DISUSUN OLEH :
NIM : 1914301060
A. Pengertian
Asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama pengeluaran hasil
konsepsi setelah pembuahan berumur lebih dari 37 minggu dan setelah bayi lahir serta upaya
pencegahan komplikasi.
B. Tujuan
Membantu persalinan supaya bersih dan aman,serta mencegah terjadinya komplikasi
dalam persalinan.
A. PERSIAPAN ALAT
1. Partus Set
3 buah handscoon
Gunting efisiotomi
Gunting tali pusar
2 klem after I
Pinset anatomi
Pinset sirurgis
Setengah kocher
Kasa dan kapas alkohol
2 kom
Kateter nelaton
2. Korentang
3. Dopler dan gel
4. Spuit 3 cc
5. 1 ampul oksitosin
6. Klem tali pusar
7. Penyedot lender
8. Salep mata
9. Hepatitis B dan vitamin K untuk bayi
10. Bengkok tempat plasenta
11. Underpad
12. 2 buah handuk
13. Topi bayi
14. Celana ibu
15. 2 buah washlap
16. Selimut dan pakaian bayi
17. Baksom berisi klorin 0,5%
18. Baskom berisi larutan DTT
19. 2 buah tempat sampah medis dan non medis
20. Ember untuk pakaian kotor
21. Alat Pelindung Diri (APD)
Kaca mata pelindung
Masker
Apron
Penutup kepala
Sepatu boot
B. PERSIAPAN PASIEN
1. Identifikasi pasien
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
C. PELAKSANAAN
1. Mendengar, melihat, dan memeriksa gejala dan tanda kala II.
2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan, termasuk
mematahkan ampul oksitosin, memaksukkan alat suntik sekali
pakai ke dalam wadah partus set dan memasukkan klem tali pusar
ke dalam wadah partus set.
3. Memakai apron.
4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan atau jam tangan.
5. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, dan cuci tangan
menggunakan cuci tangan 6 langkah.
6. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan.
7. Mengambil alat suntik dengan tangan bersarung tangan dan
mengisi oksitosin, dan letakkan kembali ke dalam wadah partus
set.
8. Sebelum melakukan pemeriksaan dalam, membersihkan vulva dan
prineum. Pembersihan vulva dan prineum dilakukan menggunakan
kapas basah dan pinset dengan gerakan dari vulva ke prineum.
9. Pemeriksaan dalam dilakukan untuk mengecek porsio, serviks,
plasentasi, posisi suktura, dan mulase,dan kondisi panggul.
10. Pastikan pembukaan sudah lengkap dan pecahkan selaput ketuban
jika masih utuh.
11. Mencelupkan tangan ke dalam cairan klorin 0,5% dan membuka
sarung tangan dalam keadaan terbalik.
12. Pemeriksaan denyut jantung janin dilakukan setelah memastikan
kontraksi uterus selesai.
13. Pastikan denyut jantung janin dalam batas normal yaitu 120-160
kali/menit.
14. Memberitahu ibu dan keluarga jika pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik.
15. Meminta ibu untuk meneran saat ada his. Apabila ibu sudah
merasa ingin meneran, meminta bantuan keluarga untuk
menyiapkan posisi ibu untuk meneran. Pada saat his bantu ibu
dalam posisi setengah duduk dan pastikan ibu merasa nyaman
16. Jika kepala bayi telah membuk vulva dengan diameter 5-6 cm.
Letakkan handuk bersih di perut ibu, dan letakkan kain yang bersih
yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.
17. Membuka tutup partus set dan memastikan kembali kelengkapan
alat dan bahan.
18. Memakai alat pelindung diri (APD)
Tutup kepala
Maske
Kaca mata pelindung
Apron
Sepatu boot
Sarung tangan DTT
19. Menolong persalinan dengan meletakkan tangan yang dominan ke
prineum dan tangan lainnya di atas simfisis untuk menopang
kepala.
20. Lakukan pemeriksaan lilitan tali pusar pada leher bayi.
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi
luar secara spontan kepala secara biparietal. Dengan lembut
gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan
muncul di bawah pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal
untuk melahirkan bahu belakang.
22. Anjurkan ibu untuk meneran saat ada kontraksi, setelah bahu lahir
geser tangan bawah ke arah prineum ibu untuk menyangga kepala,
lengan dan sikut sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk
menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
23. Setelah badan dan tangan lahir, tangan kiri menelusuri punggung
ke arah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai
bawah.
24. Lakukan penilaian selintas pada bayi, apakah bayi menangis kuat,
atau bernafas tanpa kesulitan, apakah bayi bergerak aktif dan nilai
warna kulit bayi.
25. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
di uterus.
26. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik. Oksitosin di suntik setelah bayi lahir 1 menit
dengan dosis 10 unit secara intramuskuler di 1/3 paha atas bagian
distal lateral. Sebelum melakukan penyuntikan lakukan aspirasi.
27. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusar dengan klem
kira-kira 3 cm dari tali pusar bayi, dorong tali pusat ke arah distal
dan jepit kembali tali pusar pada 2 cm distal dari klem pertama.
Dengan 1 tangan pegang tali pusar yang telah di jepit dan lakukan
pengguntingan tali pusar di antara 2 klem tersebut. Lakukan
pengikatan tali pusar atau klem tali pusar.
28. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi
di kepala bayi. Lakukan skin to skin bayi dan ibu.
29. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva. Meletakkan 1 tangan diatas kain pada perut ibu di tepi atas
simpisis untuk mendeteksi dan tangan lain menegangkan tali
pusat.
30. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat dengan tangan
kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke
arah dorsoprannya.
31. Jika plasenta tidak lahir selama 30-40 detik, hentikan penegangan
tali pusat dan menunggu kontraksi berikutnya dan mengulangi
prosedur.
32. Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga
plasenta terlepas. Setelah plasenta tampak pada vulva teruskan
melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu, pegang plasenta
dengan 2 tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu
pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
33. Segera setelah plasenta lahir lakukan masase fundus uteri dengan
menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian
falmer jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik.
34. Dengan menggunakan kasa. Evaluasi kemungkinan laserasi pada
vagina dan prineum. Lakukan penjahitan bila laserasi
menyebabkan pedarahan.
35. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervagina.
36. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam.
37. Setelah 1 jam, lakukan penimbangan dan pengukuran panjang
bayi.
38. Beri tetes mata antibiotik prifolaksis dan vitamin k 1 mg secara
intramuskular di paha kiri antero lakteral.setelah 1 jam pemberian
vitamin K berikan suntikan imunisasi hepatitis B di paha kanan
antero laktral.
39. Lanjutkan pemantauan kontrakan untuk mencegah adanya
perdarahan pervagina.
40. Ajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi.
41. Lakukan evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah. Periksa
nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam
pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam ke 2
pasca persalinan.
42. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bayi bernafas dengan
baik.
43. Tempatkan semua peralatan yang telah di pakai ke dalam cairan
klorin 0,5% untuk dekontaminasi.
44. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tepat sampah yang
sesuai.
45. Bersihkan ibu menggunakan cairan DTT, bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir, dan darah.
46. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
47. Membantu ibu memakai pakaian bersih dan kering.
48. Pastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk
membantu ibu apabila ibu ingin minum.
49. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%,
melepaskan sarung tangan dengan keadaan terbalik dan
merendamnya di dalam larutan klorin 0,5%.
50. Mencuci tangan dangan sabun dan air mengalir.
51. Setelah selesai melakukan pertolongan persalinan, perawat
melakukan dokumentasi dengan melengkapi partograf.