Oleh:
Kelompok 3
Devia Lestari 1810912120006
Dimas Dwi Anggara 1810912210020
Farah Firda Azkia 1810912120005
Firda Anggreani 1810912120003
Fitria 1810912120004
Noorliana 1810912120008
Rahayu 1810912220014
Raudatul Jinan 1810912120007
Rizky Padillah 1810912310037
Rullya Azizah 1810912120009
Vinny Aziza 1810912120001
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa.
Berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami berhasil menyusun makalah ini
dengan baik dan terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini kami susun
dengan tujuan agar pembaca dapat mempelajari dan memahami secara lebih
spesifik dan terperinci mengenai kebudayaan dan peradaban Islam. Dengan
demikian diharapkan, pembaca khususnya mahasiswa kesehatan masyarakat,
mampu memahami lagi tentang kebudayaan dan peradaban Islam.
Tidak lupa pula kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah terlibat dalam pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini dapat
disusun dengan semaksimal mungkin dan memuat materi-materi penting yang
diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pembaca.
Akhir kata, kami selaku penyusun menyadari akan berbagai kesalahan dan
kekhilafan yang terdapat dalam penyusunan makalah ini, baik secara konseptual
maupun struktural. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati kami meminta saran
dan kritik yang membangun dari pembaca, agar dikemudian hari makalah yang
kami susun dapat menjadi makalah yang lebih baik.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..........................................................................1
B. TUJUAN PENULISAN........................................................................4
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN KEBUDAYAAN DAN PERADABAN.....................5
B. PROSES PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DAN PERADABAN
ISLAM..................................................................................................6
C. DASAR-DASAR KEBUDAYAAN DAN PERADABAN ISLAM....8
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADIKAN KEBUDAYAAN DAN
PERADABAN ISLAM........................................................................11
E. TUJUAN MEMPELAJARI KEBUDAYAAN DAN PERADABAN
ISLAM..................................................................................................14
F. PERIODISASI KEBUDAYAAN DAN PERADABAN ISLAM........16
BAB III : PENUTUP
A. SIMPULAN .........................................................................................19
B. SARAN.................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebudayaan atau Tsafaqah secara etimologi dari kata tsaqifa asy-syai
tsaqfan wa tsiqafan wa tsuqufatan yang berarti hadzaqahu ( pandai atau
cerdas). Sedangkan Kebudayaan secara terminologi berarti cara manusia di
dalam kehidupannya, serta kemampuannya hidup di dalam bayang-bayang
lingkungan dan kondisi yang dialaminya. Dengan demikian, setiap manusia
memiliki caranya (tsaqafah-Nya) sendiri. Akan tetapi cara ini berbeda-beda
dalam tingkat perkmbangnnya. Pekerja memiliki caranya sendiri demikian
juga para dokter yang mempunyai caranya masing-masing. Masing-masing
memiliki caranya di bidang keahliannya (1).
Sebagian ulama ada yang mengisyaratkan, bahwa tsaqafah berarti
pemurnian fitrah manusia, pembersihan dan pelurusan kebengkokannya,
kemudian mendorongnya supaya melahirkan ide-ide yang terpendam di
dalamnya, lalu melepaskan kekuatannya guna membangun pengetahuan-
pengetahuan yang dibutuhkan manusia, yaitu sebuah konsep yang membuka
akal manusia dalam menerima setiap pengetahuan dan ilmu yang bemanfaat
lagi ebrguna, serta tidak menerima pengetahuan, atau ilmu yang bisa merusak
eksistensi manusia an tidak selaras dengan tuntutan penddikan. Oleh sebagian
orang tsaqafah diartikan sebagai aturan terhadap model perilaku, ide dan rasa.
Namun definisi ini terlalu sempit, meskipun tidak diragukan lagi bahwa
belajar ikut berperan serta dalam menumbuhkan dan mengembangkan
tsaqafah (2).
Tsaqafah meliputi dua segi, yaitu :
1. Segi materi : meliputi segala sesuatu yang bisa di produksi dan dibuat oleh
manusia, seperti peralatan-peralatan, senjata, perabot memasak, pakaian,
bangunan dan lain-lain
2. Segi nonmateri : meliputi bahasa, adat, tradisi, nilai, dan akhlak.
Tsaqafah memiliki unsur umum dan unsur khusus. Unsur umum yaitu
yang berkaitan dengan adat, tradisi, ide, bahasa, dan model perilaku bersama.
1
2
Islam”. Saat ini peradaban Islam sudah terbagi dalam empat kelompok
dominan yaitu :
1. Kawasan pengaruh kebudayaan Arab yakni : Timur Tengah, Afrika Utara,
termasuk Spanyol Islam.
2. Kawasan pengaruh kebudayaan Persia yaitu : Iran dan negara-negara Islam
Asia Tengah.
3. Kawasan pengaruh Kebudayaan Turki
4. Kawasan pengaruh kebudayaan India Islam
Jika pada periode Klasik, peran Arab sangat dominan di karenakan Islam
lahir di sana, maka pada periode pertengahan muncul tiga kerjaan besar Islam
yang mewakili tiga kawasan budaya, yaitu kerajaan Usmani di Turki,
kerajaan Safawi di Persia, dan kerajaan Mughal di India (1).
Hubungan antara tsaqafah dan hadharah sangat erat. Bahkan, kata
tsaqafah digunakan untuk menunjukan arti hadharah dan madaniyyah dalam
bahasa asing. George Haddah berpendapat, hadharah memiliki pemahaman
yang lebih luas, sebab ia mencakup sistem politik, sosial, ekonomi, pemikiran
dan seni. Sedangkan tsaqafah berarti sekumpulan adat, informasi, dan gaya
hidup. Sementara hadharah berisikan sistem sosial yang mendorong produk
budaya. Tsaqafah dan hadharah bisa berubah dengan perubahan konep dan
hal-hal yang menjadi terminologi. Tsaqafah tidaklah lahir bersamaan dengan
manusia, akan tetapi ia dipelajari oleh manusia. Oleh karena itu, seseorang
yang dilahirkan dan tumbuh berkembang di negara yang bukan negara nenek
moyangya maka ia tumbuh asing terhadap budaya (tsaqafah) negara asalnya,
kecuali jika ia belajar sunguh-sunguh mengetahui budaya negarannya (1, 2).
Peradaban Islam adalah peradaban yang lahir dari Islam, agama yang
diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Telah membawa
bangsa Arab yang semula terbelakang, bodoh, tidak terkenal, dan diabaikan
oleh bangsa-bangsa lain menjadi bangsa yang maju pada masa itu.
Kekaguman dari kalangan Barat pun muncul, mengapa demikian, karena
yang menjadi pokok kekuatan dan sebab timbulnya kebudayaan adalah
Agama Islam. Ungkapan-ungkapan dalam budaya Islam menggunakanbahasa
4
B. Tujuan Penulisan
a. Menjelaskan tentang kebudayaan dan peradaban Islam.
b. Menjelaskan proses perkembangan kebudayaan dan peradaban Islam.
c. Menjelaskan dasar-dasar kebudayaan dan peradaban Islam.
d. Menjelaskan faktor-faktor yang menjadikan kebudayaan dan
peradaban Islam.
e. Menjelaskan periodisasi kebudayaan dan peradaban Islam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata Kebudayaan kerap kali disejajarkan, dari segi asal katanya dengan
kata-kata: cultuur (bahasa Belanda), kultur (bahasa Jerman), culture (bahasa
Inggris dan Perancis) atau cultura (bahasa Latin), bahkan ada sederetan kata
lain yang tumpang tindih dengan kata kebudayaan yaitu: civilization (bahasa
Inggris dan Perancis), civilta (bahasa Italia) dan bildung (bahasa
Jerman).Padahal arti kata tersebut berbeda satu sama lain. Seperti culture
(bahasa Perancis) searti dengan kata bildung (bahasa Jerman) dan education
(bahasa Inggris) yang mengandung arti budi halus, keadaban, lalu disamakan
dengan kata kebudayaan (3).
5
dan karya manusia yang harus dibiasakan denganbelajar dari hasil budi pekerti
(5).
6
6
dengan cara mengalihkan atau mengubah unsur-unsur sesuai dengan pola cita
islam (6).
a. Pembangunan Masjid
Masjid merupakan hal yang paling fundamental dan yang pertama kali
dibangun Nabi Muhammad SAW. Masjid tidak hanya di gunakan oeh
masyarakat sebagai tempat ibadah khusus seperti shalat bagi umat muslim,
tetapi juga berguna sebagai sarana untuk mempersatukan kaum muslimin.
Masjid disamping sebagai tempat merundingkan masalah-masalah yang
sedang dihadapi, masjid pada masa Nabi juga berfungsi sebagai tempat
pemerintahan. Bahkan masjid menjadi pusat komando militer dan gerakan-
gerakan pembebasan dari penghambaan dan penindasan. Rasulullah SAW
menyusun strategi militer di masjid. Masjid merupakan pusat pembinaan,
memakmurkan umat, membimbing umat agar taat beribadah, serta menuntut
umat untuk memperbaiki lingkungan. Berbagai permasalahan umat Islam
dibahas dan di musyawarahkan melalui masjid (7).
Rasulullah SAW telah memberikan tauladan dalam upaya menciptakan
kemampuan umat Islam untuk menjadi kholifah di muka bumi dan hamba
Allah Swt. dengan melakukan pendidikan Islam kepada para sahbat di masjid-
masjid. Rasulullah menggunakan masjid untuk mengajarkan agama Islam
kepada para sahabat, membina mental,dan akhlak mereka, biasanya di masjid
dilakukan sholat berjamaah. Pada zaman nabi, masjid digunakan untuk
10
Kata ukhuwah berasal dari kata kerja akha, misalnya dalam kalimat “akha
fulamun shalihan” (Fulan menjadikan Shalih sebagai saudara. Makna
ukhuwah menurut Imam Hasan Al Banna: Ukhuwah Islamiyah adalah
keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah. Nabi
mempersaudarakan antar golongan Muhajirin, yaitu orang-orang yang hijrah
dari Mekah ke Madinah, dan kaum Anshar, yaitu penduduk Madinah yang
sudah masuk Islam dan ikut membantu kaum Muhajirin. Dengan demikian
diharapkan umat muslim merasa terikat dalam ikatan persaudaraan dan
kekeluargaan. Apa yang dilakukan oleh Rasulullah tersebut berarti
11
kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, maka agama Islam
adalah wahyu dari Tuhan (9).
Perkembangan ilmu pengetahuan itu semakin dipercepat akibat terjadinya
kontak pemikiran dan budaya antara orang-orang Arab Islam dengan bangsa-
bangsa yang telah ditaklukannya di samping semakin meningkatnya
pengalaman umat Islam itu sendiri. Puncak dari perkembangan budaya dan
peradaban Islam itu terjadi pada abad ke 9 dan ke 10 M. Ketika itu
cendikiawan-cendikiawan Islam bukan hanya menguasai ilmu pengetahuan
dan filsafat yang mereka pelajari dari buku-buku Yunani, tetapi juga
menambahkan ke dalam hasil-hasil penelitian yang mereka lakukan sendiri
dalam lapangan ilmu pengetahuan dan hasil pemikiran mereka dalam bidang
filsafat. Pada masa ini pula ilmu-ilmu kenegaraan dalam Islam disusun seiring
dengan perkembangan budaya dan peradaban Islam itulah Ilmu Sejarah
Peradaban Islam lahir dan berkembang. Ketika umat Islam sudah sampai
mencapai kemajuan dalam penulisan sejarah, tidak ada bangsa lain pada waktu
itu yang menulis sejarah seperti halnya kaum muslimin. Mereka memandang
sejarah sebagai ilmu yang bermanfaat.
Tokoh-tokoh sejarawan menulis ribuan buku dengan judul yang berbeda-
beda yang menggambarkan isinya. Pertama-tama, karya sejarah yang paling
banyak dikarang adalah dengan tujuan mengambil manfaat dan teladan,
karena mereka mendapatkan hal yang sama di dalam al-Qur’an tentang kisah-
kisah umat-umat yang telah lalu. Oleh karenaitu, karya sejarah pertama berisi
penciptaan bumi, turunnya nabi Adam, kisah para nabi, riwayat hidup nabi
Muhammad dan lain-lain. Karya-karya seperti itu sebagian besar sangat
panjang dan isinya berulang-ulang. Sejarawan muslim juga mengaitkan
sejarah dengan berbagai disiplin ilmu seperti sastra, politik, sosial, fiqih,
geografi dan rihlah (kisah-kisah perjalanan). Posisi Sejarah Peradaban Islam
sebagai suatu ilmu didalam jajaran ilmu-ilmu lainnya, baik agama maupun
umum, dalam prakteknya di lembaga-lembaga pendidikan Islam, pendapat
yang menyebutkan sebagai ilmu yang bersifat elementer, mungkin lebih
dominan. Hal ini terbukti SPI hanya masuk dalam bagian pendidikan dasar
14
dan menengah Islam pada zaman klasik dan pertengahan, tidak di perguruan
tinggi. Meskipun demikian, hal itu juga tidak berarti kemudian dalam
perkembangannya SPI menjadi ilmu yang tidak penting karena ternyata karya-
karya sejarah terus bermunculan dan secara sistematis tetap dibaca oleh
sarjana-sarjana yang mempunyai minat terhadap SPI.
Ada dua faktor pendukung utama berkembangnya penulisan sejarah dalam
arah Islam; pertama, Al-Qur’an, kitab suci umat Islam memerintahkan
umatnya untuk memperhatikan sejarah. Kedua, Ilmu Hadits, ajaran Islam
yang terkandung di dalam Al-Qur’an yang berkenaan dengan muamalat
bersifat umum hanya dalam garis besarnya saja. Penulisan hadits inilah yang
merupakan perintis jalan menuju perkembangan Ilmu Sejarah Peradaban
Islam. Di samping dua faktor utama tersebut, perkembanganpenulisan sejarah
Islam dan Hadits itu menurut HuseinNashar, terdapat faktor-faktor yang
kebangkitan gerakan sejarah dengan lebih cepat lagi. Faktor-faktor tersebut
adalah:
1. Khalifah membutuhkan suatu pengetahuan yang dapatmembimbing
mereka menjalankan roda pemerintahan,sementara hal itu tidak mereka
dapatkan satu warisan budaya mereka.
2. Orang-orang asing yang berada dalam wilayah kekuasaanIslam
membanggakan diri mereka (merasa lebih super)terhadap orang-orang
Arab dengan mengungkapkansejarah dan peradaban mereka di masa lalu.
Hal yangdemikian itu membuat orang-orang Arab menulis sejarahmereka
agar dapat mempertahankan diri dari sikapsuperioritas bangsa-bangsa
asing.
3. Sistem pemerintahan, terutama sistem keuangan dalampemerintahan
Islam, termasuk salah satu pendorongberkembang dan tersebarnya
penulisan sejarah.
4. Gerakan menulis ilmu-ilmu yang lain yang sudah dikenaloleh bangsa
Arab, seperti Kimia, Fiqih, Kedokteran danlain-lain
A. Simpulan
19
berperilaku arif dan bijaksana dalam menyikapi perkembangan budaya dan
peradaban modern, bangga akan kebudayaan dan peradaban, mengetahui
20
20
B. Saran