Anda di halaman 1dari 26

PERTAMBANGAN BATUBARA

PT. BUMI MERAPI ENERGI

Nama kelompok :
AKHMAD SHOBARI AKBAR (03021381924099)

MUH. REYNALDI R. (03021381621067)

MUHAMMAD ABI PRASETYO (03021381924075)

MUHAMMAD FARHAN (03021381722099)

MUHAMMAD IHYA ULUMUDDIN (03021381924085)

VALDINI IRZA BACHSIR (03021381924087)

VALENTINUS RICHIE THEN (03021281924033)


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2020/2021
Daftar Isi
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………..1

Daftar Gambar………………………...…………………………………………………………..2

Daftar Tabel…………………………………...…………………………………………………..3

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………….4

Bab 1 Pendahuluan

Latar Belakang…………………………………………………………………………….5

Rumusan Masalah…………………………………………………………………………5

Bab 2 Pembahasan

Pertambangan …………………………………………………………………………….6

Pertambangan Terbuka ………………………………………………...……....................6


Tahapan Penambangan Metode Pertambangan Terbuka ………………………………..13

PT. BUMI MERAPI ENERGI………………….……………..………………………...16

Bab 3 Penutup

Kesimpulan………………………………………………………………………………24

Daftar Pustaka …..…………………………………………………………………………….....25

1
Daftar Gambar

Gambar 1………………………………….………………………………………………….….7

Gambar 2………………………………………………………….…………………………….18

Gambar 3……………………………………………………….……………………………….23

Gambar 4…………………………………………………….………………………………….23

2
Daftar Tabel

Tabel 1…………………………………………………………………………………………..19

Tabel 2…………………………………………………………………………………………..22

3
Kata Pengantar
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Penulis telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan
semaksimal mungkin. Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen
pembimbing pengantar teknik pertambangan, Ir. H. abuamat
HAK,M.Sc.IE dan teman-teman sehingga dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan insyaAllah sesuai
dengan yang diharapkan. Pada dasarnya makalah ini saya sajikan untuk
membahas tentang PT. BUMI MERAPI ENERGI.
Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Tak ada gading yang
tak retak. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran dari
teman-teman untuk memperbaiki makalah saya selanjutnya. Sebelum
dan sesudahnya saya ucapkan terimakasih.
 
                                                                        Palembang, 14 Maret 2020
 

 
                                                                                                         
          
  Penyusun

4
Bab 1
Pendahuluan
 LATAR BELAKANG

PT Bumi Merapi Energi merupakan salah satu perusahaan dibidang usaha


pertambangan batubara yang terletak di desa Ulak Pandan, Tanjung Baru, Talang Pandan,
dan Gunung Agung, kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat. . PT. Bumi Merapi
Energi memiliki beberapa kantor yaitu yang beralamat di Jalan Kolonel Simbolon No.28
Lahat, Jalan Basuki Rahmat, Cambai Agung No. 1703 Palembang dan kantor pusatnya
beralamat di Gedung LINA Lt. 4 No. 402 Jl. HR. Rasuna Said Kav B7 Kuningan, Jakarta
Selatan. Pada proses penambangan PT. Bumi Merapi Energi bekerja sama dengan PT.
Servo Mining Contractor dan proses hauling batubara bekerja sama dengan PT. Persada
Citra Mandiri, serta untuk pengapalan batubara dengan PT. Swarna Dwipa. PT. Bumi
Merapi Energi merupakan salah satu pertambangan terbuka di sumatra
selatan.pertambangan swasta yang belum lama muncul di dunia pertambangan indonesia
yang berani bersaing dengan pengusaha pertambangan lainnya. Produksi batubara di PT.
Bumi Merapi Energi ditargetkan dapat mencapai 2.000.000 ton untuk tahun 2019 untuk
selanjutnya ditingkatkan hingga 5.000.000 ton untuk tahun 2020.

 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu tambang terbuka?

2. Bagaimana tahapan pekerjaan tambang terbuka?

3. Apa metode yang digunakan oleh PT. BUMI MERAPI ENERGI?

4. Berapa stripping ratio dari pertambangan PT. BUMI MERAPI ENERGI?

5
BAB 2
PEMBAHASAN
A. PERTAMBANGAN
Adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian ,pengelolaan dan
pengusahaan mineral dan batubara .

Tahapan operasional menurut sni


• Penyelidika umum adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh
kondisi geologi regional dan indikasi adanya mineralisasi
• Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh
informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi , bentuk dimensi sebaran kualitas dan
sumber daya terukur dari bahan galian ,serta informasi mengenai lingkungan sosial dan
lingkungan hidup
• Studi kelayakan = kegiatan untuk memperoleh secara rinci berkaitan dengan
kelayakan ekonimis dan teknik usaha pertambangan.
• Konstruksi = kegiatan untuk pembangunan fasilitas seluruh tambang
• Penambangan =kegiatan untuk mendapatkan batuabara atau mineral
• Pengolahandan pemurnian kegiatan untuk meningkatkan muttu
• Pengangkutan =kegiatan memindahkan mineral atau batubara
• Penjualan = jual hasil tambang
• Pasca tambang = memulihkan fungsi lingkungan dan sosial

B. TAMBANG TERBUKA (SURFACE MINING)

      Tambang Terbuka adalah metode penambangan yang segala kegiatan atau aktivitas
penambangannya dilakukan di atas atau relatif dekat dengan permukaan bumi, dan tempat
kerjanya berhubungan langsung dengan udara luar.

A. Jenis-Jenis Tambang Terbuka

Secara garis besar tambang terbuka terbagi empat jenis, dimana akan  diuraikan dibawah
ini.

1. Open Pit / Open Cast / Open Mine / Open cut

2. Quarry

6
3. Strip Mine

4. Alluvial Mine

 1.    Open Pit / Open Cut

         Adalah tambang terbuka yang diterapkan untuk menambang endapan-endapan bijih


(ore), misalnya tambang bijih nikel di Polema (Sulawesi Tenggara), tambang bijih bauksit
di Kijang (P. Bintan), tambang bijih timah di Pemali (P. Bangka), dan lain-lain.

           Perbedaan antara open pit dan open cut atau open cast atau open mine dicirikan


oleh arah penggalian atau arah penambangan. Disebut open pit apabila penambangannya
dilakukan dari permukaan yang relatif mendatar menuju ke arah bawah dimana endapan
bijih tersebut berada. Disebut open cut / open cast / open mine apabila penggalian endapan
bijih dilakukan pada suatu lereng bukit. Jadi penerapan cara open pit atau open cut sangat
tergantung pada letak atau bentuk endapan bijih yang akan ditambang. Pada umumnya
cara open cut ini diterapkan apabila endapan bijih yang akan ditambang berbentuk bukit
atau endapan bijih itu terletak pada suatu daerah pegunungan, misalnya tambang bijih nikel
di Soroako (Sulawesi Selatan).

Gambar 1.1 open pit

2.   Quarry (Kuari)

7
Adalah jenis tambang terbuka yang ditetapkan untuk menambang endapan-endapan bahan
galian industri atau mineral industri (industrial minerals), misalnya penambangan batu
gamping, marmer, granit, andesit dan sebagainya.

Kuari dapat menghasilkan material atau hasil tambang dalam bentuk pecah-pecah
(loose/broken material) ataupun dalam bentuk bongkahan-bongkahan yang teratur
(dimensional stone). Berdasarkan letak endapan yang digali atau arah penambangannya
secara garis besar kuari dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

a. Side hill type

b. Pit type

a. Side Hill Type Quarry

Side hill type quarry adalah sistem penambangan terbuka yang diterapkan untuk
menambangbatuan atau endapan mineral industri yang letaknya di lereng bukit atau
endapannya berbentuk bukit.

Berdasarkan jalan masuk (acces road) ke permuka (front) penambangan, maka side


hill type dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

Jalan masuk berbentuk spiral

Cara ini diterapkan apabila seluruh lereng bukit akan digali atau ditambang.
Penggalian dilakukan mulai dari bagian atas ke arah bawah (lihat Gambar 2.3).

Jalan masuk langsung

Cara ini digunakan apabila hanya sebagian lereng saja yang akan digali. Permuka
(front) kerjanya dibuat menelusuri sepanjang lereng yang akan digali jalan masuknya
dibuat dari salah satu sisinya atau dari depan.

b. Pit Type Quarry

8
Adalah sistem penambangan terbuka yang diterapkan untuk menambang batuan atau
endapan mineral industri yang terletak pada suatu daerah yang relatif mendatar. Jadi
tempat kerjanya (front) digali ke arah bawah sehingga membuat cekungan (pit).

Berdasarkan jalan masuk ke permukaan kerjanya (front), pit type memiliki tiga


kemungkinan jalan masuk, yaitu :

1.       Jalan masuk spiral

2.       Jalan masuk langsung

3.       Jalan masuk zig-zag

3. Alluvial Mine

Adalah tambang terbuka yang diterapkan untuk menambang endapan-


endapan alluvial,  misalnya tambang bijih timah, pasir besi, emas dan lain-lain.

Berdasarkan cara penggaliannya, maka alluvial mine dapat dibedakan menjadi 4 macam,


yaitu :

1.       Tambang semprot (hydraulicking)

2.       Penambangan dengan kapal keruk

3.       Manual mining method

4.       Cara kering.

a. Tambang Semprot

Pada tambang semprot ini penggalian endapan alluvial dilakukan dengan


menggunakan semprotan air yang bertekanan tinggi yang berasal dari penyemprot
yang disebut monitor atau water jet atau  giant. Tekanan aliran air yang dihasilkan
oleh monitor dapat diatur sesuai dengan keadaan material yang akan digali atau
disemprot, dan biasanya bisa mencapai tekanan hingga 10 atm. Untuk memperbesar

9
memperbesar produsi biasanya digunakan lebih dari satu monitor, baik bekerja
masing-masing atau bersama di satu permuka kerja.

Untuk mengangkut material hasil galian atau semprotan ke instalasi pengolahan


digunakan aliran air yang digerakan dengan pompa. Jadi jika digunakan cara
penambangan tambang semprot harus tersedia cukup air baik untuk operasi
penambangan maupun untuk proses pengolahannya (konsentrasi). Untuk lebih jelas
lihat .

b. Penambangan dengan Kapal Keruk (MGM)

Penambangan dengan kapal keruk (MGM = Mesin Gali Mangkok) ini digunakan bila
endapan yang akan digali terletak di bawah permukaan air, misalnya di lepas pantai,
sungai, danau atau disuatu lembah dimana tersedia banyak air.

Berdasarkan macam alat-galinya, maka kapal keruk yang digunakan untuk


penambangan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

Sistem penggalian dengan kapal keruk dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

1. Sistem Tangga (benches), yaitu dengan cara pengerukan dengan membuat atau
membentuk tangga
 atau jenjang (benches).

2. Sistem tekan, yaitu cara pengerukan dengan menekan tanga (ladder) sampai pada
kedalaman
yang dikehendaki, kemudian maju secara bertahap tanpa membentuk tangga.

3. Sistem kombinasi, yaitu merupakan gabungan dari cara atau sistem tangga dengan
sistem tekan.
Biasanya sistem tangga dipakai untuk menggali tanah penutup, sedangkan sistem
tekan untuk
mengali endapan bijihnya (kaksa).

Dilihat dari tempat kerjanya, maka penambangan dengan kapal keruk dapat
dibedakan menjadi :

10
·           Kapal keruk darat

·           Kapal keruk laut

c.  Manual Mining Method

Manual mining method atau penambangan secara sederhana adalah penambangan


yang menggunakan tenaga manausia atau hampir tidak menggunakan tenaga mesin
atau alat mekanis.

Cara ini biasanya dilakukan oleh rakyat setempat atau kontraktor kecil untuk
menambang endapan yang :

·           Ukuran jumlah cadanganya tidak besar

·           Letaknya tersebar dan terpencil

·           Endapanya cukup kaya

Alat-alat kosentrasi yang biasanya digunakan dalam manual method  adalah :

·           Pan/bates/dulang

·           Rocker (craddle)

·           Long tom

·           Sluice box

4.  Stip Mine

Strip mining merupakan pertambangan kupas atau pertambangan baris yang secara khusus
merupakan sistem tambang terbuka atau tambang permukaan untuk batubara.
Pertambangan kupas adalah merupakan operasi pengupasan tanah atau batuan penutup
lapisan batu bara dengan bentuk pengupasan baris-baris serjajar.

11
Strip mining pada umumnya digunakan untuk endapan batubara yang memiliki kemiringan
endapan (dip) kecil atau landai dimana sistem penambangan yang lain sulit untuk
diterapkan karena keterbatasan jangkuan alat-alat. Selain itu endapan batubaranya    harus
tebal, terutama bila lapisan tanah penutupnya juga tebal. Hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan perbandingan yang masih ekonomis anatara jumlah  tanah penututp yang
harus dikupas dengan jumlah batubara yang dapat digali (economic stripping ratio).

a. Contour Mining
Sistem penambangan ini biasanya diterapkan untuk cadangan batubara yang
tersingkap di lereng pegunungan atau bukit. Kegiatan penambangan diawali dengan
pengupasan tanah penutup di daerah singkapan (outcrap) di sepanjang lereng
mengikuti garis kontur, kemudian diikuti dengan penggalian endapan batubaranya.
Penggalian kemudian dilanjutkan ke arah tebing sampai mancapai batas penggalian
yang masih ekonomis, mengingat tebalnya tanah penutup yang harus dikupas untuk
mendapatkan batubaranya.
Karena keterbatasannya daerah yang biasanya digali, maka daerah menjadi sempit
tetapi panjang sehingga memerlukan alat-alat yang mudah berpindah-pindah.

b. Box Cut Mining


Box Cut adalah suatu lubang galian awal pada daerah yang efektif datar yang tak
memiliki daerah pembuangan tanah penutup, sehingga tanah penutup terpaksa
dibuang ke samping lubang galian awal. Kemudian lubang galian awal  ini
dikembangkan menjadi kawasan penambangan yang baik dengan berbagai cara.
Pengembangan box cut ini adalah yang disebut advance beanching system. Bila
tanah penutupnya lunak, maka dapat dipakai dragline atau back hoesebagai alat-gali
sehingga box cut-nya dapat diperluas menjadi medan kerja (front) yang memanjang.
Batubara yang telah terkupas kemudian ditambang dengan peralatan khusus,
misalnya dengan pemboran dan peledakan atau penggarukan (ripping), kemudian
dimuatkan ke alat-angkut untuk dibawah keluar tambang.

c. Area Mining
Sistem ini pada umumnya diterapkan untuk endapan batubara yang letaknya kurang
lebih horizontal (mendatar) serta daerahnya juga merupakan dataran.

12
Kegiatan penambangan dimulai dengan pengupasan tanah penutup dengan cara
membuat paritan besar yang biasanya disebut box cut dan tanah penutupnya dibuang
ke daerah yang tidak di tambang. Setelah endapan batubara dari galian pertama
diambil, kemudian disusul dengan pengupasan berikutnya yang sejajar dengan
pengupasan pertama dan tanah penutupnya ditimbun atau dibuang ke tempat bekas
penambangan atau penggalian yang pertama (back filling digging method).
Demikianlah selanjutnya penggalian demi penggalian dilanjutkan sampai penggalian
yang terakhir. Penggalian yang terakhir akan meninggalkan lubang memanjang yang
di satu sisi lainnya oleh tanah penutup yang tidak digali. Seirama dengan kemajuan
penambangan, secara bertahap timbunan tanah penutup juga diratakan.

C. TAHAPAN PENAMBANGAN METODE TAMBANG TERBUKA


Pada Umumnya tahapan kegiatan penambangan adalah sebagai berikut :

1.    Pembabatan (clearing)

2.    Pengupasan tanah penutup (Stripping)

3.    Penambangan atau penggalian bahan galian (mining)

     1. Pembabatan (Clearing)

          Pembabatan adalah pembersihan lahan untuk memisahkan pepohonan dari tanah


tempat pohon tersebut tumbuh, sehingga nantinya tidak tercampur dengan tanah
subsoilnya. Pepohonan (tidak berbatang kayu keras) yang dipisahkan ini nantinya dapat
dimanfaatkan sebagai humus pada saat pelaksanaan reklamasi. Kegiatan pembersihan
lahan ini baru dilaksanakan pada lahan yang benar-benar segera akan ditambang.
Sedangkan lahan yang belum segera ditambang wajib tetap dipertahankan pepohonan yang
tumbuh di lahan tersebut. Hal ini sebagai wujud bahwa perusahaan tambang tetap
memperhatikan aspek pengelolaan atau lindungan lingkungan tambang

           2. Pengupasan Tanah Penutup (Stripping)

Pengupasan tanah penutup dimaksudkan untuk membuang tanah penutup (overburden)


agar endapan bahan galiannya terkupas dan mudah untuk ditambang.

Ada beberapa macam pengupasan tanah penutup yang banyak diterapkan yaitu:

a. Back Filling Digging Method

13
Pada Cara ini tanah penutup dibuang ke tempat yang endapan bahan galiannya sudah
digali. Peralatan yang banyak digunakan adalah power shovel atau dragline.  Cara Back
Filling Digging Method cocok untuk tanah penutup yang :

·           Tidak diselingi oleh lapisan-lapisan endapan batubara atau endapan bijih (satu
lapis).

·           Material atau batuannya lunak

·           Letaknya mendatar (horizontal)

b. Benching System

Pada pengupasan tanah dengan sistem jenjang ini pada waktu mengupas tanah

penutup sekaligus sambil membuat jenjang. Sistem ini cocok untuk :

·      Tanah penutup yang tebal

·      Bahan galian atau lapisan batubara yang tebal

c. Multi Bucket Excavator System

Pada pengupasan dengan cara ini tanah penutup dibuang ke tempat yang sudah digali
batubaranya atauke tempat pembuangan khusus. Cara pengupasan ini
menggunakan Bucket Wheel Excavator  (BWE).

Sistem ini sangat cocok untuk tanah penutup yang materialnya lunak, tidak ada
bongkahan-bongkahan dan tidak lengket.

d. Drag Scraper System

Cara ini biasanya diikuti dengan pengambilan bahan galian setelah tanah penutupnya
dibuang. Tetapi bisa juga tanah penutupnya dihabiskan dahulu, kemudian baru bahan
galiannya ditambang. Sistem ini sangat cocok untuk tanah penutup yang materialnya
lunak dan lepas-lepas (loose).

e. Cara Konvensional

Cara ini menggunakan kombinasi alat-alat pemindahan tanah mekanis          (alat-gali,


alat-muat dan alat-angkut) seperti kombinasi antara bulldozer, track loader dan dump
truck.

Bila Material Tanah penutup lunak bisa langsung dengan menggunakan alat-gali-muat,
sedangkan bila materialnya keras mungkin memerlukan ripper  atau pemboran dan
peledakan untuk pembongkaran tanah penutup, baru kemudian dimuat dengan alat-muat

14
ke alat angkut, dan selanjutnya diangkut ke tempat pembuangan dengan alat angkut.
Bila dipakai gabungan kerja antara power shovel dengan truk biasa disebut
sebagai shovel and truck mining system.

3. Penggalian atau Penambangan

Adalah kegiatan pengambilan endapan bahan galian atau batubara dari kulit bumi dan
bibawa ke permukaan untuk dimanfaatkan atau untuk diproses selanjutnya.

Penggalian dapat dilakukan dengan :

1.  Alat-gali non mekanis seperti linggis, belincong, cangkul dan lain-lain

2.  Alat-gali mekanis, seperti bulldozer, power shovel, back hoe dan lain-lain

3.  Pemboran dan peledakan

Setelah digali baru kemudian dimuat ke dalam alat-angkut dengan alat-alat , seperti wheel
loader, power shovel, hydraulic shovel, track loader dan lain-lain. Selanjutnya diangkut
dengan alat-angkut, seperti dump truck, belt conveyor, lori dan lain-lain ke tempat
pengolahan selanjutnya.

Endapan Mineral yang Cocok Untuk Tambang Terbuka

Beberapa endapan berikut cocok ditambang dengan menggunakan metoda tambang


terbuka:
1.    Endapan-endapan allluvial ,  yang diendapkan dekat tempat asalnya  (<10 km)
       Umumnya diketemukan dekat permukaan bumi (cadangan sedikit) 
2.   Alluvial deposit  (lanjutan eluvial).  Endapan eluvial yang mengalami pelapukan dan
ditransport jauh dan diendapkan dekat permukaan bumi bersifat lepas (loose) contoh pasir
(cadangan banyak). 
3.   Endapan yang letaknya horizontal (sedikit miring dengan kemiringan (1-5%) disebut
horizontal deposit (bedded/ tabular) contoh endapan batubara, KCl, NaCl, KNO3.
terbentuk secara sedimenter, luas letaknya kedalamannya tidak tentu.
4.    Endapan yang berbentuk “vein yang tebal” dan tersingkap dengan overburden yang
tipis (1-2m).
D. PT. BUMI MERAPI ENERGI
PT. Bumi Merapi Energi adalah sebuah perusahaan tambang batubara yang secara
administrasi terletak di desa Ulak Pandan, Tanjung Baru, Talang Padang, dan Gunung

15
Agung, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. PT. Bumi Merapi
Energi memiliki beberapa kantor yaitu yang beralamat di Jalan Kolonel Simbolon No.28
Lahat, Jalan Basuki Rahmat, Cambai Agung No. 1703 Palembang dan kantor pusatnya
beralamat di Gedung LINA Lt. 4 No. 402 Jl. HR. Rasuna Said Kav B7 Kuningan, Jakarta
Selatan.
Pada proses penambangan PT. Bumi Merapi Energi bekerja sama dengan PT. Servo
Mining Contractor dan proses hauling batubara bekerja sama dengan PT. Persada Citra
Mandiri, serta untuk pengapalan batubara dengan PT. Swarna Dwipa.
PT. Bumi Merapi Energi menjadi sebuah perusahaan pertambangan melalui
tahapan perizinan sebagai berikut:
1. Izin Kuasa Penambangan untuk melakukan kegiatan eksplorasi dari Bupati Lahat
(KW. 13.02.LHT.2007), Sumatera Selatan, melalui surat Keputusan Bupati No :
540/182/PERTAMB/2008, tanggal 10 April 2008.
2. Izin Kuasa Pertambangan (KP) Eksploitasi PT. Bumi Merapi Energi
(KW.06.3.LHT.2008) dari Bupati Lahat, Sumatera Selatan, melalui surat Keputusan Bupati
No : 503/414/KEP/PERTAMBEN/2008, tanggal 10 November 2008.
3. Persetujuan Analisa Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup dari Bupati Lahat melalui
Keputusan Bupati No. 44/KEP/BLH/2008, tanggal 1 November 2008.
4. Izin Kuasa Pertambangan Pengangkutan dan Penjualan, melalui Keputusan Bupati
No. 503/43/KEP/PERTAMBEN/2008, tanggal 17 November 2008.
5. Izin Penggunaan Pemakaian dan Pelebaran Jalan Kabupaten (Jalan Perangai) untuk
Pengangkutan Batubara Hasil Produksi PT. Bumi Merapi Energi melalui Surat Bupati No.
600/619/PU-BMP/2008, tanggal 22 November 2008.
6. Izin Penimbunan dan Penumpukan Sementara Batubara PT. Bumi Merapi Energi di
Desa Muara Maung Kecamatan Merapi Barat, melalui surat Bupati No :
503/12.B/LOKASI/BPPT&PMD/2009, tanggal 6 Juli 2009.
7. IUP operasi produksi PT. Bumi Merapi Energi (KW.06.3.LHT.2008) dari Bupati
Lahat, Sumatera Selatan, melalui surat Keputusan Bupati
No:503/158/KEP/PERTAMBEN/2010, 27 April 2010.

A. Lokasi dan Kesampaian Daerah Penambangan PT. Bumi Merapi Energi

16
Lokasi IUP (Izin Usaha Pertambangan) atau yang sering disebut daerah
penambangan PT. Bumi Merapi Energi yakni Blok Serelo dan Blok Kungkilan secara
administratif terletak di Desa Ulak Pandan, Tanjung Baru, Talang Padang, dan desa
Gunung Agung, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat yang berada di sebelah
Selatan dari Palembang sebagai ibukota Propinsi Sumatera Selatan. Namun lokasi operasi
penambangan pada pit Serelo bagian Timur berbatasan dengan desa Ulak Pandan.
Kesampaian lokasi IUP PT. Bumi Merapi Energi dapat dicapai dari Palembang
melalui perjalanan darat yang berjarak kurang lebih 225 Km dengan waktu tempuh kurang
lebih 4 jam dari kota Palembang melalui jalan lintas Sumatera dengan kondisi jalan
beraspal baik sampai ke kota Lahat. Dari kota Lahat perjalanan dengan jalan aspal sejauh 5
km melewati perdesaan dengan melintasi sungai Serelo. Kesampaian daerah penambangan
PT. Bumi Merapi Energi dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah ini.

17
PT. Bumi Merapi Energi
PT. Bumi Merapi Energi

Sumber : Rencana Penutupan Tambang PT. Bumi Merapi Energi, 2010.

GAMBAR 2.2
PETA KESAMPAIAN DAERAH PENAMBANGAN
PT. BUMI MERAPI ENERGI

B. Keadaan Iklim dan Vegetasi


Iklim di lokasi penambangan sama dengan iklim di Indonesia pada umumnya yaitu
iklim tropis yang terbagi dalam dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Data
cuaca tahun 2010 menunjukkan curah hujan rata-rata adalah 263,167 mm pertahun dengan
suhu udara 21,730C sampai 32,390C serta kelembaban udara rata-rata mencapai 80,34% ,
dan rata-rata penguapan 2,17 Mw (Tabel II.1).
Tipe vegetasi utama adalah hutan primer dataran rendah yang dikategorikan hutan
produktif sekitar 300 m3/ha. Jenis flora yang tumbuh pada hutan ini antara lain kayu
meranti, padi, kelapa sawit, durian, kayu seru, dan kemiring rimba. Selain hutan primer
terdapat sedikit perkebunan yang ditanami karet dan kopi. Adapun tipe fauna yang terdapat

18
pada daerah izin usaha pertambangan PT. Bumi Merapi Energi dan sekitarnya antara lain
monyet, siamang, anjing hutan, berbagai jenis ular, berbagai jenis burung, dan babi hutan.
TABEL 1

DATA CUACA TAHUN 2010 PADA WIUP PT. BUMI MERAPI ENERGI
Suhu Udara (oC)
Bulan Kelembaban (%) Penguapan (Mw) Curah Hujan (mm)
Min Max
January 21,70 34,05 85,25 1,75 412,00
February 22,73 34,60 87,40 1,60 616,00
March 22,80 32,90 84,50 1,70 390,00
April 20,30 32,81 84,10 2,15 500,00
May 23,00 32,20 81,30 1,99 246,00
June 21,60 31,60 81,30 2,36 163,00
July 21,20 32,00 81,16 2,20 126,00
August 21,60 32,30 80,10 2,10 154,00
September 21,60 32,07 74,72 2,42 18,00
October 21,40 32,80 78,81 2,36 329,00
November 21,60 31,66 74,34 2,34 17,00
December 21,20 29,74 71,10 3,03 187,00
Rata-rata 21,73 32,39 80,34 2,17 263,17

Sumber : Rencana Penutupan Tambang PT. Bumi Merapi Energi, 2010.

C. Keadaan Geologi
Keberadaan suatu endapan material termasuk batubara sangat dikontrol oleh
kondisi geologi baik secara regional maupun lokal. Keadaan geologi sebagai pengontrol
suatu endapan batubara mencakup litologi (batuan) dan struktur geologi. Jenis litologi yang
dapat diketahui dari penampang stratigrafi baik secara regional maupun lokal.
II.4.1 Stratigrafi Regional
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sarjono (1989), formasi di
daerah penyelidikan termasuk kedalam Cekungan Sumatera Selatan yang secara umum
tersusun oleh batuan sedimen Tersier yang diendapkan di atas batuan Pra-Tersier.
Pada umumnya stratigrafi regional daerah penyelidikan dapat dikenal sebagai satu
daur/siklus besar (megacycle) yang terdiri dari suatu trangresi yang diikuti regresi. Formasi
yang terbentuk dalam fase transgresi dikelompokkan menjadi Kelompok Telisa (Formasi
Lahat, Formasi Talang Akar, Formasi Baturaja dan Formasi Gumai). Sedang yang

19
terbentuk dalam fase regresi dikelompokkan menjadi Kelompok Palembang (Formasi Air
Benakat, Formasi Muara Enim dan Formasi Kasai).
Urutan stratigrafi regional (Gambar 2.2) daerah penyelidikan dari tua ke muda
adalah sebagai berikut :
1. Formasi Talangakar (TAF), termasuk kedalam kelompok Telisa, memiliki ketebalan
100 m – 800 m, berumur Oligosen akhir – Miosen awal. Pada bagian bawah disusun oleh
perlapisan batupasir kasar sampai sangat kasar, dan perselingan serpih dengan batubara Ke
arah atas berkembang menjadi perselingan lapisan antara serpih dan batupasir.
2. Formasi Baturaja, termasuk kedalam kelompok Telisa, memiliki ketebalan 50 m- 200
m, berumur Miosen Awal. Terdiri dari batugamping terumbu, kalkarenit dengan sisipan
serpih gampingan dan batupasir gampingan, merupakan fasies terumbu neritik.
3. Formasi Gumai (GUF), memiliki ketebalan 150 m – 1500 m, berumur Miosen Awal -
Tengah. Terdiri dari batulempung dengan sisipan batulempung tufaan napal, batupasir dan
serpih dengan sedikit glaukonitan. Formasi ini diendapkan fasies marin terbuka yang
dalam.
4. Formasi Air Benakat (ABF), termasuk kedalam Kelompok Palembang, memiliki
ketebalan 330 m – 600 m, berumur Miosen tengah - akhir. Terdiri dari batulempung
dengan sisipan batulempung tufaan napal, batupasir dan serpih, merupakan fasies endapan
litoral sampai marin dangkal.
5. Formasi Muara Enim (MEF), termasuk kedalam Kelompok Palembang, memiliki
ketebalan 250 m – 800 m, berumur Miosen akhir - Pliosen. Terdiri dari batulempung,
perselingan batupasir dengan batubara, merupakan endapan air payau.
6. Formasi Kasai (KAF), termasuk kedalam Kelompok Palembang, memiliki ketebalan >
200 m, berumur Pliosen. Terdiri dari konglomerat dengan fragmen kuarsa dan batupasir
kuarsa, batulempung. Formasi ini merupakan fasies endapan darat dan danau.

D. Struktur Geologi
Pada daerah Serelo struktur geologi yang berkembang adalah kekar-kekar sheared
yang pada umumnya berkedudukan N 010 º - 020 º E/ 50 º- 70 º dan N 080 º E / 60 º- 80 º
dan kekar lainnya N 045 ºE/80 º dan N 280 ºE/80 º. Sedangkan sesar yang berkembang

20
adalah sesar mendatar geser kanan dengan kedudukan N 010 º - 020 º E/ 80 º, lipatan
sinklin menunjam ke arah timur adalah yang mengontrol di daerah Serelo.
Daerah Serelo tersusun oleh satuan batupasir yang terdiri dari batupasir halus kuning
kecoklatan, banyak silika dan batupasir sisipan batulempung (1 cm – 5 cm) dan batubara (1
cm – 2 cm). Selanjutnya terendapkan di atasnya satuan batulempung yang terdiri dari
batulempung masif abu-abu dan coklat kekuningan dan batulempung sisipan batupasir (1
cm – 5 cm). Kedudukan kedua lapisan batuan tersebut secara umum N 260 º - 300 º E/ 10 º
- 30 º yang mempunyai arah sudut kemiringan ke utara dan ke selatan.Lapisan batubara
terdapat diantara satuan batupasir dan satuan batulempung, tetapi secara umum dijumpai
merupakan perselingan pada satuan batulempung dengan ketebalan antara 1 m – 7 m.
Lapisan batubara di daerah Serelo memiliki ketebalan 7-10 m. Lapisan batubara di satuan
batupasir, satuan batulempung dan lapisan batubara termasuk dalam formasi Muaraenim,
yang berumur Miosen akhir dan terendapkan pada lingkungan delta.
D. Cadangan dan Kualitas Batubara
Lapisan batubara pada daerah penelitian hanya terdiri dari satu seam. Berdasarkan
data hasil pemboran diketahui ketebalan rata-rata batubara adalah 7,34 meter. Berdasarkan
perhitungan cadangan dengan jarak pengukuran terukur menurut SNI (jarak titik informasi
< 300 m) sumberdaya terukur di daerah Serelo sebesar 13.241.421,75 ton dengan
Stripping Ratio 3:1 dan di daerah Kungkilan sebesar 19.214.581,71 ton dengan Stripping
Ratio 6:1. Kualitas batubara yang terdapat pada wilayah PT. Bumi Merapi Energi
diperlihatkan pada Tabel II.2. Jenis batubara yang ditambang oleh PT. Bumi Merapi
Energi ini menurut ASTM termasuk dalam jenis Subbituminus (Caloric Value = 5500-7000
Kcal/Kg).

No Parameter Hasil

1 Total Moisture, % as recieved


TABELbasis2 24,08
2 Proximate Analysis :
KUALITAS BATUBARA PT. BUMI MERAPI ENERGI
- Moisture in the Analysis, air dried 8,09
basis
- Ash content, % air dried basis 3,39
- Volatile matter, % air dried basis 43,37
- Fixed carbon, % air dried basis 45,15
3 - Total sulphur, % air dried
21 basis 1,66
4 Calorific Value, Kcal/Kg air dried 6350
5 basis
Hardgrove Grindability Index -
6 Relative Density -
E. Kegiatan Penambangan Secara Umum pada PT. Bumi Merapi Energi
Sistem penambangan yang diterapkan oleh PT. Bumi Merapi Energi adalah sistem
tambang terbuka jenis Strip Mine. Penimbunan tanah penutup dilakukan dengan cara
in-pit dump artinya material overburden ditimbun pada dumping area yang berada di
dalam pit.Aktivitas penambangan pada Pit Serelo dimulai dari pengupasan dan
pemuatan overburden, pengangkutan overburden, perataan disposal area, penggalian
dan pemuatan batubara, pengangkutan batubara, perataan batubara di ROM stockpile,
aktivitas pendukung tambang, pengendalian air tambang, dan kegiatan reklamasi.

GAMBAR 2.3

KEGIATAN PENGANGKUTAN BATUBARA

22
GAMBAR 2.4

PENIMBUNAN BATUBARA DI ROM STOCK

BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN

PT. BUMI MERAPI ENERGI merupakan salah satu tambang terbuka yang bertempat di
sumatera selatan yang menggunakan metode penambangan stripe mine yang berdasarkan
hasil dari eksplorasi . Berdasarkan perhitungan cadangan dengan jarak pengukuran terukur
menurut SNI (jarak titik informasi < 300 m) sumberdaya terukur di daerah Serelo sebesar
13.241.421,75 ton dengan Stripping Ratio 3:1 dan di daerah Kungkilan sebesar
19.214.581,71 ton dengan Stripping Ratio 6:1. ketebalan rata-rata batubara adalah 7,34
meter.

23
DAFTAR PUSTAKA

 Hadi, A. A., & Sari, E. O. (2019). LAJU EROSI PADA PENAMBANGAN


BATUBARA PT BUMI MERAPI ENERGI. Prosiding Applicable Innovation of
Engineering and Science Research, 2019, 1122-1125.
 Maryanto, s.si,mt. tambang terbuka 2016. bandung : universitas islam bandung.
 Mayor , D.S.N.C. ; Asof , H.M. ; Mukiat . 2018 . PERENCANAAN SISTEM
PENYALIRAN TAMBANG BATUBARA DI PIT SERELO UTARA PT BUMI
MERAPI ENERGI KABUPATEN LAHAT. JURNAL PERTAMBANGAN. ISSN :
2549-1008 .4(2): 34 – 43.
 NURIMANSYAH, A., Toha, M. T., & Bochori, B. (2019). IMPLEMENTASI
RENCANA REKLAMASI TAMBANG BATUBARA PIT SERELO PT BUMI
MERAPI ENERGI LAHAT (Doctoral dissertation, Sriwijaya University).jurnal
pertambangan.

24
 Wijaya , A. R.; Mukiat ; Purbasari ,D.2019. KINERJA ALAT MUAT DAN ANGKUT
PADA PENGUPASAN OVERBURDEN PT. BUMI MERAPI ENERGI. JURNAL
PERTAMBANGAN. ISSN :2549-1008 .4(2) :9 – 17.

25

Anda mungkin juga menyukai