara ini biasanya dilakukan oleh rakyat setempat atau kontraktor kecil untuk
menambang endapan yang :
· Pan/bates/dulang
· Rocker (craddle)
· Long tom
· Sluice box
4. Stip Mine
Strip mining merupakan pertambangan kupas atau pertambangan baris yang secara khusus
merupakan sistem tambang terbuka atau tambang permukaan untuk batubara.
Pertambangan kupas adalah merupakan operasi pengupasan tanah atau batuan penutup
lapisan batu bara dengan bentuk pengupasan baris-baris serjajar.
11
Strip mining pada umumnya digunakan untuk endapan batubara yang memiliki kemiringan
endapan (dip) kecil atau landai dimana sistem penambangan yang lain sulit untuk
diterapkan karena keterbatasan jangkuan alat-alat. Selain itu endapan batubaranya harus
tebal, terutama bila lapisan tanah penutupnya juga tebal. Hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan perbandingan yang masih ekonomis anatara jumlah tanah penututp yang
harus dikupas dengan jumlah batubara yang dapat digali (economic stripping ratio).
a. Contour Mining
Sistem penambangan ini biasanya diterapkan untuk cadangan batubara yang
tersingkap di lereng pegunungan atau bukit. Kegiatan penambangan diawali dengan
pengupasan tanah penutup di daerah singkapan (outcrap) di sepanjang lereng
mengikuti garis kontur, kemudian diikuti dengan penggalian endapan batubaranya.
Penggalian kemudian dilanjutkan ke arah tebing sampai mancapai batas penggalian
yang masih ekonomis, mengingat tebalnya tanah penutup yang harus dikupas untuk
mendapatkan batubaranya.
Karena keterbatasannya daerah yang biasanya digali, maka daerah menjadi sempit
tetapi panjang sehingga memerlukan alat-alat yang mudah berpindah-pindah.
c. Area Mining
Sistem ini pada umumnya diterapkan untuk endapan batubara yang letaknya kurang
lebih horizontal (mendatar) serta daerahnya juga merupakan dataran.
12
Kegiatan penambangan dimulai dengan pengupasan tanah penutup dengan cara
membuat paritan besar yang biasanya disebut box cut dan tanah penutupnya dibuang
ke daerah yang tidak di tambang. Setelah endapan batubara dari galian pertama
diambil, kemudian disusul dengan pengupasan berikutnya yang sejajar dengan
pengupasan pertama dan tanah penutupnya ditimbun atau dibuang ke tempat bekas
penambangan atau penggalian yang pertama (back filling digging method).
Demikianlah selanjutnya penggalian demi penggalian dilanjutkan sampai penggalian
yang terakhir. Penggalian yang terakhir akan meninggalkan lubang memanjang yang
di satu sisi lainnya oleh tanah penutup yang tidak digali. Seirama dengan kemajuan
penambangan, secara bertahap timbunan tanah penutup juga diratakan.
1. Pembabatan (clearing)
1. Pembabatan (Clearing)
Ada beberapa macam pengupasan tanah penutup yang banyak diterapkan yaitu:
13
Pada Cara ini tanah penutup dibuang ke tempat yang endapan bahan galiannya sudah
digali. Peralatan yang banyak digunakan adalah power shovel atau dragline. Cara Back
Filling Digging Method cocok untuk tanah penutup yang :
· Tidak diselingi oleh lapisan-lapisan endapan batubara atau endapan bijih (satu
lapis).
b. Benching System
Pada pengupasan tanah dengan sistem jenjang ini pada waktu mengupas tanah
Pada pengupasan dengan cara ini tanah penutup dibuang ke tempat yang sudah digali
batubaranya atauke tempat pembuangan khusus. Cara pengupasan ini
menggunakan Bucket Wheel Excavator (BWE).
Sistem ini sangat cocok untuk tanah penutup yang materialnya lunak, tidak ada
bongkahan-bongkahan dan tidak lengket.
Cara ini biasanya diikuti dengan pengambilan bahan galian setelah tanah penutupnya
dibuang. Tetapi bisa juga tanah penutupnya dihabiskan dahulu, kemudian baru bahan
galiannya ditambang. Sistem ini sangat cocok untuk tanah penutup yang materialnya
lunak dan lepas-lepas (loose).
e. Cara Konvensional
Bila Material Tanah penutup lunak bisa langsung dengan menggunakan alat-gali-muat,
sedangkan bila materialnya keras mungkin memerlukan ripper atau pemboran dan
peledakan untuk pembongkaran tanah penutup, baru kemudian dimuat dengan alat-muat
14
ke alat angkut, dan selanjutnya diangkut ke tempat pembuangan dengan alat angkut.
Bila dipakai gabungan kerja antara power shovel dengan truk biasa disebut
sebagai shovel and truck mining system.
Adalah kegiatan pengambilan endapan bahan galian atau batubara dari kulit bumi dan
bibawa ke permukaan untuk dimanfaatkan atau untuk diproses selanjutnya.
Setelah digali baru kemudian dimuat ke dalam alat-angkut dengan alat-alat , seperti wheel
loader, power shovel, hydraulic shovel, track loader dan lain-lain. Selanjutnya diangkut
dengan alat-angkut, seperti dump truck, belt conveyor, lori dan lain-lain ke tempat
pengolahan selanjutnya.
15
Agung, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. PT. Bumi Merapi
Energi memiliki beberapa kantor yaitu yang beralamat di Jalan Kolonel Simbolon No.28
Lahat, Jalan Basuki Rahmat, Cambai Agung No. 1703 Palembang dan kantor pusatnya
beralamat di Gedung LINA Lt. 4 No. 402 Jl. HR. Rasuna Said Kav B7 Kuningan, Jakarta
Selatan.
Pada proses penambangan PT. Bumi Merapi Energi bekerja sama dengan PT. Servo
Mining Contractor dan proses hauling batubara bekerja sama dengan PT. Persada Citra
Mandiri, serta untuk pengapalan batubara dengan PT. Swarna Dwipa.
PT. Bumi Merapi Energi menjadi sebuah perusahaan pertambangan melalui
tahapan perizinan sebagai berikut:
1. Izin Kuasa Penambangan untuk melakukan kegiatan eksplorasi dari Bupati Lahat
(KW. 13.02.LHT.2007), Sumatera Selatan, melalui surat Keputusan Bupati No :
540/182/PERTAMB/2008, tanggal 10 April 2008.
2. Izin Kuasa Pertambangan (KP) Eksploitasi PT. Bumi Merapi Energi
(KW.06.3.LHT.2008) dari Bupati Lahat, Sumatera Selatan, melalui surat Keputusan Bupati
No : 503/414/KEP/PERTAMBEN/2008, tanggal 10 November 2008.
3. Persetujuan Analisa Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup dari Bupati Lahat melalui
Keputusan Bupati No. 44/KEP/BLH/2008, tanggal 1 November 2008.
4. Izin Kuasa Pertambangan Pengangkutan dan Penjualan, melalui Keputusan Bupati
No. 503/43/KEP/PERTAMBEN/2008, tanggal 17 November 2008.
5. Izin Penggunaan Pemakaian dan Pelebaran Jalan Kabupaten (Jalan Perangai) untuk
Pengangkutan Batubara Hasil Produksi PT. Bumi Merapi Energi melalui Surat Bupati No.
600/619/PU-BMP/2008, tanggal 22 November 2008.
6. Izin Penimbunan dan Penumpukan Sementara Batubara PT. Bumi Merapi Energi di
Desa Muara Maung Kecamatan Merapi Barat, melalui surat Bupati No :
503/12.B/LOKASI/BPPT&PMD/2009, tanggal 6 Juli 2009.
7. IUP operasi produksi PT. Bumi Merapi Energi (KW.06.3.LHT.2008) dari Bupati
Lahat, Sumatera Selatan, melalui surat Keputusan Bupati
No:503/158/KEP/PERTAMBEN/2010, 27 April 2010.
16
Lokasi IUP (Izin Usaha Pertambangan) atau yang sering disebut daerah
penambangan PT. Bumi Merapi Energi yakni Blok Serelo dan Blok Kungkilan secara
administratif terletak di Desa Ulak Pandan, Tanjung Baru, Talang Padang, dan desa
Gunung Agung, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat yang berada di sebelah
Selatan dari Palembang sebagai ibukota Propinsi Sumatera Selatan. Namun lokasi operasi
penambangan pada pit Serelo bagian Timur berbatasan dengan desa Ulak Pandan.
Kesampaian lokasi IUP PT. Bumi Merapi Energi dapat dicapai dari Palembang
melalui perjalanan darat yang berjarak kurang lebih 225 Km dengan waktu tempuh kurang
lebih 4 jam dari kota Palembang melalui jalan lintas Sumatera dengan kondisi jalan
beraspal baik sampai ke kota Lahat. Dari kota Lahat perjalanan dengan jalan aspal sejauh 5
km melewati perdesaan dengan melintasi sungai Serelo. Kesampaian daerah penambangan
PT. Bumi Merapi Energi dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah ini.
17
PT. Bumi Merapi Energi
PT. Bumi Merapi Energi
GAMBAR 2.2
PETA KESAMPAIAN DAERAH PENAMBANGAN
PT. BUMI MERAPI ENERGI
18
pada daerah izin usaha pertambangan PT. Bumi Merapi Energi dan sekitarnya antara lain
monyet, siamang, anjing hutan, berbagai jenis ular, berbagai jenis burung, dan babi hutan.
TABEL 1
DATA CUACA TAHUN 2010 PADA WIUP PT. BUMI MERAPI ENERGI
Suhu Udara (oC)
Bulan Kelembaban (%) Penguapan (Mw) Curah Hujan (mm)
Min Max
January 21,70 34,05 85,25 1,75 412,00
February 22,73 34,60 87,40 1,60 616,00
March 22,80 32,90 84,50 1,70 390,00
April 20,30 32,81 84,10 2,15 500,00
May 23,00 32,20 81,30 1,99 246,00
June 21,60 31,60 81,30 2,36 163,00
July 21,20 32,00 81,16 2,20 126,00
August 21,60 32,30 80,10 2,10 154,00
September 21,60 32,07 74,72 2,42 18,00
October 21,40 32,80 78,81 2,36 329,00
November 21,60 31,66 74,34 2,34 17,00
December 21,20 29,74 71,10 3,03 187,00
Rata-rata 21,73 32,39 80,34 2,17 263,17
C. Keadaan Geologi
Keberadaan suatu endapan material termasuk batubara sangat dikontrol oleh
kondisi geologi baik secara regional maupun lokal. Keadaan geologi sebagai pengontrol
suatu endapan batubara mencakup litologi (batuan) dan struktur geologi. Jenis litologi yang
dapat diketahui dari penampang stratigrafi baik secara regional maupun lokal.
II.4.1 Stratigrafi Regional
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sarjono (1989), formasi di
daerah penyelidikan termasuk kedalam Cekungan Sumatera Selatan yang secara umum
tersusun oleh batuan sedimen Tersier yang diendapkan di atas batuan Pra-Tersier.
Pada umumnya stratigrafi regional daerah penyelidikan dapat dikenal sebagai satu
daur/siklus besar (megacycle) yang terdiri dari suatu trangresi yang diikuti regresi. Formasi
yang terbentuk dalam fase transgresi dikelompokkan menjadi Kelompok Telisa (Formasi
Lahat, Formasi Talang Akar, Formasi Baturaja dan Formasi Gumai). Sedang yang
19
terbentuk dalam fase regresi dikelompokkan menjadi Kelompok Palembang (Formasi Air
Benakat, Formasi Muara Enim dan Formasi Kasai).
Urutan stratigrafi regional (Gambar 2.2) daerah penyelidikan dari tua ke muda
adalah sebagai berikut :
1. Formasi Talangakar (TAF), termasuk kedalam kelompok Telisa, memiliki ketebalan
100 m – 800 m, berumur Oligosen akhir – Miosen awal. Pada bagian bawah disusun oleh
perlapisan batupasir kasar sampai sangat kasar, dan perselingan serpih dengan batubara Ke
arah atas berkembang menjadi perselingan lapisan antara serpih dan batupasir.
2. Formasi Baturaja, termasuk kedalam kelompok Telisa, memiliki ketebalan 50 m- 200
m, berumur Miosen Awal. Terdiri dari batugamping terumbu, kalkarenit dengan sisipan
serpih gampingan dan batupasir gampingan, merupakan fasies terumbu neritik.
3. Formasi Gumai (GUF), memiliki ketebalan 150 m – 1500 m, berumur Miosen Awal -
Tengah. Terdiri dari batulempung dengan sisipan batulempung tufaan napal, batupasir dan
serpih dengan sedikit glaukonitan. Formasi ini diendapkan fasies marin terbuka yang
dalam.
4. Formasi Air Benakat (ABF), termasuk kedalam Kelompok Palembang, memiliki
ketebalan 330 m – 600 m, berumur Miosen tengah - akhir. Terdiri dari batulempung
dengan sisipan batulempung tufaan napal, batupasir dan serpih, merupakan fasies endapan
litoral sampai marin dangkal.
5. Formasi Muara Enim (MEF), termasuk kedalam Kelompok Palembang, memiliki
ketebalan 250 m – 800 m, berumur Miosen akhir - Pliosen. Terdiri dari batulempung,
perselingan batupasir dengan batubara, merupakan endapan air payau.
6. Formasi Kasai (KAF), termasuk kedalam Kelompok Palembang, memiliki ketebalan >
200 m, berumur Pliosen. Terdiri dari konglomerat dengan fragmen kuarsa dan batupasir
kuarsa, batulempung. Formasi ini merupakan fasies endapan darat dan danau.
D. Struktur Geologi
Pada daerah Serelo struktur geologi yang berkembang adalah kekar-kekar sheared
yang pada umumnya berkedudukan N 010 º - 020 º E/ 50 º- 70 º dan N 080 º E / 60 º- 80 º
dan kekar lainnya N 045 ºE/80 º dan N 280 ºE/80 º. Sedangkan sesar yang berkembang
20
adalah sesar mendatar geser kanan dengan kedudukan N 010 º - 020 º E/ 80 º, lipatan
sinklin menunjam ke arah timur adalah yang mengontrol di daerah Serelo.
Daerah Serelo tersusun oleh satuan batupasir yang terdiri dari batupasir halus kuning
kecoklatan, banyak silika dan batupasir sisipan batulempung (1 cm – 5 cm) dan batubara (1
cm – 2 cm). Selanjutnya terendapkan di atasnya satuan batulempung yang terdiri dari
batulempung masif abu-abu dan coklat kekuningan dan batulempung sisipan batupasir (1
cm – 5 cm). Kedudukan kedua lapisan batuan tersebut secara umum N 260 º - 300 º E/ 10 º
- 30 º yang mempunyai arah sudut kemiringan ke utara dan ke selatan.Lapisan batubara
terdapat diantara satuan batupasir dan satuan batulempung, tetapi secara umum dijumpai
merupakan perselingan pada satuan batulempung dengan ketebalan antara 1 m – 7 m.
Lapisan batubara di daerah Serelo memiliki ketebalan 7-10 m. Lapisan batubara di satuan
batupasir, satuan batulempung dan lapisan batubara termasuk dalam formasi Muaraenim,
yang berumur Miosen akhir dan terendapkan pada lingkungan delta.
D. Cadangan dan Kualitas Batubara
Lapisan batubara pada daerah penelitian hanya terdiri dari satu seam. Berdasarkan
data hasil pemboran diketahui ketebalan rata-rata batubara adalah 7,34 meter. Berdasarkan
perhitungan cadangan dengan jarak pengukuran terukur menurut SNI (jarak titik informasi
< 300 m) sumberdaya terukur di daerah Serelo sebesar 13.241.421,75 ton dengan
Stripping Ratio 3:1 dan di daerah Kungkilan sebesar 19.214.581,71 ton dengan Stripping
Ratio 6:1. Kualitas batubara yang terdapat pada wilayah PT. Bumi Merapi Energi
diperlihatkan pada Tabel II.2. Jenis batubara yang ditambang oleh PT. Bumi Merapi
Energi ini menurut ASTM termasuk dalam jenis Subbituminus (Caloric Value = 5500-7000
Kcal/Kg).
No Parameter Hasil
GAMBAR 2.3
22
GAMBAR 2.4
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
PT. BUMI MERAPI ENERGI merupakan salah satu tambang terbuka yang bertempat di
sumatera selatan yang menggunakan metode penambangan stripe mine yang berdasarkan
hasil dari eksplorasi . Berdasarkan perhitungan cadangan dengan jarak pengukuran terukur
menurut SNI (jarak titik informasi < 300 m) sumberdaya terukur di daerah Serelo sebesar
13.241.421,75 ton dengan Stripping Ratio 3:1 dan di daerah Kungkilan sebesar
19.214.581,71 ton dengan Stripping Ratio 6:1. ketebalan rata-rata batubara adalah 7,34
meter.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
Wijaya , A. R.; Mukiat ; Purbasari ,D.2019. KINERJA ALAT MUAT DAN ANGKUT
PADA PENGUPASAN OVERBURDEN PT. BUMI MERAPI ENERGI. JURNAL
PERTAMBANGAN. ISSN :2549-1008 .4(2) :9 – 17.
25