A. Definisi Keperawatan
Keperawatan Medikal Bedah adalah pelayanan profesional yang berdasarkan pada
ilmu keperawatan medikal bedah dan teknik keperawatan medikal bedah berbentuk
pelayanan Bio-psiko-sosio-spiritual, peran utama perawat adalah memeberikan asuhan
keperawatan kepada manusia (sebagai objek utama pengkajian filsafat ilmu keperaw
atan: ontologis). (Nursalam, 2008) .
Pengertian keperawatan medikal bedah Menurut (Raymond H. & Simamora, 2009 ) me
ngandung 3 hal ialah :
1. Mengembangkan diri secaraterus-menerus untuk meningkatkan kemampuan professi
onal dalam medikal bedah dengan cara:
a. Menerapkan konsep-konsep keperawatan dalam melaksanakan kegiatan keperaw
atan.
b. Melaksanakan kegiatan keperawatan dalam menggunakan pendekatan ilmiah.
c. Berperan sebagai pembaru dalam setiap kegiatan keperawatan pada berbagai
tatanan pelayanan keperawatan.
d. Mengikuti perkembangan IPTEK secara terus-menerus melalui kegiatan
yang menunjang.
e. Mengembangkan IPTEK keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan masyar
akat dan perkembangan ilmu.
f. Berperan aktif dalam setiap kegiatan ilmiah yang relevan dengan keperawat
an.
2. Melaksanakan kegiatan penelitian rangaka pengembangan ilmu keperaw
atan medikal bedah dengan cara:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dengan menganlisis, menyintesisinforma
si yang relevan dari berbagai sumber dan memerhatikan perspektif lintas
budaya.
b. Merencanakan dan melaksanakan penelitian dalam bidang keperawa
tan keperawatan medikal bedah.
c. Menerapkan prinsip dan tekhnik penalaran yang tepat dalam berpikir secara
logis, kritis, dan mandiri.
3. Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif, terbuka untuk me
nerima perubahan, dan berorientasi pada masa depan dengan cara:
a. Menggali dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk memba
ntu meneyelesaikan masalah masyarakat yang terkait dengan keperawatan medik
al bedah.
b. Membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan dan
mengelola sumber yang tersedia.
B. Peran dan Fungsi Perawat
Peran dan fungsi perawat khususnya di rumah sakit adalah memberikan pelayanan ata
u asuhan keperawatan melalui berbagai proses atau tahapan yang harus dilakukan
baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pasien. Tahapan yang dilakuka
n tentunya berdasarkan standar yang diakui oleh pemerintah maupun profesi perawat
(Sumijatun, 2011). Salah satu bagian yang berperan penting dalam meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan adalah pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan
di rumah sakit merupakan komponen terbesar dari sistem pelayanan kesehatan yan
g terintegrasi (Kuntoro, 2010). Pelayanan keperawatan merupakan proses kegiata
n natural dan berurutan yang dilakukan oleh perawat dalam memberikan pelayanan k
epada pasien. Pelayanan diberikan karena adanya keterbatasan atau kelemahan fisik dan
mental. Keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan menuju kepada kemamp
uan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri. Kegiatan keperawatan di
lakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan,
pemulihan, pemeliharaan kesehatan dengan penekanan upaya pelayanan kesehatan se
suai wewenang, tanggung jawab dan etika profesi keperawatan sehingga memungkinka
n setiap individu mencapai kemampuan hidup sehat. Tenaga kesehatan yang paling
banyak jumlahnya dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit dan sering ber
interaksi dengan klien adalah perawat (Asmuji, 2012)
a. Peran Perawat :
1) Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan.
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat de
ngan memeprhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan seh
ingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bias direncakan dan dilaksana
kan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudia
n dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini
dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
Sepuluh Faktor Asuhan Keperawatan :
a) Menunjukkan system nilai kemanusian dan altruisme.
b) Memberi harapan dengan :
(1) Mengembangkan sikap dalam membina hubungan dengan klien
(2) Memfalitasi untuk optimis
(3) Percaya dan penuh harapan
c) Menunjukkan sensivitas antara satu dengan yang lain.
d) Mengembangkan hubungan saling percaya : komunikasi efektif, empati, dan
hangat.
1
e) Ekspresi perasaan positif dan negative melalui tukar pendapat tentang peras
aan.
f) Menggunakan proses pemecahan mesalah yang kreatif
g) Meningkatkan hubungan interpersonal dan proses belajar mengajar
h) Memeberi support, perlindungan, koreksi mental, sosiokultural dan lingkun
gan spiritual
i) Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia
j) Melibatkan eksistensi fenomena aspek spiritual.
Kekuatan dalam Asuhan :
a) Aspek Transformasi : Perawat membantu klien untuk mengontrol perasaannya
dan berpartisipasi aktif dalam asuhan.
b) Integrasi asuhan : Mengintegrasikan individu ke dalam sosialnya.
c) Aspek Pembelaan
d) Aspek penyembuhan membantu klien memilih support sosial, emosional, spiri
tual.
e) Aspek Partisipasi.
f) Pemecahan masalah dengan metoda ilmiah.
2) Sebagai Advokat ( Pembela) Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam me
ninterpretasikan berbagia informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain k
hususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberi
kan kepada pasiennya, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi ha
k-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informas
i tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri d
an hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
3) Sebagai Edukator
Peran ini dilakukan untuk :
a) Meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan dan kemampuan klien mengata
si kesehatanya.
b) Perawat memberi informasi dan meningkatkan perubahan perilaku klien
4) Sebagai Koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorg
anisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemeberian pelayanan k
esehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
Tujuan Perawat sebagai koordinator adalah :
a) Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien dan menguntungka
n klien.
b) Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan pada klien.
c) Menggunakan keterampilan perawat untuk :
2
(1) Merencanakan
(2) Mengorganisasikan
(3) Mengarahkan
(4) Mengontrol
5) Sebagai Kolaborator
Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yan
g terdiri dari dokter fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya mengide
ntifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pen
dapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
6) Sebagai Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindak
an keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan
klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
7) Sebagai Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberi
an pelayanan keperawatan.
Peran perawat sebagai pembeharu dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
(1) Kemajuan teknologi
(2) Perubahan Lisensi-regulasi
(3) Meningkatnya peluang pendidikan lanjutan
(4) Meningkatnya berbagai tipe petugas asuhan kesehatan.
Selain peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan, terdapat pembagian peran p
erawat menurut hasil lokakarya keperawatan tahun 1983 yang membagi menjadi 4 peran
diantaranya peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, peran perawat seb
agai pengelola pelayanan dan institusi keperawatan, peran perawat sebagai pendidik dala
m keperawatan serta peran perawat sebagai peneliti dan pengembang pelayanan keperaw
atan.
C. Fungsi Perawat :
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana peraw
at dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri
dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti
pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan keb
utuhan cairan dan elektrolit, pemenhuan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan ak
tivitas, dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuha
n kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen
3
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau in
struksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberika
n. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari
perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang ber sifat saling ketergantungan
di antara tam satu dengan lainya fungsa ini dapat terjadi apa bila bentuk pelayanan m
embutuhkan kerjasama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan a
suhan keperawatan pada penderaita yang mempunyai penyskit kompleks keadaan ini
tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainy
a, seperti dokter dalam memberikan tanda pengobatan bekerjasama dengan perawat d
alam pemantauan reaksi obat yang telah di berikan.
4
5. Lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan medikal bedah di fokuskan pada asuh
an keperawtan melalui pendekatan proses keperawatan. Topik masalah didsarkan pa
da gangguan sistem tubuh yang umum terjadi pada klien dewasa. Ilmu keperawatan
medikal bedah menurut (Nursalam, 2008) :
a. Sistem kekebalan tubuh
b. Sistem respirasi dan oksigensi
c. Sistem kardiovaskuler
d. Sistem persyarafan.
5
5. Aplikasi pada asuhan keperawatan: Proses keperawatan terdiri dari:
a. Pengakajian
b. Perumusan diagnosis keperawatan
c. Intervensi keperawatan
d. Pelaksanaan
e. Evaluasi
6
Berdasarkan hasil kajian penulis, banyak perawat yang belum me
mahami tentang lingkup riset keperawatan. Topik-topik yang dipilih lebih bersifa
t kesehatan secara umum, sehingga hasil yang di dapatkan kurang memberikan
kontribusi yang bermakna untuk diapliksikan dalam praktik keperawatan
2. Issu Keperawatan Medikal Bedah
Issu Keperawatan Medikal Bedah, menurut (Nursalam, 2011)
a. Antithetical terhadap perkembangan ilmu keperawatan
Karena rendahnya dasar pendidikan profesi dan belum d
ilaksanakannya pendidikan keperawatan secara professional, maka perawat le
bih cendrung untuk melaksanakan perannya secara rutin dan menunggu perintah
dari dokter. Mereka cendrung untuk menolak terhadap perubahan ataupun s
esuatu yang baru dalam melaksanakan perannya secara professional.
b. Rendahnya rasa percaya diri /harga diri (Low self-confidenceself)
Banyak perawat yang tidak melihat dirinya sebagai sumber informasi
dari klien. Perasaan rendah diri/kurang percaya diri tersebut timbul karena
rendahnya penguasaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang kurang memadai
serta sistem pelayanan Indonesia yang menempatkan perawat sebagai warga neg
ara kelas dua. Stigma inilah yang membuat perawat dipandang tidak cukup me
miliki kemampuan yang memadai dan kewenangan dalam pengambilan keputus
an di bidang pelayanan kesehatan.
Kurangnya pemahaman dan sikap untuk melaksanakan riset keperawatan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, lebih dari 90% perawa
t tidak melaksanakan perannya dalam melaksanakan riset. Hal ini lebih disebab
kan oleh: pengetahuan/keterampila riset yang sangat kurang, keterbatasan waktu,
tidak adanya anggaran karena kebijakan yang kurang mendukung pelaksanaan r
iset. Baru pada tahun 2000-an, pusdiknakes memberikan kesempatan kepada pa
ra perawat untuk melaksanakan riset, itupun hasilnya memberi masih dipertany
akan karena banyak hasil yang ada lebih lebih mengarah pada riset kesehatan sec
ara umum. Riset tentang keperawatan hampir belum tersentuh. Faktor lain yang
sebenarnya sangat memperihatinkan adalah tugas akhir yang diberikan kepada m
ahasiswa keperawatan bukan langkah-langkah riset secara ilmiah, tetapi lebih m
enekankan pada laporan kasus per kasus.
c. Pendidikan keperawatan hanya difokuskan pada pelayanan kesehatan yang se
mpit
Pembinaan keperawatan dirasakan kurang memenuhi sasaran dalam me
menuhi tuntutan perkembangan zaman. Pendidikan keperawatan dianggap seba
gai suatu objek untuk kepentingan tertentu dan tidak dikelola secara professi
onal. Kurikulum yang diterapkan lebih mengarahkan perawat tentang how to
work and apply, bukan how to think and do criticall.
7
d. Rendahnya standar gaji bagi perawat
Gaji perawat, khususnya yang bekerja di instansi pemerintah dirasakan sanga
t rendah bila dibandingkan dengan negara lain, baik Asia ataupun Amerika. Keada
an ini berdampak terhadap kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan kepera
watan yang professional.
e. Sangat minimnya perawat yang menduduki pimpinan di institusi kesehata
n.
Masalah ini sangat krusial bagi pengembangan profesi keperawatan, ka
rena sistem sangat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang baik. Hal ini
tentunya akan mempengaruhi perkembangan keperawatan di Indonesia, karena da
mpaknya semua kebijakan yang ada biasanya kurang berpihak terhadap kebutu
han keperawatan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Kartika dewi, dkk 2013. Analisa Jam Perawat Pada Pasien Bedah. Riau: Program Studi Ilmu
Keperawatan.
Nursalam. 2008. Konsep & Metode Keperawatan (ed. 2). Jakarta: Salemba medika.
Raymond H. & Simamor. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Buku Kedok
teran. Jakarta: EGC
.