Anda di halaman 1dari 3

Nama : Suli Lurhito

Kelas : XI IPS 1

Mapel : Sejarah Peminatan

Tugas : Rangkuman

KERAJAAN NUSANTARA PADA MASA HINDU BUDDHA

KerajaanKerajaan maritim merujuk kepada kerajaan-kerajaan yang ekonominya


bergantung pada perdagangan dan pelayaran. Di Indonesia, kerajaan-kerajaan
maritim sempat berjaya di masanya. Kerajaan-kerajaan maritim di Indonesia banyak
yang awalnya merupakan pendatang, kemudian mendirikan kerajaan di Indonesia.

Tercatat sebanyak 6 kerajaan maritim Hindu-Budha yang pernah menetap dan


menguasai sebagian wilayah Indonesia. Di artikel kali ini, kita akan membahas
kerajaan-kerajaan maritim Hindu-Budha tersebut.

Kutai
Kerajaan Kutai berdiri di abad ke-5 SM di dekat Sungai Mahakam, Kalimantan
Timur. Tidak banyak peninggalan sejarah yang menceritakan tentang kerajaan ini,
kecuali prasasti 7 yupa yang ditemukan di Muara Kaman. Prasasti tersebut ditulis
dalam bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa. Prasasti 7 yupa menceritakan tentang
raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Kutai, yaitu Kudungga, Aswawarman, dan
Mulawarman. Kutai dipercaya sebagai kerajaan Hindu tertua di Indonesia.

Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara didirikan pada abad ke-5 SM dan terletak di Jawa Barat.
Wilayah kekuasaannya meliputi Banten hingga Cirebon. Beberapa sumber sejarah
yang membahas kerajaan ini adalah buku karya Claudius Ptolomeus, berita dari
Gunawarman (pendeta dari Khasmir), dan berbagai macam prasasti, seperti
Prasasti Ciaruten dan Prasasti Pasir Kaleangkak.

Sumber ekonomi kerajaan ini adalah pertanian dan peternakan. Masyarakat


Tarumanegara juga mulai mengenal dan membudayakan teknik menulis pada batu
atau prasasti jika dilihat dari peninggalan-peninggalannya.

Mataram Kuno
Mataram Kuno berdiri pada abad ke-8 SM dan berlokasi di Jawa Tengah. Kerajaan
ini merupakan salah satu kerajaan yang memiliki sumber sejarah terlengkap. Mereka
meninggalkan banyak prasasti, yaitu Prasasti Mantyasih, Prasasti Kedu, Prasasti
Kalasan, Prasasti Kalitung, Prasasti Kelurak, Prasasti Dinoyo, dan Prasasti Canggal.
Dari sisi politik, Kerajaan Mataram Kuno dipimpin oleh dua dinasti, yaitu Dinasti Sanjaya dan
Dinasti Syailendra. Kerajaan ini tergolong ke dalam kerajaan agraris yang rakyatnya
bermatapencaharian sebagai petani. Tapi karena Mataram Kuno cenderung tertutup,
mereka mengalami sedikit kesulitan dalam hal pengembangan ekonomi.

Kerajaan Mataram Kuno menghasilkan produk-produk kebudayaan yang hingga saat ini
masih dapat kita nikmati. Peninggalan Dinasti Sanjaya adalah Candi Gedong Sanga dan Candi
Dieng. Sementara itu, peninggalan Dinasti Syailendra meliputi Candi Borobudur, Candi
Mendut, dan Candi Pawon.

Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya dipercaya berdiri abad ke-7 SM. Terdapat perdebatan mengenai
lokasi kerajaan ini. Ada yang menyebut bahwa Kerajaan Sriwijaya bertempat di
Palembang, sementara sebagian lain percaya kalau kerajaan ini berlokasi di
Minagatamwan, Jambi. Sumber sejarah yang merujuk kepada kerajaan ini pun
cukup banyak, yaitu berupa prasasti, naskah, piagam, serta berita dari Cina.

Sriwijaya meninggalkan prasasti di dalam dan luar negeri. Beberapa prasasti


peninggalan Sriwijaya yang berada
Sdi dalam negeri adalah Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Talang Tuwo, Prasasti
Kota Kapur, dan Prasasti Amoghapasa. Sementara itu, prasasti yang ditinggalkan di
luar negeri adalah Prasasti Linggor, Prasasti Nalanda, Prasasti Laiden, dan lain-lain.

Dari sisi politik, Kerajaan Sriwijaya berhasil mengembangkan politik ekspansi.


Karena itu, kerajaan ini mendapat julukan sebagai Negara Nusantara pertama.
Sriwijaya juga berhasil menguasai Selat Mahaka dan dipandang sebagai penguasa
perdagangan nasional dan internasional.

Singasari
Kerajaan Singasari adalah salah satu kerajaan maritim di Indonesia yang didirikan
oleh Ken Arok di Malang, Jawa Timur pada tahun 1222. Sumber sejarah yang
menjelaskan keberadaan kerajaan ini adalah Kitab Negarakertagama karya Mpu
Prapanca yang menceritakan tentang raja-raja yang memerintah Singasari. Ada pula
Kitab Pararaton yang memaparkan tentang misteri Ken Arok. Raja-raja yang pernah
memimpin Singasari berdasarkan Negarakertagama adalah Ken Arok, Anusapati,
Tohjoyo, Rangawuni, dan Kertanegara.

Ekonomi Kerajaan Singasari bertumpu pada pertanian, perdagangan, dan


pelayaran. Kondisi ekonomi Singasari semakin membaik di masa pemerintahan
Kertanegara. Singasari meninggalkan berbagai produk kebudayaan berupa candi
dan patung. Beberapa candi peninggalan Singasari adalah Candi Kidal, Candi Jago,
dan Candi Singasari. Sementara itu, patung-patung yang ditinggalkan adalah patung
Ken Dedes dan Kertanegara.

Majapahit
Berdasarkan sumber sejarah, Kerajaan Majapahit bertempat di sekitar Sungai
Brantas, Mojokerto. Majapahit dikenal sebagai kerajaan Hindu terbesar di Indonesia
dan dijuluki sebagai kerajaan nasional kedua karena berhasil menguasai sebagian
besar wilayah Nusantara.

Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya, yaitu menantu dari raja Singasari
terakhir, Kertanegara. Raden Wijaya dinobatkan sebagai raja tahun 1293 M dengan
gelar Sri Kertarajasa Jayawardhana. Raden Wijaya meninggal tahun 1309 M dan
digantikan oleh putranya Jayanegara.

Jayanegara kemudian diteruskan oleh Tribhuana Tunggadewi. Setelah


mengundurkan diri di tahun 1350, Tribhuana Tunggadewi menunjuk anaknya,
Hayam Wuruk, sebagai raja. Hayam Wuruk ditemani oleh Gajah Mada sebagai
mahapati. Di bawah kepemimpinan Hayam Wuruk, Majapahit berhasil menaklukkan
wilayah Nusantara. Gajah Mada meninggal di tahun 1364 M, sementara Hayam
Wuruk meninggal tahun 1389 M. Hayam Wuruk digantikan oleh Wikramawardhana
yang menjabat selama 12 tahun sebelum wafat di tahun 1429 M.

Kerajaan Majapahit bergantung pada pertanian dan perdagangan di sektor ekonomi.


Di bawah kepemimpinan Hayam Wuruk, Majapahit membangun jalan lalu lintas dan
pelabuhan. Barang-barang yang didagangkan oleh Majapahit di antaranya adalah
beras, rempah-rempah, dan kayu cendana.

Kerajaan Majapahit meninggalkan berbagai candi sebagai produk kebudayaan, yaitu


Candi Panataran, Candi Brahu, Candi Bentar, Candi Bajang Ratu, dan Candi Tikus.
Majapahit juga meninggalkan berbagai karya sastra, seperti Kitab Negarakertagama,
Kitab Sutasoma, Kitab Paraton, dan Kitab Arjunawijaya.

Anda mungkin juga menyukai