BAB IV I Komang Dodi Artama
BAB IV I Komang Dodi Artama
Mengwi I pada tanggal 1 Maret sampai dengan 1 April 2020. Jumlah sampel dari
sampling.
Puskesmas Mengwi I merupakan salah satu dari tiga puskesmas yang ada
di wilayah kecamatan Mengwi, yang terletak 400 meter diatas permukaan laut.
berbatasan dengan Desa Kapal, bagian timur berbatasan dengan Desa Penarungan
2020, dengan jumlah sampel sebanyak 82 orang. Sampel yang dipilih adalah
seluruh pasien PPOK yang menjalani pengobatan di Puskesmas Mengwi 1.
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur
Di Puskesmas Mengwi I Tahun 2020
N
Umur (tahun) Frekuensi (f) Persentase (%)
O
1 10-30 0 0
2 31-60 32 39
3 >60 50 61
Jumlah 82 100
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Puskesmas Mengwi I Tahun 2020
N
Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)
O
1 Laki-laki 45 54,9
2 Perempuan 37 45,1
Jumlah 82 100
37
4.1.2.3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan
Di Puskesmas Mengwi I Tahun 2020
N
Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)
O
1 Tidak tamat 22 26,8
sekolah
2 SD 60 73,2
3 SMP 0 0
4 SMA 0 0
5 PT 0 0
Jumlah 82 100
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Di Puskemas Mengwi I Tahun 2020
N
Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)
O
1 Tidak bekerja/pensiun 37 45,1
2 Petani/pedagang/buruh 45 54,9
3 PNS/TNI/Polri 0 0
4 Lain-lain 0 0
Jumlah 82 100
38
4.1.2.5 Karakteristik responden berdasarkan status merokok
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Merokok
Di Puskemas Mengwi I Tahun 2020
N
Status Merokok Frekuensi (f) Persentase (%)
O
1 Merokok 16 19,5
2 Tidak merokok 66 80,5
Jumlah 82 100
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Menderita PPOK
Di Puskemas Mengwi I Tahun 2020
N
Lama Menderita Frekuensi (f) Persentase (%)
O
1 < 3 bulan 8 9,8
2 >3 bulan 74 90,2
Jumlah 82 100
PPOK selama > 3 bulan merupakan jumlah terbanyak yaitu 74 orang (90,2%).
Penelitian
39
4.1.3.1 Dukungan keluarga
Hasil hasil penelitian pada variabel dukungan keluarga seperti pada Tabel
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga
Pada Puskesmas Mengwi I Tahun 2020
keluarga kategori baik sebanyak 64 orang (78%), dan dukungan keluarga cukup
Hasil hasil penelitian pada kualitas hidup seperti pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup
Pada Puskesmas Mengwi I Tahun 2020
40
Berdasarkan hasil analisis data pada Tabel 4.8 dapat diketahui responden
dengan kualitas hidup baik sebanyak 59 orang (72%) , kategori cukup baik
keluarga cukup baik dengan kualitas hidup yang cukup baik sebanyak 16 orang
(19,5%) serta responden dukungan keluarga baik dengan kualitas hidup baik
sebanyak 57 orang (69,5%). Hasil uji coeficient korelasi Rank Spearman hitung
menunjukkan nilai p value = 0,00 yang artinya pada taraf signifikansi α=5 persen
hipotesis diterima atau dengan kata lain ada hubungan yang signifikan dukungan
keluarga dengan kualitas hidup pada pasien PPOK pada Puskesmas Mengwi I.
pada teori menurut Sugiyono (2017) berarti ada hubungan yang kuat antara
41
dukungan keluarga dengan kualitas hidup pada pasien PPOK pada Puskesmas
Mengwi I.
melindungi seseorang dari efek stres yang buruk. Dukungan keluarga adalah
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dimas dkk (2017) yang
42
Penguatan dari anggota keluarga akan dirasakan sebagai sebuah dukungan
dan depresi yang dirasakan oleh pasien PPOK. Dukungan keluarga juga dapat
mengurangi perasaan cemas dan depresi yang dirasakan oleh pasien PPOK
(Dasuki, 2013).
sehari-hari pasien. Dalam hal ini dukungan keluarga memang diperlukan karena
Menurut Suhud (2009) kualitas hidup adalah kondisi dimana pasien kendati
penyakit yang dideritanya dapat tetap merasa nyaman secara fisik, psikologis,
kebahagian dirinya maupun orang lain. Kualitas hidup mengacu pada domain
fisik, psikologis, dan sosial kesehatan yang unik untuk setiap individu .
43
berdasarkan karakteristik usia didapatkan bahwa responden terbanyak yaitu
berusia lebih dari 60 tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
mempunyai usia 65 tahun. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Muthmainah
( 2015 ) dimana sebagian besar pasien PPOK masuk dalam kategori lansia
mengalami penurunan daya tahan, penurunan ini terjadi karena organ paru,
jantung dan pembuluh darah mulai menurun fungsinya. Fungsi paru mengalami
paru akan terjadi obstruksi bronkus kecil dan terjadi penumpukan udara ( Firdaus,
2014 ). Akan tetapi ketika fungsi paru semakin memburuk, sesak nafas menjadi
lebih progresif dan mereka tidak dapat melakukan aktifitas sebagaimana orang
lain dapat melakukan. Ketika kondisi pasien PPOK semakin buruk maka akan
dilakukan Muthmainah ( 2015 ) yaitu jenis kelamin, tingkat pendidikan serta lama
jenis kelamin pasien PPOK didapatkan bahwa responden terbanyak dengan jenis
kelamin laki-laki sebanyak 45 orang (54,9%). Hal ini berhubungan dengan risiko
44
2011). Tingkat pendidikan pasien PPOK merupakan faktor yang mempengaruhi
kualitas hidupnya. Dari penelitian ini diperoleh hasil yaitu mayoritas tingkat
dengan bagaimana pengetahuan dan pola perilaku pasien PPOK untuk dapat
diterima atau dengan kata lain ada hubungan yang signifikan dukungan keluarga
Jika dilihat nilai koefisien pada tabel diatas didapatkan hasil nilai koefisien
korelasi ( r ) yaitu 0,718 maka dinyatakan ada korelasi yang kuat antara dukungan
Jumlah responden dengan dukungan keluarga baik dan kualitas hidup baik
sebanyak 57 orang (69,5%). Hasil peneitian ini sesuai dengan penelitian yang
45
dilakukan oleh Oktowaty (2017) yang menyatakan responden yang mempunyai
kualitas hidup baik sebagian besar memiliki fungsi keluarga yang sangat baik.
yang dibagi kedalam kelompok perlakuan dan kelompok control. Penelitian yang
dilakukan terhadap keluarga pasien PPOK yang menjalani rawat jalan di BP4
paru pada pasien PPOK berpengaruh terhadap kesembuhan pasien yang berguna
puas akan kondisi kesehatan fisiknya yang berhubungan dengan kebutuhan tidur
Dari hasil observasi terhadap lembar kuesioner yang diisi oleh pasien
PPOK, banyak responden merasa cukup puas dengan gambaran diri atau
perasaan negative seperti takut akan komplikasi PPOK dan sesak yang datang
PPOK merasa puas akan penampilannya dan hidupnya namun merasa terganggu
46
akibat perasaan-perasaan negative yang sering muncul yang secara langsung
berdasarkan dukungan sosial dari keluarga maupun orang sekitar didapatkan hasil
bahwa sebagian besar responden merasa puas dengan dukungan sosial yang
diberikan keluarganya. Dukungan sosial yang baik akan berpengaruh pada pada
perilaku pasien PPOK untuk melakukan pengobatan teratur. Dari data di atas
dapat dikategorikan baik karena pasien PPOK memiliki dukungan sosial dan
besar memiliki kualitas hidup yang baik. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan
pasien dalam mengelola pikiran dan aktifitas sehari-harinya, selain itu dukungan
sosial dari orang terdekat pasien dalam memenuhi kebutuhan pasien juga dapat
hidup tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Kesehatan
kesehatan fisik sehingga pasien memiliki gambaran tubuh yang baik serta
47
dukungan sosial dan lingkungan , pasien PPOK harus mampu meningkatkan
dapat meningkat.
maka akan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. Begitu pula sebaliknya
apabila pasien dengan dukungan keluarga yang kurang maka kualitas hidup pasien
48