Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Di Bagian Ilmu Penyakit Saraf Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Loekmono Hadi Kudus
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik Di Bagian Ilmu Penyakit Saraf Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Loekmono Hadi Kudus
Osteoartritis Genu
Disusun Oleh :
30101507358
Pembimbing :
2020
REFLEKSI KASUS
Osteoartritis Genu
Disusun Oleh:
30101507358
BAB I
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 55 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : wirasasta
Alamat : Jekulo Kudus
Status : Menikah
Tanggal Masuk RS : Selasa, 12 September 2017
No RM : 825 xxx
I. ANAMNESA
Dilakukan secara autoanamnesa di ruang Melati 2 RSUD DR. Loekmono Hadi
Kudus.
Tanggal : Selasa, 04 Februari 202
Jam : 14.30 WIB
Riwayat Penyakit Sekarang
1. Keluhan Utama : semua anggota gerak kaku
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan seluruh anggota gerak kaku + 1
minggu sebelum masuk rumah sakit. Kedua lutut nyeri cekot-cekot tidak
dapat diluruskan hingga pasien tidak dapat berjalan. Saat dicoba untuk
dilurukan merasa sakit. Anggota gerak kiri lebih kaku dibandingkan anggota
gerak kanan, terutama pada tungkai kiri. Kaku dan dirasakan terus menerus.
Sebelumnya pasien bekerja sebagai petani yang sering beraktivitas berat
dikebun. Setelah bangun tidur pasien merasa badannya kaku, lama-kelamaan
kaku bertambah berat. Nyeri tidak berkurang dengan istirahat. Belum pernah
diberi obat. Pasien langsung idbawa kerumah sakit. Keluhan lain lutut nyeri
(+), krepitasi (+), kemerahan (-), BAB dan BAK normal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit seperti ini sebelumnya : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat diabetes mellitus : disangkal
Riwayat trauma kepala : disangkal
Riwayat kolesterol tinggi : disangkal
Riwayat Alergi :disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat diabetes melitus : disangkal
Riwayat sosial ekonomi
Pasien bekerja sebagai wiraswasta. Biaya pengobatan BPJS non PBI Kesan
ekonomi cukup.
Vital Sign
TD : 130/80mmHg
Suhu : 36,70 C
Status generalis :
Kepala : Bentuk : mesochepal, nyeri tekan(-).
Mata : Reflek cahaya +/+, edem palpebra -/-,
pupil bulat isokor 3mm /3mm
Hidung : Nafas cuping (-), deformitas (-), secret (-)
Telinga : Serumen (-), nyeri mastoid (-), nyeri tragus (-),
kurang pendengaran -/-
Mulut : Lembab (+), sianosis (-)
Leher : Pembesaran limfonodi (-), pembesaran tiroid (-)
Status Internus
Thorax
a. Inspeksi :
1) Pergerakan dinding dada simetris.
2) Retraksi intercostal (-/-).
3) Penggunaan otot-otot bantu pernapasan (-)
b. Palpasi :
1) Nyeri tekan (-/-) , tidak teraba massa
2) Vokal fremitus (sulit dinilai).
3) Iktus cordis teraba di ICS V linea midklavikularis kiri.
c. Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
d. Auskultasi :Vesikuler +/+, ronkhi -/- , wheezing -/- , murmur (-), gallop (-)
Abdomen
STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran : Compos Mentis
Status Psikis
Tingkah laku : normoactive
Perasaan hati : euthymic
Orientasi : baik
Daya ingat : baik
Kecerdasan : baik
Nervi Cranialis
N I. (OLFAKTORIUS) Kanan Kiri
Daya pembau Normal Normal
N III.
(OKULOMOTORIUS) Kanan Kiri
Ptosis (-) (-)
Reflek cahaya langsung Normal Normal
Gerak mata ke atas Normal Normal
Reflek cahaya konsesual Normal Normal
Gerak mata ke bawah Normal Normal
Reflek akomodasi Normal Normal
Gerak mata media Normal Normal
Ukuran pupil 3 mm 3 mm
strabismus divergen (-) (-)
Bentuk pupil Bulat Bulat
Diplopia (-) (-)
Ulna
(-) (-)
Reflek Patologi :
(-) (-)
Hoffman
Tromer
ANGGOTA GERAK BAWAH Kanan Kiri
Inspeksi:
Drop foot Tidak ada Tidak ada
Claw foot Tidak ada Tidak ada
Pitcher’s foot Tidak ada Tidak ada
Kontraktur Tidak ada Tidak ada
Warna kulit Normal Normal
Sistem motorik
Gerakan Normal Normal
Kekuatan 444 (nyeri) 444 (nyeri)
Tonus Normal Normal
Trofi eutrofi eutrofi
Klonus (-) (-)
Reflek fisiologik (-) (-)
Perluasan reflek (-) (-)
Sensibilitas normal normal
Nyeri normal normal
Palpasi : Kalor (-/-), edema (-/-), nyeri tekan (+/+), krepitasi (+/+)
RINGKASAN
Pasien datang dengan keluhan anggota gerak kaku dan nyeri sehingga pasien
tidak dapat berjalan dan meluruskan tungkainya. Kaku dan nyeri dirasakan terus-
menerus. Pasien sudah merasakan kaku sejak 1 minggu sebelum masuk rumah
sakit. Nyeri bertambah saat berjalan. Tidak berkurang dengan istirahat.
DIAGNOSIS
I. Diagnosis Klinik : Nyeri sendi lutut dextra et sinistra
Diagnosis Topik : Articulatio genu dextra et sinistra
Diagnosis Etiologi : Proses degeneratif
RENCANA AWAL
Daftar Masalah :
1. Nyeri sendi lutut dextra et sinistra
Rencana Diagnosis
Usulan pemeriksaan:
- Genu kanan
Osteofit (-)
Sela sendi normal
Eminentia normal
Tak tampak fraktur / dislokasi os. Patella
- Genu kiri
Foto genu AP sulit dievakuasim susp deformitas
Sela sendi normal
Osteofit (+) di os patella
- Kesan
Susp deformitas os genu kiri DD : E.C pasien sulit diposisikan
OA Genu kiri grade 1
Rencana Terapi
Medika mentosa :
Infus RL 20 tpm
Non medikamentosa:
Fisioterapi
Edukasi
PROGNOSIS
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Oateoartritis (OA) merupakan suatu penyakit degenrati akibat kegagalan sendi yang
bersifat kronis dan menyerang persendian, terutama kartilagi. Predileksi sendi terkena
ialah weight-bearing joint, sendi leher, vertebra lumboskra;, panggul, lutut,
pergelangan kaki dan sendi metatarsal falangeal pertama serta sendi tangan CMC,
PIP dn DIP. Osteoarthritis termasuk masalah kesehatan dengan angka morbiditas dan
disabilitas yang tinggi terutama pada pasien usia lanjut.
Pathogenesis
B. Etiologi
Berdasarkan etiopatogenesisnya osteoartritis dibagi menjadi dua, yaitu
osteoartritis primer dan osteoartritis sekunder. Osteoartritis primer disebut juga
osteoartritis idiopatik yang mana penyebabnya tidak diketahui dan tidak ada
hubunganya dengan penyakit sistemik, inflamasi ataupun perubahan lokal pada
sendi, sedangkan osteoartritis sekunder merupakan osteoartritis yang ditengarai
oleh faktor-faktor seperti penggunaan sendi yang berlebihan dalam aktifitas
kerja, olahraga berat, adanya cedera sebelumnya, penyakit sistemik, inflamasi.
osteoartritis primer lebih banyak ditemukan daripada osteoartritis sekunder.
C. Faktor Resiko
- Perbedaan ras
Perbedaan ras menunjukkan distribusi sendi OA yang terkena, misalnya
rata-rata wanita dengan Ras Afrika-Amerika terkena OA lutut lebih tinggi
daripada wanita ber ras Kaukasia. Ras Afrika hitam, China, dan Asia-Hindia
menunjukkan prevalensi OA panggul dari pada ras Eropa-Kaukasia. - Usia
Gejala dan tanda pada radiologi OA lutut sangat banyak dideteksi sebelum usia
40 tahun. Bertambahnya usia, insiden OA juga semakin meningkat. Insiden
meningkat tajam pada usia sekitar 55 tahun.
- Faktor genetik
Faktor genetik merupakan faktor penting. Anak perempuan dengan ibu
yang memiliki OA berisiko lebih tinggi dari pada anak laki-laki karena OA
diwariskan diwariskan kepada anak perempuan secara dominan sedangkan pada
laki-laki diwariskan secara resesif. Selain itu genetik menyumbang terjadinya
OA pada tangan sebanyak 65%, OA panggul sebanyak 50%, OA lutut sebanyak
45%, dan 70% OA pada cervical dan spina lumbar.
- Obesitas
Obesitas merupakan faktor penting terkait perkembangan OA pada lutut
tetapi hubungan ini lebih kuat pada wanita. Risiko terjadinya OA dua kali lebih
besar pada orang dengan berat badan berlebih dari pada kelompok orang dengan
berat badan normal. Selain itu dilihat dari perubahan radiologis, obesitas
merupakan prediktor ketidakmampuan yang progresif. Tetapi hubungan ini tidak
jelas pada OA panggul dan OA tangan. - Riwayat bedah lutut atau trauma
Trauma pada sendi merupakan faktor risiko berkembangnya penyakit OA. Hal
ini dikarenakan kemungkinan adanya kerusakan pada mayor ligamen, tulang
pada sekitar sendi tersebut. Trauma merupakan faktor risiko pada OA lutut
karena kerusakannya bisa menyebabkan perubahan pada meniskus, atau
ketidakseimbangan pada anterior ligamen krusial dan ligamen kolateral.
D. Gejala klinis
E. Klsifikasi
Grade 2: Ringan, osteofit yang pasti, tidak terdapat ruang antar sendi.
Grade 3: Sedang, osteofit sedang, terdapat ruang antar sendi yang cukup
besar.
Grade 4: Berat atau parah, osteofit besar, terdapat ruang antar sendi yang
lebar dengan sklerosis pada tulang subkondral.
Derajat 2 : Osteofit yang pasti, mungkin terdapat celah antar sendi, nyeri
hampir selalu dirasakan, kaku sendi pada pagi hari, krepitus, membutuhkan
bantuan dalam menaiki tangga, tidak mampu berjalan jauh, memerlukan
tenaga asisten dalam menyelesaikan pekerjaan rumah.
H. Tatalaksana
1. Terapi medikamentosa
a. Analgetik oral seperti OAINS, asetamenofen, naproksen dan salisilat.
b. Analgetik topical : gel natrium diklofenac 1%
c. Agen kondroprotektor : tetrasiklin, asam hialuronat, glikosaminoglikan,
vitamin C, steroid intraartikuler
2. Terapi bedah
Prosedur dapat berupa arthroscopic debridement dan jpint lavage, osteotomy,
maupun artroplasti sendi total .
3. Terapi non-medikamentosa
- Fisioterapi dan rehabilitasi untuk melatih persendiaan dan mengurangi
rasa sakit
- Menghindari terjadinya obesitas dengan menjaga berat maupun
menurunkan berat badan hingga berat ideal
- Mengurangi aktivitas yang merangsang sendi secara berlebihan karena
dapat menyebabkan timbulnya rasa nyeri