Anda di halaman 1dari 12

BAB 27

PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT


TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS
BAB 27
PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP
LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

A. KONDISI UMUM

Sesuai dengan UUD 1945, pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk


memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan
kesehatan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan mendukung pembangunan ekonomi,
serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

Secara umum status kesehatan dan gizi masyarakat telah menunjukkan perbaikan
seperti dilihat dari angka kematian bayi, kematian ibu melahirkan dan prevalensi gizi
kurang. Angka kematian bayi menurun dari 46 (1997) menjadi 35 per 1.000 kelahiran
hidup (2002–2003) dan angka kematian ibu melahirkan menurun dari 334 (1997)
menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup (2002-2003). Umur harapan hidup meningkat
dari 65,8 tahun (1999) menjadi 66,2 tahun (2003). Prevalensi gizi kurang (underweight)
pada anak balita, telah menurun dari 34,4 persen (1999) menjadi 25,8 persen (2002).
Namun demikian, status kesehatan ini masih jauh tertinggal dibandingkan dengan
kemajuan yang dicapai oleh negara-negara ASEAN maupun berbagai komitmen global
antara lain seperti pencapaian sasaran Millennium Development Goals (MDGs).

Beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan


kesehatan antara lain adalah masih tingginya disparitas status kesehatan. Meskipun
secara nasional kualitas kesehatan masyarakat telah meningkat, akan tetapi disparitas
status kesehatan antartingkat sosial ekonomi, antarkawasan, dan antarperkotaan-
perdesaan masih cukup tinggi.

Selain itu, status kesehatan penduduk miskin masih rendah. Angka kematian bayi
pada kelompok termiskin adalah 61 dibandingkan dengan 17 per 1.000 kelahiran hidup
pada kelompok terkaya. Penyakit infeksi yang merupakan penyebab kematian utama
pada bayi dan balita, seperti ISPA, diare, tetanus neonatorum dan penyulit kelahiran,
lebih sering terjadi pada penduduk miskin. Penyakit lain yang banyak diderita penduduk
miskin adalah penyakit tuberkulosis paru, malaria dan HIV/AIDS. Rendahnya status
kesehatan penduduk miskin terutama disebabkan oleh terbatasnya akses terhadap
pelayanan kesehatan karena kendala geografis dan kendala biaya (cost barrier).
Demikian juga pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan pada penduduk miskin,
hanya 39,1 persen dibanding 82,3 persen pada penduduk kaya. Penduduk miskin belum
terjangkau oleh sistem jaminan/asuransi kesehatan. Asuransi kesehatan sebagai suatu
bentuk sistem jaminan sosial hanya menjangkau 18,74 persen (2001) penduduk, yang
sebagian besar di antaranya adalah pegawai negeri dan penduduk mampu. Walaupun
Undang-undang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) telah ditetapkan, pengalaman
managed care di berbagai wilayah menunjukkan bahwa keterjangkauan penduduk
miskin terhadap pelayanan kesehatan belum cukup terjamin.
Permasalahan penting lainnya yang dihadapi dalam pembangunan kesehatan adalah
terjadinya beban ganda penyakit. Pola penyakit yang diderita oleh masyarakat sebagian
besar adalah penyakit infeksi menular seperti tuberkulosis paru, infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA), malaria, diare, dan penyakit kulit. Namun demikian, pada
waktu yang bersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak menular seperti penyakit
jantung dan pembuluh darah, serta diabetes mellitus dan kanker. Selain itu Indonesia
juga menghadapi emerging diseases seperti demam berdarah dengue (DBD),
HIV/AIDS, chikunguya, Severe Acute Respiratory Syndrom (SARS). Dengan demikian
telah terjadi transisi epidemiologi sehingga Indonesia menghadapi beban ganda pada
waktu yang bersamaan (double burden).

Sementara itu, kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan juga


masih rendah. Pada tahun 2002, rata-rata setiap 100.000 penduduk baru dapat dilayani
oleh 3,5 puskesmas. Selain jumlahnya yang kurang, kualitas, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan di puskesmas masih menjadi kendala. Pada tahun
2003 terdapat 1.179 Rumah Sakit (RS), terdiri dari 598 RS milik pemerintah dan 581
RS milik swasta. Jumlah seluruh tempat tidur (TT) di RS sebanyak 127.217 TT atau
rata-rata 61 TT melayani 100.000 penduduk. Walaupun rumah sakit terdapat di hampir
semua kabupaten/kota, namun kualitas pelayanan sebagian besar RS pada umumnya
masih di bawah standar. Pelayanan kesehatan rujukan belum optimal dan belum
memenuhi harapan masyarakat. Masyarakat merasa kurang puas dengan mutu
pelayanan rumah sakit dan puskesmas, karena lambatnya pelayanan, kesulitan
administrasi dan lamanya waktu tunggu.

Selanjutnya, Indonesia juga mengalami kekurangan pada hampir semua jenis tenaga
kesehatan yang diperlukan. Pada tahun 2001, diperkirakan per 100.000 penduduk baru
dapat dilayani oleh 7,7 dokter umum, 2,7 dokter gigi, 3,0 dokter spesialis, dan 8,0
bidan. Untuk tenaga kesehatan masyarakat, per 100.000 penduduk baru dilayani oleh
0,5 Sarjana Kesehatan Masyarakat, 1,7 apoteker, 6,6 ahli gizi, 0,1 tenaga epidemiologi
dan 4,7 tenaga sanitasi (sanitarian). Di samping itu jumlah dan penyebaran tenaga
kesehatan masyarakat masih belum memadai sehingga banyak puskesmas belum
memiliki dokter dan tenaga kesehatan masyarakat. Keterbatasan ini diperburuk oleh
distribusi tenaga kesehatan yang tidak merata. Misalnya, lebih dari dua per tiga dokter
spesialis berada di Jawa dan Bali. Disparitas rasio dokter umum per 100.000 penduduk
antarwilayah juga masih tinggi dan berkisar dari 2,3 di Lampung hingga 28,0 di DI
Yogyakarta.

Perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat merupakan salah satu faktor penting
untuk mendukung peningkatan status kesehatan penduduk. Perilaku masyarakat yang
kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat dapat dilihat dari kebiasaan merokok,
rendahnya pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif, tingginya prevalensi gizi kurang dan
gizi lebih pada balita, serta kecenderungan meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS,
penderita penyalahgunaan narkotika, psikotropika, zat adiktif (NAPZA) dan kematian
akibat kecelakaan. Selain itu, masih rendahnya kondisi kesehatan lingkungan juga
berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat. Pada tahun 2002, persentase rumah
tangga yang mempunyai akses terhadap air yang layak untuk dikonsumsi baru mencapai
50 persen, dan akses rumah tangga terhadap sanitasi dasar baru mencapai 63,5 persen.

II.27 – 2
Kesehatan lingkungan yang merupakan kegiatan lintassektor belum dikelola dalam
suatu sistem kesehatan kewilayahan.

B. SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2006

Sasaran pembangunan kesehatan pada akhir tahun 2006 diarahkan untuk


mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses
masyarakat, terutama penduduk miskin, terhadap pelayanan kesehatan yang antara lain
tercermin pada beberapa indikator sebagai berikut:
1. Meningkatnya proporsi keluarga yang berperilaku hidup bersih dan sehat;
2. Meningkatnya proporsi keluarga yang memiliki akses terhadap sanitasi dan air
bersih;
3. Meningkatnya cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih;
4. Meningkatnya cakupan pelayanan antenatal, postnatal dan neonatal;
5. Meningkatnya tingkat kunjungan (visit rate) penduduk miskin ke Puskesmas;
6. Meningkatnya tingkat kunjungan (visit rate) penduduk miskin ke rumah sakit;
7. Meningkatnya cakupan imunisasi;
8. Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit malaria, demam
berdarah dengue (DBD), tuberkulosis paru, diare, dan HIV/AIDS;
9. Menurunnya prevalensi kurang gizi pada balita;
10. Meningkatnya pemerataan tenaga kesehatan;
11. Meningkatnya ketersediaan obat esensial nasional;
12. Meningkatnya cakupan pemeriksaan sarana produksi dan distribusi produk
terapetik/obat, obat tradisional, kosmetik, perbekalan kesehatan rumah tangga,
produk komplemen dan produk pangan;
13. Meningkatnya penelitian dan pengembangan tanaman obat asli Indonesia;
14. Meningkatnya jumlah peraturan dan perundang-undangan di bidang pembangunan
kesehatan yang ditetapkan; dan
15. Meningkatnya jumlah penelitian dan pengembangan di bidang pembangunan
kesehatan.

C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2006

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk: (1) meningkatkan pemerataan dan


keterjangkauan pelayanan kesehatan melalui peningkatan jumlah, jaringan dan
kualitas puskesmas; dan pengembangan jaminan kesehatan bagi penduduk miskin
dengan melanjutkan pelayanan kesehatan gratis di puskesmas dan kelas III rumah sakit;
(2) meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui peningkatan kualitas dan
pemerataan fasilitas kesehatan dasar; dan peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga
kesehatan; dan (3) meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat melalui
peningkatan sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat; dan peningkatan
pendidikan kesehatan pada masyarakat sejak usia dini. Pada tahun 2006, pembangunan
kesehatan diprioritaskan pada peningkatan upaya kesehatan masyarakat, upaya
kesehatan perorangan, pencegahan dan pemberantasan penyakit, dan perbaikan gizi
masyarakat, sumber daya kesehatan, promosi dan pemberdayaan masyarakat, dan
lingkungan sehat. Prioritas tersebut didukung oleh peningkatan obat dan perbekalan

II.27 – 3
kesehatan, pengawasan obat dan makanan, pengembangan obat asli Indonesia,
pengembangan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan, serta penelitian dan
pengembangan kesehatan. Perhatian khusus diberikan pada pelayanan kesehatan bagi
penduduk miskin, dan pelayanan kesehatan di daerah tertinggal, dan perbatasan, dan
daerah bencana.

II.27 – 4
D. MATRIKS PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2006

Program/ Program/ Pagu Indikatif


No. Sasaran Program Instansi Pelaksana
Kegiatan Pokok RPJM Kegiatan Pokok RKP 2006 (Juta Rupiah)
1. Promosi Kesehatan dan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Pemberdayaan Masyarakat Masyarakat
1. Pengembangan media 1. Pengembangan media promosi 1. Meningkatnya proporsi keluarga Dep. Kesehatan 31.574,7
promosi kesehatan dan kesehatan dan teknologi yang berperilaku hidup bersih dan
teknologi komunikasi, komunikasi, informasi dan edukasi sehat;
informasi dan edukasi (KIE); (KIE); 2. Meningkatnya upaya kesehatan
2. Pengembangan upaya 2. Pengembangan upaya kesehatan yang bersumber dari masyarakat
kesehatan bersumber bersumber masyarakat, (seperti pos dan gerakan generasi muda
masyarakat, (seperti pos pelayanan terpadu, pondok bersalin pembangunan kesehatan; dan
pelayanan terpadu, pondok desa, dan usaha kesehatan sekolah) 3. Terbangunnya jalinan kemitraan
bersalin desa, dan usaha dan generasi muda; dan dan peran serta dalam promosi
kesehatan sekolah) dan 3. Peningkatan pendidikan kesehatan kesehatan.
generasi muda; dan kepada masyarakat.
3. Peningkatan pendidikan
kesehatan kepada
masyarakat.

2. Lingkungan Sehat Lingkungan Sehat


1. Penyediaan sarana air bersih 1. Penyediaan sarana air bersih dan 1. Meningkatnya proporsi keluarga Dep. Kesehatan, 283.608,7
dan sanitasi dasar; sanitasi dasar terutama bagi yang memiliki akses terhadap Dep. Pekerjaan Umum
2. Pemeliharaan dan masyarakat miskin; sanitasi dasar;
pengawasan kualitas 2. Pemeliharaan dan pengawasan 2. Meningkatnya proporsi keluarga
lingkungan; kualitas lingkungan; yang memiliki akses terhadap air
3. Pengendalian dampak resiko 3. Pengendalian dampak resiko bersih;
pencemaran lingkungan; dan pencemaran lingkungan; dan 3. Menurunnya faktor resiko
4. Pengembangan wilayah 4. Pengembangan wilayah sehat. lingkungan penyebab penyakit dan
sehat. gangguan kesehatan; dan
4. Meningkatnya jumlah
kawasan/wilayah sehat.

3. Upaya Kesehatan Masyarakat Upaya Kesehatan Masyarakat


1. Pelayanan kesehatan 1. Pelayanan kesehatan penduduk 1. Meningkatnya tingkat kunjungan Dep. Kesehatan 3.097.760,8
penduduk miskin di miskin di puskesmas dan (visit rate) penduduk miskin ke
puskesmas dan jaringannya; jaringannya; Puskesmas;

II.27 – 5
Program/ Program/ Pagu Indikatif
No. Sasaran Program Instansi Pelaksana
Kegiatan Pokok RPJM Kegiatan Pokok RKP 2006 (Juta Rupiah)
2. Pengadaan, peningkatan, dan 2. Pengadaan, peningkatan, dan 2. Terlaksananya pembangunan,
perbaikan sarana dan perbaikan sarana dan prasarana perbaikan dan peningkatan
prasarana puskesmas dan puskesmas dan jaringannya; Puskesmas dan jaringannya;
jaringannya; 3. Pengadaan peralatan dan 3. Terlaksananya pengadaan
3. Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk peralatan medis dan nonmedis
perbekalan kesehatan obat generik esensial; Puskesmas dan jaringannya;
termasuk obat generik 4. Peningkatan pelayanan kesehatan 4. Meningkatnya cakupan persalinan
esensial; dasar yang mencakup sekurang- yang ditolong oleh tenaga
4. Peningkatan pelayanan kurangnya promosi kesehatan, kesehatan terlatih; dan
kesehatan dasar yang kesehatan ibu dan anak, keluarga 5. Meningkatnya cakupan pelayanan
mencakup sekurang- berencana, perbaikan gizi, antenatal, postnatal dan neonatal.
kurangnya promosi kesehatan lingkungan,
kesehatan, kesehatan ibu dan pemberantasan penyakit menular,
anak, keluarga berencana, dan pengobatan dasar; dan
perbaikan gizi, kesehatan 5. Penyediaan biaya operasional dan
lingkungan, pemberantasan pemeliharaan.
penyakit menular, dan
pengobatan dasar; dan
5. Penyediaan biaya
operasional dan
pemeliharaan.

4. Upaya Kesehatan Perorangan Upaya Kesehatan Perorangan


1. Pelayanan kesehatan bagi 1. Pelayanan kesehatan bagi 1. Meningkatnya tingkat kunjungan Dep. Kesehatan 2.108.447,0
penduduk miskin di kelas III penduduk miskin di kelas III (visit rate) penduduk miskin ke
rumah sakit; rumah sakit; rumah sakit;
2. Pembangunan sarana dan 2. Pembangunan sarana dan 2. Terlaksananya pembangunan dan
prasarana rumah sakit di prasarana rumah sakit di daerah perbaikan rumah sakit;
daerah bencana dan bencana dan tertinggal secara 3. Terlaksananya pengadaan
tertinggal secara selektif; selektif; peralatan medis dan nonmedis
3. Perbaikan sarana dan 3. Perbaikan sarana dan prasarana rumah sakit; dan
prasarana rumah sakit; rumah sakit; 4. Terlaksananya uji coba pelayanan
4. Pengadaan obat dan 4. Pengadaan obat dan perbekalan dokter keluarga.
perbekalan rumah sakit; rumah sakit;
5. Peningkatan pelayanan 5. Peningkatan pelayanan kesehatan
kesehatan rujukan; rujukan;

II.27 – 6
Program/ Program/ Pagu Indikatif
No. Sasaran Program Instansi Pelaksana
Kegiatan Pokok RPJM Kegiatan Pokok RKP 2006 (Juta Rupiah)
6. Pengembangan pelayanan 6. Pengembangan pelayanan dokter
dokter keluarga; keluarga;
7. Penyediaan biaya 7. Penyediaan biaya operasional dan
operasional dan pemeliharaan; dan
pemeliharaan; dan 8. Peningkatan peran serta sektor
8. Peningkatan peran serta swasta dalam upaya kesehatan
sektor swasta dalam upaya perorangan.
kesehatan perorangan.

5. Pencegahan dan Pemberantasan Pencegahan dan Pemberantasan


Penyakit Penyakit
1. Pencegahan dan 1. Pencegahan dan penanggulangan 1. Meningkatnya cakupan imunisasi; Dep. Kesehatan 796.838,0
penanggulangan faktor faktor resiko; 2. Menurunnya angka kesakitan dan
resiko; 2. Peningkatan imunisasi; kematian akibat penyakit malaria,
2. Peningkatan imunisasi; 3. Penemuan dan tatalaksana demam berdarah dengue (DBD),
3. Penemuan dan tatalaksana penderita; tuberkulosis paru, diare, dan
penderita; 4. Peningkatan surveillance HIV/AIDS; dan
4. Peningkatan surveillance epidemiologi dan penanggulangan 3. Terlaksananya surveillance
epidemiologi dan wabah; dan epidemiologi dan penanggulangan
penanggulangan wabah; dan 5. Peningkatan komunikasi, informasi wabah.
5. Peningkatan komunikasi, dan edukasi (KIE) pencegahan dan
informasi dan edukasi (KIE) pemberantasan penyakit.
pencegahan dan
pemberantasan penyakit.

6. Perbaikan Gizi Masyarakat Perbaikan Gizi Masyarakat


1. Peningkatan pendidikan gizi; 1. Peningkatan pendidikan gizi; 1. Menurunnya prevalensi kurang Dep. Kesehatan 178.692,1
2. Penanggulangan kurang 2. Penanggulangan kurang energi gizi pada balita;
energi protein (KEP), protein (KEP), anemia gizi besi, 2. Terlaksananya penanggulangan
anemia gizi besi, gangguan gangguan akibat kurang yodium kurang energi protein (KEP),
akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A, dan anemia gizi besi, gangguan akibat
(GAKY), kurang vitamin A, kekurangan zat gizi mikro lainnya; kurang yodium (GAKY), kurang
dan kekurangan zat gizi 3. Penanggulangan gizi-lebih; vitamin A, dan kekurangan zat gizi
mikro lainnya; 4. Peningkatan surveillance gizi; dan mikro lainnya; dan
3. Penanggulangan gizi-lebih; 5. Pemberdayaan masyarakat untuk 3. Meningkatnya jumlah keluarga
4. Peningkatan surveillance pencapaian keluarga sadar gizi sadar gizi.

II.27 – 7
Program/ Program/ Pagu Indikatif
No. Sasaran Program Instansi Pelaksana
Kegiatan Pokok RPJM Kegiatan Pokok RKP 2006 (Juta Rupiah)
gizi; dan
5. Pemberdayaan masyarakat
untuk pencapaian keluarga
sadar gizi

7. Sumber Daya Kesehatan Sumber Daya Kesehatan


1. Perencanaan kebutuhan 1. Perencanaan kebutuhan tenaga 1. Meningkatnya proporsi puskesmas Dep. Kesehatan 362.246,2
tenaga kesehatan; kesehatan; yang memiliki tenaga dokter;
2. Peningkatan keterampilan 2. Peningkatan keterampilan dan 2. Meningkatnya proporsi rumah
dan profesionalisme tenaga profesionalisme tenaga kesehatan sakit kabupaten/kota yang
kesehatan melalui melalui pendidikan dan pelatihan memiliki tenaga dokter spesialis
pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan; dasar;
tenaga kesehatan; 3. Pemenuhan kebutuhan tenaga 3. Meningkatnya pemerataan tenaga
3. Pemenuhan kebutuhan kesehatan, terutama untuk kesehatan;
tenaga kesehatan, terutama pelayanan kesehatan di puskesmas 4. Meningkatnya mutu pendidikan
untuk pelayanan kesehatan dan jaringannya, serta rumah sakit dan pelatihan tenaga kesehatan;
di puskesmas dan kabupaten/kota terutama di daerah dan
jaringannya, serta rumah terpencil dan bencana; 5. Tersusunnya standar profesi tenaga
sakit kabupaten/kota 4. Pembinaan tenaga kesehatan kesehatan.
terutama di daerah terpencil termasuk pengembangan karir
dan bencana; tenaga kesehatan; dan
4. Pembinaan tenaga kesehatan 5. Penyusunan standar kompetensi
termasuk pengembangan dan regulasi profesi kesehatan.
karir tenaga kesehatan; dan
5. Penyusunan standar
kompetensi dan regulasi
profesi kesehatan.

8. Obat dan Perbekalan Kesehatan Obat dan Perbekalan Kesehatan


1. Peningkatan ketersediaan 1. Peningkatan ketersediaan obat dan 1. Meningkatnya ketersediaan dan Dep. Kesehatan 175.924,0
obat dan perbekalan perbekalan kesehatan; pemerataan obat esensial nasional;
kesehatan; 2. Peningkatan pemerataan obat dan 2. Meningkatnya penggunaan obat
2. Peningkatan pemerataan perbekalan kesehatan; generik;
obat dan perbekalan 3. Peningkatan mutu penggunaan 3. Terlaksananya pelayanan
kesehatan; obat dan perbekalan kesehatan; kefarmasian yang bermutu di
3. Peningkatan mutu 4. Peningkatan keterjangkauan harga farmasi komunitas dan rumah

II.27 – 8
Program/ Program/ Pagu Indikatif
No. Sasaran Program Instansi Pelaksana
Kegiatan Pokok RPJM Kegiatan Pokok RKP 2006 (Juta Rupiah)
penggunaan obat dan obat dan perbekalan kesehatan sakit; dan
perbekalan kesehatan; terutama untuk penduduk miskin; 4. Tersusunnya kebijakan harga obat
4. Peningkatan keterjangkauan dan yang dapat terjangkau masyarakat
harga obat dan perbekalan 5. Peningkatan mutu pelayanan terutama oleh penduduk miskin.
kesehatan terutama untuk farmasi komunitas dan rumah
penduduk miskin; dan sakit.
5. Peningkatan mutu pelayanan
farmasi komunitas dan
rumah sakit.

9. Pengawasan Obat dan Makanan Pengawasan Obat dan Makanan


1. Peningkatan pengawasan 1. Peningkatan pengawasan 1. Meningkatnya pengawasan Badan Pengawas Obat 223.444,2
keamanan pangan dan bahan keamanan pangan dan bahan keamanan pangan dan bahan dan Makanan
berbahaya; berbahaya; berbahaya;
2. Peningkatan pengawasan 2. Peningkatan pengawasan 2. meningkatnya cakupan
penyalahgunaan narkotika, penyalahgunaan narkotika, pemeriksaan sarana produksi dan
psikotropika, zat adiktif psikotropika, zat adiktif (NAPZA); disitribusi produk terapetik/obat,
(NAPZA); 3. Peningkatan pengawasan mutu, obat tradisional, kosmetik,
3. Peningkatan pengawasan khasiat dan keamanan produk perbekalan kesehatan rumah
mutu, khasiat dan keamanan terapetik/obat, perbekalan tangga, produk komplemen dan
produk terapetik/obat, kesehatan rumah tangga, obat produk pangan;
perbekalan kesehatan rumah tradisional, suplemen makanan dan 3. Meningkatnya pengawasan
tangga, obat tradisional, produk kosmetika; dan penyalahgunaan narkotika,
suplemen makanan dan 4. Penguatan kapasitas laboratorium psikotropika, zat adiktif (NAPZA);
produk kosmetika; dan pengawasan obat dan makanan. dan
4. Penguatan kapasitas 4. Meningkatnya kapasistas
laboratorium pengawasan laboratorium pengawasan obat dan
obat dan makanan. makanan.

10. Pengembangan Obat Asli Pengembangan Obat Asli Indonesia


Indonesia
1. Pengembangan dan 1. Pengembangan dan penelitian 1. Meningkatnya penelitian dan Badan Pengawas Obat 9.889,6
penelitian tanaman obat; tanaman obat; pengembangan tanaman obat asli dan Makanan
2. Peningkatan promosi 2. Peningkatan promosi pemanfaatan Indonesia;
pemanfaatan obat bahan obat bahan alam Indonesia; dan 2. Meningkatnya promosi
alam Indonesia; dan 3. Pengembangan standardisasi pemanfaatan obat bahan alam

II.27 – 9
Program/ Program/ Pagu Indikatif
No. Sasaran Program Instansi Pelaksana
Kegiatan Pokok RPJM Kegiatan Pokok RKP 2006 (Juta Rupiah)
3. Pengembangan standardisasi tanaman obat bahan alam Indonesia; dan
tanaman obat bahan alam Indonesia. 3. Tersusunnya standardisasi tanaman
Indonesia. obat bahan alam Indonesia.

11. Kebijakan dan Manajemen Kebijakan dan Manajemen


Pembangunan Kesehatan Pembangunan Kesehatan
1. Pengkajian dan penyusunan 1. Tersusunnya sistem perencanaan Dep. Kesehatan 928.129,9
kebijakan; 1. Pengkajian dan penyusunan dan penganggaran;
2. Pengembangan sistem kebijakan; 2. Terlaksananya pengawasan,
perencanaan dan 2. Pengembangan sistem perencanaan pelaporan dan penyempurnaan
penganggaran, pelaksanaan dan penganggaran, pelaksanaan administrasi keuangan;
dan pengendalian, dan pengendalian, pengawasan dan 3. meningkatnya jumlah peraturan
pengawasan dan penyempurnaan administrasi dan perundang-undangan di bidang
penyempurnaan administrasi keuangan, serta hukum kesehatan; pembangunan kesehatan;
keuangan, serta hukum 3. Pengembangan sistem informasi 4. Terlaksananya pengembangan
kesehatan; kesehatan; sistem informasi kesehatan;
3. Pengembangan sistem 4. Pengembangan sistem kesehatan 5. Tersusunnya sistem kesehatan
informasi kesehatan; daerah; dan daerah; dan
4. Pengembangan sistem 5. Peningkatan jaminan pembiayaan 6. Tersusunnya kebijakan jaminan
kesehatan daerah; dan kesehatan masyarakat secara kesehatan untuk masyarakat
5. Peningkatan jaminan kapitasi dan praupaya terutama miskin.
pembiayaan kesehatan bagi penduduk miskin yang
masyarakat secara kapitasi berkelanjutan.
dan praupaya terutama bagi
penduduk miskin yang
berkelanjutan.

12. Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kesehatan
1. Penelitian dan 1. Penelitian dan pengembangan; 1. Meningkatnya jumlah penelitian Dep. Kesehatan 97.805,4
pengembangan; 2. Pengembangan tenaga peneliti, dan pengembangan di bidang
2. Pengembangan tenaga sarana dan prasarana penelitian; pembangunan kesehatan;
peneliti, sarana dan dan 2. Meningkatnya jumlah dan mutu
prasarana penelitian; dan 3. Penyebarluasan dan pemanfaatan sumber daya manusia penelitian
3. Penyebarluasan dan hasil penelitian dan pengembangan dan pengembangan kesehatan di
pemanfaatan hasil penelitian kesehatan. pusat dan daerah;

II.27 – 10
Program/ Program/ Pagu Indikatif
No. Sasaran Program Instansi Pelaksana
Kegiatan Pokok RPJM Kegiatan Pokok RKP 2006 (Juta Rupiah)
dan pengembangan 3. Terlaksananya publikasi hasil
kesehatan. penelitian dan pengembangan
kesehatan; dan
4. Meningkatnya sarana dan
prasarana penelitian dan
pengembangan kesehatan.

II.27 – 11

Anda mungkin juga menyukai